Peranan Pemeriksaan Operasional Dalam Meningkatkan Efisiensi Dan Efektivitas Fungsi Pemasaran Pada PT. Indosat Tbk.

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

PERANAN PEMERIKSAAN OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS FUNGSI PEMASRAN

PADA PT. INDOSAT Tbk.

Oleh :

Nama : INDRI NATALIA GINTING NIM : 080522173

Departemen : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Peranan Pemeriksaan OPerasional Dalam Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Fungsi Pemasaran PT. INDOSAT Tbk. Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain. Dalam konteks penulisan skripsi program S-1 Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan jelas dan benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Maret 2011

Yang Membuat Pernyataan,

Indri Natalia Ginting Nim : 080522173


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah Bapa di Surga. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini berjudul “ Peranan Pemeriksaan Operasional dalm meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Fungsi Pemasaran Pada PT. INDOSAT Tbk. Medan. Selama dalam perkuliahan hingga proses penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bimbingan, dorongan semangat, nasehat dan bantuan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan tulus penulis menghanturkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada beberapa pihak :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,

2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak dan Dra. Mutia Ismail, MM, Ak Selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,

3. Bapak Drs. Hotmal Jafar MM. Ak, Selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih atas semua waktu dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. Bapak Drs. Sucipto MM, Ak Selaku Dosen Pembanding/ Penguji I dan Ibu Dra Mutia Ismail, MM, Ak Selaku Dosen Pembanding/ Penguji II,

4. Seluruh Pimpinan, Staf dan Karyawan Bagian Akuntansi, Bagian Pemasaran PT. Indosat Tbk, Medan


(4)

5. Kepada Ayahanda dan Ibunda Penulis yang senantiasa memberi nasehat-nasehat yang bermanfaat dan doa, serta Saudara-saudara penulis.

Dengan penuh kesadaran diri dan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa hanya Allah-lah yang memiliki segala kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat dijadikan acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya. Akhirnya atas segala bantuan dan budi baik yang telah diberikan.

Medan, Maret 2011 Penulis,

Indri Natalia Gintimg Nim : 080522173


(5)

ABSTRAK

Manajemen memerlukan suatu alat untuk mengevaluasi kegiatannya dan memberikan cara pemecahannya, bila ditemukan kelemahan dan kecurangan alat ini juga harus dapat memberikan rekomendasi untuk dilakukannya tindakan korektif. Alat bantu yang dapat digunakan untuk tujuan tersebut adalah Pemeriksaan Operasional. Dengan dilakukan Pemeriksaan Opersasional perusahaan berharap, terjadi efisiensi dan efektivitas pada bagian yang diaudit, berdasarkan masalah di atas penulis mencoba untuk melakukan penelitian pada PT. Indosat Di Medan yang bergerak di bidang jasa Telekomunikasi dengan tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat efisiensi, efektivitas pada fungsi Pemasaran yang telah dilaksanakan dan untuk mengetahui penerapan pemeriksaan operasional fungsi Pemasaran dalam menunjang efisiensi dan efektivitas.

Metode penelitian yang digunakan penliskan mengumpulkan berupa data primer atau data yang berasal dari perusahaan yang diolah kembali oleh peneliti dan data sekunder atau data sudah dapat dipergunakan penulis tanpa perlu diolah kembali. Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah wawancara, observasi dan dokumentasi terhadap objek yang diteliti.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, dapat disimpulkan bahwa Pemasaran yang dilakukan pada PT. Indosat Tbk Medan dinilai efektif, dari segi biaya Pemasaran yang digunakan dalam proses Pemasaran juga dinilai efisien. Penerapan Pemeriksaan operasional terhadap fungsi Pemasran dan berperan dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas.

Kata Kunci : Penerapan Pemeriksaan Operasional, Penerapan Pemeriksaan Opersional Pemasaran, Efisiensi dan Efektivitas


(6)

ABSTRACT

Management needs something tools, who can evaluated the company activity and solution if we fund weakneses and fraud and this tool must be can given recomendation to problem solving. The tools that we can use to achive this propose is Operational Audit. With operational audit, company can hope efficiency and effectiveness on object audit, with this problem the writer try make research in PT. INDOSAT Tbk. Medan , this company focus on Telecomunication with research propose for know efficiency and effectiveness for Marketing function.

The research method had been use is the writer gather like primary information or information has been get must be change to be get information perfect match to research problem and secondary information or information has been get can be directly use to research problem. To gathering the information the writer did some observation and documentation about research object.

Pursuant to research result, the write could conclude in PT. INDOSAT Tbk. Medan Marketing is effective.

KeyWords : Operational Audit, Operational Audit on Marketing Function, Efficiency and Effectiveness Marketing.


(7)

DAFTAR ISI SKRIPSI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 5

1. Pengertian Pemeriksaan ... 5

2. Pengertian Pemeriksaan Operasional ... 7

3. Jenis-Jenis Pemeriksaan Operasional ... 8

4. Ruang Lingkup Pemeriksaan Operasional ... 8

5. Tujuan Pemeriksaan Operasional ... 10


(8)

7. Tahap - tahap Pemeriksaan Operasional ... 11

8. Pengertian Efektivitas dan Efisiensi ... 16

9. Pengertian Fungsi Pemasran ... 17

B. Kerangka Konseptual ... 18

C. Hasil Penelitian Terdahulu ... 19

BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian ... 21

B. Jenis Data ... 21

C. Teknik Pengumpulan Data ... 21

D. Jadwal Penelitian ... 23

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA A. Gambaran Umum Perusahaan ... 25

1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 25

2. Struktur Organisasi Dan Uraian Tugas ... 42

B. Penerapan Pemeriksaan OPerasional dalam rangka Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Fungsi Pemasran ... 52

1. Pelaksana Pemeriksaan Operasional atas Kegiatan Pemasaran ... 52

2. Program Pemeriksaan Operasional ... 53

3. Prosedur Pemeriksaan Operasional ... 55

4. Objek dan Pelaksanaan Pemeriksaan Operasional ... 57


(9)

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ……….………..19

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian………23

Tabel 4.1 Anggaran dan Realisasi Biaya Pemasaran……….60


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran i Struktur Organisasi PTPN III ………..67 Lampiran ii Biaya OPerasional PT. Indosat Tbk Medan……… 68


(13)

ABSTRAK

Manajemen memerlukan suatu alat untuk mengevaluasi kegiatannya dan memberikan cara pemecahannya, bila ditemukan kelemahan dan kecurangan alat ini juga harus dapat memberikan rekomendasi untuk dilakukannya tindakan korektif. Alat bantu yang dapat digunakan untuk tujuan tersebut adalah Pemeriksaan Operasional. Dengan dilakukan Pemeriksaan Opersasional perusahaan berharap, terjadi efisiensi dan efektivitas pada bagian yang diaudit, berdasarkan masalah di atas penulis mencoba untuk melakukan penelitian pada PT. Indosat Di Medan yang bergerak di bidang jasa Telekomunikasi dengan tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat efisiensi, efektivitas pada fungsi Pemasaran yang telah dilaksanakan dan untuk mengetahui penerapan pemeriksaan operasional fungsi Pemasaran dalam menunjang efisiensi dan efektivitas.

Metode penelitian yang digunakan penliskan mengumpulkan berupa data primer atau data yang berasal dari perusahaan yang diolah kembali oleh peneliti dan data sekunder atau data sudah dapat dipergunakan penulis tanpa perlu diolah kembali. Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah wawancara, observasi dan dokumentasi terhadap objek yang diteliti.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, dapat disimpulkan bahwa Pemasaran yang dilakukan pada PT. Indosat Tbk Medan dinilai efektif, dari segi biaya Pemasaran yang digunakan dalam proses Pemasaran juga dinilai efisien. Penerapan Pemeriksaan operasional terhadap fungsi Pemasran dan berperan dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas.

Kata Kunci : Penerapan Pemeriksaan Operasional, Penerapan Pemeriksaan Opersional Pemasaran, Efisiensi dan Efektivitas


(14)

ABSTRACT

Management needs something tools, who can evaluated the company activity and solution if we fund weakneses and fraud and this tool must be can given recomendation to problem solving. The tools that we can use to achive this propose is Operational Audit. With operational audit, company can hope efficiency and effectiveness on object audit, with this problem the writer try make research in PT. INDOSAT Tbk. Medan , this company focus on Telecomunication with research propose for know efficiency and effectiveness for Marketing function.

The research method had been use is the writer gather like primary information or information has been get must be change to be get information perfect match to research problem and secondary information or information has been get can be directly use to research problem. To gathering the information the writer did some observation and documentation about research object.

Pursuant to research result, the write could conclude in PT. INDOSAT Tbk. Medan Marketing is effective.

KeyWords : Operational Audit, Operational Audit on Marketing Function, Efficiency and Effectiveness Marketing.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Setiap Perusahaan dalam melakukan operasional bertujuan mencari laba, karena dengan adanya laba, perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan kegiatan usaha sekaligus dapat mengadakan perluasan dan pengembangan usahanya. Laba yang menjadi tujuan perusahaan tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi laba diperoleh dengan usaha yang dilakukan secara terencana, teratur dan terus menerus.

Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan selalu menghadapi berbagai masalah. Salah satu diantaranya adalah bagaimana perusahaan dapat beroperasi seefektif dan seefesien mungkin pada fungsi pemasaran sehingga akan dapat mencapai keuntungan yang maksimal. Untuk itu diperlukan suatu pemeriksaan operasional pada fungsi pemasaran. Segalanya akan berhasil apabila ditunjang oleh kebijkasanaan yang baik. Pemeriksaan Operasional pada biaya Operasional dimaksudkan untuk menjamin bahwa aktivitas yang dilaksanakan dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Pemeriksaan Operasional juga dimaksudkan untuk menilai sampai seberapa jauh Efisiensi dan Efektivitas telah tercapai dalam melaksanakan kegiatan operasional.

Adapun yang menjadi objek penelitian penulis adalah PT. INDOSAT Tbk, Cabang Medan. Perusahaan ini bergerak dibidang jasa yang menyediakan pelayanan bagi masyarakat umum. Mengingat perusahaan ini sudah semakin


(16)

besar, maka pemeriksaan operasional terhadap segala aktivitas perusahaan perlu diperhatikan, khusunya dalam hal pemeriksaan fungsi pemasaran, yang mana hal tersebut sangat diperlukan untuk menentukan Efisiensi dan Efektivitas pada fungsi pemasaran perusahaan dalam periode yang telah direncanakan.

Didalam pemeriksaan biaya operasional, pihak manajemen perlu melihat anggaran biaya operasional yang disusun oleh perusahaan karena anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk melakukan penilaian terhadap tingkat efesiensi kegiatan operasional perusahaan, yaitu dengan membandingkan apakah realisasi yang dicapai telah sesuai dengan anggaran yang ditetapkan, dan anggaran juga digunakan untuk menentukan apakah ada penyimpangan – penyimpangan yang terjadi.

Berdasarkan hal – hal diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pemeriksaan operasional sangat penting untuk tercapainya tujuan perusahaan. Hal inilah yang menyebabkan penulis tertarik untuk meneliti mengenai peranan pemeriksaan operasional dalam meningkatkan Efesiensi dan Efektivitas fungsi pemasaran yang selanjutnya memilih topi skripsi dengan judul ”Peranan Pemeriksaan Operaional dalam meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas fungsi pemasaran PT. Indosat Tbk”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas penulis mencoba merumuskan masalah dasar dalam penyusunan skripsi ini sebagai berikut:

“Bagaimanakah peranan pemeriksaan operasional dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas fungsi pemasaran pada PT. INDOSAT Tbk?


(17)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian untuk mendapatkan jawaban atas masalah – masalah yang ada diidentifikasi masalah dan tujuan penelitian adalah untuk :

1. mengetahui tingkat efisiensi maupun efektivitas fungsi pemasaran yang telah dilaksanakan,

2. mengetahui penerapan audit operasional atas fungsi pemasaran, dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas.

D. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat sebagai berikut antara lain bagi perusahaan, bagi peneliti dan bagi pihak lain yang berkepentingan.

1. Bagi Perusahaan

Diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi pihak manajemen dalam menjalankan kegiatan operasional dan memberikan gambaran tentang pentingnya audit operasional dalam menganalisis dan mengevaluasi pelaksanaan aktivitas manajemen dalam mencapai efisiensi maupun efektivitas penjualan dan piutang dagang.

2. Bagi Peneliti

Diharapkan dapat digunakan sebagai pengembangan wawasan serta pemahaman dan perbandingan antara teori dengan praktek yang sebenarnya mengenai peranan audit operasional terhadap kegiatan penjualan dan piutang dagang dalam suatu perusahaan akan bertambah jelas.


(18)

3. Bagi Pihak Lain Yang Berkepentingan

Dapat digunakan sebagai bahan refrensi serta dapat digunakan untuk menambah penget


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Pengertian Pemeriksaan

Secara garis besar dapat dikatakan dengan suatu aktivitas membandingkan antara kenyataan yang ada dengan yang seharusnya ada. Setiap pemeriksaan bertujuan untuk menilai apakah pelaksanaan kegiatan sudah selaras dengan yang digariskan. Karena itu ada dua unsur yang ditemukan dalam pemeriksaan yaitu kondisi dan kriteria. Kondisi adalah kenyataan yang ada atau keadaan yang melekat pada objek yang diperiksa, sedangkan kriteria biasa disebut standar, adalah hal yang seharusnya dikerjakan atau adalah hal yang seharusnya melekat pada objek yang diperiksa, kriteria adalah bahan pembanding sehingga auditor dapat menentukan apakah kondisi meyimpang atau tidak.

Menurut Arens dan Loebbecke (2000: 9)“auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on degrees of coresspondense between the information and estabilished criteria, auditing should be done by a competent, independent person”. Pengertian yang berikut, menurut Mulyadi (2002: 9) :

Pemeriksaan adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan tentang keadaan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.


(20)

Dari definisi tersebut dapat diketahui adanya beberapa karateristik yang umumnya terdapat dalam definisi pemeriksaan, antara lain suatu proses sistematik, evaluasi bukti secara objektif, pernyataan mengenai kegiatan serta kejadian ekonomi, menetapkan tingkat kesesuaian, kriteria yang ditetapkan dan penyampaian hasil.

a. Suatu proses sistematik

Pemeriksaan merupakan suatu proses sistematik, yaitu berupa rangkaian langkah atau prosedur yang logis terencana, terorganisir dan bertujuan. b. Untuk memperoleh evaluasi bukti yang secara objektif

Proses sistematik tersebut bertujuan untuk memperoleh bukti yang mendasari pernyataan individu atau badan usaha, serta mengevaluasi tanpa memihak dan berperasangka buruk terhadap bukti tersebut.

c. Pernyataan mengenai kegiatan serta kejadian ekonomi

Adalah hasil proses yang terdiri dari pengidentifikasian, pengukuran dan penyampaian informasi ekonomi.

d. Menetapkan tingkat kesesuaian

Pengumpulan bukti mengenai pernyataan evaluasi terhadap hasil pengumpulan bukti tersebut dimaksudkan untuk menetapkan tingkat kesesuaian pernyataan tersebut dengan kriteria yang di tetapkan.

e. Kriteria yang ditetapkan

Kriteria yang dipakai digunakan sebagai standar dalam menilai pernyataan.


(21)

f. Penyampaian hasil.

Penyampaian hasil dilaporkan secara tertulis dalam bentuk laporan audit yang harus memuat informasi mengenai kesesuaian antara informasi yang diperiksa dengan kriteria yang ditetapkan.

2. Pengertian Audit Operasional.

Menurut Arens dan Loebbecke (2000: 12) “an operasional audit is a review of any part of organization’s operating procedures and method for purpose of evaluating efficiency and affectiveness”. Pengertian berikutnya menurut Intitute of Internal Auditing ( IIA ) sebagai mana dikutip Boyton, Jhonson dan Kell (2002: 498) “auditing operasional adalah suatu proses sistematis yang mengevaluasi efektivitas, efisiensi dan kehematan operasi organisasi yang berada dalam pengendalian manajemen serta melaporkan kepada orang yang tepat hasil evaluasi tersebut beserta rekomendasi perbaikan”. Setelah mempelajari definisi diatas terlihat beberapa hal yang merupakan inti. beberapa hal yang merupakan inti dari pengertian audit operasional sebagai berikut :

a. audit operasional merupakan penelaahan yang sistematis atas kegiatan atau keadaan pada suatu organisasi dengan tujuan untuk memeriksa efficiency dan effectivitas suatu kegiatan,

b. audit operasional bertujuan untuk menilai cara pengelolaan yang diterapkan dalam objek audit operasional berupa kegiatan program, unit atau fungsi yang menjadi bagian organisasi sudah berjalan dengan baik,


(22)

c. tujuan pokok diadakannya audit operasional adalah untuk menilai efisiensi, efektivitas dan kehematan, mengidentifikasi kemungkinan perbaikan.

sesuai dengan tujuan kemungkinan terjadinya peningkatan dan perbaikan maka audit tidak bertujuan mencari kesalahaan dimasa lalu, melainkan lebih berorientasi ke masa yang akan datang untuk lebih membantu manajemen dalam mengingkatkan efisiensi, meningkatkan efektivitas serta mengurangi pemborosan.

3. Jenis – jenis Audit Operasional

Menurut Arens dan Loebbecke (2000: 799 – 800) audit operasional dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu fungsional, organisasional dan penugasan khusus.

a. Fungsional

Seperti yang tersirat dalam namanya, audit fungsional bersangkutan dengan satu fungsi atau lebih dalam suatu organisasi. Misalnya : fungsi pembayaran, fungsi pemasaran, fungsi penggajian suatu divisi atau untuk perusahaan secara keseluruhan. Auditor fungsional adalah memungkinkan adanya spesialisasi oleh auditor. Kekurangan audit fungsional adalah tidak dievaluasinya fungsi yang saling berkaitan.

b. Organisasional

Audit operasional atas suatu organisasi mencakup keseluruhan unit organisasional seperti departemen, cabang atau anak perusahaan. Penekanan dalam suatu audit organisasional adalah seberapa efisien dan efektif fungsi – fungsi yang saling berinteraksi. Rencana organisasi dan metode – metode untuk mengkoordinasikan aktivitas – aktivitas khususnya penting dalam audit jenis ini.

c. Penugasan Khusus

Penugasan auditing operasional khusus timbul atas permintaan manajemen. Ada banyak variasi dalam audit seperti ini. Contoh – contoh penentuan penyebab tidak efektifnya suatu sistem EDP, penyelidikan kemungkinan kecurangan dalam suatu divisi dan membuat rekomendasi untuk mengurangi biaya produksi suatu barang.


(23)

4. Ruang Lingkup Audit Operasional

Perbedaan pokok antara audit operasional dengan audit keuangan terletak pada ruang lingkupnya. Audit keuangan bertujuan memberikan pendapat terhadap kewajaran laporan keuangan dan menekankan terselenggaranya pengendalian intern perusahaan dan hasil audit perusahaan seringkali dilaporkan kepada pihak luar perusahaan seperti pemegang saham, masyarakat, juga manajemen sedangkan audit operasional bertujuan pada untuk mengetahui kegiatan, mengidentifikasi kemungkinan terjadinya perbaikan atau peningkatan atau rekomendasi perbaikan kagiatan yang sedang berlangsung dan biasanya hasil audit operasional dilaporkan pada manajemen perusahaan. Audit operasional memiliki cakupan yang lebih luas dari audit keuangan, pada audit keuangan penelaahan dilakukan terhadap aktivitas langsung yang mempengaruhi kewajaran laporan keuangan, sedangkan audit operasional tidak hanya pada masalah – masalah keuangan tetapi juga masalah – masalah diluar keuangan yang memerlukan rekomendasi dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektivitas perusahaan. Ruang lingkup audit operasional untuk suatu perusahaan harus berdasarkan keputusan manajemen dengan memperhatikan pertimbangan – pertimbangan tertentu, para pelaksana audit harus memperhatikan tujuan manajemen perusahaan mengadakan audit ini. Arens dan Loebbecke (2000: 803 – 804) menyebutkan beberapa kriteria yang dapat digunakan pada audit operasional, yaitu historical performance, comparable performance, engineered standart, discussion and aggreement.

a. Historical performance

Merupakan hasil aktual yang didapat dari hasil aktual periode sebelumnya. Dalam hal ini prestasi kerja periode berjalan dibandingkan dengan periode kerja tahun sebelumnya, kriteria ini seringkali tidak


(24)

memberikan keadaan yang tepat mengenai organisasi yang sesungguhnya, karena kemungkinan adanya perubahaan pada dua periode sebelumnya.

b. Comparable performance

Merupakan hasil yang diterapkan melalui hasil dari organisasi yang sejenis.

c. Engineered standart

Merupakan kriteria yang ditetapkan berdasarkan standart rekayasa. Seperti penggunaan time and motion studi untuk menentukan banyaknya output yang harus diproduksi, kriteria ini efektif untuk menyelesaikan masalah operasional yang penting akan tetapi pembuatan kriteria ini menekan biaya dan waktu yang cukup tinggi karena memerlukan suatu keahlian khusus.

d. Discussion an aggrement

Merupakan kriteria yang ditetapkan berdasarkan hasil diskusi dan tujuan bersama antara manajemen dan pihak – pihak lain yang terlibat dalam audit operasional kriteria umum ini digunakan karena pembuatan kriteri lainnya seringkali sulit dan membutuhkan biaya tinggi.

5. Tujuan Audit Operasional

Menurut Guy Dan M, Wayne A dan Alan J (2003: 421) tujuan audit operasional sebagai berikut :

a. menilai kinerja setiap audit operasional meliputi penilaian kinerja organisasiseperti penilaian tujuan, kebijakan standar dan sasaran organisasi yang ditetapkan manajemen atau pihak yang menugaskan, serta kriteria lain yang sesuai,

b. mengidentifikasi peluang perbaikan efektivitas, efisiensi dan ekonomi merupakan kategori yang luas dan pengklasifikasian sebagian besar perbaikan, auditor dapat mengidentifikasikan peluang perbaikan tertentu dengan mewawancarai individu ( apakah didalam atau luar organisasi ),mengobservasi operasi, menelaah laporan masa lalu atau laporan masa berjalan, mempelajari transaksi, membandingkan dengan standar industri, menggunakan pertimbangan professional berdasarkan pengalaman atau menggunkan sarana atau cara lainnya yang sesuai,

c. mengembangkan rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut sifat dan luas rekomendasi akan berkembang secara beragam selama pelaksanaan operasional. Dalam banyak hal auditor dapat memberikan rokendasi tertentu. Dalam kasus lainnya mungkin memerlukan studi lebih lanjut diluas ruang lingkup penugasan dimana auditor dapat menyebutkan alasan mengapa studi lebih lanjut pada bidang tertentu dianggap tepat.


(25)

audit operasional menekankan pada efisiensi dan efektivitas, kemudian audit operasional juga berorientasi pada kinerja operasi pada masa yang akan datang yang akan dicapai oleh perusahaan.

6. Keterbatasan Audit Operasional

Hal ini yang membatasi kegiatan audit operasional menurut Widjaja T (2008: 43) yaitu “waktu, pengetahuan, biaya, data, standar, orang dan entitas”.

Tiga keterbatasan audit operasional menurut Widjayanto (1985: 24) yaitu waktu, keahlian auditor dan biaya.

a. Waktu

Waktu menjadi faktor yang sangat membatasi, karena auditor harus memberikan informasi kepada manajemen secara cepat setidaknya tepat waktu untuk memecahkan suatu masalah, sebaiknya audit dilakukan secara teratur untuk menjamin bahwa permasalahan yang penting tidak menjadi kronis dalam perusahaan.

b. Keahlian auditor

Kurangnya pengetahuan banyak dikeluhkan oleh auditor operasional karena tidak mungkin bagi seorang auditor dapat menguasai berbagai disiplin bisnis.

c. Biaya

Biaya merupakan salah satu faktor pembatas karena tentu biaya audit harus lebih kecil daripada jumlah uang dapat dihemat, oleh karena itu auditor harus mengabaikan masalah kecil yang memungkinkan dapat memakan biaya jika diselidiki lebih lanjut.

7. Tahap – Tahap Audit Operasional

Audit operasional memerlukan kerangka tugas sebagi pedoman kerja, karena tanpa adanya kerangka yang tersusun dengan baik auditor, audior akan banyak mengalami kesulitan dalam melaksanakan pekerjaannya mengingat kegiatan struktur perusahaan telah semakin maju dan rumit. Menurut Arens dan Loebbecke (2000: 760 - 762) tahap – tahap audit operasional adalah sebagai berikut “planning, evidence accumulation and evalution, reporting and follow-up”.


(26)

Tahap audit operasional selanjutnya menurut Widjayanto (1985: 29) terdiri dari tiga tahap yaitu tahap pendahuluan, tahap audit mendalam dan tahap pelaporan. Ketiga tahapan tersebut akan membantu auditor untuk berkerja secara aktif, sistematis dan teratur baik satu maupun seluruh audit.

a. Tahap Pendahuluan

Tahap pendahuluan memungkingkan terselenggaranya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan secara teratur. Tahap ini dapat digunakan untuk memanfaatkan sumber – sumber daya audit yang langka untuk mencapai hasil yang terbaik. Ruang lingkup dan waktu yang diperlukan dalam tahapan ini banyak dipengaruhi pada keahlian dan pengalaman auditor, pengetahuan atas bidang yang diperiksa, ukuran kerumitan atas aktivitas atau program, tipe audit yang diperiksa, daerah geografis kegiatan organisasi serta sifat penugasannya apakah merupakan penugasan baru atau penugasan yang berlanjut. Dari tahap pendahuluan auditor akan memperoleh informasi umum atau informasi latar belakang dalam waktu yang relatif singkat dalam semua aspek perusahaan, aktivitas, program dan sistem objek yang periksanya. Tahap pendahuluan dapat meliputi kegiatan antara lain pengamatan atas fasilitas fisik, mencari data tertulis, wawancara dengan personil manajemen dan kegiatan analisis.

1) Pengamatan Atas Fasilitas Fisik

Pengamatan fisik keseluruh bagian auditor dapat memperoleh kesempatan untuk meninjau bagian perusahaan serta mendapatkan gambaran nyata tentang aktivitas perusahaan. Auditor biasanya menggunakan kuesioner yang telah disusun terlebih dahulu sesuai dengan tekanan permasalahan yang dihadapi.


(27)

Dengan pengamatan fasilitas fisik ke seluruh bagian, auditor dapat memperoleh kesempatan, untuk meninjau seluruh bagian kegiatan dan mendapatkan gambaran nyata mengenai perusahaan.

2) Mencari Data Tertulis

Tujuan pada tahapan ini apakah perusahaan menerapkan praktek manajemen yang konsisten, untuk itu auditor harus mendapatkan dokumen tertulis yang dijadikan bahan perbandingan dengan data departemen. Dokumen tertulis tersebut adalah sasaran dan tujuan perusahaan yang tertulis, petunjuk kebijaksanaan serta prosedur perusahaan, uraian tugas, bagan organisasi, laporan intern perdepartemen, laporan keuangan bagan arus yang dibuat auditor ekstern dan sebaginya.

3) Wawancara Dengan Personil Manajemen

Pada tahap wawancara auditor memahami apa yang dirasakan karyawan perusahaan dan bagaimana pandangan mereka terhadap masalah tertentu. Orang yang ahli dalam suatu perusahaan adalah mereka yang menjalankan perusahaan, karenanya auditor dapat memperoleh informasi yang paling baik dengan cara mewawancarai manajer yang relevan dalam mengidentifikasi permasalahan.

4) Kegiatan Analisis

Tahap terakhir dari perkerjaan pendahuluan menganalisa yang dilakukan pemeriksa. Dokumentasi yang diperlukan dalam analisa harus sudah terlengkapi dalam tahap pengumpulan data. Hasil dari tahap pendahuluan ini kemudian disimpulkan dalam satu laporan pemeriksaan pendahuluan yang lazim disebut memorandum survei. Memoramdum survei ini tidak boleh diserahkan kepada


(28)

pihak lain tetapi semata – mata digunakan bagi pemeriksa untuk digunakan untuk menetapkan daerah – daerah atau bagian mana yang kiranya memerlukan pemeriksaan yang mendalam.

b. Tahap Audit Mendalam

Tahap audit mendalam meliputi kegiatan mengevaluasi terhadap temuan audit, membandingkan dengan kriteria yang seharusnya serta melakukan penilaian dari hasil perbandingan. Pada tahap akhir ini auditor akan menyusun kesimpulan audit serta mengembangkan rekomendasi mengenai berbagai tindakan perbaikan yang diperlukan dalam menyelesaikan masalah yang ada. Informasi tersebut dapat digunakan dalam menyusun laporan audit. Tahap audit mendalam mencakup kegiatan antara lain studi lapangan dan analisis yang meliputi penghubung dan perbandingan berbagai data yang dikumpulkan dengan kriteria pengukuran.

1) Studi Lapangan

Kegiatan yang dilakukan pada studi lapangan ini antara lain adalah wawancara dengan pegawai inti setiap tingkat organisasi, mewawancarai sumber ekstern yang dianggap penting tanpa melanggar kerahasiaan penugasan, abservasi aktivitas operasional dan fungsi manajemen, penelitian pengendalian intern, penelitian arus transaksi, penelitian penempatan pegawai, peralatan formulir dan laporan, penelitian aspek – aspek inti aktivitas operasional dengan menggunakan kuesioner khusus, pendiskusian dan pengusulan penggunaan kriteria pengukuran pegawai yang sesuai.

2) Analisis Penghubungan dan Perbandingan Berbagai Data Dengan Kriteria Pengukuran


(29)

Penilaian resiko dan infesiensi perusahaan untuk menentukan bidang dan aktivitas yang dapat ditingkatkan, pendokumentasian temuan hasil audit dan manfaat hasil potensial, penegasan kembali kriteria pengukuran, pendiskusian temuan audit serta saran perbaikan yang diperlukan, pengembangan berbagai alternatif perbaikan, rekomendasi dan saran.

c. Tahap Pelaporan

Setelah tahap audit mendalam selesai, auditor bertanggungjawab melaporkan hasil temuan auditnya kepada manajemen atau pihak lain yang memberikan penugasan melalui laporan hasil audit, dengan demikian pihak perusahaan akan dapat bertanggungjawab dan dapat segera mengambil tindakan koreksi yang dibutuhkan. Bentuk sifat laporan akan tergantung pada permintaan pihak yang memberikan penugasan atau kebijaksanaan auditor. Suatu laporan biasanya mengandung uraian mengenai kegiatan apa yang dikerjakan dalam audit, daerah mana yang perlu mendapatkan perbaikan dan rekomendasi yang diusulkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan. Isi laporan audit operasional berbeda antara satu dengan lainnya, tergantung pada sifat perusahaan yang diperiksa dan tipe masalah yang ditelaah. Namun secara umum, laporan hasil audit operasional akan memuat hal – hal sebagai berikut :

1) tujuan dan lingkup audit,

2) prosedur audit yang digunakan auditor, 3) temuan khusus hasil audit,


(30)

8. Pengertian Efektivitas dan Efesiensi

Pemeriksaan Operasional dikenal sebagai pemeriksaan yang berkonsentrasi pada efektivitas dan efesiensi organisasi. Efektivitas mengukur seberapa berhasil suatu organisasi mencapai tujuan dan sasarannya. Efisiensi mengukur seberapa baik suatu entitas menggunakan sumber dayanya dalam mencapai tujuannya. Sebagai contoh, seorang auditor dapat memeriksa badan federal untuk menentukan apakah badan tersebut telah mencapai tujuannya seperti yang ditetapkan oleh kongres (efektivitas) dan menggunakan sumber daya keuangannya secara benar (efisiensi). Pembahasan mengenai ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas akan lebuh mudah dipahami jika dibahas dalam kerangka Input – Proses – Output.

a. Efisiensi

Efisiensi berhubungan dengan bagaimana perusahaan melakukan operasinya, sehingga dicapai optimalisasi penggunaan sumber daya yang dimiliki. Efisiensi berhubungan dengan metode kerja (operasi). Dalam hubungannya dengan konsep input-proses-output, efisiensi adalah rasio antara output dan input. Seberapa besar output yang dihasilkan dengan menggunakan sejumlah tertentu input yang dimiliki perusahaan. Metode Kerja yang baik akan dapat memandu proses operasi berjalan dengan mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Jadi, efisiensi merupakan ukuran proses yang menghubungkan antara input dan output dalam operasional perusahaan.(Bayangkara, 2008:13)


(31)

b. Efektivitas

Dibandingkan dengan efisiensi, yang ditentukan oleh hubungan antara input dan output, efektivitas ditentukan oleh hubungan antara output yang dihasilkan oleh suatu pusat tanggung jawab dengan tujuannya. Semakin besar output yang dikontribusikan terhadap tujuan, maka semakin efektivlah unit tersebut. Efektivitas cenderung dinyatakan dalam istilah – istilah yang subjektif dan nonalitis, seperti kinerja kampus A adalah yang terbaik, tetapi kampus B telah agak menurun dalam tahun – tahun terakhir (Anthony, 2005:174). Efisiensi dan efektivitas berkaitan satu sama lain, setiap pusat tanggung jawab harus efektif dan efesien dimana organisasi harus mencapai tujuannya dengan cara yang optimal. Suatu pusat tanggung jawab yang menjalankan tugasnya dengan konsumsi terendah atas sumber daya, mungkin akan efesien, tetapi jika output yang dihasilkannya gagal dalam memberikan kontribusi yang memadai dalam pencapaian cita – cita organisasi, maka pusat tanggung jawab tersebut tidaklah efektif(Anthony 2005:174-175)

9. Pengertian Fungsi Pemasaran

Fungsi Pemasaran merupakan salah satu kegiatan utama yang dilaksanakan dalam suatu perusahaan sehingga perlu untuk mendapat perhatian yang cukup besar serta pengelolaan yang sebaik mungkin. Kegagalan dalam aktivitas pemasaran akan sangat berpengaruh terhadap kontinuitas operasi perusahaan, karena fungsi pemasaran merupakan sumber pendapatan utama perusahaan.


(32)

B. Kerangka Konseptual

Kerangka Konseptual merupakan sintesis ekstraplorasi dari tinjauan teori yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian.

PT. Indosat adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa pelayanan komunikasi. Dimana dalam menetukan berapa biaya operasi Pemasaran perusahaan, manajemen harus terlebih dahulu membuat perencanaan biaya operasi. Setelah adanya perencanaan, langkah selanjutnya adalah melakukan penyusunan pada anggaran biaya operasi dan melihat hasilnya pada realisasi anggaran biaya operasi. Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara realisasi dengan anggaran maka perlu dilakukan investigasi dan tindakan koreksi.

PT. Indosat Tbk

Manajemen Pemasaran

Anggaran Biaya Pemasaran

Tindakan Koreksi Pemeriksaan Operasional

Laporan Analisa Biaya Realisasi Anggaran Biaya


(33)

C. HASIL PENELITIAN TERDAHULU NO. Peneliti

dan Tahun Penelitian Masalah Yang Diteliti Metode yang digunakan Hasil Penelitian

1. Bertha Elvina 2004 “Pemanfaatan Anggaran Penjualan Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Mendukung Efektivitas Penjualan Pada CV. Metro Jaya Lestari Bandung” Analisis Deskriptif Dalam Bentuk Studi Kasus

a. Penyusunan anggaran sudah disusun secara memadai

b. Pada perusahaan, proses penjualan sudah efektif c. Anggaran penjualan

bermanfaat untuk mendukung efektivitas penjualan

d. Berdasarkan hasil peneliti, pertanyaan tambahan dimana responden bebas memberikan jawaban 2. Widya R

2008 “Peranan Anggaran Penjualan Dalam Pengendalian Penjualan Pada PT KAI

( Persero ) Divisi Regional I Medan” Analisis Deskriptif Dalam Bentuk Studi Kasus

a. penjualan pada PT KAI ( Persero ) telah cukup efektif

b. Pengendalian yang dilakukan PT KAI ( Persero ) cukup efektif

karena telah dilaluinya proses pengendalian penjualan melalui

anggaran untuk mencapai target penjualan yang dikehendaki, hal ini terlihat dari realisasi penjualan dari anggaran sebesar 88,4%., didapat kesimpulan bahwa anggaran berpengaruh terhadap efektifitas pengendalian penjualan

Sumber : Diolah Peneliti, 2010

Tinjauan penelitian terdahulu yang dijadikan dasar penulis sebagai bahan perbandingan adalah penelitian yang mengangkat masalah pengendalian


(34)

penjualan dan masalah pencapaian efektivitas penjualan, karena penulis mengangkat masalah pengendalian penjualan untuk menunjang efektivitas penjualan. Penelitian yang dilakukan Bertha Elvina tahun 2008 mengambil masalah dengan fokus pemanfaatan anggaran penjualan dalam mendukung efektivitas penjualan, penelitian ini menilai bagaimana perusahaan menyusun anggaran penjualannya, proses penjualan apakah sudah efektif dalam pencapain tujuan perusahaan. Penelitian yang dilakukan Bertha menganalisis data dalam bentuk deskriptif dan studi kasus ini penulis mencoba mengumpulkan data primer dan data sekunder yang diperlukan dengan wawancara langsung dan dengan daftar pertanyaan yang mana pertanyaan yang diajukan digunakan untuk menilai masalah yang diangkat dalam penelitian. Widya R dalam penelitian yang dilakukannya hampir serupa dengan penelitiaan yang diangkat Bertha Elvina yaitu mengangkat masalah pemanfaatan anggaran penjualan yang berbeda dari penelitian yang dilakukan Widya anggaran penjualan digunakan dalam pengendalian penjualan dengan metode analisis data deskriptif dalam bentuk studi kasus, dengan kesimpulan penelitian yang melihat tercapainya efektivitas dari segi proses penyusunan anggaran penjualan dan tercapainya juga efektivitas dari segi pengendalian penjualan.


(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Penelitian dilakukan pada PT. INDOSAT Jl. Perinits Kemerdekaan, Medan B. Jenis Data

1.Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari perusahan berupa hasil wawancara dan observasi. Data ini perlu diolah lebih lanjut

2.Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk yang sudah terdokumentasi mis stuktur organisasi, flowchart, prosedur penjualan, diagram arus data dll. Data ini diguanakan sebagai pelengkap bagi data primer yaitu untuk menguji validitas data primer yang diperoleh dari perusahaan atau berbagai sumber yang relevan dengan tujuan penelitian.

C. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dilakukan dengan dua cara: 1. Penelitian lapangan (field research)

a. Wawancara, yaitu penelitian dengan cara tanya jawab dengan pejabat yang bersangkutan dengan masalah yang diteliti. Antara lain Humas bagian penjualan dan penerimaan kas sehingga penulis dapat memperoleh data mengenai sejarah dan perkembangan perusahaan, struktur organisasi berikut perinciaan tugas, keterangan dan pendapat mengenai pengendalian internal pendapatan dalam menunjang Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasi Guna Meningkatkan


(36)

Efektivitas dan Efesiensi Pada PT Indosat, sifat wawancara yang dilakukan adalah informal (wawancara lisan)

b. Observasi, yaitu peneliti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap pengendalian intern pendapatan pada PT. INDOSAT. Selain itu, mempelajari buku dan dokumen perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas yang ditujukan untuk melengkapi data-data yang dibutuhkan.

2. Penelitian Kepustakaan

Pengumpulan data yang berasal dari literatur - literatur yang berhubungan

dengan materi yang dibahas untuk memperoleh data sekunder. Sumber data ini penulis gunakan sebagai tinjauan teoritis dalam memperoleh evaluasi yang baik terhadap sumber data dari objek penelitian.


(37)

D. Jadwal Penelitian Tabel 3.2 Jadwal Penelitian Tahap Penelitian 2010

Oktober November Desember Januari Februari Maret

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pengajuan Judul Pengumpul an Data Penyelesain Proposal Seminar Proposal Penulisan Skripsi Penyelesain Laporan

Sumber : Diolah Peneliti, 2010

Pengajuan judul penelitian dilakukan pada bulan Oktobert awal, pada bulan yang sama pula penulis mengumpulkan teori yang relevan dengan masalah yang diteliti, data ini digunakan untuk menyelesaikan proposal penelitian. Proses penyelesaian proposal yang dilakukan pada april awal sampai dengan april akhir bulan, penghujung bulan april penulis melakukan seminar proposal, seminar proposal ini dilakukan peneliti untuk pemberitahuan bahwa peneliti akan mengangkat suatu masalah yang akan diteliti. Penulisan isi skripsi dilakukan pada bulan mei dan juni, dalam dua bulan tersebut penulis mengumpulkan data – data dari objek penelitian yang berupa data primer dan data sekunder, sekaligus


(38)

melihat fenomena yang ada pada objek penelitian yang diperbandingkan dengan konsep teori yang diangkat penulis. Penyelesain laporan dilakukan pada akhir bulan Februari dan Maret.


(39)

BAB IV

PEMBAHASAN DAN ANALISA

A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan

Sebagai salah satu operator seluler terbesar di Indonesia, PT. Indosat Tbk, mengalami beberapa perubahan yang relatif baragam dalam perjalanannya di dunia telekomunikasi.

1.1 Sebelum Menjadi BUMN

Pelayanan telekomunikasi umum internasional pada mulanya dikelola oleh PT. Telkom. Pada saat itu telekomunikasi yang digunakan adalah sistem komunikasi radio High Frequency (HF) dan Very High Frequency (VHF).

Dengan adanya sistem komunikasi satelit, dunia telekomunikasi mengalami perubahan. Untuk memfasilitasi perubahan ini dibentuk organisasi International Telecommunication Satellite (Intelsat) yang berfungsi menyatukan standar komunikasi satelit, yang beranggotakan negara-negara seperti Amerika Serikat, Australia, Jepang, dan tujuh negara Eropa.

Satelit pertama yang diberi nama Early Bird atau Intelsat I diluncurkan pada tanggal 6 April 1965 dan berada di atas lautan Atlantik. Satelit tersebut memiliki 2 transponder dengan bandwidth 25 MHz dan kapasitas 240 kanal.

Perkembangan sistem komunikasi satelit membawa pengaruh bagi Indonesia, sehingga pada awal tahun 1967 timbul gagasan pemerintah Indonesia untuk ikut memanfaatkan satelit Intelsat. Penyelenggaraan jasa telekomunikasi di


(40)

Indonesia dimulai dengan didirikannya Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi yang berkedudukan di Jalan Cisanggarung 9 Bandung, Jawa Barat, pada tahun 50-an.

Perkembangan selanjutnya terjadi pemisahan Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi menjadi dua perusahaan negara, yaitu Perusahaan Negara Pos dan Giro dan Perusahaan Negara Telekomunikasi yang kemudian menjadi PT Telekomunikasi Indonesia (PT. Telkom).

Pelayanan jasa telekomunikasi hubungan domestik sepenuhnya dilaksanakan oleh PT. Telkom, sedangkan untuk hubungan internasional dilakukan dengan bekerja sama dengan pihak swasta asing, yaitu Cable & Wireless (C&W). Setelah kerja sama selesai, Pemerintah Indonesia yang diwakili oleh PT. Indonesian Satellite Corporation yang saat itu berkedudukan di Jalan Gondangdia Lama 26 Jakarta, melakukan kerja sama untuk menyelenggarakan pelayanan telekomunikasi internasional dengan perusahaan swasta Amerika yaitu International Telephone Telegraph (ITT) Corporation pada tanggal 20 November 1967 dengan status Penanaman Modal Asing (PMA). Sebagai wujud nyata diadakan perjanjian Joint Venture International Pemerintah Indonesia, sedangkan ITT sebagai mitranya adalah penyewa selama 20 tahun.

Berdasarkan perjanjian kerja sama internasional Pemerintah Indonesia dengan ITT, dan sesuai dengan akte notaris Mohammad Said Tjoedin yang telah disahkan oleh Surat Keputusan Menteri Kehakiman No. J. A5/88/24 tanggal 20 November 1967, maka berdirilah Perusahaan yang bergerak di bidang jasa Telekomunikasi Internasional Umum di Indonesia yang bernama PT. Indosat.


(41)

Secara operasional PT. Indosat dikenal dengan selesai dibangunnya Stasiun Bumi Intelsat di Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, yang diresmikan pemakaiannya oleh Presiden Soeharto pada tanggal 28 September 1969. Untuk pertama kali antena standar adalah antena standar A yang berdiameter 27,4 meter yang mengarah ke Samudera Pasifik bernama Pacific Ocean Region (POR).

Meningkatnya arus telekomunikasi internasional dari dan keluar Indonesia mendorong dibangunnya antena kedua yang juga merupakan antena standar A berdiameter 32 meter yang mengarah ke Samudera Hindia bernama Indian Ocean Region (IOR), dan letaknya berdekatan dengan antena pertama.

Penggunaan antena kedua tersebut diresmikan oleh Menteri Perhubungan Nurjadin pada tanggal 10 November 1979. Selanjutnya dibangun Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) ASEAN Indonesia-Singapura (I-S) pada tanggal 1 April 1980.

Kemudian berdasarkan Keputusan Presiden No. 50/1980 diturunkan suatu tim Keppres untuk meninjau kembali status perjanjian internasional antara Pemerintah Indonesia dengan ITT Corporation. Hasil peninjauan tim tersebut memutuskan untuk membeli seluruh saham PT. Indosat oleh Pemerintah Indonesia. Penandatangan naskah perjanjian pembelian saham dilakukan oleh American Cable & Radio sebagai wakil dari ITT Corp. dan Menteri Keuangan sebagai wakil dari Pemerintah Indonesia pada tanggal 30 September 1980.


(42)

1.2 Setelah Menjadi BUMN

PT. Indosat resmi menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berbentuk Persero di lingkungan Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi pada tanggal 31 Desember 1980. Agar lebih meningkatkan mutu pelayanan telekomunikasi umum maka melalui PP No. 52, 53, dan 54 tahun 1980, pengelolaan telekomunikasi dipisah menjadi dua, yaitu:

1. Telekomunikasi untuk umum nasional diselenggarakan oleh PT. Telkom. 2. Telekomunikasi untuk umum internasional diselenggarakan oleh PT. Indosat.

PT. Indosat kemudian menjadi badan usaha yang memberikan banyak kontribusi terhadap pendapatan negara yang merintis usaha baru, mendorong kegiatan swasta serta berperan sebagai sumber talenta manajemen bagi pembangunan bangsa dan negara.

PT. Indosat mulai menjalankan jasa telekomunikasi internasional umum sejak tanggal 1 Januari 1982, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan No. 235/PL/101/PHB-81 tanggal 20 Oktober 1981, Keputusan Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi No. 143/ Dirjen/1981, serta perjanjian kerja sama internasional antara PT. Telkom dan PT. Indosat tanggal 31 Desember 1981.

Tahun 1982, dimulailah pembangunan Sentral Gerbang Internasional 2 (SGI-2) yang berlokasi di Medan. Sedangkan untuk menambah fasilitas Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL), pada tanggal 2 Maret 1985 diresmikan pula SKKL Medan-Penang. Kemudian pada tanggal 8 September 1988, PT. Indosat turut serta dalam pembangunan SKKL Asia Tenggara-Timur Tengah-Eropa Barat (SEA-ME-WE). Tahun 1994, Sentral Gerbang Intenasional (SGI-3) dibangun di


(43)

Batam dan PT. Indosat juga mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta, Bursa Efek Surabaya, dan New York Stock Exchange sehingga resmi menjadi perusahaan publik.

Pada tahun 1999, pemerintah mengeluarkan kebijakan deregulasi di sektor telekomunikasi dengan membuka kompetisi pasar bebas. Hal ini ditandai dengan keluarnya UU No. 36 tahun 1999 yang berisikan bahwa PT. Indosat diberi izin menjadi penyelenggara telekomunikasi lokal (domestik) atau disebut dengan Full Service Network Provider (FSNP). Dengan demikian, Telkom tidak lagi memonopoli pasar telekomunikasi domestik di Indonesia. Pada tanggal 14 Agustus 2000, pemerintah memberi izin kepada PT. Indosat untuk menyelenggarakan seluler Indosat Multi Media Mobile (IM3). Peluncuran seluler IM3 dilakukan pada tanggal 31 Agustus 2001 di Batam. IM3 menjadi pelopor GPRS dan multimedia di Indonesia.

PT. Satelindo menjual sahamnya kepada PT. Indosat pada tahun 2001 dan akhirnya dengan lima anak perusahaannya, PT. Indosat tergabung dalam Indosat Group. Pada tanggal 27 Desember 2002, Pemerintah Indonesia mendivestasikan 41,94 % sahamnya di PT. Indosat kepada Singapore Technologies Telemedia (STT) Pte. Ltd. Dengan ini, PT. Indosat bukan lagi BUMN tetapi kembali menjadi bentuk perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) yang bergerak dalam jasa telekomunikasi dan informasi.

Pada bulan November 2003, diadakanlah penandatangan penggabungan Satelindo, IM3, dan Bimagraha ke dalam Indosat Group. Ini diikuti dengan perubahan secara menyeluruh mencakup human resources, teknologi, kultur, dan


(44)

platform nilai-nilai. Perubahan ini menunjukkan hasil yang menggembirakan dengan pendapatan 10 triliun rupiah.

Pada tahun 2006, Indosat mendapatkan lisensi 3G dan melakukan ekspansi layanan telepon tetap nirkabel di 22 kota besar di Indonesia, dan kemudian pada tanggal 29 November 2006 Indosat meluncurkan 3,5G untuk Jakarta dan Surabaya. Indosat 3,5G ini memungkinkan para pelanggan menikmati mutu suara dan video yang lebih baik, dimana data rate mencapai 3,6 Mbps. 3,5G ini disebut juga HSDPA.

Pada bulan Juni 2008, Singapore Technologies Telemedia (STT) Pte. Ltd. menjual sahamnya kepada Qatar Telecom.

2.2 VISI, MISI, DAN MOTTO PT.INDOSAT

Seiring dengan kemajuan zaman yang disertai dengan kemajuan teknologi terutama di bidang telekomunikasi, maka PT. Indosat memantapkan visi bisnisnya untuk menyongsong perubahan-perubahan yang semakin cepat. Visi harus bisa dikomunikasikan, dijabarkan kepada seluruh warga INDOSAT (karyawan) dan warga usaha agar bisa diarahkan sesuai dengan visi perusahaan.

Visi PT. Indosat adalah:

“Menjadi penyelenggara jaringan dan jasa telekomunikasi terpadu berfokus seluler/wireless terkemuka di Indonesia”.

“To become the leading cellular/wireless focused fully integrated telecommunication network and services provider in Indonesia “.


(45)

Misi PT. Indosat adalah:

1. Menyediakan dan mengembangkan produk, layanan dan solusi yang inovatif dan berkualitas untuk memberikan manfaat yang terbaik bagi pelanggan.

“To provide and develop innovative and quality products, services, and solutions which offer the best value to our customers”.

2. Meningkatkan shareholder value secara terus menerus. “To continuously grow shareholder value”.

3. Mewujudkan kualitas hidup stakeholder yang lebih baik. “To provide better quality of life to our stakeholder”.

Nilai-nilai PT. Indosat adalah:

INSAN GEMILANG

1. INtegritas :

Menjunjung tinggi kejujuran, loyalitas, tanggung jawab dan dedikasi. “Integrity :

Conduct ourselves with the highest ethical standard, loyality, responsibility, and dedication to company”.

2. KerjaSAma :

Saling percaya dan saling membantu dan memberikan seluruh keahlian untuk menghasilkan kinerja terbaik bagi perusahaan.

“Team Work :

Building trust and supportive environment, harnes the skill and knowledge to achieve highest performance for the company”.


(46)

3. KeuNGgulan :

Komitmen memberikan yang terbaik. “Commitment excellence :

Have a commitment to excellence for best result”. 4. KEMItraan :

Mitra yang professional, produktif dan saling menguntungkan. “Partnership :

Being good, productive and beneficial partner”. 5. Fokus pada peLANGgan :

Mencapai hasil melebihi harapan pelanggan/pemakai untuk mewujudkan kepuasan pelanggan/pemakai.

“Customer Focus :

Comitted to meet and exceed users/customers expectations”.

Untuk menambah semangat kerja seluruh warga usahanya, PT. Indosat mempunyai motto yang dipegang teguh oleh seluruh warga usahanya. Motto PT. Indosat adalah:

Kretharta Karya Samuha

(Success Through Team Work)

Yang maknanya : Keberhasilan dapat dicapai dengan kerjasama diantara seluruh pihak yang terkait, yaitu dari tingkat direksi, divisi, bagian serta para pemegang saham.


(47)

Dengan adanya perubahan, saat ini PT. Indosat memiliki motto baru yang menggambarkan semangat PT. Indosat untuk membuat masa depan yang lebih baik. Motto tersebut adalah :

The Future is Here

(Masa depan ada disini)

Motto ini menggambarkan semangat Indosat untuk membuat masa depan dunia teknologi yang lebih maju. Selain motto, PT. Indosat mempunyai tekad pelayanan, yaitu :

We Care More

(Kami lebih peduli)

Tekad ini merupakan kelanjutan dari sasaran-sasaran yang ingin dicapai oleh PT.Indosat.

2.3 LOGO PT. INDOSAT

Gambar 2.1 Logo Indosat

1. Teks indosat yang menggunakan huruf kecil yang melambangkan sikap PT. Indosat yang bersahabat dan low profile tetapi mudah bekerja sama dalam segala hal.


(48)

2. Teks indosat yang berwarna biru tua melambangkan kekuatan korporasi Indosat yang kokoh dan solid, kemampuan dan rasa percaya diri dalam bidang teknologi yang tinggi serta kestabilan perusahaan.

3. Tiga elips pembentuk Techno Flower merupakan elemen yang mempunyai arti dan fungsi agar dapat saling membangun dan mengisi satu sama lainnya, yaitu :

a) Elips berwarna merah, melambangkan Masyarakat Indonesia b) Elips berwarna biru, melambangkan Teknologi

c) Elips berwarna kuning, melambangkan Komunikasi.

4. Simbol Techno Flower tercipta dari gabungan 3 elips yang mencerminkan usaha dan fokus bisnis Indosat saat ini di Indonesia, yaitu dalam bidang teknologi dan pelayanan bagi masyarakat, serta pentingnya kerja sama yang kokoh di antara ketiga elemen tersebut.

5. Bintang Permata terdapat di tengah – tengah yang berbentuk dari rangkaian ketiga elips, mencerminkan layanan terbaik dan berkualitas yang senantiasa diberikan oleh PT. Indosat kepada seluruh masyarakat Indonesia.

2.4 JASA-JASA PT. INDOSAT


(49)

1. Jasa Layanan Internasional a. Indosat SLI 001

Gambar 2.2 Format Penomoran Indosat SLI 001

Merupakan layanan Sambungan Langsung Internasional yang paling berkualitas sebagai pilihan utama untuk komunikasi internasional bagi kalangan profesional dan bisnis.

b. Indosat SLI 008

Gambar 2.3 Format Penomoran Indosat SLI 008

Layanan Sambungan Langsung Internasional dengan biaya lebih hemat sepanjang hari untuk memudahkan komunikasi pelanggan dengan relasinya. Biaya SLI dihitung berdasarkan perhitungan pulsa per detik dengan tarif hemat hingga 40% sepanjang hari.


(50)

Gambar 2.4 Format Penomoran Indosat Flat Call 016

Layanan percakapan internasional murah dengan tarif Rp. 2.900,00 per menit berlaku setiap saat, ke negara manapun dengan kode akses 016.

2. Jasa Layanan Mobile Telephony atau Layanan Seluler a. Kartu Seluler Pascabayar Matrix

Layanan kartu SIM pascabayar dengan spesifikasi dan fitur yang lebih canggih sehingga dapat memberikan sambungan yang lebih cepat, liputan yang lebih luas serta kualitas sinyal maupun suara yang lebih jernih dengan sinyal kuat Indosat. Matrix merupakan kartu pascabayar untuk segmen bisnis dan profesional dengan fitur terlengkap.

Slogan & Logo Matrix : The Freedom to be You

Spesifikasi Matrix :

1. GSM 900/1800/1900 (Triple Band) 2. Sim Card 64 Kb (GSM phase 2+)


(51)

3. Jaringan Satelindo (kini Indosat) 4. Voltase: 3 volt atau 5 volt

5. Menu Browser Satelindo@ccess/ Matrix-Centro 6. SMS memory 55 unit (tergantung jenis ponsel) 7. Phonebook memory 250 unit (extended to 550 unit) 8. Personalized PIN/PUK

Fitur Matrix :

3,5G, CLI, CLIR, Call Waiting/Call Hold, Call Forward/Call Divert, Voice Mail Service (VMS), SMS, Fax & Data, GPRS, WAP/Internet, MMS, Mobile Banking, I-ring, Blackberry, Conference Call, SLI, SLJJ, National Roaming Access, International Roaming Access, LBS, VAS.

b. Kartu Seluler Prabayar Mentari

Merupakan kartu SIM prabayar yang memiliki fitur dan fasilitas lengkap yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan umum. Mentari merupakan kartu prabayar untuk segmen premium

Slogan & Logo Mentari : Lengkap Melengkapi Hidup


(52)

1. GSM 900/1800 (Dual Band)

2. Sim Card 8 Kb, 32 Kb (GSM phase 2+) 3. Jaringan Satelindo (kini Indosat)

4. Voltase: 3 volt atau 5 volt

5. Menu browser Satelindo@ccess (hanya untuk 32 Kb) 6. SMS memory 30 unit, 35 unit

7. Phonebook memory 100 unit & 250 unit.

Fitur Mentari:

3,5G, CLIP, CLIR, Call Waiting, Call Hold/Call Unhold, Voice Mail Service (VMS), SMS, MMS, I-ring, Conference Call, International Roaming, VAS, LBS.

c. Kartu Seluler Prabayar Indosat MultiMedia Mobile (IM3)

Merupakan kartu SIM prabayar yang memiliki fitur dan fasilitas lengkap yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan umum dan pelanggan muda-mudi pada khususnya. IM3 merupakan kartu prabayar untuk segmen young & trendy.

Slogan & Logo IM3 : No Limits


(53)

1. GSM 900/1800 (Dual Band)

2. Sim Card 32 Kb, 64 Kb (GSM phase 2+)

3. Jaringan Isat-M3 dan Satelindo (kini satu jaringan Indosat) 4. Voltase: 3 volt atau 5 volt

5. Menu browser M3-Access (hanya untuk 64Kb) 6. SMS memory 35 unit

7. Phonebook memory 100 unit & 250 unit. 8. Personalized PIN/PUK

Fitur IM3:

3,5G, CLIP, CLIR, Call Waiting, Call Hold/Call Unhold, Voice Mail Service (VMS), SMS, MMS, I-ring, Conference Call, International Roaming, VAS, LBS.

d. Kartu Pascabayar StarOne

Merupakan produk pascabayar dan prabayar CDMA (Code Division Multiple Access) yang hemat dan nyaman dengan layanan akses internet berkecepatan hingga 153,6 Kbps.

Slogan & Logo StarOne : Telepon untuk Semua


(54)

Spesifikasi StarOne : 1. CDMA 2000-1x

2. Frekuensi 1900 MHz & 800 MHz 3. Kecepatan internet 153,6 Kbps

Fitur StarOne :

Three way call, conference call, call forwarding, CLIR, CLIP, SMS, MMS, VMS, call waiting, akses internet, do not disturb (DND).

3. Layanan PT. Indosat lainnya a. Indosat Phone (I-Phone)

Indosat Phone merupakan layanan sambungan telekomunikasi telepon tetap domestik dan internasional melalui jaringan tradisional maupun VoIP yang dapat digunakan untuk melayani komunikasi suara, data, dan video dengan kualitas baik serta harga yang kompetitif.

b. MIDI IWL (Indosat World Link)

MIDI (Multimedia, Internet, and Data Communication) IWL adalah layanan sirkit berlangganan digital point to point yang bersifat clear channel, berkecepatan tinggi, untuk menghubungkan lokasi pelanggan di Indonesia dengan counter part-nya di luar negeri


(55)

selama 24 jam terus-menerus dalam bentuk suara, data, faximile, dan video conference. MIDI IWL menggunakan konfigurasi via kabel laut dan via satelit, dan dapat dimanfaatkan untuk aplikasi berbasis IP, frame relay, dll, seperti internet dan video conference.

c. MIDI IFN (Indosat Frame Net)

MIDI IFN adalah layanan komunikasi data menggunakan teknologi paket dengan bandwidth yang fleksibel sehingga sesuai untuk trafik yang bersifat bursty. Frame relay dapat menggunakan konfigurasi baik point to point maupun point to multipoint. MIDI IFN menggunakan teknologi akses frame/packet dan transmisi last mile melalui fiber optic, radio/microwave, dan VSAT untuk mengkomunikasikan aplikasi data, suara, gambar, dan fax dengan kecepatan 64 Kbps – 2 Mbps.

d. MIDI IPVPN (Internet Protocol Virtual Private Network)

MIDI IPVPN adalah layanan komunikasi data antar perusahaan (antar satu perusahaan di beberapa lokasi berbeda, antara satu perusahaan dengan mitranya/pelanggannya/supplier-nya atau dengan remote user/traveler) yang dapat menghubungkan antar LAN dengan menggunakan protocol TCP/IP. MIDI IPVPN menggunakan teknologi akses IP/share bandwidth baik untuk jaringan dedicated yang menghubungkan antar perusahaan yang dapat digunakan untuk intranet dan LAN (direct IP) maupun layanan akses jarak jauh secara dial-up dari berbagai lokasi (di luar lokasi perusahaan) yang dapat


(56)

terhubung dengan LAN perusahaan maupun sumber informasi (dial IP). Kecepatan akses yang dapat disediakan MIDI VPN untuk mengkomunikasikan data, voice, dan video adalah 64 Kbps – 2 Mbps.

e. MIDI IDL (Indosat Domestic Link)

MIDI IDL adalah layanan komunikasi sirkit langganan dengan menggunakan teknologi VSAT/satelit untuk meyalurkan aplikasi data, suara, maupun video yang menghubungkan pelanggan di Indonesia dengan mitra bisnisnya di luar negeri selama 24 jam terus – menerus. MIDI IDL menggunakan teknologi akses clear channel dan transmisi VSAT/satelit untuk mengirimkan data, suara, dan video dengan kecepatan antara 19,2 Kbps – 2 Mbps.

f. MIDI Indosat ATM (Asynchronous Transfer Mode)

MIDI Indosat ATM adalah layanan jaringan komunikasi data berkecepatan tinggi dengan teknologi paket dengan menggunakan teknik multiplexing dan switching yang dapat menghubungkan antar lokasi secara point to multipoint dengan menggunakan bandwidth yang fleksibel. Indosat ATM memiliki dua jenis layanan yaitu ATM CBR (Constant Bit Rate) yang digunakan untuk aliran trafik kontinu, konstan, time-synchronized (low delay). Aplikasinya yaitu Private Line Emulation, Video Conferencing, Interactive-audio (real time voice) dan ATM VBR nrt (Virtual Bit Rate non real time) yang digunakan untuk aplikasi yang tidak sensitif terhadap delay.


(57)

Biasanya digunakan untuk aplikasi multimedia e-mail, bursty LAN traffic, transfer data dengan kecepatan 2 Mbps – 45 Mbps.

g. MIDI INL (Indosat National Link)

Indosat National Link (INL) adalah jaringan sirkit sewa yang dapat digunakan untuk menyalurkan aplikasi data, suara, dan video dengan kecepatan 64 Kbps – 2 Mbps dan 45 Mbps (case by case) untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dalam cakupan domestik.

h. Indosat MPLS

Layanan baru berbasis jaringan Metro Ethernet dengan teknologi MPLS.

2.5 FASILITAS TELEKOMUNIKASI PT. INDOSAT

PT. Indosat memiliki berbagai sarana dan fasilitas untuk telekomunikasi internasional di berbagai tempat di Indonesia untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pemakai jasa. Sarana – sarana telekomunikasi internasional itu adalah sebagai berikut:

1. Jatiluhur

− Stasiun bumi intelsat JAH-1A, mulai beroperasi tahun 1969

− Stasiun bumi intelsat JAH-2A, mulai beroperasi tahun 1978

− Stasiun bumi intelsat JAH-3A, mulai beroperasi tahun 1985

− Stasiun bumi intelsat JAH-4A, mulai beroperasi tahun 1987

− Stasiun bumi intelsat JAH-5A, mulai beroperasi tahun 1994 2. Ancol


(58)

− SKKL ASEAN I-S, mulai beroperasi tahun 1980

− SKKL A-I-S, mulai beroperasi tahun 1986

− SKKL SEA-ME-WE 2, mulai beroperasi tahun 1992

− Sentral telepon 5ESS AT&T (SGI-1B)

3. Kantor pusat PT. Indosat

− Sentral telepon EWSD (SGI-1A)

− Sentral Telex Digital Hasler

− Perangkat Server Unit (Fax +)

− Perangkat untuk IBS

− Perangkat untuk video conference

− Perangkat untuk Indosat Calling Card

− Perangkat untuk voice mail (infobox)

− Base Station Microwave

− Server internet

− Sentral MSC Daan Mogot Jakarta 4. Medan

− SKKL SEA–ME–WE 1 (Mecol dan Mesing), mulai beroperasi tahun 1984

− SKKL Medan – Penang, mulai beroperasi tahun 1993

− Stasiun Bumi Intelsat MES-1A, mulai beroperasi tahun 1994

− Sentral MSC Cempaka Medan, mulai beroperasi tahun 1996


(59)

5. Batam

− Batam – Singapura Microwave link, mulai beroperasi tahun 1992

− Stasiun bumi Intelsat BTM- 1B, mulai beroperasi tahun 1994

− SGI-3 Batam 6. Surabaya

− Stasiun bumi Intelsat SBY-1A, mulai beroperasi tahun 1995

− SGI-4 Surabaya

2. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas PT. Indosat,Tbk

Organisasi pada dasarnya bertujuan untuk mengkordinir suatu kelompok atau badan yang terdiri dari berbagai personalia serta mendayagunakan kemampuan yang ada secara keseluruhan untuk di arahkan kepada tujuan tertentu. Selain itu dapat menggambarkan suatu rangkaian atau proses yang harus di lalui dalam perumusan tujuan. Pengambilan keputusan dan di lain pihak struktur ini merupakan perincian kegiatan yang harus di kerjakan masing-masing pegawai sesuai dengan bidang serta wewenangnya.

Struktur organisasi ini dapat juga disebut dengan kerangka dasar yang menunjukan orang-orang yang ada di dalamnya terhadap tujuan yang telah di tetapkan dan biasanya di sebut oleh pimpinan sebelum di jalankan kegiatan usaha dengan maksud agar lebih jelas dan terlihat akan susunan atau posisi dari setiap karyawan yang ada dalam organisasi tersebut. Peran dari seseorang pimpinan di dalam suatu organisasi akan sangat menentukan keberhasilan dari tujuan yang


(60)

akan di capai dalam organisasi itu sendiri. Dengan adanya struktur organisasi ini maka akan jelas bagi setiap anggota tugas dan tanggung jawab.

Untuk itu dapat kita lihat struktur Organisasi PT. Indosat Tbk Northern Sumatera Region Sebagai berikut :

I. JOB DESK UNIT KERJA MASING – MASING DIVISI 1. Unit Kerja Technical Operation.

DIVISION HEAD TECHNICAL OPERATION

PROVISIONING & QUALITY IMPROVEMENT

LOCAL NETWORK O&M SEKRETARIS

NSS SWITCHING

O&M BSS O&M

a) Provisioning & Quality Improvement

Provisioning & Quality Improvement memiliki tugas yang berhubungan dengan kualitas jaringan, improvement jaringan dan planning :

 Memonitor performansi dari jaringan, dengan mengambil data dari metrika dan juga melakukan drivetest

 Traffic Management, dengan mengukur utilisasi dari BTS  Menjaga KPI, biasanya ditargetkan mencapai 99 %  Pengawasan dan perbaikan site yang telah ada

 Planning pembangunan site baru, termasuk disini perencanaan repeater baru.


(61)

PQI juga melakukan koordinasi dengan divisi lainnya, salah satunya adalah dengan Fault Management (FM) untuk mengetahui keluhan – keluhan customer yang terkait dengan qualitas jaringan, dan juga dengan bagian BSS, jika diperlukan penambahan CU atau pengoptimalan arah dan pengoptimalan kemiringan antenna.

b) NSS Switching O&M

Tugas dan kewajiban Tim NSS Switching O&M adalah:

 Maintenance perangkat core cellular seperti MSC, HLR, GPRS, i-Ring, SMS, switching local, SGI, CDMA.

 Menanggapi keluhan pelanggan yang berhubungan dengan nomornya.

 Mengeksekusi penambahan link

 Troubleshouting hardware dan software

NSS Switching O&M melakukan koordinasi dengan Fault Management dan Call Center untuk keluhan pelanggan serta dengan bagian Provisioning untuk penambahan link.

c) BSS O&M

Tugas dan kewajiban Tim BSS O&M adalah:

 Bertanggung jawab terhadap pengoperasian seluruh BSC dan BTS yang tersebar di wilayah Sumatera Bagian Utara


(62)

BSS O&M melakukan kerjasama dengan dengan divisi Network Management Center (NMC) dimana NMC akan mengirimkan sms broadcast ke tim technical BSS jika ada BTS yang faulty, serta dengan fungsi PQI untuk pengoptimalan arah dan kemiringan antenna.

d) Local Network O&M

Tugas dan kewajiban Tim Local Network O&M adalah:  Penomoran antar PLMN

 Kegiatan interkoneksi  Disaster Recovery Plan

 Operation dan maintenance SKKL

Local Network lah yang melakukan hubungan dengan operator lain untuk hubungan interkoneksi antar sentral, sementara eksekusinya dilakukan oleh tim NSS O&M. Saat ini tim Local Network sedang melakukan project upgrading SKKL SEAMEWE – 3 dipantai Cermin yang merupakan pengembangan dari generasi sebelumnya yaitu sistem komunikasi kabel laut SEAMEWE – 1 dan 2.


(63)

DIVISION HEAD MARKETING & SALES

SUPPORT

MARKETING PROG. &

MARKET ANALYSIS MANAGEMENTRETENTION

SEKRETARIS

PRODUCT SOLUTION

SUPPORT CHANNEL

MANAGEMENT

RETENTION MANAGEMENT

a) Marketing Program & Market Analysis

Tugas dan tanggung jawab Marketing Program & Market Analysis adalah:  Mengusulkan target revenue & subscribers per Cabang/ Reps.

 Mengusulkan parameter kinerja Cabang/ Reps.  Monitoring & evaluasi kinerja.

 Analisa dan Pemetaan Pasar & Kompetisi dalam lingkup Regional.  Support database market untuk Cabang/ Reps.

 Menyusun dan mengkoordinasikan program marketing untuk lingkup Regional.

 Melakukan evaluasi pasca program di lingkup Regional.  Manajemen Budget MSS.

Fungsi ini biasanya melakukan koordinasi dengan channel management untuk target dari tiap – tiap cabang.

b) Product Solution Support

Tugas dan tanggung jawab Product Solution Support adalah:  Melakukan analisa competitiveness product indosat.


(64)

 Memformulasikan dan mengusulkan pemberlakuan tarif khusus untuk all product maupun specific zone.

 Mengkoordinasikan aktivitas akuisisi/ kerjasama Corporate & Community di lingkup Regional.

 Melakukan audit dan monitoring kualitas network dan pelayanan. Fungsi ini biasanya berkoordinasi dengan Retention Management untuk program pelayanan serta unit kerja Technical Operation untuk kualitas network.

c) Channel management

Tugas dan tanggung jawab Channel management adalah:

 Mengusulkan target distribusi SP dan Voucher per Cabang/ Reps.  Monitoring & evaluasi distribusi.

 Support database distribusi untuk Cabang.

 Memformulasikan dan mengkoordinasikan evaluasi Dealership lingkup Regional.

 Menyusun dan mengkoordinasikan program distribusi dan Dealership untuk lingkup Regional.

Fungsi ini melakukan koordinasi dengan retention management dan juga dengan marketing program dan market analysis untuk peningkatan distribusi dan juga untuk membantu pemasaran tiap – tiap cabang.

d) Retention Management


(65)

 Memformulasikan dan mengkoordinasikan program peningkatan revenue dan loyalty di lingkup Regional.

 Memformulasikan dan mengevaluasi kinerja pelayanan.  Support database pelanggan untuk Cabang.

Fungsi ini melakukan koordinasi dengan channel management dan marketing program & market analysis dimana penekanannya lebih kepada tujuan untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada.

e) Contact Center

Tugas dan tanggung jawab Retention Management adalah:

 Menyelenggarakan kegiatan Contact Center Regional (Sumatera).  Mengkoordinasikan kegiatan registrasi kartu prabayar di lingkup

Regional.

Fungsi ini biasanya melakukan koordinasi dengan marketing program & market analysis untuk sosialisasi program.

3. Unit Kerja Business Operation Support

DIVISION HEAD BUSINESS OPERATION

SUPPORT

PROPERTY & SITE ACQUISITION

SEKRETARIS


(66)

a) Human Resource

Tugas dan tanggung jawab Human Resource adalah:  Melakukan pembayaran gaji karyawan / remunisasi  Mengatur pendidikan dan pelatihan bagi karyawan  Support data base karyawan

 Bimpers / restitusi

Human Resource melakukan koordinasi dengan cabang untuk pembayaran gaji & penambahan karyawan serta diklat bagi karyawan, disamping itu HR juga melakukan koordinasi dengan divisi Learning & Capabilities di HQ.

b) Procurement

Tugas dan tanggung jawab Procurement adalah:

 Pengadaan barang untuk kebutuhan seluruh divisi dan cabang dari regional Sumbagut.

Dalam menjalankan fungsinya, procurement melakukan koordinasi dengan divisi atau cabang yang membutuhkan pengadaan barang dan vendor yang akan menyediakan barang serta HQ terutama barang yang termasuk dalam kategory Capital Expenditure atau Capex.

c) IT Support

Tugas dan tanggung jawab IT Support adalah:  Network


(67)

Memaintain, memanage dan memonitor network NSR dan menginventaris server dan perangkat last mile network untuk memperluas jaringan dan menjaga performansi jaringan last-mile  Front End Application

Maintenance server, menjaga konektivitas jaringan sampai di end-user, mengatur serta membuat aplikasi-aplikasi yang mendukung kinerja setiap unit.

 Hardware & Software Maintenance

IT Support dalam menjalankan fungsinya melakukan koordinasi ke banyak divisi terutama yang membutuhkan aplikasi dan perangkat komputer serta email bagi seluruh karyawan, untuk ke HQ biasanya IT support berhubungan dengan IT Helpdesk.

d) Property dan Site Acquisition

Tugas dan tanggung jawab Property dan Site Acquisition adalah:  Mengakuisisi lahan kosong untuk pembangunan tower  Perpanjangan sewa site

 Pembangunan Galeri atau Reps dan kontraknya

 Bertanggung jawab terhadap anggaran sewa gedung atau mobil. Dalam melaksanakan fungsinya SITAC berkoordinasi dengan divisi RNP dan vendor yang akan menangani pembangunan tower serta dengan tim technical yang ada di cabang atau reps untuk melakukan survey area untuk mengetahui kondisi area yang akan dibangun BTS.


(68)

HEAD OF MEDAN BRANCH

DIRECT SALES INDIRECT SALES ADMINISTRATIONSALES COMMUNICATIONMARKETING CUSTOMER SERVICE REPS. KISARAN REPS. SIANTAR SIDEMPUANREPS. P. REPS. KABANJAHE REPS. B. ACEH

SEKRETARIS

a) Direct sales

Direct sales fokus penjualannya adalah yang terkait dengan corporate seperti midi dan juga matrix termasuk untuk personal user. Dalam menjalankan fungsinya fungsi ini banyak melakukan koordinasi dengan sales administration untuk pengaktivasian kartu postpaid karyawan

b) Indirect sales

Indirect sales fokus penjualannya adalah produk prepaid seluler. Dalam menjalankan fungsinya, indirect sales berkoordinasi dengan channel management regional untuk distribusi SP dan voucher untuk cabang dan reps di sumatera utara dan NAD serta dengan dealer dalam hal penjualan. Indirect sales juga melakukan koordinasi dengan marketing commnication untuk mensupport program mereka.

c) Sales administration

Sales administration memiliki tanggung jawab terhadap aktivasi kartu matrix termasuk melakukan survey data customer. Fungsi ini selalu


(69)

berkoordinasi dengan direct sales dan galeri untuk pelanggan postpaid dan juga dengan revenue assurance untuk tagihan pelanggan.

d) Customer service dan retensi

Customer service dan retensi membawahi CS galeri dan reps. Bagian ini juga memiliki fungsi retensi yang bertujuan menjaga pelanggan agar tetap loyal. Dalam menjalankan programnya, fungsi ini banyak melakukan koordinasi dengan marketing commmunication dan juga dengan indirect sales untuk program retensi.

e) Marketing communication

Marketing communication memiliki tanggung jawab untuk melakukan promosi produk ke customer di area medan dan NAD baik berupa penyelenggaraan event besar maupun melalui sms broadcast. Marketing communication banyak berkoordinasi dengan indirect sales dan customer service dalam melakukan promosi.

B. Peranan Pemeriksaan Operasional Dalam meningkatkan Efesiensi dan Efektivitas Fungsi Pemasaran pada PT. INDOSAT Tbk


(70)

Audit Operasional di PT. INDOSAT dilaksanakan oleh Auditor Internal yang berasal dari Bagian Division Head Internal Audit dengan kualifikasi antara lain independensi dan kompetensi.

a. Independensi

Fungsi dan Kedudukan Divisi Internal Audit dalam melakukan pengawasan dan penilaian atas system pengendalian internal yang dijalankan perusahaan sudah sangat memadai, karena secara organisasi fungsi dan kedudukan internal audit langsung bertanggung jawab kepada Direktur Utama serta diperkuat dengan adanya SK Direksi PT. INDOSAT yang menyatakan bahwa internal audit bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. Hal tersebut memungkinkan Divisi Internal Audit dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara maksimal, karena memiliki kedudukan yang independen terhadap unit kerja atau kegiatan yang menjadi objek auditnya. Berdasarkan uraian diatas, penulis mengambil kesimpulan bahwa klasifikasi audit operasional ditinjau dari segi Independensi telah memadai.

b. Kompetensi

Auditor operasional pada PT. INDOSAT memilki kompetensi yang cukup tinggi dibidangnya dan dilakukan oleh orang yang cukup terlatih dan berpengalaman. Auditor operasional memiliki kompetensi yang baik dikarenakan bagi para auditor sebelum mereka mendapatkan wewenang dalam pemeriksaan mereka diberikan pelatihan khusus yang mana pelatihan ini diberikan agar para calon auditor yang terdapat dalam sebuah tim itu,


(1)

PT. INDOSAT, Tbk

North Sumatera Region

Operational Expenses 2009

Cost elements Actual Plan %

7711001000 EXHIBITION 2.033.756.704 2.232.607.939 91,1% 7712001000 SPONSORSHIP 391.587.044 399.620.029 98,0% 7712002000 GIFT 305.723.148 340.492.650 89,8% 7712003000 BROCHURE 93.760.750 94.440.748 99,3% 7712004000 POS SUPPORT 6.220.069.988 6.457.221.987 96,3% 7713001000 TELEVISION MEDIA 64.276.000 78.000.000 82,4% 7713002000 RADIO MEDIA 839.017.410 882.489.651 95,1% 7713003000 PRINTING MEDIA 518.901.309 580.945.036 89,3% 7713004000 OUT DOOR MEDIA 6.028.504.380 6.010.198.069 100,3% 7713099000 OTHER MEDIA 596.509.947 973.520.614 61,3% 7714001000 JOINT MARKETING 211.357.056 227.498.368 92,9% 7715001000 MARKET RESEARCH 5.725.000 12.472.344 45,9% 7715002000 MARKETING AGENCY 36.063.522 50.696.003 71,1% 7716001000 CUSTOMER LOYALTY 1.252.012.446 1.420.921.604 88,1% 7716002000 SQ OPERATION 793.808.346 818.350.554 97,0% 7716003000 SQ IMPROVEMENT 525.950.000 528.678.349 99,5% 7719002000 OTHER COMMISSION 502.873.608 932.253.199 53,9% 7719003000 REPRESENT & ENTE 204.770.045 213.462.890 95,9% 7719004000 CHANNEL PROGRAM 1.125.377.500 1.219.380.000 92,3% Marketing 21.750.044.203 23.473.250.034 92,7%


(2)

c. Tahap Pelaporan

Tahap ini merupakan tahap akhir dari kegiatan audit operasional yaitu membuat laporan hasil audit operasional. Laporan audit operasional dibuat secara tertulis dan disampaikan kepada direktur. Laporan harus disusun secara objektif. Jelas singkat agar isi nya lebih mudah dimengerti, laporan audit operasional pada umumnya meliputi unsur – unsur sebagai berikut :

1) tujuan dan ruang lingkup audit, untuk memberikan gambaran manfaat tersebut kepada pembaca,

2) temuan audit, kemudian dijelaskan dalam bahasa sederhana jelas dan objektif,

3) saran dan rekomendasi, untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengatasi masalah yang ada.

d. Tindak Lanjut atas Hasil Audit

Tindakan atas hasil audit operasional merupakan indikasi yang menunjukkan sejauh mana audit yang dilakukan mendapat tanggapan dan dukungan dari direktur. Saran dan rekomendasi dapat dipantau atau dilihat, sejauh mana dan rekomendasi apa saja yang dilaksanakan dan rekomendasi yang belum dilaksanakan. PT. INDOSAT hanya melakukan kegiatan pemeriksaan pada fungsi pemasaran atau melakukan pemeriksaan operasional pada kegiatan pemasaran hanya dalam bentuk pemeriksaan prosedur dan ketaatan proses kegiatan pemasaran ini, jadi bagian Auditor Internal hanya mengaudit atau memeriksa jumlah uang tertera yang dibandingkan dengan jumlah yang seharusnya tertera. C. Analisis Efektivitas dan Efisiensi Pemasaran


(3)

Berdasarakan Laporan Analisis Anggaran dan Biaya Aktual yang diperoleh penulis, dapat disimpulkan bahwa perusahaan mampu memenuhi target yang telah ditetapkan setiap tahunnya dan selisih yang ada masih dalam batas toleransi. untuk mengetahui tingkat Efisiensi dan Efektivitas Pemasran perusahaan, penulis menggunakan data yang diambil dari bagian akuntansi dan bagian Pemasaran selama periode tahun 2009, yang akan dianalisis untuk melihat apakah Baiya Aktual telah sesuai dengan yang ditetapkan dalam anggaran.

Dari Tabel dapat dilihat Anggaran biaya pemasaran tahun 2009 yang terjadi adalah Rp. 23.473.250.034 dan Realisasi Biaya Pemasaran 21.750.044.203 dengan persentase Realisasi sebesar 92,7%, hal ini menunjukkan bahwa biaya Pemasaran yang dikeluarkan PT. Indosat berada dibawah anggaran. Di lihat dari sisi efisiensi, persentase dengan demikian tercapai efisiensi pada biaya Pemasaran Aktual 2009.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti serta didukung dengan data yang diperoleh dari hasil penelitian, terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan.


(4)

1. Pelaksanaan audit operasional yang dilaksanakan oleh PT. INDOSAT telah memadai hal ini dapat dilihat dari :

a. keberadaan auditor internal yang merupakan pelaksana fungsi audit operasional dimana kedudukannya terpisah atau independen dari departemen atau unit yang diauditnya dan memiliki keleluasaan dalam melaksanakan tugasnya,

b. audit operasional yang dilaksanakan pada PT. INDOSAT didukung oleh program yang baik dan didukung oleh beberapa tahap pemeriksaan operasional yang terdiri dari tahap pendahuluan, tahap pemeriksaan mendalam dan tahap pelaporan,

c. adanya struktur organisasi dan uraian tugas yang telah disusun dengan baik sehingga wewenang dan tanggung jawab masing – masing bagian dalam organisasi menjadi jelas.,

2. Biaya untuk periode tahun 2009 telah dilaksanakan dengan efektif oleh PT. INDOSAT, hal ini dapat dilihat dari anggaran dan realisasi Biaya Pemasaran.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis menyampaikan saran untuk membantu perusahaan dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi penjualan maupun piutang dagang yaitu :

1. Sebaiknya dibuatkan pemeriksaan operasional yang terperinci atas kegiatan pemasaran, seperti audit operasional pemasaran yang melalui tahapan –


(5)

tahapan pemeriksaan operasional, seperti yang diterapkan pada kegiatan pemasaran,

2. Sebaiknya dibuat jadwal terperinci atas kegiatan pemasaran agar pencapaian efektivitas dan efisiensi pemasaran lebih dapat diprediksikan.

3. Perlu diberikan pengertian kepada semua unit kerja dalam perusahaan bahwa Fungsi Internal Audit ditujukan bukan untuk mencari kesalahan melainkan membantu pimpinan dalam memberikan informasi terkini yang berkaitan dengan masalah – masalah yang dihadapi perusahaan dan dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan serta mengawasi Sistem Pengendalian Internal dapat berjalan dengan baik. Selain itu Internal Audit dapat juga dijadikan sebgai tempat dimana bagian lain dalamperusahaan meminta saran yang diperlukan agar iklim kerja dapat terjaga dengan baik dan harmonis.

DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A. and James K. Loebbecke, dialih bahasakan oleh Amir Abadi Jusuf, 2000. Auditing An IntegratedApproach, edition, jilid 1, Prentice Hall Inc, New Jersey.

Boyton, William C. Johnson, Raymond N. and Kell, Walter G, dialih bahasakan oleh Paul A. Rajoe, Gina Gania, Ichsan Setiyo Budi, 2001. Modren Auditing, edisi ketujuh, jilid 2, Erlangga, Jakarta.


(6)

Champion, Dean J, 1990. Basic Statistic For Social Research, edition, Mac Millan Publishing Co, New York

Elvina, Bertha, 2004. Pemanfaatan Anggaran Penjualan Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Mendukung Efektivitas Penjualan Pada CV. Metro Jaya Lestari, Universitas Sumatera Utara, Bandung.

Guy, Dan M. Aderman and Alan J Winter, dialih bahasakan oleh Sugiarto, 2003. Auditing, edisi kelima, jilid 2, Erlangga, Jakarta.

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004. BukuPetunjuk Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan.

Kieso, Donald E. Jarry J. Weygandt, and Terry D, Warfield, dialih bahasakan Gina Gania, Ichsan Setiyo Budi, 2001. Akuntansi Intermediate, edisi kesepuluh, jilid I, Erlangga, Jakarta.

Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi, buku satu, edisi ketiga, cetakan ketiga, Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi, 2002. Auditing, buku dua, edisi keenam, cetakan pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Suharli, Michell, 2009. Pelaporan Keuangan, edisi pertama, cetakan pertama, PT Grasindo, Jakarta.

Suharli, Michell, 2006. Akuntansi Untuk Bisnis Jasa dan Dagang, edisi pertama, cetakan pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Umar, Husein, 2000. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, cetakan ketiga, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Widjaja T, Amin, 2008. Dasar – Dasar Audit Operasional, edisi revisi, Harvarindo, Jakarta.

Widjayanto, Nugroho, 1985. Pemeriksaan Operasional Perusahaan, edisi kesatu, Lembaga Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Widya R, 2008. Peranan Anggaran Dalam Pengendalian Penjualan Pada PT KAI ( Persero ) Divisi Regional I, Universitas Sumatera Utara, Medan.


Dokumen yang terkait

Efektivitas Komunikasi Majalah “Shout!” PT Indosat Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Pelanggan Di Kota Medan (Studi Deskriptif Mengenai Media Eksternal PT Indosat).

0 24 139

Pemeriksaan Operasional Atas Sistem Pembelian Untuk Meningkatkan Efisiensi Dan Efektivitas Pada PT.PP London Sumatra Indonesia, Tbk Medan

2 60 78

PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM UPAYA MENINGKATKAN EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS FUNGSI PEMASARAN PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada PT. Semen Padang (persero), Tbk).

0 0 6

Peranan Audit Operasional dalam Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Fungsi Pembelian (Studi Kasus pada PT. Pindad (Persero) Bandung).

1 3 20

Peranan Audit Operasional dalam Menunjang Efisiensi dan Efektivitas Penjualan (Studi Kasus pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk).

1 1 22

Peranan Pemeriksaan Operasional dalam Meningkatkan Efektivitas Penjualan dan Efisiensi Bagian Penjualan pada PT. Rocket Battery Indonesia.

0 0 19

Peranan Pemeriksaan Operasional untuk Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Penjualan (Studi Kasus pada PT.Pusaka Nusantara).

0 1 18

Peranan Auditor dalam Pemeriksaan Operasional atas Fungsi Pembelian Bahan Baku dalam Rangka Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi PT. X (Studi Empirik pada PT.X).

0 0 21

Peranan Pemeriksaan Operasional Dalam Menunjang Efektivitas dan Efisiensi Strategi Bauran Pemasaran Pada Panin Life, Bandung.

0 0 33

Peranan Pemeriksaan Operasional Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Penjualan (Studi Kasus Pada PT Indita Pratamajaya, Bekasi).

0 0 51