Norma Pemeriksa Pajak Laporan Hasil Pemeriksaan Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan dan Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan

1. Penugasan Pemeriksaan 2. Identits Wajib Pajak 3. Pembukuan atau Pencatatan Wajib Pajak 4. Pemenuhan Kewajiban Perpajakan 5. Data informasi yang tersedia 6. Buku atau dokumen yang dipinjam 7. Materi yang diperiksa 8. Uraian hasil pemeriksaan 9. Penghitungan pajak terutang 10. Simpulan dan usul Pemeriksa Pajak

3.8 Norma Pemeriksa Pajak

Berdasarkan pasal 29 ayat 2 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, untuk keperluan pemeriksa harus memiliki tanda pengenal emeriksa dan dilengkapi dengan surat perintah pemeriksaan SSP serta memperlihatkan kepada wajib pajak yang diperiksa. Didalam penjelasan pasal 29 ayat 2 Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 , dijelaskan tentang kewajiban pemeriksa pajak yaitu pemeriksaan yang dilaksanakan oleh petugas pemeriksa harus memiliki tanda pengenal identitasnya. Oleh karena itu, petugas pemeriksa harus memiliki tanda pengenal pemeriksa dan dilengkapi dengan Surat Perintah Pemeriksaan, serta memperlihatkannya kepada wajib pajak yang diperiksa. Pemeriksa pajak harus menjelaskan tujuan dilakukan pemeriksaan kepada wajib pajak. Universitas Sumatera Utara Petugas pemeriksa harus telah mendapatkan pendidikan teknis yang cukup dan memiliki keterampilan sebagai pemeriksa pajak. Dalam menjalankan tugasnya, petugas pemeriksa pajak harus bekerja dengan jujur, bertanggung jawab, penuh pengertian, sopan, dan objektif serta wajib mneghindarkan diri dari perbuatan tercela. Pendapat dan simpulan petugas pemeriksa harus didasarkan pada bukti yang kuat dan berkaitan serta berlandaskan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Petugas pemeriksa harus melakukan pembinaan kepada wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3.9 Laporan Hasil Pemeriksaan

Setiap pemeriksaan selalu diakhiri dengan pertanggungjawaban yaitu dengan menyusun laporan pemeriksaan. Dalam pemeriksaan pajak, pembuat laporan pemeriksaan pajak, pembuatan laporan pemeriksaan itu menjadi keharusan. Laporan ini mencerminkan watak dan profesionalisme pemeriksa. Selain itu, dalam laporan ini akan diketahui kekurangan yang ditemui oleh pemeriksa pajak dalam pembukuan atau dari wajib pajak. Universitas Sumatera Utara

3.10 Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan dan Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan

Berdasarkan pasal 31 Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pemeriksa pajak wajib menyampaikan surat Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan SPHP kepada wajib pajak untuk hadir dalam pembahasan akhir hasil pembahasan closing conference dalam batas waktu yang ditentukan. Dalam hal wajib pajak tidak hadir dalam batas waktu yang ditentukan, hasil pemeriksaan ditindak lanjuti sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Berdasarkan pasal 36 ayat 1 huruf d Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 Direktur Jendral Pajak karena jabatan atau permohonan wajib pajak dapat membatalkan Hasil Pemeriksaan Pajak atau Surat Ketetapan Pajak dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan tanpa penyampaian SPHP atau pembahasan akhir hasil pemeriksaan dengan wajib pajak. Tata cara pemberitahuan pemeriksaan dan pembahasan akhir hasil pemeriksaan terdapat dalam pasal 22 , pasal 23, pasal 24 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 82PMK.032011 antara lain : 1. Hasil pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan harus diberitahukan kepada Wajib Pajak melalui penyampaian Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan beserta lampirannya dan kepada Wajib Pajak diberikan hak untuk hadir dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan. Universitas Sumatera Utara 2. Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan beserta lampirannya disampaikan oleh Pemeriksa Pajak secara langsung atau melalui kurir, faksimili, pos atau jasa pengiriman lainnya. 3. Wajib Pajak wajib memberikan tanggapan tertulis atas Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan paling lama 7 tujuh hari kerja sejak Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan diterima oleh wajib pajak. 4. Wajib Pajak dapat melakukan perpanjangan jangka waktu penyampaian tanggapan untuk jangka waktu 3 tiga hari kerja terhitung sejak berakhirnya jangka waktu ditentukan. 5. Untuk melakukan perpanjangan jangka waktu penyampaian tanggapan, Wajib Pajak harus menyampaikan pemberitahuan secara tertulis sebelum berakhirnya jangka waktu yang ditentukan. 6. Dalam rangka melksanakan pembahasan akhir, kepada wajib pajak harus diberikn undangan secara tertulis yang mencantumkan hari dan tanggal dilaksanakannya pembahasan akhir. 7. Undangan secara tertulis harus disampaikan kepada wajib pajak dalam jangka waktu paling lambat 3 tiga hari kerja terhitung sejak : a. Diterimanya tanggapan tertulis atas Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan dari wajib pajak sesuai jangka waktu yang ditentukan. b. Berakhirnya jangka waktu dalam jangka waktu yang telah ditentukan , dalam hal wajib pajak tidak menyampaikan tanggapan tertulis atas Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan. Universitas Sumatera Utara 8. Apabila wajib pajak menyampaikan tanggapan secara tertulis atas hasil pemeriksaan yang berisi tentang persetujuan atas seluruh hasil pemeriksaan dalam jangka waktu yang telah ditentukan dan hadir dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan sesuai dengan hari dan tanggal yang tercantum dalam undangan tertulis sebagaimana yang telah ditentukan, Pemeriksa Pajak membuat risalah pembahasan dengan mendasarkan pada tanggapan yang disampaikan wajib pajak dan membuat berita acara Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksa Pajak dan Wajib Pajak. 9. Apabila wajib pajak menyampaikan tanggapan secara tertulis atas hasil Pemeriksaan yang berisi tentang persetujuan atas seluruh hasil Pemeriksaan dalam jangka waktu yang ditentukan dan tidak hadir dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan sesuai dengan hari dan tanggal yang tercantum dalam undangan tertulis sebagaimana yang telah ditentukan, Pemeriksa Pajak membuat risalah pembahasan dengan mendasarkan pada tanggapan yang disampaikan wajib pajak. 10. Apabila wajib pajak menyampaikan tanggapan secara tertulis atas hasil pemeriksaan yang berisi tentang ketidaksetujuan atas sebagian atau seluruh hasil pemeriksaan dalam jangka waktu sebagaimana yang telah ditentukan dan hadir dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan sesuai dengan hari dan tanggal yang tercantum dalam undangan tertulis. 11. Apabila wajib pajak menyampaikan tanggapan secara tertulis yang berisi tentang ketidaksetujuan dan tidak hadir dalam Pembahasan Akhir Universitas Sumatera Utara Hasil Pemeriksaan sesuai dengan hari dan tanggal yang tercantum dalam undangan tertulis sebagaimana yang telah ditentukan. 12. Apabila wajib pajak tidak menyampaikan tanggapan secara tertulis atas hasil pemeriksaan dalam jangka waktu yang telah ditentukan dan hadir dalam PAHP sesuai dengan hari dan tanggal yang telah ditentukan, Pemeriksa Pajak tetap melakukan Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan dengan wajib pajak dan hasil pembahasannya dituangkan dalam risalah pembahasan, yang ditandatangani oleh tim Pemeriksa Pajak dan Wajib Pajak. 13. Apabila wajib pajak tidak menyampaikan tanggapan secara tertulis dan tidak hadir dalam PAHP sesuai dengan hari dan tanggal yang tercantum dalam undangan yang tertulis, Pemeriksa Pajak membuat berita acara yang menjelaskan tidak adanya tanggapan secara tertulis dan menjelaskan ketidakhadiran wajib pajak sebagaimana telah ditentukan yang ditanda tangani oleh tim Pemeriksa Pajak. 14. Dalam hal wajib pajak tidak hadir dalam PAHP dan tim Pemeriksa Pajak telah membuat dan menandatangani berit acara ketidakhadiran wajib pajak dalam PAHP sebagaimana yang telah ditentukan , Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan dianggap telah dilaksanakan. 15. Dalam hal terdapat hasil pemeriksaan yang belum disepakati antara tm pemeriksa pajak dengan wajib pajak dalam PAHP berdasarkan risalah pembahasan , wajib pajak dapat mengajukan permohonan agar hasil Universitas Sumatera Utara pemeriksaan yang belum disepakati tersebut dibahas terlebih dahulu Tim Quality Assurance Pemeriksaan. 16. Hasil Pembahasan dengan Tim Quality Assurance Pemeriksaan. 17. Berdasarkan risalah pembahasan danatau risalah Tim Quality Assurance Pemeriksa , tim Pemeriksa Pajak membuat berita acara PAHP yang ditandatangani tim Pemeriksa Pajak dan Wajib Pajak. 18. Dalam hal wajib pajak menolak menandatangani berita acara PAHP, tim Pemeriksa Pajak membuat catatan penting tentang penolakan tersebuat dalam berita acara PAHP. 19. Jangka waktu PAHP untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan baik dalam Pemeriksaan Kantor maupun Pemeriksaan Lapangan harus diselesaikan paling lama 3 tiga minggu yang dihitung sejak wajib pajak harus hadir sesuai dengan hari dan tanggal yang tercantum dalam undangan tertulis. 20. Dalam hal pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dilanjutkan dengan peeriksaan bukti permulaan. 21. Risalah Pembahasan dan berita acara PAHP, danatau risalah tim Quality Assurance Pemeriksaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan hasil pemeriksaan. 22. Pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak atau Surat Tagihan pajak dihitung sesuai dengan PAHP kecuali dalam hal wajib pajak tidak hadir dalam pembahasan akhir tetapi menyampaikan tanggapan tertulis, pajak terutang dihitung berdasar hasil pemeriksaan yang telah Universitas Sumatera Utara diberitahukan kepada wajib pajak dengan memperhatikan tanggapan tertulis dari wajib pajak dan dalam hal wajib pajak tidak hadir dan tidak menyampaikan tanggapan tertulis , pajak yang terutang dihitung berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah diberitahukan kepada wajib pajak dan wajib pajak dianggap menyetujui hasil pemeriksaan. Universitas Sumatera Utara BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI Sejak awal tahun 1984 sistem self assesment dibidang perpajakan di Indonesia telah diberlakukan untuk Pajak Penghasilan PPh dan untuk Pajak Pertambahan Nilai dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah PPnPPnBM dimulai sejak 1 April 1985. Sedangkan untuk Pajak Bumi dan Bangunan PBB belum sepenuhnya diberlakukan sistem self assesment, sebagian masih diberlakukan sistem official assesment. Sistem self assesment adalah sebuah sistem pemungutan pajak dimana Wajib Pajak WP diberi kepercayaan dan tanggung jawab untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang. Wewenang untuk menentukan pajak yang terutang seseorang berada pada kedua belah pihak, yaitu Wajib Pajak dan Fiskus. Sistem self assesment diberlakukan sampai sekarang karena sistem official assesment yang sebelumnya diberlakukan dinilai tidak efisien, dan menimbulkan kecendrungan Wajib Pajak kurang bertanggung jawab, dan sering terjadi perlawanan pajak dengan cara menghindar dari kewajiban perpajakannya. Dengan menyadari kelemahan-kelemahan tersebut maka sistem self assesment yang diberlakukan. Universitas Sumatera Utara Dalam sistem self assesment pemberdayaan masyarakat empowering people adalah hal yang pokok, dimana prinsip iktikad baik good faith merupakan tuntutan moral menyelenggarakan pembukuan untuk keperluan pajak. Berdasarkan sistem ini perlu setiap wajib pajak diwajibkan : 1. Mendaftarkan diri pada Kantor Direktorat Jendral Pajak Kantor Pelayanan Pajak untuk dicatat sebagai wajib pajak dan sekaligus mendaftarkan Nomor Pokok Wajib Pajak. 2. Kewajiban memahami peraturan perpajakan yang berlaku, 3. Menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan untuk keperluan administrasi pajak dengan disertai oleh moral dan etika bertanggung jawab. Dalam rangka penyelenggaraan pembukuan atau pencatatan terjadinya pelanggaran ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, selain dalam bentuk tax evasion dapat juga terjadi karena kelalaian memenuhi kewajiban perpajakan disebabkan a. Ketidaktahuan ignorance, yaitu wajib pajak tidak sadar atau tidak tahu akan adanya ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan, b. Kesalahan error, yaitu wajib pajak paham dan mengerti mengenai peraturan peraturan perundangan perpajakan, tetapi salah dalam menerapkan dan penghitungan datanya, Universitas Sumatera Utara Memperkecil kemungkinan Wajib Pajak tidak mampu bayar pajak akibat perhitungan yang terlalu besar. Dalam rangka pengawasan atas sistem self assesment, Direktur Jendral Pajak berwenang melakukan tindakan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan Wajib Pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakan dan tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Sampai dengan tahun 2012, wajib pajak yang telah diperiksa oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam adalah sebagai berikut : Tabel VI.1 Jumlah Wajib Pajak yang diperiksa NO TAHUN PAJAK RUTIN KHUSUS TUJUAN LAIN JUMLAH WP 1 2010 189 24 213 2 2011 158 4 5 167 3 2012 136 5 8 149 Sumber : KPP Pratama Lubuk Pakam 2013

4.1 Prosedur dan Tata Cara Pemeriksaan Pajak