Alasan bank menjaga kerahasiaan bank

Agustinus Sayur Matua Purba : Menjaga Kerahasiaan Bank Sebagai Wujud Perlindungan Nasabah, 2009. USU Repository © 2009 Apa yang dikemukakan di atas merupakan penunjukan terhadap ketentuan- ketentuan formal yang mengatur mengenai hubungan hukum antara nasabah dengan bank. Persoalan lain apakah nasabah mengetahui hak dan kewajibannya dalam mengadakan hubungan hukum dengan bank. Persoalan ini perlu dikemukan, sebab nasabah pada dasarnya telah terlanjur percaya kepada bank sehingga mereka juga mempercayai apa yang dibuat dan termuat dalam formulir tersebut. Atas dasar kepercayaan itulah, sekalipun perjanjian-perjanjian antara nasabah dengan bank tersebut menguntungkan secara sepihak bagi bank, tetapi masyarakat tidak memperdulikan hal tersebut, sebab mereka telah mempercayai sepenuhnya terhadap bank yang dipilih. 69 Problem bagi bank adalah bagaimana membuat suatu perjanjian standar yang memenuhi rasa keadilan sebagaimana dimaksud dalam filosofi hukum tersebut. Hal ini didasarkan kepada fakta bahwa bank sebagai lembaga kepercayaan wajib melindungi dana nasabah yang disimpannya, termasuk pengelolaanpenggunaanya dalam bentuk kredit. 70

D. Mekanisme Perlindungan Nasabah

1. Alasan bank menjaga kerahasiaan bank

69 Try Widiyono, Op.cit, hal.22-23. 70 Try Widiyono Op.cit, hal. 21 Agustinus Sayur Matua Purba : Menjaga Kerahasiaan Bank Sebagai Wujud Perlindungan Nasabah, 2009. USU Repository © 2009 Kegiatan usaha utama bank adalah menghimpun dan menyalurkan dana. Penyaluran dana dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh penerimaan akan dapat dilakukan apabila dana telah dihimpun dari masyarakat dalam hal ini nasabah. Penghimpunan dana dari masyarakat perlu dilakukan dengan cara-cara tertentu sehingga efisien dan dapat disesuaikan dengan rencana penggunaan dana tersebut. Keberhasilan suatu bank dalam memenuhi tujuan itu dipengaruhi salah satunya kepercayaan masyarakat dalam hal ini nasabah kepada bank yang bersangkutan. Gambaran sebuah bank secara umum dimata masyarakat sangat mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat pada bank tersebut. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi gambaran sebuah bank di mata masyarakat seperti berita- berita di mass media tentang bank tersebut, laporan-laporan Bank Indonesia tentang bank tersebut, pengalaman masyarakat dalam hal ini nasabah berhubungan dengan bank tersebut, dan lain-lain. Semakin tinggi tingkat kepercayaan masyarakat pada suatu bank, semakin tinggi pula kemungkinan bank tersebut untuk menghimpun dana dari masyarakat secara efisien dan sesuai rencana penggunaan dananya. 71 71 Y. Sri Susilo, Sigit Triandaru, A. Totok Budi Santoso, Bank dan Lembaga Keuangan lain, Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2000 hal. 61. Hal ini sesuai dengan yang dimaksud dalam Pasal 3 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana yang telah diubah oleh Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang menyatakan bahwa fungsi bank tersebut sebagai penghimpun dan Agustinus Sayur Matua Purba : Menjaga Kerahasiaan Bank Sebagai Wujud Perlindungan Nasabah, 2009. USU Repository © 2009 menyalurkan dana masyarakat. 72 Selain faktor kepercayaan yang diberikan masyarakat dalam hal ini nasabah bank dan juga pelayanan yang baik diberikan bank kepada nasabah sehingga nasabah bersedia menyimpankan dananya ke bank tersebut, faktor kerahasiaan bank juga mempengaruhi nasabah untuk bersedia menyimpanmenyalurkan dananya untuk dikelola oleh bank. Nasabah tidak ingin bank membocorkan atau memberitahukan simpanannya nasabah kepada orang lain sehingga orang mengetahui simpanan nasabah tersebut. Kerahasiaan bank merupakan hal yang mutlak diharapkan masyarakat dalam hal ini nasabah agar bank menerapkan dan menjaga informasi- informasi tentang keadaan keuangan nasabah sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 khususnya dalam Pasal 1ayat 28 yang mengatakan bahwa segala suatu yang berhubungan dengan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya. Demikian juga halnya dengan pelayanan yang diberikan oleh bank kepada penyimpan dana. Pelayanan yang baik akan membuat penyimpan dana merasa dihargai, diperhatikan, dan dihormati, sehingga nasabah merasa senang untuk bertransaksi keuangan dengan bank tersebut. 73 72 Lihat Pasal 3 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah oleh Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang menyatakan bahwa: “Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat” 73 Sentosa Sembiring, Hukum Perbankan Modern. 2, Bandung: Penerbit Nuansa Aulia, 2006 hal.68 Dari ketentuan di dalam Pasal 1 ayat 28 tadi Agustinus Sayur Matua Purba : Menjaga Kerahasiaan Bank Sebagai Wujud Perlindungan Nasabah, 2009. USU Repository © 2009 jelaslah bahwa bank mempunyai kewajiban untuk menjaga keterangan atau informasi tentang nasabah penyimpan dan simpanannya. Konsep rahasia bank bermula timbul dari tujuan untuk melindungi nasabah yang bersangkutan. Hal ini nyata terlihat ketika Court of Appeal Inggeris secara bulat memutuskan pendiriannya dalam kasus Tournier v. National Provincial and Union Bank of England tahun 1942, suatu putusan pengadilan yang kemudian menjadi leading case yang menyangkut ketentuan rahasia bank di Inggeris dan kemudian menjadi acuan oleh pengadilan-pengadilan negara-negara lain yang menganut commond law system. Bahkan 60 tahun sebelum putusan Tournier tersebut, yaitu dalam perkara Foster v. The Bank of London tahun 1862, juri telah berpendapat bahwa terdapat kewajiban bagi bank untuk tidak boleh mengungkapkan keadaan keuangan nasabah bank yang bersangkutan kepada pihak lain, namun pada waktu itu, pendirian tersebut belum memperoleh afirmasi dari putusan-putusan pengadilan berikutnya. 74 74 Sutan Remi Sjahdeni, Rahasia Bank berbagai masalah di sekitarnya, Jurnal Hukum Bisnis , Vol 8, 1999. hal. 8. Makalah ini disajikan pada seminar tentang Kerahasiaan bank yang diselenggarakan oleh O.C Kaligis Associates – Advocates and Legal Consultans, pada tanggal 11 Agustus 1999 di Sahid Jaya Hotel Jakarta. Agustinus Sayur Matua Purba : Menjaga Kerahasiaan Bank Sebagai Wujud Perlindungan Nasabah, 2009. USU Repository © 2009 Timbulnya pemikiran untuk perlunya merahasiakan keadaan keuangan nasabah bank sehingga melahirkan ketentuan hukum mengenai kewajiban rahasia bank, semula bertujuan untuk melindungi kepentingan nasabah secara individual. 75 1. Untuk meyakinkan dan menenangkan nasabah ketika ia menyerahkan keterangan pribadinya yang bersifat rahasia kepada bank yang mempunyai hubungan kontraktual dengannya. Penyerahan keterangan dan dokumen yang bersifat rahasia ini sudah tentu untuk keuntungan kedua belah pihak. Bank tidak dapat menjalankan dan usahanya apabila nasabah tidak memberikan dan menyediakan berbagai keterangan yang diperlukan. Hubungan antara bank dan nasabah tersebut dapat dibandingkan dengan hubungan antara pengacara dan kliennya, serta hubungan antara dokter dan pasiennya. Pengacara dan dokter memerlukan segala macam keterangan yang bersifat rahasia dari klien dan pasiennya dalam rangka pelaksanaan tugas dengan lebih baik dan sempurna. Oleh karena itu keterangan yang diberikan klien dan pasien itu harus dirahasiakan untuk mendorong mereka agar mau memberikan keterangan selengkapnya. Dalam hubungan ini, alasan yang dapat dikemukakan mengapa ketentuan rahasia bank perlu ada dalam menjaga kerahasiaan sebagai wujud perlindungan nasabah, yaitu: 75 Ibid. Agustinus Sayur Matua Purba : Menjaga Kerahasiaan Bank Sebagai Wujud Perlindungan Nasabah, 2009. USU Repository © 2009 2. Agar nasabah mau menyimpan uangnya di bank, maka rahasia pribadi tentang penyimpan dan simpanannya harus dirahasiakan. 3. Pengaturan rahasia bank di dalam undang-undang suatu negara biasanya didasarkan pada pola berfikir dikotomis, yaitu adanya negarapemerintah yang berkuasa di satu pihak dan adanya rakyat yang tunduk pada pemerintah atau negara tersebut.Pengaturan rahasia bank di dalam undang-undang suatu negara biasanya didasarkan pada pola berfikir dikotomis, yaitu adanya negarapemerintah yang berkuasa di satu pihak dan adanya rakyat yang tunduk pada pemerintah atau negara tersebut. Pengaturan tersebut terutama dimaksudkan untuk membatasi campur tangan negarapemerintah pada kehidupan pribadi privacy masyakatrakyat. 76 Hubungan antara bank dengan nasabah, khususnya mengenai kerahasiaan bank merupakan suatu keharusan untuk disusun secara lebih baik dan komprehensif mengingat perbankan, selain sebagai suatu lembaga ekonomi tertua, juga memegang peranan penting dalam kehidupan rakyat modern. Tanpa adanya industri perbankan yang sehat, membuat industri-industri lain akan tidak bisa hidup dan berkembang secara baik. Rentannya keadaan perbankan ini dapat dilihat ketika Indonesia mengalami krisis perbankan pada tahun 1997, yang ditandai dengan: 76 Yunus Husein. 1, Op.cit, hal. 20-21 Agustinus Sayur Matua Purba : Menjaga Kerahasiaan Bank Sebagai Wujud Perlindungan Nasabah, 2009. USU Repository © 2009 1. Kepercayaan masyarakat terhadap bank sangat rendah, sehingga likuiditas perbankan merosot drastis dan banyak bank mengalami saldo negatif pada rekening gironya di bank Indonesia. 2. Industri perbankan menawarkan tingkat suku bunga simpanan yang sangat tinggi, bahkan pernah mencapai 65-70 pertahun, sementara bank tidak dapat menawarkan dana tersebut kepada masyarakat dengan bunga setinggi atau lebih tinggi dari bunga simpanan tersebut. Akibatnya, bank mengalami negative spread yang akhirnya mengerogoti permodalan bank itu sendiri sehingga menjadi negative negative networth. 3. Tingkat bunga yang relatif tinggi mengakibatkan turunnya kemampuan debitur untuk memenuhi kewajibannya kepada bank, sehingga pinjaman bermasalah non performing loan menjadi semakin besar dan bahkan pernah mencapai 50 dari total portofolio perkreditan pada tahun 1998. 4. Bank-bank yang memiliki kewajiban dalam valuta asing di pasar uang internasional mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya, karena sejak Juli 1997 nilai Rupiah merosot drastis terhadap mata uang asing, misalnya terhadap US Dollar.

2. Analisis Terhadap Transparansi produk dan Penggunaan Data Pribadi