Metode Analisis Data METODE PENELITIAN

3.7. Metode Analisis Data

Analisis dapat dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu : a. Analisis Univariat. Untuk melihat gambaran distribusi frekuensi dan presentasi dari nilai yang diperoleh masing-masing item pertanyaan kuesioner. Data-data yang sudah diolah, disajikan dalam bentuk tabel. b. Analisis bivariat. Untuk melihat pengaruh variabel bebas dan variabel terikat digunakan uji Korelasi Pearson dengan menggunakan derajat kepercayaan 95 persen. Bila P 0,05 berarti perhitungan statistik bermakna signifikan. c. Analisis multivariat. Untuk melihat pengaruh variabel bebas secara bersama-sama dalam hubungan dengan variabel terikat digunakan analisis regresi linear berganda. Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh merit system terhadap kinerja perawat baik serempak maupun secara parsial. Metode regresi linier berganda yang model estimasinya adalah sebagai berikut : Y = fX 1 ,X 2 Kemudian dibentuk dalam model kuantitatif dengan persamaan sebagai berikut : Y = a + B 1 X 1 +B 2 X 2 +B 3 X 3 + e Amir Muzakir : Pengaruh Penerapan Merit System Terhadap K inerja Perawat Di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 Keterangan : Y = Kinerja Perawat a = Interceptkonstanta X 1 = Prestasi kerja X 2 = Penghasilan X 3 = Karir X 4 = Pelatihan B 1 ,B 2 ,B 3 = Koefisien Regresi e = Error Terms Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen diuji dengan tingkat kepercayaan confidence interval 95 atau α = 0,05. Amir Muzakir : Pengaruh Penerapan Merit System Terhadap K inerja Perawat Di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Rumah Sakit Jiwa Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam Rumah sakit jiwa di provinsi Nanggroe Aceh Darusalam pertama kali di bangun semasa pendudukan Hindia Belanda tahun 1920 setelah dibangunnya RS Jiwa Bogor, Lawang dan Magelang. Sejarah berdirinya Rumah sakit Jiwa Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam tidak terlepas dari peran gubernur pada tahun 1920. Saat itu gubernur berpendapat, penyebab utama adanya pasien-pasien gangguan jiwa yang berkeliaran di daerah Aceh dikarenakan adanya pembunuhan- pembunuhan akibat konflik Aceh Aceh moordern. Van Lon yang diberi tugas menyelidiki dan membenarkan pendapat gubernur bahwa terdapat 110 pasien gangguan jiwa di Aceh. Bangunan Rumah Sakit Jiwa yang ada sekarang ini didirikan pada tahun 1976. Pada awal berdirinya, Rumah Sakit Jiwa berada dibawah pengelolaan pemerintah pusat melalui Departemen Kesehatan RI. Nama atau penyebutan rumah sakit Jiwa Banda Aceh beberapa kali mengalami perubahan. Tahun 1978 bernama Rumah Perawatan Sakit Jiwa Banda Aceh berdasarkan SK Menkes No.13578 dan masuk dalam Kelas B. Kemudian berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 303MENKESSKIV 1994 Tanggal 8 April 1994 menjadi Rumah Sakit Jiwa Kelas A. Pada tahun 2001, Rumah sakit Jiwa Pusat Banda Aceh diserahkan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Seiring dengan itu, ditetapkan menjadi Amir Muzakir : Pengaruh Penerapan Merit System Terhadap K inerja Perawat Di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2009 47