Kejahatan Terhadap Kemanusiaan Sebagai Kejahatan Internasional

Imam Munawir Siregar : Kejahatan Terhadap Kemanusiaan Pada Tawanan Perang Dalam Persfektif Hak Asasi Manusia Dan Konvensi Jenewa 1949, 2008. USU Repository © 2009

BAB IV KEJAHATAN KEMANUSIAAN TERHADAP TAWANAN PERANG

DALAM PERSFEKTIF HAK ASASI MANUSIA DAN KONVENSI JENEWA 1949

A. Kejahatan Terhadap Kemanusiaan Sebagai Kejahatan Internasional

Sebagaimana yang diketahui bersama, bahwa yuridiksi pengadilan kejahatan internasional terdiri dari 4 jenis kejahatan, yaitu: 1. Genocide 2. Kejahatan terhadap kemanusiaan 3. Kejahatan perang 4. Kejahatan agresi Namun belum ada penuntutan untuk “agresi” sampai ada kesepakatan tentang defenisinya. Empat kategori kejahatan ini didefenisikan sebagai “kejahatan paling serius yang mengancam masyarakat internasional secara keseluruhan”. Diharapakan pengujian dari “keseriusan” tersebut akan dipakai untuk memutuskan penuntutan dalam kasus-kasus aktual yang mungkin bukan merupakan contoh serius dari kejahatan yang dipertanyakan. Bagaimanapun pengadilan tidak akan dapat mencapai tujuannya apabila targetnya terbatas para prajurit seperti Dusko Tadic, yang kejahatannya walaupun Imam Munawir Siregar : Kejahatan Terhadap Kemanusiaan Pada Tawanan Perang Dalam Persfektif Hak Asasi Manusia Dan Konvensi Jenewa 1949, 2008. USU Repository © 2009 kejam adalah kecil jika dibandingkan dengan orang-ornag yang menghasut atau melakukan kejahatan seperti yang didefenisikan dalam Statuta Roma. Kejahatan- kejahatan dalam yuridiksi ICC tersebut saling tumpang tindih. Misalnya, genocide yang sebenarnya juga merupakan kejahatn terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang. Kemudian dalam kejahatan perang ada tindakan-tindakan pada waktu damai di klasifikasikan oleh Pengadilan Tingkat Banding dalam kasus Tadic, tidak ada alasan yang tepat mengapa tindakan negara dalam perang harus di nilai dengan cara berbeda dengan yang berlaku dalam konflik internal negara. 22 Perbedaan menurut hukum ini telah terlalu lama ada dalam Pengadilan Den Haag, dan hal yang sama juga akan terjadi dalam pelaksanaan ICC. Sulit untuk dimengerti mengapa pengadilan ini tidak memiliki yuridiksi hanya atas kejahatan terhadap kemanusiaan, baik yang dilakukan pada masa perang, saat perang internal negara, saat terjadi pemberontakan atau kerusuhan, atau saat damai. Orang-orang yang bertanggungjawab atas pola meluas dari kekejaman yang dilakukan oleh negara melalui politisi atau kepolisian atau militernya atau oleh organisasi-organisasi militer yang berjuang untuk memperoleh atau menambah kekuasaannya, juga harus dituntut. Tuntutan terhadap mereka seharusnya tidak bergantung pada persoalan teknis karakteristik legal dari latar belakang konflik. 23

B. Hak Asasi Manusia di dalam Konvensi Jenewa 1949