12
2.2 Asap Cair Kayu Pinus
Pengasapan hasil bakar kayu yang mengenai suatu benda dalam jangka waktu tertentu, akan menyebabkan benda tersebut terpolusi. Dalam hal ini, polusi
tersebut berupa cairan dengan komponen kimia tersendiri yang menempel pada permukaan benda yang terkena asap.
Selain proses pembakaran, asap cair dapat diperoleh melalui proses pirolisis yaitu proses dekomposisi senyawa kimia dengan suhu tinggi dengan pembakaran
tidak sempurna atau proses perubahan kimia melalui aksi panas. Hasil dari proses pirolisa dapat berupa gas, cairan dan padatan[7]. Berikut komponen kimia dalam
hasil pirolisis asap cair kayu pinus hasil deteksi GC-MC :
Tabel 2.3 Komponen Kimia Dalam Asap Cair Kayu Pinus Hasil Deteksi GC-MC[8]
No. Komponen Kimia
Relatif
1.
Asap Cair 110
o
C
2 Propanon Asam Asetat
2 Heptanal, 1 pentena, 2 metil butana 1-ol 4 Asam Pentanoat, 3 Asam oktanoat, Asam
deka-2 enoa
35,06 31,65
6,77 1,08
2.
Asap Cair 200
o
C
2 Propanon CAS aseton Asam isosianat, propil trikloroasetat
2 Asetal tetrazole dan siklobutilamin
19,48 3,18
17,01
13
Lanjutan Tabel 2.3.
No. Komponen Kimia
Relatif
2.
Asam asetat, metil dan 2,4 toluenadione
17,01
3.
Asap Cair 300
o
C
2 Propanon, n butana, 1 propena 2 ol Asam isosianat, propil trikhloroasetat,
1 Kloroetil asetat Asam Asetat
1,3 Benzenadiamin
9,02 2,88
14,09 36,81
4.
Asap Cair 400
o
C
n-Butana, 1-propena-2-ol 1,3 Benzenadiamin, 4 metil
Asam asetat 2 Propanon 1 hidroksi, asetaldehida
7,26 34,14
19,60 15,02
5.
Asap Cair 400
o
C
2 Propanon aseton, 1 propena- 2-ol Asam Asetat, 1,3 benzenadiamin
Furan 21H-Piridin, ekso-2 bromonorbornan
25,64 29,91
4,94 3,64
Berdasarkan data pada Tabel 2.3, senyawa dominan yang terdapat pada asap cair kayu pinus adalah asam asetat. Asam asetat merupakan salah satu asam
karboksilat paling sederhana. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian.
14 Dengan kondisi berada dalam daerah medan tinggi, asam ini akan menjadi
salah satu pengaruh besar terhadap fenomena
flashover
pada isolator piring yang akan menjadi media konduktif pada permukaan isolator tersebut
2.3 Teori Isolator