2. Pengertian Keuangan Negara
Dari penelusuran tentang pengertian keuangan negara tidak ditemukan satu pengertian yang dapat diterima bagi semua kalangan. Sebagai pedoman ada beberapa
definisi tentang keuangan negara dapat dikelompokkan:
66
a. Definisi ilmiah
1. Menurut M. Ichwan
Keuangan negara adalah rencana kegiatan secara kualitatif dengan angka- angka di antaranya diwujudkan dalam jumlah mata uang, yang akan
dijalankan untuk masa mendatang, lazimnya satu tahun mendatang. 2.
Menurut Geodhart Keuangan negara merupakan keseluruhan undang-undang yang ditetapkan
secara periodik yang memberikan kekuasaaan pemerintah untuk melaksanakan pengeluaran mengenai periode tertentu dan menunjukkan alat
pembiayaan yang diperlukan untuk menutup pengeluaran tersebut. Unsur- unsur keuangan negara menurut Geodhart meliputi: Periodik; Pemerintah
sebagai pelaksana anggaran; Pelaksanaan anggaran mencakup dua wewenang, yaitu wewenang pengeluaran dan wewenang untuk menggali sumber-sumber
pembiayaan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran yang bersangkutan; Dan bentuk anggaran negara adalah berupa suatu undang-undang.
66
W. Riawan Tjandra, Hukum Keuangan Negara, Jakarta: Grasindo, 2006, halaman 1.
Dina Khairunnisa : Kedudukan, Peran Dan Tanggung Jawab Hukum Direksi Dalam Pengurusan BUMN, 2009
3. Menurut Glenn A. Welsch
Budget adalah suatu bentuk statement dari rencana dan kebijaksanaan manajemen yang dipakai dalam suatu periode tertentu sebagai petunjuk atau
blue print dalam periode itu. 4.
Menurut John F. Due Budget adalah suatu rencana keuangan untuk suatu periode waktu tertentu.
Government Budget anggaran belanja pemerintah adalah suatu pernyataan mengenai pengeluaran atau belanja yang diusulkan dan penerimaan untuk
masa mendatang bersama dengan data pengeluaran dan penerimaan yang sebenarnya untuk periode mendatang dan periode yang telah lampau. Unsur-
unsur definisi John F. Due menyangkut hal-hal berikut: a.
Anggaran belanja yang memuat data keuangan mengenai pengeluaran dan penerimaan dari tahun-tahun yang sudah lalu;
b. Jumlah yang diusulkan untuk tahun yang akan datang;
c. Jumlah taksiran untuk tahun yang sedang berjalan;
d. Rencana keuangan tersebut untuk suatu periode tertentu.
5. Menurut Otto Ekstein
Anggaran belanja adalah suatu pernyataan rinci tentang pengeluaran dan penerimaan pemerintah untuk waktu satu tahun.
Dina Khairunnisa : Kedudukan, Peran Dan Tanggung Jawab Hukum Direksi Dalam Pengurusan BUMN, 2009
6. Menurut Van der Kemp
Keuangan negara adalah semua hak yang dapat dinilai dengan uang, demikian pula segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan
milik negara berhubungan dengan hak-hak tersebut. 7.
Seminar ICW tanggal 30 Agustus-September 1970 di Jakarta, antara lain, merekomendasikan pengertian keuangan negara adalah semua hak kewajiban
yang dapat dinilai dengan uang dan segala sesuatu, baik berupa uang, maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubungan dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Pengertian keuangan Negara sebagai salah satu rekomendasi seminar ICW tersebut dinilai mendekati pengertian
keuangan negara menurut Van der Kemp.
b. Definisi Undang-Undang Dasar Tahun 1945
Pengertian keuangan negara menurut UUD 1945 dengan melakukan penafsiran dogmatis dan penafsiran restriktif,
67
dengan menghubungkan Pasal 23 ayat 1, ayat 2 dan ayat 3, yang dimaksudkan dengan keuangan negara tidak
lain adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN.
67
C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia Jilid I, Jakarta: Balai Pustaka, 2000, halaman 39, menyatakan: Penafsiran dogmatis
penafsiran menilik susunan yang berhubungan dengan bunyi pasal-pasal lainnya baik dalam undang- undang itu maupun dengan undang undang yang lain, Penafsiran restriktif, memberi tafsiran dengan
membatasi mempersempit arti kata-kata dalam peraturan itu..
Dina Khairunnisa : Kedudukan, Peran Dan Tanggung Jawab Hukum Direksi Dalam Pengurusan BUMN, 2009
Untuk dapat memahami keuangan negara Arifin P. Soeria Atmadja
68
memberikan tiga interpertasi terhadap Pasal 23 UUD 1945, yaitu: 1.
“…pengertian keuangan negara diartikan secara sempit dan untuk itu dapat disebutkan sebagai keuangan negara yang bersumber pada APBN, sebagai
suatu sub-sistem dari suatu sistem keuangan negara dalam arti sempit.” Jika didasarkan pada rumusan tersebut, keuangan negara adalah semua aspek yang
tercakup dalam APBN yang diajukan oleh pemerinah kepada DPR setiap tahunnya. Dengan kata lain APBN merupakan deskripsi dari keuangan negara
dalam arti sempit, sehingga pengawasan terhadap APBN juga merupakan pengawasan terhadap keuangan negara.
2. Berkaitan dengan metode sistematik dan historis yang menyatakan,”
...keuangan negara dalam arti luas, yang meliputi keuangan negara yang berasal dari APBN, APBD, BUMN, BUMD, dan pada hakikatnya seluruh
harta kekayaan negara, sebagai suatu sistem keuangan negara…”. Makna tersebut mengandung pemahaman keuangan negara dalam arti luas, adalah
segala sesuatu kegiatan atau aktivitas yang berkaitan erat dengan uang yang diterima atau dibentuk berdasarkan hak istimewa negara untuk kepentingan
publik. Pemahaman tersebut kemudian lebih diarahkan pada dua hal, yaitu hak dan kewajiban negara yang timbul dan makna Keuangan Negara. Adapun
yang dimaksud dengan hak tersebut adalah hak menciptakan uang; hak mendatangkan hasil, hak melakukan pungutan, hak meminjam, dan hak
memaksa. Adapun kewajiban adalah kewajiban menyelenggarakan tugas negara demi kepentingan masyarakat, dan kewajiban membayar hak-hak
tagihan pihak ketiga berdasarkan hubungan hukum atau hubungan hukum khusus.
3. Melalui “pendekatan sistematik dan teologis atau sosiologis terhadap
keuangan negara yang dapat memberikan penafsiran yang relatif lebih akurat sesuai dengan tujuannya.” Maksudnya adalah, “Apabila tujuan menafsirkan
keuangan negara tersebut dimaksudkan untuk mengetahui sistem pengurusan dan pertanggungjawabannya, maka pengertian keuangan negara apabila
pendekatannya dilakukan dengan menggunakan cara penafsiran sistematis dan teologis untuk mengetahui pengertian keuangan negara dalam arti luas, yakni
termasuk didalamnya keuangan yang berada dalam APBN, APBD, BUMNBUMD dan pada hakikatnya seluruh kekayaan negara merupakan
objek pemeriksaan dan pengawasan”.
68
Arifin P. Soeria Atmadja, Keuangan Publik Dalam Perspektif Hukum Praktik dan Kritik, Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005, halaman 95.
Dina Khairunnisa : Kedudukan, Peran Dan Tanggung Jawab Hukum Direksi Dalam Pengurusan BUMN, 2009
c. Definisi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
Pasal 1 angka 1 menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang serta
segala sesuatu, baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Dalam
penjelasan undang-undang tersebut pada pengertian dan ruang lingkup keuangan negara dikemukakan bahwa pendekatan yang digunakan dalam merumuskan
keuangan negara adalah: 1.
Dari sisi objek keuangan negara meliputi semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang
fiskal, moneter, dan pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan, serta segala sesuatu, baik berupa uang, maupun barang yang dapat dijadikan milik
negara berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban. 2.
Dari sisi subyek keuangan negara meliputi seluruh objek sebagaimana tersebut diatas yang dimiliki negara danatau dikuasai oleh Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, Perusahaan NegaraDaerah, dan badan lain yang ada kaitannya dengan keuangan negara.
3. Dari sisi proses keuangan negara mencakup seluruh rangkaian kegiatan yang
berkaitan dengan pengelolaan objek sebagaimana tersebut diatas mulai dari perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan sampai dengan
pertanggungjawaban.
Dina Khairunnisa : Kedudukan, Peran Dan Tanggung Jawab Hukum Direksi Dalam Pengurusan BUMN, 2009
4. Dari sisi tujuan keuangan negara meliputi seluruh kebijakan, kegiatan dan
hubungan hukum yang berkaitan dengan pemilikan danatau penguasaan objek sebagaimana tersebut diatas dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan negara. Terlihat bahwa definisi keuangan negara seperti yang disebutkan dalam UU
Keuangan Negara, lebih dekat dengan definisi yang pernah diberikan dalam seminar ICW tanggal 30 Agustus sd 5 September 1970 di Jakarta. Definisi yang
dianut oleh UU Keuangan Negara menggunakan pendekatan luas, dengan tujuan terdapat perumusan definisi keuangan negara secara cermat dan teliti untuk
mencegah terjadinya multiinterpretasi dalam segi pelaksanaan anggaran, agar tidak terjadi kerugian negara sebagai akibat kelemahan dalam perumusan
perundang-undangan memperjelas proses penegakan hukum apabila terjadi mal administrasi dalam pengelolaan keuangan negara.
69
d. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
Terkait dengan pengertian keuangan negara, Undang-Undang 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara, Pasal 1 angka 1 menyatakan: Perbendaharaan
Negara adalah pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara, termasuk investasi dan kekayaan yang dipisahkan yang ditetapkan dalam APBN dan
APBD.
69
W. Riawan Tjandra, Op.Cit., halaman 4.
Dina Khairunnisa : Kedudukan, Peran Dan Tanggung Jawab Hukum Direksi Dalam Pengurusan BUMN, 2009
e. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan
Tanggung Jawab Keuangan Negara
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan Tanggung Jawab Keuangan Negara, pada Pasal 3 ayat 1 menyatakan:
Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan oleh BPK meliputi seluruh unsur keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara. Dengan adanya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 dan Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2004 serta Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004, pengertian keuangan negara menjadi sangat luas tidak hanya meliputi APBN,
APBD, kekayaan negara yang dipisahkan pada BUMNBUMD, termasuk juga kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang
diberikan pemerintah. Dari definisi-definisi tersebut diatas dapat ditarik benang merah bahwa pengertian keuangan negara meliputi dua hal yaitu:
1. Pengertian keuangan negara dalam arti sempit hanya meliputi APBN. Dalam
konteks penyertaan modal negara pada BUMN Persero, keuangan negara masuk pada pengertian kekayaan negara yang dipisahkan dari mekanisme
pelaksanaan APBN, selanjutnya menjadi bagian domain privat pengaturan dan pertangungjawaban selanjutnya didasarkan pada mekanisme hukum
korporasi. 2.
Pengertian keuangan negara dalam arti luas meliputi kekayaan negara yang dipisahkan sebagaimana dimaksud Pasal 1 angka 1 dan Pasal 2 Undang-
Dina Khairunnisa : Kedudukan, Peran Dan Tanggung Jawab Hukum Direksi Dalam Pengurusan BUMN, 2009
Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara, Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara, dan
Pasal 3 ayat 1 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.
3. Penyertaan Modal Negara Pada BUMN Persero