6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karakteristik Asap Kebakaran Hutan dan Indeks Pencemar Udara ISPU
Indonesia dikaruniai dengan salah satu hutan tropis yang paling luas dan paling kaya keanekaragaman hayatinya di dunia. Selama ini kekayaan dan
keanekaragaman hutan tropis tersebut telah dimanfaatkan secara langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia,
masyarakat dan negara Indonesia. Seratus tahun yang lalu Indonesia masih memiliki hutan yang melimpah,
pohon-pohonnya menutupi 80 sampai 95 persen dari luas lahan total. Tutupan hutan total pada waktu itu diperkirakan sekitar 170 hektar ha. Saat ini, tutupan
hutan sekitar 98 juta hektar, paling sedikit setengahnya diyakini sudah mengalami degradasi akibat kegiatan manusia.
Banyak sekali ancaman terhadap hutan Indonesia, mulai dari berbagai kegiatan pembalakan skala besar sampai pembukaan hutan skala kecil oleh para
keluarga petani, tebang habis untuk pembukaan lahan industri pertanian sampai kehancuran akibat kebakaran hutan yang berulang[3].
2.1.1 Karakteristik Asap Kebakaran Hutan
Kejadian kebakaran hutan dan lahan terjadi semakin intensif dan meningkatkan kerusakan hutan dan lahan. Kebakaran hutan semula
7 dianggap sebagai kejadian dan siklus alami, tetapi kemudian
dipertimbangkan adanya kemungkinan bahwa kebakaran lahan dan hutan dipicu oleh faktor kesengajaan, seperti misalnya untuk berburu dan
pembukaan lahan atau bisa disebut terjadi pembakaran hutan. Sejumlah besar bahan kimia asap kebakaran hutan akan menyebar ke
udara secara bebas yang meliputi partikel dan komponen gas seperti sulfur dioksida SO
2
, karbon monoksida CO, formaldehid, akrelein, benzen, nitrogen oksida NO
x
dan ozon [4].
Asap merupakan perpaduan atau campuran karbon dioksida, air, zat yang terdisfusi di udara, zat partikulat, hidrokarbon, zat kimia organik,
nitrogen oksida dan mineral. Ribuan komponen lainnya dapat ditemukan tersendiri dalam asap. Komposisi asap tergantung dari banyak faktor,
yaitu jenis bahan, kelembapan beban, temperatur api, kondisi angin dan hal lain yang mempengaruhi cuaca. Jenis kayu dan tumbuhan lain yang
terdiri dari selulosa, lignin, tanin, polifenol, minyak, lemak, resin, lilin dan tepung, akan membentuk campuran yang berbeda saat terbakar.
Materi partikulat atau
Particulate Matter
PM merupakan bagian penting dalam asap kebakaran. Materi partikulat merupakan partikel
tersuspensi, yang merupakan campuran partikel
solid
dan
droplet
cair. Partikel debu atau materi partikulat melayang merupakan campuran
sangat rumit berbagai senyawa organik dan anorganik di udara dengan diameter 1
m sampai maksimal 500 m. Materi partikulat akan berada di udara dalam waktu relatif lama dalam keadaan melayang. Partikel asap
cenderung sangat kecil dengan ukuran hampir sama dengan panjang
8 gelombang cahaya yang terlihat atau 0,4
– 0,7 mm. Terutama partikulat halus yang disebut PM10.
Particulat Matter 10
PM10 adalah partikel debu yang berukuran ≤ 10 mikron[4].
Beberapa faktor yang berperan seperti cuaca, fase kebakaran dan struktur tanah dapat mempengaruhi sifat api dan efek asap kebakaran.
Secara umum cuaca berangin membuat konsentrasi asap lebih rendah karena asap akan bercampur dengan udara. Sistem cuaca regional akan
membuat api kebakaran menyebar lebih cepat dan membawa dampak yang lebih besar. Intensitas panas, khususnya saat awal kebakaran akan
membawa asap keudara dan menetap, kemudian turun jika suhu menurun. Asap kebakaran pertama biasanya langsung dibawa angin
sehingga menjadi prediksi area yang terbakar. Beberapa produk pembakaran dikategorikan sebagai berikut :
1. Partikel
2.
Polynuclear aromatic hydrocarbon
3. Karbon monoksida
4. Aldehid
5. Asam organik
6.
Semivolatile
dan senyawa organik yang mudah menguap 7.
Radikal bebas 8.
Ozon 9.
Fraksi partikel anorganik
9 Gambar 2.1 Kabut Asap Hasil Kebakaran Hutan[5]
Gambar tersebut merupakan gambar dari citra satelit resolusi tinggi MODI NASA pada tanggal 28 Februari 2014 yang memperlihatkan kabut
asap yang terdeteksi akibat dampak asap kebakaran lahan gambut di Riau. Credit: NASA image courtesy Jeff Schmaltz, MODIS Rapid Response
Team.
2.1.2 Indeks Standar Pencemar Udara ISPU