Daniel Sianturi : Komposisi Dan Distribusi Mesofauna Tanah Di Perkebunan Kelapa Sawit PT Moeis Dan Perkebunan Rakyatdi Desa Simodong Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara,2010.
9. Dolomedes sp
0,35 7
0,49 9
10. Lyssomanes viridis
2,34 3
3,31 3
11. Argiope sp
0,44 6
0,37 10
12. Loxosceles sp
- -
0,62 8
13. Oxyopes sp
- -
0,49 9
14. Dermacentor sp
- -
1,66 6
15. Cylisticus sp
1,17 5
1,66 6
Keterangan: Lokasi 1 = Perkebunan PT. Moeis, lokasi 2 = Perkebunan Rakyat
Dari Tabel 4.3 menunjukkan bahwa pada lokasi 1 didapatkan komposisi
mesofauna tanah secara berurutan yaitu 1. Cardiocondyla sp, 2. Dolichoderus sp, 3. Lyssomanes viridis, 4. Geotrupes sp, Anthrenus sp, 5. Cylisticus sp, Byturus sp, 6.
Argiope sp, 7. Dolomedes sp, Rhagovelia sp, Euschistus sp. Pada lokasi 2 didapatkan komposisi mesofauna tanah secara berurutan yaitu 1.
Dolichoderus sp, 2. Cardiocondyla sp, 3. Lyssomanes viridis, 4. Byturus sp, 5. Geotrupes sp, 6. Cylisticus sp, Dermacentor sp, 7. Chelymorpha sp, 8.
Loxosceles sp, 9. Oxyopes sp, Dolomedes sp, 10. Argiope sp.
Komposisi mesofauna yang berbeda antara lokasi 1 dan lokasi 2 ini dapat disebabkan oleh terbatasnya kemampuan dari mesofauna tanah tersebut untuk dapat
bertahan hidup terhadap faktor fisik kimia tanah seperti pH tanah, suhu tanah, kelembaban tanah, kadar air dan kadar organik tanah. Suin 1997 menjelaskan bahwa
ada fauna tanah yang hidup pada tanah yang pH-nya asam dan ada pula yang senang hidup pada tanah yang memiliki pH basa. Untuk jenis Collembola yang memilih
hidup pada tanah yang asam disebut dengan Collembola golongan asidofil, yang memilih hidup pada tanah yang basa disebut dengan Collembola golongan kalsinofil,
sedangkan yang dapat hidup pada tanah asam dan basa disebut dengan Collembola golongan indefferen atau netrofil.
4.4 Frekuensi Kehadiran dan Konstansi Mesofauna Tanah
Daniel Sianturi : Komposisi Dan Distribusi Mesofauna Tanah Di Perkebunan Kelapa Sawit PT Moeis Dan Perkebunan Rakyatdi Desa Simodong Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara,2010.
Frekuensi kehadiran mesofauna tanah pada kawasan perkebunan PT. Moeis dan Rakyat, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara dapat dilihat
pada Tabel 4.4 berikut ini. Tabel 4.4 Frekuensi Kehadiran dan Konstansi Mesofauna Tanah pada
Perkebunan PT. Moeis dan Rakyat, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara
No. Spesies
Lokasi 1 Lokasi 2
FK Konstansi
FK Konstansi
1. Euschistus sp
2 Aksidental
- -
2. Rhagovelia sp
6 Aksidental
- -
3. Cardiocondyla sp
54 Konstan
52 Konstan
4. Dolichoderus sp
50 Assesori
52 Konstan
5. Byturus sp
6 Aksidental
10 Aksidental
6. Geotrupes sp
8 Aksidental
6 Aksidental
7. Chelymorpha sp
- -
10 Aksidental
8. Anthrenus sp
6 Aksidental
- -
9. Dolomedes sp
6 Aksidental
6 Aksidental
10. Lyssomanes viridis
10 Aksidental
8 Aksidental
11. Argiope sp
6 Aksidental
6 Aksidental
12. Loxosceles sp
- -
6 Aksidental
13. Oxyopes sp
- -
6 Aksidental
14. Dermacentor sp
- -
4 Aksidental
15. Cylisticus sp
4 Aksidental
6 Aksidental
Keterangan: Lokasi 1 = Perkebunan PT. Moeis, lokasi 2 = Perkebunan Rakyat, Aksidental = Sangat jarang, Assesori = Jarang, Konstan = Sering, Absolut = Sangat sering
Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pada lokasi 1 jenis mesofauna tanah yang
bersifat aksidental 9 jenis, assesori 1 jenis dan konstan 1 jenis. Pada pada lokasi 2 jenis mesofauna tanah yang bersifat aksidental 10 jenis dan konstan 2 jenis. Keadaan
seperti ini dapat disebabkan oleh keadaan lingkungan itu sendiri, baik faktor fisik kimia tanah tersebut maupun ketersediaan makanan yang yang cukup untuk
mendukung kelangsungan hidup mesofauna tanah. Arief 2001 menjelaskan bahwa untuk melangsungkan hidupnya mesofauna
tanah sangat tergantung pada ketersediaan energi dan sumber makanan di dalam
Daniel Sianturi : Komposisi Dan Distribusi Mesofauna Tanah Di Perkebunan Kelapa Sawit PT Moeis Dan Perkebunan Rakyatdi Desa Simodong Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara,2010.
tanah, seperti bahan organik dan biomassa hidup yang semuanya berkaitan dengan aliran siklus karbon dalam tanah. Dengan ketersediaan energi dan hara bagi
mesofauna tanah tersebut, maka perkembangan dan aktivitas mesofauna tanah akan berlangsung baik dan timbal baliknya akan memberikan dampak positif bagi
kesuburan tanah.
4.5 Mesofauna Tanah yang Memiliki Nilai KR ≥ 10 dan FK ≥ 25