Latar Belakang Perumusan Masalah

Mulia Hadi S. Harahap : Urgensitas Perjanjian Ekstradisi Indonesia – Singapura Sebagai Upaya Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia, 2007. USU Repository © 2009

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada tanggal 27 April 2007 lalu, setelah 28 tahun dinanti-nantikan, akhirnya perjanjian ekstradisi antara Republik Indonesia RI dan Singapura ditandatangani oleh kedua belah pihak, Indonesia diwakili oleh Menteri Luar Negeri RI Hassan Wirajuda dan Singapura diwakili oleh Menteri Luar Negeri Singapura George Yeo, di Istana Tampak Siring, Bali. Penandatanganan tersebut disaksikan oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong. Sebelum dengan Singapura, Indonesia sudah menandatangani perjanjian ekstradisi dengan berbagai negara termasuk negara-negara ASEAN, seperti Malaysia, Thailand, Philipina, dan juga negara asia lainnya Hongkong, Korea Selatan serta Australia Tidak seperti perjanjian ekstradisi sebelumnya proses perjanjian antara Indonesia dan Singapura ini lahir dari sejarah yang panjang dan perjuangan yang alot. Perjanjian ini adalah kesepakatan untuk menyerahkan pelaku tindak pidana ke negara asalnya untuk diadili, berlaku surut 15 tahun ke belakang, mencakup 42 jenis tindak pidana, antara lain korupsi, penyuapan, pemalsuan uang, kejahatan perbankan dan terorisme. Perjanjian ekstradisi ini disambut hangat oleh Indonesia, sebab di negara tetangga itu selama ini bersembunyi sejumlah pelaku kejahatan Indonesia, Mulia Hadi S. Harahap : Urgensitas Perjanjian Ekstradisi Indonesia – Singapura Sebagai Upaya Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia, 2007. USU Repository © 2009 khususnya para pelaku tindak pidana korupsi atau yang disebut koruptor, terutama para koruptur Bantuan Likuiditas Bank Indonesia BLBI. Akan tetapi isi perjanjian ekstradisi tersebut belum dapat dilaksanakan atau diberlakukan, mengingat perjanjian tersebut masih di dalam proses ratifikasi oleh Dewan Parlemen Singapura dan Dewan Perwakilan Rakyat DPR Indonesia.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan, sebagai berikut : 1. Apa kepentingan Indonesia terhadap perjanjian ekstradisi Indonesia - Singapura? 2. Apa yang menjadi faktor penghambat mengapa Dewan Perwakilan Rakyat tidak segera meratifikasi perjanjian eksradisi antara Indonesia dan Singapura? C. Tujuan dan Manfaat Penulisan Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui kepentingan Indonesia terhadap perjanjian ekstradisi Indonesia - Singapura. 2. Mengetahui faktor penghambat ratifikasi perjanjian eksradisi antara Indonesia dan Singapura oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Selain tujuan-tujuan tersebut di atas, penulisan skripsi ini juga diharapkan bermanfaat untuk berbagai hal diantaranya : Mulia Hadi S. Harahap : Urgensitas Perjanjian Ekstradisi Indonesia – Singapura Sebagai Upaya Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia, 2007. USU Repository © 2009 a. Manfaat Subjektif. Skripsi ini bermanfaat bagi penulis untuk memenuhi syarat kelulusan Strata 1 di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara tempat penulis menuntut ilmu. b. Manfaat Objektif. Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menerapkan hukum internasional yang telah dipelajari guna menjawab permasalahan apa yang menjadi kepentingan Indonesia di dalam perjanjian ekstradisi dan apa yang menjadi faktor penghambat ratifikasi perjanjian ekstradisi oleh Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia.

D. Keaslian Penulisan