Dari hasil perhitungan yang ditunjukkan padaTabel 6.1, proses yang ada saat ini masih sangat rendah kapabilitasnya dalam menghasilkan produk seperti
yang diharapkan costumer.
6.1.3. Analisis Loss Perusahaan
Loss perusahaan adalah biaya tambahan yang harus dikeluarkan perusahaan selama melakukan proses rework untuk memperbaiki karakteristik
teknis produk yang tidak sesuai spesifikasi. Biaya tambahan ini kemudian dikaitkan dengan biaya tenaga kerja dan overhead pabrik yang terjadi selama
proses rework ini. Melalui pengolahan data menggunakan konsep Taguchi’s Quality Loss Function, didapatkan hasil bahwa loss perusahaan yang terjadi
adalah sebesar Rp 327.496.284 tahun, kemudian dilakukan usulan perbaikan pada karakteristik kadar air proses pengayakan sebesar Rp 304.249.284 tahun
sehingga dihasilkan selisih loss perusahaan sebesar Rp 23.247.000 tahun.
6.1.4. Analisis Failure Mode and Effect Analysis
FMEA digunakan untuk mengidentifikasi dan menilai resiko-resiko yang berhubungan dengan potensi kegagalan serta prioritas langkah perbaikan.
Berdasarkan hasil pemetaan dan prinsip pareto 80-20 dengan input risk priority number dari FMEA, maka didapatkan prioritas kegagalan yang akan diperbaiki
adalah:
a. Persilangan kegagalan 1, yaitu kegagalan kecacatan karakteristik warna dan karakteristik kadar air, yang disebabkan bahan baku singkong tidak sesuai
spesifikasi namun tidak disertai dengan alat kontrol yang mumpuni. b. Persilangan kegagalan 2, yaitu kegagalan kecacatan karakteristik warna dan
karakteristik kadar air, yang disebabkan oleh air yang berlebih pada proses
mixer namun tidak disertai dengan alat kontrol yang mumpuni.
c. Persilangan kegagalan 4, kecacatan karakteristik pada pH dan karakteristik pada SO
2
yang disebabkan oleh tidak meratanya adukan pati namun tidak disertai dengan alat kontrol yang mumpuni.
6.2. Evaluasi Pemecahan Masalah
6.2.1. Evaluasi Loss Perusahaan
Berdasarkan hasil dari selisih perhitungan loss perusahaan yang diperoleh terlihat bahwa faktor penyebab karakteristik kadar air proses pengayakan sudah
mengalami perubahan nilai loss perusahaan, akan tetapi tidak terlalu signifikan. Sehingga diharapkan menjadi masukan bagi peneliti yang selanjutnya.
6.2.2. Evaluasi Failure Mode and Effect Analysis
Berdasarkan identifikasi FMEA, maka tindakan pencegahan yang harus dilakukan perusahaan, yaitu :
a. Persilangan kegagalan 1, maka evaluasi yang diberikan yaitu pemilihan
bahan baku yang sesuai spesifikasi seperti umur ubi.