Tujuan perkawinan Tujuan Dan Hikmah Pernikahan

dimiliki oleh kedua belah pihak dengan sikap saling pengertian dan bersedia mengorbankan unsur kepentingan pribadinya serta saling menghormati hak dan kewajiban masing-masing pihak. Seiring perjalanan hidup manusia, maka rahmah akan semakin bertambah dan mawadah akan berkurang sehingga tujuan sakinah dapat tercapai. 19 Kedua, menurut hadits ada dua hal yang dituju dari suatu perkawinan yaitu untuk menundukkan pandangan dan menjaga faraj kemaluan, oleh sebab itu Nabi menganjurkan berpuasa bagi yang belum sanggup kawin. dan tujuan yang terpenting yaitu sebagai kebanggaan nabi di hari kiamat kelak. Karena dalam jumlah umat yang banyak itulah terkandung kekuatan yang besar, tentunya kuantitas umat tersebut disertai dengan kualitas yang bagus 20 . Sebagaimana yang tercantum dalam Hadits Nabi: و ﷲا ﻰ ﺻ ﷲا لﻮ ر ﺎﻨﻟ لﺎﻗ ﷲا ﺪ : بﺎ ﺸﻟا ﺮﺸ ﺎ عﺎﻄ ا ﻟ و جﺮ ﻟ ا و ﺮ ﺎﻟ ﺾﻏا ﺈ جوﺰ ةءﺎ ﻟا ﻜﻨ ءﺎﺟو ﻟ ﺈ مﻮ ﻟﺎ ﻄ ﺴ ىرﺎﺨ ﻟا اور 21 Artinya: “wahai pemuda, barang siapa yang telah ,merasa sanggup untuk berumah tangga, maka hendaklah ia kawin. Sesungguhnya kawin itu dapat melindungi penglihatan dan lebih 19 Basiq Djalil, Tebaran Pemikiran Keislaman Di Tanah Gayo, Jakarta: Qolbun Salim, 2007, h. 87-88 20 Ibid, h.89 21 Al-Bukhari,Abdullah Muhammad Ibn Ismail Ibn Ibrahim, Sahih Al-Bukhari, Beirut: Dar Al-Fikr, h. 56 27 memelihara kehormatan. Dan siapa belum sanggup, hendaknya ia berpuasa, karena puasa itu adalah sebagai perisaibenteng dapat menundukkan nafsu birahi. HR. Bukhari. Ketiga, menurut akal sehat yang sederhana, tujuan perkawinan adalah untuk melestarikan dan memakmurkan kehidupan di muka bumi yang cukup luas ini dengan keliling 40.000 Km, dan berdiameter 25.000 Km. Dengan demikian untuk dapat meningkatkan jumlah manusia guna merawat bumi dan seisinya harus dengan perkawinan. Karena bumi ini Allah nyatakan untuk kita manusia. Hikmah perkawinan juga dimaknai sebagai sarana ketertiban kehidupan manusia yang erat kaitannya dengan persoalaan nasab. Sebab apabila seorang anak dilahirkan melalui perkawinan yang sah, maka akan menjadi jelas nasabnya dan tidak menimbulkan bencana. Dan tujuan perkawinan yang lain untuk ketertiban dalam hal warisan. Melalui prosedur perkawinan yang tertib maka permasalahan ahli waris dapat diselsaikan dengan tertib pula. 22 Tujuan perkawinan juga diatur oleh undang-undang hal ini ditegaskan dalam undang-undang No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan, dalam pasal 1 disebutkan: “ perkawinan ialah Ikatan Lahir batin antara seoarang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa” , dan Kompilasi Hukum Islam 22 Ibid, h. 90 28 KHI, dalam pasal 3 disebutkan: “perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah”. Oleh sebab itu perkawinan merupakan sebuah gerbang untuk membentuk keluarga bahagia yang memiliki tujuan sangat mulia yang tidak hanya menggabungkan dua insan namun juga menghubungkan dua keluarga besar yang dapat memperteguh rasa cinta antara keluarga sehingga terwujudnya keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah untuk selama-lamanya hingga kematian yang memisahkan.

2. Hikmah Perkawinan

Perkawianan merupakan suatu ketentuan-ketentuan dari Allah di dalam menjadikan dan menciptakan alam ini. Perkawinan bersifat umum, menyeluruh dan berlaku tanpa terkecuali baik bagi manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. 23 Perkawinan yang terjadi pada mahluk hidup, baik tumbuhan , binatang, maupun manusia, adalah untuk keberlangsungan dan pengembangbiakan mahluk yang bersangkutan. 24 Hikmah perkawinan menurut ajaran Islam adalah untuk memelihara manusia daripada pekerjaan maksiat, yang membahayakan diri, harta dan pikiran. 25 23 Abdul Qadir djailani, Keluarga sakinah, Surabaya: PT Bina Ilmu, 1995, h. 41 24 Mahmud Al-Shabbagh, Tuntutan Keluarga Bahagia Menurut Islam, Bandung: PT Remaja Rosda karya, 1991, h. 1 25 Amir taat nasution, Rahasia Perkawinan Dalam Islam, Tuntutan Keluarga Bahagia, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1994, Cet. 3, h.31. 29 Islam mengajarkan dan menganjurkan nikah karena akan berpengaruh baik bagi pelakunya sendiri, masyarakat, dan seluruh umat manusia. Adapun hikmah pernikahan adalah: 26 a. Nikah adalah jalan alami yang paling baik dan sesuai untuk menyalurkan naluri seks, dengan kawin badan jadi segar, jiwa jadi tenang dan mata terpelihara dari melihat yang haram. b. Nikah merupakan jalan terbaik untuk membuat anak-anak menjadi mulia, memperbanyak keturunan, melestarikan hidup manusia, serta memelihara nasab yang oleh islam sangat diperhatikan. c. Untuk menjalin kerjasama antara suami dan istri dalam pembagian tugas rumah tangga. d. Perkawinan dapat membuahkan tali kekeluargaan, memperteguh kelanggengan rasa cinta antara keluarga, dan memperkuat hubungan masyarakat, karena masyarakat yang saling menunjang lagi saling menyayangi merupakan masyarakat yang kuat lagi bahagia. e. Latihan memikul tanggung jawab. Perkawinan merupakan pelajaran dan latihan praktis bagi pemikulan tanggung jawab dan pelaksanaan segala kewajiban yang timbul dari pertanggungjawaban tersebut. 27 f. Masyarakat dapat diselamatkan dari bermacam-macam penyakit seperti sipilis, penyakit keturunan yang dapat mengancam orang-oarng 26 Tihami dan Sohari, Fikih Munakahat, h.51. 27 M. Ali hasan, Pedoman Hidup Berumah Tangga Dalam Islam, Jakarta: prenada kencana, 2003, h. 30 31 dewasa dan anak-anak, yang dapat menjalar dengan cepat, yang terjangkit diantara anggota masyarakat akibat perzinahan, pergaulan yang keji dan haram. 28 Sehingga penyakit-penyakit tersebut dapat dihindari dengan adanya perkawinan. 28 Abdullah Nasheh, Hikmah Perkawinan, dalam Abdul Qadir Djaelani, Keluarga Sakinah