Gambar 3.1 Quality Loss Function
Rumus loss function L dapat dikembangkan dalam deret Taylor di sekitar nilai target m:
Dikarenakan nilai L minimum pada y=m, L’m= 0. Lm selalu konstan dan ditolak sejak akibatnya adalah untuk menaikkan atau
menurunkan nilai Ly secara uniform di semua nilai y. oleh karena itu, pendekatan rumus berikut dapat digunakan:
Kenyataannya, setiap karakteristik kualitas dimana ada beberapa fungsi yang secara unik menjelaskan hubungan antara economicloss dan penyimpangan
karakteristik kualitas dari nilai targetnya.Waktu dan sumber daya dibutuhkan untuk memperoleh sebuah hubungan untuk setiap karakteristik kualtias yang
mewakili investasi yang layak.Taguchi menemukan bahwa kurva kuadratik dari qualityloss function adalah metode yang efisien dan efektif dalam menentukan
kerugian akibat deviasi karakteristik kualitas dari nilai targetnya. Untuk produk dengan nilai target m, dari sudut pandang konsumen, ±Δ
menggambarkan deviasi yang mana kegagalan fungsional produk atau komponen. Ketika produk yang dihasilkan berada pada karakteristik kualitas
ekstrim m + Δ atau m -
Δ , penanggulangan harus dilakukan terhadap rata-rata
konsumen. Biaya penanggulangan ini disebut A , kemudian qualityloss function
adalah:
Dimana
Nilai k konstan untuk satu karakteristik kualitas dan nilai target m secara jelas ditampilkan pada Gambar 3.2 berikut
Gambar 3.2 Kurva Quality Loss function 3.4.1. Klasifikasi Karakteristik Kualitas
Terdapat tiga karakteristik kualitas yaitu Taguchi:2005: 1.
Nominal-the-Best N-type
Nominal-the-best adalah tipe dimana terdapat target nyata yang ingin dicapai. Terdapat batas bawah dan batas atas dari spesifikasi.Contohnya
ketebalan komponen, panjang part, nilai arus keluar pada resistor yang diberikan tegangan tertentu. Nilai L dirumuskan sebagai berikut:
2. Smaller-the-Better S-type
Tipe ini adalah tipe yang digunakan untuk hasil yang diharapkan minimum dimana target yang ideal adalah nol. Contohnya penggunaan komponen,
kebisingan, jumlah polusi udara. Semua yang dicontohkan adalah sesuatu yang tidak diinginkan.Di tipe ini, data non-negatif dimasukkan. Untuk tipe
ini, fungsi menjadi:
3. Larger-the-Better L-type
Tipe ini digunakan untuk hasil yang diharapkan maksimum, target idealnya tak terhingga. Contohnya kekuatan material dan efisiensi bahan
bakar. Rumusnya adalah:
3.5. Failure Mode and Effect Analysis FMEA
3.5.1. Pengenalan FMEA
FMEA pertama kali dikembangkan oleh NASA pada tahun 1960-an. Pada awalnya, implementasi FMEA seringkali dilakukan oleh industri
manufakturotomotif dalam mengukur dan mengindikasi kemungkinan potensi- potensi cacat pada tahap perancangan suatu produk guna untuk meningkatkan
kualitas, kehandalan realibilitas, dan keamanan produknya. FMEA merupakan teknik analisis yang digunakan sebagai alat untuk
mengidentifikasi, memprioritaskan, dan mengeliminasi kegagalan potensial dari sistem, desain, dan proses sebelum sampai ke konsumen Kmenta Sveyen, 2002.
Secara umum FMEA didefinisikan sebagai sebuah teknik yang
mengidentifikasikan 3 hal, yaitu: a.
Penyebab kegagalan yang potensial dari proses atau produk selama siklus hidupnya.
b. Efek dari kegagalan tersebut.
c. Tingkat kekritisan efek kegagalan terhadap fungsi proses atau produk.
FMEA merupakan tool dalam menganalisis kehandalan realibility dan penyebab kegagalan, untuk mencapai persyaratan kehandalan dan keamanan
produk, dengan memberikan informasi dasar mengenai prediksi kehandalan, desain produk, dan desain proses.
Ada beberapa tipe FMEA, 3 diantaranya lebih sering digunakan dibandingkan yang lainnya. Tipe-tipe FMEA tersebut adalah:
a. FMEA Sistem, berfokus pada moda kegagalan yang berhubungan dengan fungsi sistem yang disebabkan oleh defisiensi kelemahan desain, termasuk di
dalamnya interaksi sistem dengan sistem lain dan interaksi antarelemen sistem.
b. FMEA Desain, berfokus pada defisiensi desain. c. FMEA Proses, berfokus pada potensi moda kegagalan yang disebabkan oleh
defisiensi proses manufaktur dan perakitan. Penggunaan FMEA dapat memberikan manfaat secara langsung sampai ke
tingkat dasar bagi perusahaan Ford Motor Company, 1992, dengan: a. Meningkatkan kualitas, kehandalan, dan keamanan produk.
b. Meningkatkan citra dan daya perusahaan. c. Membantu meningkatkan kepuasan pelanggan.
d. Mengurangi waktu dan biaya pengembangan produk.
3.5.2. Implementasi FMEA
Tahapan pelaksanaan FMEA dibagi dalam tiga fase kritis.Fase pertama adalah untuk menentukan bentuk kesalahan potensial.Fase kedua adalah untuk
menganalisis data untuk ketepatan, deteksi, dan peringkat keparahan. Dan, fase ketiga adalah memodifikasi desain produk atau proses terbaru dan pengembangan
proses pengendalian. Secara ringkas, analisis yang dilakukan itu adalah sebagai berikut:
a. Process functionrequirement Suatu proses dapat memiliki lebih dari satu fungsi. Fungsi dapat digolongkan
menjadi dua kategori, yaitu fungsi primer dan fungsi sekunder. Fungsi primer adalah fungsi utama yang diinginkan dari suatu proses. Fungsi ini antara lain