Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

lahir dan batin disebabkan terpenuhin kehidupan lahir batinnya, sehingga timbullah kebahagiaan, yakni kasih sayang antar angggota keluarga. 5 Kekerasan terhadap anak semakin marak terjadi. Tidak sedikit pemberitaan-pemberitaan di media tentang prilaku kekerasan dengan korbannya seorang anak. Motif dan modusnya bisa beraneka ragam. Baik berupa kekerasan fisik maupun mental-psikis. Ironisnya pelaku kekerasan terhadap anak ini biasanya adalah orang terdekat baik itu saudara, teman, tetangga bahkan orang tua sendiri. Biasanya mereka berdalih atas dasar kasih sayang akan tetapi berujung penderitaan sang anak. Tidak terkecuali diantaranya merampas kebebabasan hak anak untuk memilih pasangan hidup anaknya sendiri. Kasus penjodohan paksa merupakan bentuk kekerasan terhadap anak. Karena efeknya dapat lebih parah ketimbang kekerasan fisik. Walaupun terkadang, kawin paksa berakhir dengan kebahagiaan dalam rumah tangga, tetapi tidak sedikit yang berakibat pada ketidakharmonisan bahkan perceraian. Itu semua akibat ikatan perkawinan yang tidak dilandasi cinta kasih, namun berangkat dari keterpaksaan semata. 6 5 Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama “Ilmu Fiqh” Departeman Agama,1985, h.62. 6 Fahmina Institute Cirebon, “Pernikhan Paksa: Presektif Fikih dan kekerasan Terhadap Anak” artikel diakses pada 18 April 2010 dari http:www.fahmina.or.idpenerbitanwarkah-al-basyar5.html. 3 Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan yang maha esa. 7 Dalam perkawinan adanya ikatan lahir dan batin, yang berarti bahwa dalam perkawinan itu perlu adanya ikatan tersebut kedua-duanya. Antara suami isteri harus saling cinta mencintai satu dengan yang lain, tidak adanya paksaan dalam perkawinan. Bila perkawinan dengan paksaan, tidak adanya rasa cinta kasih satu dengan yang lain, berarti bahwa dalam perkawinan tersebut tidak adanya ikatan batin. Kedua ikatan tersebut di atas, yaitu ikatan lahir dan batin keduanya dituntut dalam perkawinan. Bila tidak ada salah satu, maka ini akan menimbulkan persoalan dalam kehidupan pasangan tersebut. Kawin paksa, pada umumnya tidak dapat bertahan lama, sehingga perceraian biasanya merupakan hal yang sering terjadi. Berdasarkan latar belakang diatas penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut, yang akan penulis tuangkan dalam skripsi dengan judul “KAWIN PAKSA SEBAGAI ALASAN TERJADINYA PERCERAIAN Analisa Putusan PA Tangerang Perkara Nomor 940Pdt.G 2009PA.Tng”. 7 Undang-undang RI No 1 tahun 1974 Tentang Perkawianan dan Kompilasai Hukum Islam, Bandung: Citra Umbara, 2007, h.2. 4

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar dalam pembahsan skripsi ini lebih terarah dan tidak meluas, penulis membatasi pada masalah perceraian yang disebabkan adanya kawin paksa oleh orang tua. Dengan objek penelitian di Pengadilan Agama Tangerang.

2. Perumusan Masalah

Dalam aturan formal yang berlaku, tidak tercantum adanya kawin paksa sebagai alasan perceraian. Akan tetapi pada kenyataannya perceraian dapat terjadi karena adanya kawin paksa yang dilakukan oleh orangtua terhadap anaknya. Hal tersebut yang ingin penulis telusuri dalam penulisan skripsi ini. Dan untuk memudahkan pembahasan, rumusan tersebut penulis rinci dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Apakah kawin paksa dapat dijadikan sebagai alasan perceraian? 2. Bagaimana kawin paksa dalam hukum Islam dan hukum positif? 3. Bagaimana pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara kawin paksa sebagai pemicu terjadinya perceraian?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin penulis capai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 5 a. Untuk mengetahui kebolehan perceraian dengan adanya kawin paksa. b. Untuk mengetahui kawin paksa dalam hukum Islam dan hukum positif. c. Untuk mengetahui bagaimana pertimbangan hakim dalam memutus perkara tersebut.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah: a. Secara teoritis, hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya dalam Hukum Perkawinan di Indonesia. b. Secara praktis, diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran yang bermanfaat dalam menjawab perkembangan hukum islam dan hukum positif di Indonesia. c. Secara pragmatis, hasil penelitian ini menjadi bahan utama penyusunan penulisan skripsi sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Syariah pada fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Tinjauan Kajian Review Terdahulu

Dalam studi review yang penulis lakukan, penulis menemukan beberapa skripsi yang berkaitan dengan skripsi yang akan ditiliti oleh penulis yaitu: 6 1. Judul skripsi: Intervensi orang tua sebagai faktor pemicu perceraian Studi Analisa putusan No. 248Pdt.G2007PA.Jakbar. Disusun oleh: Eva Muslimah 1040442011463. Tahun: 2009 Dalam skripsi ini menjelaskan bahwa latar belakang pemicu terjadinya perceraian disebabkan karena orang tua terlalu ikut campur dalam urusan rumah tangga anaknya, dikarenakan suami istri tersebut masih tinggal satu atap dengan mertua, sehingga mertua merasa berhak mencampuri urusan rumah tangga anaknya. Skripsi ini membahas seputar bagaimana pemeriksaan perkara serta pertimbangan hakim, dan intervensi orangtua sebagai faktor pemicu ketidakharmonisan dalam rumah tangga. 2. Judul skripsi: Perselisihan Terus Menerus Antara Suami Istri Akibat Turut Campur Orang Tua Sebagai Dasar Alasan Perceraian kajian terhadap putusan pengadilan agama jakarta timur No. 1164pdt. G2008 PA JT Disusun Oleh: Ahmad Sauqi 106044101386. Tahun: 2010 Dalam skripsi ini menjelaskan bahwa latar belakang terjadinya perceraian disebabkan karena orang tua tergugat turut campur dalam urusan rumah tangga anaknya, dan tergugat lebih mementingkan orang tuanya daripada istrinya, sehingga tujuan perkwinan untuk membentuk keluarga yang sakinah, mwaddah, warrahmah tidak tercapai dan berujung pada perceraian. Fokus skripsi ini membahas bagaimana pandangan hukum Islam dan hukum positif mengenai turut campur orang tua terhadap rumah tangga anak, dan 7