Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009. USU Repository © 2009
b. Data Hasil Wawancara 1. Faktor penyebab perilaku merokok
Orang yang pertama sekali subyek lihat merokok adalah ayahnya. Ayah subyek merokok sejak subyek kecil. Ayah subyek sering merokok didalam rumah
ketika selesai makan dan ketika sedang menonton TV. Ayah subyek juga merokok diluar rumah. Ayah subyek tidak merokok lagi sejak subyek SMA karena darah
tinggi dan saki-sakitan. ”Ehm...papa kak “
S2. W1b. 6hal. 20 ”Dari kecil ....ya..titi liat papa merokok”
S2. W1b. 8hal. 20 “Ehm...dirumah aja, diluar juga, dirumah sering..sering kali tu kalau abis
makan merokok dimeja makan didepan kami, terus kalau lagi nonton lah....tapi sekarang papa udah nggak merokoklagi kak..”
S2. W2b. 16-21hal. 28 “Ehm...sejak saya kelas 1 SMA..”
S2. W1b. 223hal. 25 “Yah..mungkin karena darah tinggi, terus sakit-sakit gitu kak..”
S2. W1b. 225-226hal. 25
Subyek mulai memperhatikan cara ayahnya merokok. Subyek mengetahui bahaya rokok adalah dapat menyebabkan serangan jantung dari om nya sejak dia
SD, tapi subyek tidak percaya apa yang dikatakan omnya bahwa rokok itu tidak menyebabkan serangan jantung karena subyek melihat ayah dan om nya merokok
tidak mengalami serangan jantung. Rasa ingin coba dan ketidakpercayaan subyek terhadap bahaya rokok membuat subyek untuk mencoba rokok seperti yang
dilakukan ayahnya hingga subyek mengambil 1 batang rokok ayahnya dan
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009. USU Repository © 2009
mencobanya. Subyek berhenti merokok karena batuk-batuk dan tenggorokannya terasa panas.
”Ehm...Diperhatikan lah ayah merokok kak, emang sih nggak diperhatikan kali, ngelihatnya rasanya enak gitu. Terus-terus titi liat ayah merokok, ya
udah titi ambil rokok ayah 1, tes merokok ma abang waktu kecil itu kelas 5 itu..ehmm.. yaudah ngetes gitu kak, batuk-batuk kak, panas kayak apa
gitu tenggorokan kak...”
S2. W3b. 7-15hal. 33 “Hm...apa ya... dulu yang titi tau rokok tu bisa serangan jantung, tu lah
waktu kecil itu...” S2. W3b. 172-174hal. 37
”Om yang bilang tu..” S2. W3b. 176hal. 37
”Ya...karena ngelihat papa tadi, penasaran aja. Papa aja kan nggak kena serangan jantung, jadi saya pikir kan, karena papa kan kok makin banyak
merokok nya, kok makin enak, nggak ada kena serangan jantung juga, jadi nggak percaya aja gitu rokok bisa bikin serangan jantung..”
S2. W3b. 186-193hal. 37 ”Yah...pengen aja, pengen buat kayak yang papa buat gitu...”
S2. W3b. 60-61hal. 34
Subyek lebih dekat dengan ibunya daripada dengan ayahnya. Dulu subyek sering bercerita-cerita dengan ibunya, tapi sekarang hal itu jarang terjadi karena
subyek banyak menghabiskan waktunya diluar rumah dan ibunya juga jarang dirumah. Ayah subyek jarang berada dirumah karena sering tugas keluar kota.
Walaupun ayahnya berada diluar kota, ayah subyek tetap menjaga komunikasi dengan keluarganya termasuk subyek. Jika subyek berbuat salah, ayah subyek
menghukum subyek dengan memukulinya menggunakan rotan. Ibu subyek menghukum subyek dengan memarahi dan mencubit jika subyek berbuat salah.
”Hm...biasa aj kak. Ama mama lebih dekat dari pada ma papa. Paling ada ma mama komunikasi lebih lancar lah, dulu sering kami cerita-cerita gitu,
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009. USU Repository © 2009
tapi sekarang jarang kak.. titi kan dah sering keluar kan, mama pun sering keluar sekarang, jalan-jalan aja kerjanya sambil tersenyum...kalau
dengan papa... Ya..gitu la kak, kan papa jarang dirumah, kan sering tugas diluar kota gitu...tapi tiap telepon kan pasti ngobrol – ngobrol ma keluarga,
ma titi juga. Sekali pulang gitu kan kadang-kadang pulang papa, 2 hari kemudian pergilah sekeluarga gitu kak.. liburan gitu kak, entah ke prapat
gitu kak, ke danau toba gitu lah...”
S2. W3b. 238-253hal. 38 ”Hm....kalau papa.. kalau masih kecil dulu ya kak, dilibas gitu kak pake
rotan sambil tersenyum, kalau dengan mama Cuma dicubit-cubit aja, palingan juga dimarah-marah aja.. tapi kalau sekarang papa nggak gitu lagi
kak, kan papa juga jarang dirunah kan, paling mama lah suka marah-marah kalau kami buat salah...”
S2. W3b. 156-163hal. 36-37
Ketika subyek kelas 3 SMP, subyek sering melihat teman-temannya merokok setelah pulang sekolah. Subyek mencoba untuk merokok kembali ketika
temannya menawarkan rokok. Alasan subyek untuk merokok kembali adalah ingin mencoba rokok dan ingin terlihat sama dengan teman-temannya yang
sedang merokok. “Dari...ehm...kelas 3 SMP itu lah.. ehm...iyalah..iya kelas 3 an gitu kak”
S2. W1b. 27-28hal. 20 ”Waktu SMP itu kan sering gitu ngelihat temen-temen merokok kak, kalau
pulang sekolah gitu, duduk merokok.. gitu terus tiap harinya.. gimana ti nggak ikut kak... pas hari tu ditawarin rokok ma kawan, ya coba lah... ”
S2. W1b. 19-24hal. 20 ”Ya....pengen coba aja kak, lagian juga kan nggak enak juga kak ma
kawan...e.....ya pengen dilihat teman tu jadi kayak sama la gitu kak, mereka merokok, titi juga merokok..”
S2. W2b. 25-29hal. 28
Adisti Amelia : Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki, 2009. USU Repository © 2009
2. Tahapan Perilaku Merokok a. Tahap Persiapan