terhadap system imun. Hasil penelitian dari intervensi terhadap manusia dewasa menunjukkan bahwa pemberian inulin dan oligofruktosa memiliki manfaat dan
pengaruh pada jaringan limfosit usus. Pada tingkatan sistem imun, bagaimanapun, hanya sedikit pengaruh yang sudah diamati pada manusia dewasa. Sebaliknya, data
dari penelitian terhadap bayi menunjukkan bahwa suplementasi dengan prebiotik secara positif mempengaruhi perkembangan imunitas setelah kelahiran dan sekresi
feses. Inulin sebagai prebiotik juga dibuktikan dengan penelitian Artanti 2009 yang
meneliti mengenai pengaruh prebiotik inulin dan Fruktooligosakarida FOS terhadap pertumbuhan tiga jenis probiotik yaitu, E. faecium IS-27526, L.plantarium IS-10605
dan L.Casei strain Shirota. Hasilnya bahwa prebiotik inulin dapat dimanfaatkan untuuk membantu pertumbuhan probiotik L.plantarium IS-10605 dan L.Casei strain
Shirota.
2.4 Pisang
Pisang telah dikonsumsi manusia sejak zaman dahulu kala. Kata pisang berasal
dari bahasa Arab, yaitu maus yang oleh linneus dimasukkan dalam keluarga musaceae, untuk memberikan penghargaan kepada Antonius musa, yaitu seorang
dokter pribadi kaisar romawi Octaviani Agustinus yang menganjurkan untuk memakan pisang. Itulah sebabnya dalam bahasa latin, pisang disebut sebagai Musa
paradisiaca L Astawan, 2008
Universitas Sumatera Utara
Menurut sejarah, pisang berasal dari Asia Tenggara yang disebarkan ke Afrika Barat, Amerika Selatan, dan Amerika Tengah. Selanjutnya pisang menyebar ke
seluruh dunia, meliputi daerah tropis dan subtropis. Negara-negara penghasil pisang yang terkenal diantaranya adalah Brasilia, Filipina, Panama, Honduras, India,
Equador, Thailand, Karibia, Columbia, Mexico, Venezuela, dan Hawaii. Indonesia merupakan Negara penghasil pisang nomor empat di dunia. Di Asia Indonesia
termasuk penghasil pisang terbesar karena sekitar 50 produksi dari pisang Asia berasal dari Indonesia Kaleka,2013.
Pisang ditanam dengan tujuan utama untuk dimanfaatkan buahnya. Buah pisang dapat dibedakan menjadi empat golongan Astawan, 2008,yaitu:
1. Golongan pertama adalah yang dapat dimakan langsung setelah makan, disebut
juga dengan pisang meja. Contohnya adalah pisang kepok, susu, hijau, mas, raja, ambon kuning, ambon lumut, barangan serta pisang Cavendish.
2. Golongan kedua adalah yang dapat dimakan setelah diolah terlebih dahulu.
Contohnya pisang tanduk, oli, kapas, dan pisang bangkahulu. 3.
Golongan ketiga adalah pisang yang dapat dimakan langsung baik setelah masak maupun setelah diolah terlebih dahulu. Contohnya adalah pisang kepok
dan pisang raja. 4.
Golongan empat adalah pisang yang dapat dimakan sewaktu masih mentah. Misalnya pisang klutuk pisang batu yang berasa sepat dan enak untuk dibuat
rujak. Pisang klutuk beserta kulitnya sering ditambahkan ke dalam rujak untuk mencegah sakit perut atau mulas setelah makan rujak.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Kandungan Gizi Pisang
Zat gizi diperlukan untuk menjaga kesehatan tubuh, diperoleh dari makanan yang dikonsumsi. Kebutuhan akan masing-masing zat gizi juga berbeda dan berbeda
pula pada setiap bahan pangan. Zat gizi yang terkandung dalam pisang adalah karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral serta air. Untuk setiap jenis pisang,
kandungan zat gizinya juga berbeda. Untuk kandungan gizi dari buah pisang barangan, kepok dan awak dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Kandungan gizi pada 100 gram pisang
Kandungan gizi satuan
Jenis pisang Pisang barangan
Pisang kepok Pisang awak
Kalori Kal
120 109
281 Protein
gram 1,1
0,80 2,20
Lemak gram
0,20 0,00
0,70 Karbohidrat
gram 26,0
26,30 66,10
Kalsium mg
20,0 10
41,0 Fosfor
mg 61,0
30 64,0
Fe mg
0,40 0,5
1,20 Vit B1
mg 0,1
0,1 0,1
Vit C mg
26,0 9,0
0,00 Natrium
mg 6,20
10 0,00
Kalium mg
392 300
358 Air
gram 71,20
71,90 28,90
Sumber: Depkes 2005 Melihat banyaknya varietas pisang yang ada di Indonesia saat ini maka
karakteristiknya pun juga berbeda. Karakteristik pisang didasarkan pada jenis pisangnya. Adapun karakteristik dari pisang barangan, kepok, dan awak adalah:
1. Pisang Barangan Musa acuminata Colla
Pisang barangan di Filipina dikenal dengan nama pisang lakatan dan di Malaysia dikenal dengan pisang berangan. Pisang ini juga dikenal dengan
Universitas Sumatera Utara
nama pisang Ayam di Aceh. Pisang jenis ini sangat popular sebagai pisang meja. Berat rata-rata per tandan berkisar 12-20 kg terdiri dari 8-12 sisir.
Setiap sisirnya terdiri dari 12-20 buah. Ukuran buahnya 12-18 cm dengan diameter 3-4 cm. warna kulit buahnya kuning kemerahan dengan bintik-
bintik cokelat. Warna daging buahnya agak oranye, rasanya enak dan aromanya harum. Satuhu dan Supriyadi, 1999
Gambar 2.2 Pisang barangan 2.
Pisang Kepok Musa acuminata balbisiana Colla Pisang kepok memiliki batang besar, kekar, tinggi 3-3,5 m dan warna hijau
muda. Daun berwarna hijau tua, lebar dan kuat sehingga bisa dijadikan bahan pembungkus nasi seperti pada pisang batu. Pisang kepok hampir
mirip dengan pisang siem atau pisang batu. Berat tandan buah 10-50 kg. Tandan buah yang beratnya sampai 50 kg memiliki batang dan tandan
yang sangat besar sehingga dikenal dengan kepok raksasa. Sementara ada jenis pisang kepok yang daging buahnya berwarna putih kepok putih dan
ada yang kekuningan kepok kuning. Kepok kuning lebih disukai konsumen dibanding kepok putih.
Universitas Sumatera Utara
Rusuk buah masih jelas, ada 4-5 garis. Rasa buah matang warna kulit buah kekuningan agak manis. Setiap tandan terdapat 6-12 sisir dan setiap
sisir terdapat 10-20 buah. Umur panen 4 bulan sejak keluar jantung. Sunarjono, 2004
Gambar 2.3 pisang kepok 3.
Pisang Awak Musa paradisiaca var Awak Pisang ini disebut juga dengan pisang raja siam atau pisang sale. Pisang
jenis ini panjangnya sekitar 15 cm dengan diameter 3,7 cm. Dalam satu tandan terdapat 18 sisir yang masing-masing ada 11 buah. Bentuk buah
lurus dengan pangkal bulat. Warna daging buah putih kekuningan dengan kulit yang tebalnya 0,3 cm. Setiap buah beratnya rata-rata 67,5 gr.
Lamanya buah masak dari saat berbunga adalah 5 bulan.Satuhu dan Supriyadi,1999
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.4. pisang awak
Kandungan gizi pada pada buah pisang sangat baik untuk kesehatan tubuh karena hampir semuanya dapat diserap oleh tubuh. Mengonsumsi buah pisang secara
teratur, pada anak sekolah sangat baik untuk aktivitas otak dalam berpikir dan mempengaruhi daya ingat. Sebab buah pisang mengandung piridoksin vitamin B6
yang berungsi sebagai koenzim dalam reaksi penguraian metabolisme protein menjadi serotonin. Serotonin ini merupakan neurotransmitter yang melancarkan
fungsi kerja otak dan meningkatkan kecerdasan otak. Pisang juga bisa digunakan untuk mengatasi disentri. Pisang ditambahkan
sedikit garam lalu dimakan. Selain itu, kandungan kalium dalam buah pisang berperan penting pada fungsi syaraf dan sel otot, terutama fungsi sel otot jantung. Itu
sebabnya, pasien hipokalemia kadar kalium rendah dalam darah biasanya dianjurkan makan pisang oleh dokter. Makin tinggi kadar kalium dalam tubuh, risiko
terkena serangan jantung dan stroke makin rendah, karena kalium mengimbangi peran natrium di dalam tubuh.
Universitas Sumatera Utara
2.6 Pisang sebagai Bahan Pangan Bayi