Pengaruh Penghasilan Terhadap Partisipasi Masyarakat dalam Program Pencegahan Malaria

66 masyarakat yang tidak bekerja. Yoga 1999 menyatakan bahwa 44 dari kasus malaria yang diteliti merupakan penduduk yang bekerja sebagai petani, artinya pekerjaan sebagai petani merupakan faktor risiko menderita penyakit malaria. Perbedaan tingkat partisipasi responden yang tidak bekerja juga terkait dengan aspek psikologis, artinya masyarakat yang tidak bekerja mengkondisikan dirinya dalam posisi yang tidak memerlukan atau merasa tidak penting berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan kesehatan seperti program pencegahan penyakit malaria. Sedangkan Suroso 2003 menyatakan karakteristik masyarakat dengan jenis mata pencaharian atau pekerjaan yang beragam termasuk wilayah yang persentase masyarakatnya tidak bekerja cukup tinggi implementasi program gebrak malaria di Indonesia tidak bisa disamaratakan antara satu daerah dengan daerah lain namun didasarkan pada spesifikasi daerah masing-masing dan memerlukan evaluasi dan perencanaan kegiatan yang lebih spesifik sehingga seluruh masyarakat sebagai sasaran program dapat ditingkatkan.

5.4. Pengaruh Penghasilan Terhadap Partisipasi Masyarakat dalam Program Pencegahan Malaria

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan persentase responden yang mempunyai penghasilan sama dengan Upah Minimum Propinsi UMP Sumatera Utara atau di atas UMP berpartisipasi dalam program pencegahan malaria lebih besar dibandingkan responden tingkat penghasilannya di bawah Upah Minimum Propinsi UMP Sumatera Utara. Hal menunjukkan faktor penghasilan merupakan variabel Letnan Dalimunthe: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Dalam Program Pencegahan Penyakit Malaria Di Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal, 2008. USU e-Repository © 2008 67 yang mempengaruhi partisipasi masyarakat. Secara statistik juga menunjukkan ada pengaruh yang bermakna p0,05. Sesuai dengan munculnya kembali kasus malaria menjadi ancaman di sejumlah tempat sejak terjadinya krisis ekonomi tahun 1997. Penyakit malaria yang semula sudah dianggap tidak berbahaya setelah krisis tersebut mengakibatkan meningkatnya penderita malaria khususnya di daerah yang endemis. Keterkaitan secara langsung terjadinya krisis dengan meningkatkan penderita malaria tidak begitu nyata, namun apabila kita kaitkan dengan aspek ekonomi bahwa akibat krisis ekonomi banyak penduduk yang mengalami masalah dalam hal penghasilan, pekerjaan, akibatnya partisipasinya dalam program pencegahan penyakit malaria juga menurun, karena dalam kondisi perekonomian keluarga yang tidak mendukung sangat sulit untuk mengharapkan masyarakat ikut berpartisipasi secara aktif dalam program kesehatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Leihad 2005 bahwa salah satu bentuk upaya penanggulangan malaria melalui pendekatan partnership adalah dengan penyediaan dana kemanusiaan untuk penanggulangan penyakit malaria khususnya di daerah endemis. Penghasilan merupakan faktor yang terkait dengan program penanggulangan penyakit malaria, artinya penduduk yang mempunyai penghasilan yang memadai mempunyai kemungkinan berpartisipasi secara aktif dalam program penanggulangan malaria. Selanjutnya Khairurahmi 2005 menyatakan bahwa dalam pendekatan partisipatif melalui kelompok sasaran diklasifikasikan atas dasar karakteristik masing-masing kelompok ekonomi masyarakat, salah satunya berdasarkan kelompok ekonomi, dengan demikian pengembangan dan peningkatan Letnan Dalimunthe: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Dalam Program Pencegahan Penyakit Malaria Di Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal, 2008. USU e-Repository © 2008 68 partisipasi masyatakat dalam pelaksanaan program malaria didukung oleh masyarakat yang mempunyai penghasilan yang cukup atau yang mampu secara ekonomi.

5.5. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Partisipasi Masyarakat dalam Program