50
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendahuluan
Metode Elemen Hingga Finite Element Method merupakan salah satu metode yang efektif digunakan untuk menghitung gaya-gaya dalam yang terjadi
dalam suatu komponen struktur. FEM juga dikenal sebagai metode kekakuan atau displacement method karena yang didapat terlebih dahulu dari perhitungan adalah
perpindahan baru kemudian mencari gaya batang. Pada metode elemen hingga finite element method ini konstruksi dibagi menjadi jaringan yang terdiri dari
elemen kecil yang dihubungkan satu sama lainnya pada titik node. Analisa elemen hingga dikembangkan dari metode matriks untuk analisa struktur dan ditunjang
oleh komputer digital yang memungkinkan diselesaikannya sistem dengan ratusan persamaan simultan. Seiring berkembangnya kemajuan bidang gambar komputer,
memacu penerapan metode elemen hingga dalam bidang kerekayasaan.
Gambar 3.1 Pemodelan dengan Finite Element Method
Universitas Sumatera Utara
51
Awalnya analisa dengan metode elemen hingga dikembangkan untuk keadaan dua dimensi tegangan bidang. Suatu konstruksi tiga dimensi akan
mengakibatkan bertambahnya jumlah persamaan simultan, tetapi dengan memanfaatkan elemen tingkat tinggi dan komputer yang lebih cepat, persoalan
tersebut dapat diselesaikan dengan FEM. Bagian yang rumit dari penyelesaian elemen hingga adalah persiapan data
masukan. Topologi jaringan elemen harus dilukiskan dalam program komputer dengan nomor elemen dan nomor node yang berhubungan dengan setiap elemen.
Semua informasi ini disusun dalam table sangat rumit dan mudah menimbulkan kesalahan terutama bila konstruksi terdiri dari ratusan node. Untunglah,
perkembangan teknologi telah dapat mengatasi masalah tersebut dan telah
memperluas penggunaan metode elemen hingga. Salah satu program yang menggunakan metode elemen hingga sebagai dasarnya adalah Abaqus.
3.2 Identifikasi Masalah
Penelitian ini menggunakan metode analisis yang difokuskan untuk mengetahui perbandingan tekuk lateral pada balok crane baja I dengan metode
analisis dan dengan menggunakan program Abaqus. Profil yang akan digunakan sebagai balok crane pada penelitian ini adalah
profil IWF 200x100x5,5x8; 400x200x8x13; dan 600x300x12x17 dengan panjang bentang 4m, 8m, dan 12m. Penganalisaan dilakukan pada saat hoist berada di
tengah bentang. Jarak antar roda pada hoist dianggap 50 cm. Sehingga pembebanan akan didasarkan pada posisi keempat titik berat dari roda pada flens
bawah dari profil. Detail roda hoist rencana dapat dilihat pada gambar 3.2.
Universitas Sumatera Utara
52
Gambar 3.2 Jarak Roda Hoist Rencana
3.3 Tekuk Torsi Lateral Balok Crane Baja I