Pengertian Kejahatan Kemanusiaan TINJAUAN UMUM MENGENAI KEJAHATAN KEMANUSIAAN DAN

Imam Munawir Siregar : Kejahatan Terhadap Kemanusiaan Pada Tawanan Perang Dalam Persfektif Hak Asasi Manusia Dan Konvensi Jenewa 1949, 2008. USU Repository © 2009

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI KEJAHATAN KEMANUSIAAN DAN

TAWANAN PERANG

A. Pengertian Kejahatan Kemanusiaan

Istilah kejahatan kemanusiaan Crime Against Humanity pertama kalinya digunakan dalam Piagam Nuremberg. Piagam ini merupakan perjanjian multilateral antara Amerika Serikat dan sekutunya setelah selesai Perang Dunia II. Mereka Amerika Serikat dan sekutunya menilai bahwa para pelaku NAZI dianggap bertanggung jawab terhadap kejahatan terhadap kemanusiaan pada masa tersebut. Defenisi kejahatan terhadap kemanusiaan dalam Pasal 7 Statuta Roma dan Pasal 9 UU No. 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM terdapat sedikit perbedaab tetapi secara umum adalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematis yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil, yaitu berupa: a. Pembunuhan; b. Pemusnahan; c. Perbudakan; d. Pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa; e. Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang- wenang yang melanggar asas-asas ketentuan pokok hukum internasional; f. Penyiksaan; Imam Munawir Siregar : Kejahatan Terhadap Kemanusiaan Pada Tawanan Perang Dalam Persfektif Hak Asasi Manusia Dan Konvensi Jenewa 1949, 2008. USU Repository © 2009 g. Perkosaan, perbudakan seksual, pelancuran secara paksa, pemaksaan kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara; h. Penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulanyang didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin atau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional; i. Penghilangan orang secara paksa; atau j. Kejahatan apatheid Pelaku kejahatan rhadap kemanusiaan bisa jadi aparatinstansi negara, atau pelaku non negara. Defenisi kejahatan kemanusiaan di Indonesia masih menimbulkan beberapa perbedaan. Salah satunya adalah kata serangan yang meluas atau sistematik. Sampai saat ini istilah tersebut masih menimbulkan banyak perbedaan pandangan bahkan kekaburan.Pengertian sistematis systematic dan meluas widespread menurut M. Cherif Bassiouni dalam bukunya yang berjudul Crime Againts Humanity on International Criminal Law;sistematik mensyaratkan adanya kebijakan atau tindakan negara untuk aparat negara dan kebijakan organisasi untuk pelaku di luar negara. Sedangkan istilah meluas juga merujuk pada sistematik, hal ini untuk membedakan tindakan yang bersifat meluas tetapi korban atau targetnya acak. Korban dimana memiliki karakteristik tertentu misalnya agama, ideologi, politik, ras, etnis, atau gender. 3 Kejahatan terhadap kemanusiaan crime againts humanity adalah satu dari empat “kejahatan-kejahatan internasional” international crimes, disamping The Crime of Genocie, War Crimes dan The Crimes of Aggression. International Crime 3 M. Cherif Bassiouni, Crime Agaunst Humanity, Oxford Press, 1998, hal 499.508. Imam Munawir Siregar : Kejahatan Terhadap Kemanusiaan Pada Tawanan Perang Dalam Persfektif Hak Asasi Manusia Dan Konvensi Jenewa 1949, 2008. USU Repository © 2009 sendiri didefenisikan sebagai kejahatan-kejahatan yang karena tingkat kekejamannya, tidak satupun pelakunya boleh menikmati imunitas dari jabatannya; dan tidak ada yuridiksi dari satu negara tempat kejahatan itu terjadi bisa digunakan untuk mencegah proses peradilan oleh masyarakat internasional terhadapnya. Dengan kata lain, internasional crimes ini menganut asas universal juridiction. Sementara, defenisi dari kejahatan-kejahatan terhadap kemanusiaan sendiri adalah “tindakan-tindakan yang dilakukan sebagai bagian dari sebuah penyerangan yang luas dan sistematis yang terjadi secara langsung terhadap populasi sipil”. Terdapat 11 bentuk kejahatan yang dikualifikasi sebagai crimes againts humanity, antara lain: 1. Pembunuhan 2. Penghancuran yang sengaja terhadap sarana-sarana vital bagi kelangsungan hidup, misalnya yang bisa mengakibatkan kelaparan dan bahaya penyakit. 3. Pemaksaan terhadap masyarakat sipil untuk berpindah dari area yang mereka diami secara sah 4. Penyiksaan atau penganiayaan baik secara fisikal maupun mental 5. Penangkapan dan penahanan yang sewenang-wenang 6. Kekerasan seksual, dan 7. Penghilangan paksa diakibatkan penculikan atau pemahaman sewenang-wenang. Seperti kasus yang terjadi mengenai invasi Presiden Amerika Serikat, George W. Bush ke Libanon, setelah Irak habis diluluhlantahkan dengan dalih menghancurkan nuklir Irak serta memburu Osama bin Laden. Banyak penduduk sipil yang menjadi korban peristiwa tersebut, sehingga George W. Bush disebut sebagai penjahat perang. Perang di Irak ini menyebabkan berkembangnya wacana mengenai kejahatan perang termasuk di Indonesia, terutama diantara para ahli hukum Imam Munawir Siregar : Kejahatan Terhadap Kemanusiaan Pada Tawanan Perang Dalam Persfektif Hak Asasi Manusia Dan Konvensi Jenewa 1949, 2008. USU Repository © 2009 internasional humaniter internasional dan pers, lebih banyak tentang persoalan peperangan seperti terjadi di Irak. Adapun di Indonesia wacana mengenai pengaturan kejahatan perang tersebut. Secara nasional kurang mendapat perhatian dari ahli hukum pidana. 4 Dalam perkembangan selanjutnya, ide mengadili orang-orang yang terlibat dalam kekejaman dan pelanggaran berat hak asasi manusia telah dimulai sejak lama dengan mendasarkan diri pada standar nilai serta norma kemanusiaan yang bersumber dari nilai-nilai filsafat dan agama yang diyakini saat itu. Pada tahun 1474, misalnya, Pengadilan Internasional menjatuhkan hukuman mati kepada Peter Von Hangenbach, pelaku kekejaman saat pendudukan Breisach. Dalam perang saudara utara-selatan di Amerika, Abraham Lincoln juga melarang perilaku tidak manusiawi dan mengancam dengan pidana, termasuk pidana mati, terhadap para pelaku. Jadi sebenarnya hukum perang sama tuanya dengan perang itu sendiri. Pada tahun 1864 diselenggarakan konferensi di Jenewa tentang nasib para prajurit yang terluka di medan perang. Konferensi lain diadakan di St Pittersburg tahun 1866 untuk melarang penggunaan proyektil yang meledak dengan berat kurang dari 400 gram. 5 Pembahasan lebih lanjut mengenai kejahatan terhadap kemanusiaan crimes againts humanity yang dimuat di dalam Pasal 7 Statuta Roma adalah menyatakan bahwa kejahatan terhadap kemanusiaan adalah kejahatan yang menimbulkan penderitaan besar dan tidak perlu terjadi, yaitu pembunuhan, penyiksaan, pemerkosaan dan bentuk lain dari pelecehan seksual, perbudakan, peyiksaan dan pengasingan. Yang menjijikkan adalah bahwa kejahatn itu dilakukan dengan sengaja sebagai bagian dari serangan yang meluas dan sistematis yangmelibatkan banyak 4 Marcella Elwina. S, Mengatur Kejahatan Perang, www.suaramerdeka.com, 20 Desember 2003. 5 Ibid Imam Munawir Siregar : Kejahatan Terhadap Kemanusiaan Pada Tawanan Perang Dalam Persfektif Hak Asasi Manusia Dan Konvensi Jenewa 1949, 2008. USU Repository © 2009 pihak dan ditujukan pada setiap penduduk.....mengikuti atau mendorong kebijakan negara atau organisasi untuk melakukan serangan semacam itu 6

B. Prinsip-Prinsip Hukum Kejahatan Kemanusiaan