Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009. USU Repository © 2009
”Kalau dikampus...kebanyakan merokok itu dikantin.. dikantin kalau lagi istirahat atau dah selesai kuliah kan ma kawan-kawan, dilokal kalau lagi
nunggu dosen datang, ya kalau dosennya datang rokoknya dimatiin lah.. kalau udah gabung-gabung ma kawan tu, walaupun nggak ada yang
nyodorin, aku punya rokok, aku bakar sendiri gitu...” S3. W2b. 239-246hal. 52-53
”Ehm....karena aku baru-baru masuk kan, nggak pernah ketahuan sampe sekarang mbak”
S3. W2b. 249-251hal. 53
d. Tahap Mempertahankan Perilaku merokok
Perilaku merokok dipelajari terus-menerus oleh subyek. Subyek pernah merokok disekolah. Saat ini subyek merokok dirumah dan dikampus. Subyek
menganggap rokok sebagai suatu kebiasaan karena rokok itu berada disekitar subyek dan pengaruh lingkungan, dimana subyek tidak merokok jika bersama
teman subyek yang tidak merokok. Subyek akan merokok ketika bersama teman subyek yang merokok.
“Kalau menurut odoy e....itu nggak seperti nasi sebetulnya, itu nggak pokok kan. e... bisa dibilang sih sebenernya itu sebagai kebiasaan gitu,
karena pengaruh lingkungan dan benda itu ada disekitar saya..” S3. W1b. 182-187hal. 44
“e...karena waktu STM dulu ada temen-temen 2 orang yang nggak merokok, itu kalau jalan ma mereka odoy nggak merokok, tapi disaat sama
temen yang lain yang merokok, odoy bisa merokok..” S3. W1b. 190-194hal. 44
Jika dalam 1 hari subyek tidak merokok, subyek merasa kebingungan,
merasa bosan dan seperti ada sesuatu yang kurang. Subyek merasa tenang ketika sedang merokok seperti ditiup angin sepoi-sepoi.
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009. USU Repository © 2009
“Ehm...jadi kayak apa aja gitu... macem kebingungan aja gitu... bingung, bingung...ehm..cemana dibilang ya...macem ada..apa ya...cem ngerasa
bosan aja gitu, kebosanan aja gitu. Misalnya ehm...bangun pagi gitu kan, diem-diem diem aja dirumahkan, nonton TV, makan, gitu-gitu aja kan,
nggak merokok gitu kan. Kayak ada suatu kebiasaan yang hilang gitu.. susah lah bilangnya, kayak ada yang kurang aja gitu...”
S3. W2b. 208-218hal. 52
”Mungkin ada terasa nikmat tersendiri dari dalam diri gitu.. kayaknya ngerasa apa gitu ya...ngerasa mungkin kalau dibilang ngerasa tenang
ada..ehm ngerasa tenang macem apa ya dibilang ya, ehm...macem kita duduk didepan teras gitu, kena angin sepoi-sepoi, tenang gitu perasaan
kan... gitu lah kalau rasanya merokok mbak...” S3. W2b. 9-16hal. 47
Subyek pernah tidak merokok 1 hari karena subyek menghisap rokok yang salah yang menyebabkan subyek merasa sesak ketika tidur. Hari berikutnya
subyek kembali merokok karena ketagihan terhadap rokok dan karena pengaruh lingkungan.
”Pernah tu waktu satu hari tu kan teman saya ada yang meninggal di Rantau, saya coba rokok yang salah, salah beli rokok. Nggak cocok
ditenggorokan gitu, e...kalau malam gitu terasa sesak disaat tidur.. E....disitu pada saat tau sakitnya karena rokok itu, pengen mencoba gitu 1
hari untuk nggak mencoba merokok dan ternyata bisa...tapi keesokan harinya merokok lagi, nggak tahan juga..”
S3. W1b. 230-239hal. 45
”Ya itu tadi udah ketagihan gitu mbak, nggak enak aja kalau nggak merokok... ditambah lagi pengaruh lingkungan, makin nggak bisa lah
nggak merokok..” S3. W1b. 241-244hal. 46
Subyek belum memiliki niat untuk berhenti merokok dengan alasan subyek sudah terbiasa dengan rokok, jika tidak merokok ada sesuatu yang kurang.
”Ehm...untuk sekarang sih belum ada niat mbak...” S3. W2b. 259-260hal. 53
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009. USU Repository © 2009
”Karena udah terbiasa aja dengan mempergunakan rokok itu. Kayak yang tadi aku bilang, ada yang kurang kalau nggak merokok mbak.....”
S3. W2b. 266-269hal. 53
C. Interpretasi Data
1. Subjek I a. Faktor Penyebab Perilaku Merokok
1 Pengaruh Orang Tua Menurut subyek hubungannya dengan ayah tidak begitu dekat. Ayah
subyek mendidiknya dengan keras. Subyek tidak suka bila ayahnya berlaku kasar kepadanya. Ketika subyek kecil, subyek pernah dipukuli oleh ayahnya karena
ketahuan tidak sekolah. Didikan keras dari ayahnya pernah membuat subyek ingin lari dari rumah, tapi hal itu tidak terlaksana. Baer Corado dalam Atkinson,
1999 menyatakan bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orangtua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan
memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang
bahagia. 2 Pengaruh Teman Sebaya
Orang yang pertama kali subyek lihat merokok adalah temannya. Subyek sering melihat temannya merokok baik disekolah, diluar sekolah, maupun
dilingkungan tempat tinggal subyek. Subyek mencoba rokok ketika subyek ditawari rokok oleh temannya. Menurut subyek pada saat itu jika tidak merokok
berarti tidak gaul. Subyek tidak dapat menolak tawaran itu karena subyek merasa