Hak dan Kewajiban Wajib Pajak, serta Kewajiban dan Wewenang Pemeriksa Pajak

Penerapan metode dan teknik pemeriksaan dalam pemeriksaan Pajak diatur dalam Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor : KEP-01Pj.71990 tanggal 15 November 1990 tentang Pedoman Pemeriksaan Pajak.

C. Hak dan Kewajiban Wajib Pajak, serta Kewajiban dan Wewenang Pemeriksa Pajak

Wajib Pajak Berdasarkan Pasal 29 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan KUP, Wajib Pajak yang diperiksa wajib : 68 1 Memperlihatkan danatau meminjamkan buku atau catatan dokumen yang menjadi dasarnya dan dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang Pajak; 2 Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang dipandang perlu dan memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan danatau; 3 Memberikan keterangan yang diperlukan. a. Buku, catatan, dan dokumen, serta data, informasi dan keterangan lain sebagaimana dimaksud pada ayat 3 wajib dipenuhi oleh Wajib Pajak paling lama 1 satu bulan sejak permintaan disampaikan. b. Dalam hal Wajib Pajak Objek Pajak yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 sehingga tidak dapat dihitung besarnya penghasilan kena Pajak, 68 Pardiat, Pemeriksaan Pajak Edisi Kedua, Jakarta: PT. Mitra Wacana Media, 2008, hal. 17. 66 Universitas Sumatera Utara penghasilan kena Pajak tersebut dapat dihitung secara jabatan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan. 4 Apabila dalam mengungkapkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen serta keterangan yang diminta, Wajib Pajak terikat oleh suatu kewajiban untuk merahasiakannya, maka kewajiban untuk merahasiakan itu ditiadakan oleh permintaan untuk keperluan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1. Di dalam penjelasan Pasal 29 ayat 3, ayat 3a dan ayat 4 Undang-undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan KUP, dijelaskan kewajiban yang harus dipenuhi oleh Wajib Pajak apabila dilakukan pemeriksaan Pajak, yaitu : 69 a. Apabila Wajib Pajak menyelenggarakan pencatatan atau pembukuan dengan menggunakan proses pengolahan data secara elektronik, baik yang diselenggarakan melalui pihak lain, Wajib Pajak harus memberikan akses kepada Petugas Pemeriksa untuk mengakses danatau mengunduh data dari catatan, dokumen, dan dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang Pajak. b. Memberikan kesempatan kepada pemeriksa untuk memasuki tempat atau ruangan yang merupakan tempat penyimpanan dokumen, uang, danatau barang yang dapat memberi petunjuk tentang keadaan usaha Wajib Pajak dan melakukan peminjaman danatau pemeriksaan di tempat-tempat tersebut. c. Dalam hal petugas pemeriksa membutuhkan keterangan lain selain buku, catatan, dan dokumen lain, Wajib Pajak harus memberikan keterangan lain yang dapat berupa keterangan tertulis danatau keterangan lisan. 69 Ibid, hal. 17. 67 Universitas Sumatera Utara Keterangan tertulis misalnya berupa surat pernyataan tidak diaudit oleh kantor Akuntan Publik, keterangan bahwa fotocopy dokumen yang dipinjam sesuai dengan aslinya, Surat pernyataan tentang kepemilikan harta atau Surat pernyataan tentang perkiraan biaya hidup, dan lain-lain sebagainya. Sedangkan keterangan lisan dapat berupa wawancara tentang proses pembukuan Wajib Pajak, jangka waktu paling lama 7 tujuh hari sejak tanggal permintaan peminjaman buku-buku, catatan dan dokumen. Apabila Wajib Pajak tidak menyerahkan atau meminjamkan buku-buku, catatan dan dokumen, termasuk bukti permulaan Tindak Pidana di bidang perpajakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat 1 Undang-undang Nomor 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Kewajiban untuk merahasiakan pembukuan, catatan dan dokumen ditiadakan untuk kepentingan pemeriksaan Pajak, kecuali untuk rahasia bank, harus ada persetujuan Menteri Keuangan. Sedangkan Kewajiban Wajib Pajak berdasarkan Pasal 14 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199PMK.032007 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak dalam hal pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan, Wajib Pajak wajib untuk : 70 a Memenuhi panggilan untuk datang menghadiri Pemeriksaan sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam Pemeriksaan Kantor; b Memperlihatkan danatau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan, dan dokumen lain, termasuk data yang dikelola secara elektronik, yang berhubungan dengan penghasilan yang 70 Ibid, hal. 19. 68 Universitas Sumatera Utara diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang Pajak; c Memberi bantuan guna kelancaran Pemeriksaan; d Memberikan kesempatan untuk mengakses danatau mengunduh data yang dikelola secara elektronik dalam Pemeriksaan Lapangan; e Memberikan kesempatan untuk memasuki dan memeriksa tempat atau ruang, barang bergerak danatau tidak bergerak yang diduga patut digunakan untuk menyimpan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan, dokumen lain, uang, danatau barang yang dapat memberi petunjuk tentang penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang Pajak, serta meminjamkan kepada Pemeriksa Pajak dalam Pemeriksaaan Lapangan. f Memberi bantuan guna kelancaran Pemeriksaan dalam Pemeriksaaan Lapangan, antara lain, berupa : a. Menyediakan tenaga danatau peralatan atas biaya Wajib Pajak apabila dalam mengakses data yang dikelola secara elektronik memerlukan peralatan danatau keahlian khusus; b. Memberi kesempatan kepada Pemeriksa Pajak untuk membuka barang bergerak danatau tidak bergerak; c. Menyediakan ruangan khusus tempat dilakukannya Pemeriksaan Lapangan dalam hal jumlah buku, catatan dan dokumen sangat banyak, sehingga sulit untuk dibawa ke kantor Direktorat Jenderal Pajak. g Menyampaikan tanggapan secara tertulis atau Surat Pemberitahuan Hasil pemeriksaan; 69 Universitas Sumatera Utara h Meminjamkan kertas kerja pemeriksaan yang dibuat oleh Akuntan Publik dalam pemeriksaan Kantor. i Memberikan keterangan lisan danatau tertulis yang diperlukan. Sedangkan hak Wajib Pajak dalam pemeriksaan Pajak berdasarkan Pasal 13 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199PMK.032007 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak dalam hal pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan, Wajib Pajak berhak untuk : 71 a Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan Tanda Pengenal Pemeriksa Pajak dan Surat Perintah Pemeriksaan; b Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan pemberitahuan secara tertulis sehubungan dengan pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan; c Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan penjelasan tentang alasan dan tujuan Pemeriksaan; d Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan Surat Tugas apabila susunan Tim Pemeriksa Pajak mengalami perubahan; e Menerima Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan; f Menghadiri Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan dalam jangka waktu yang telah ditentukan; g Mengajukan permohonan untuk dilakuakan pembahasan oleh Tim Pembahas, dalam hal terdapat perbedaan pendapat antara Wajib Pajak dengan pemeriksa Pajak dalam Pembahsan Akhir Hasil Pemeriksaan; h Memberikan pendapat atau penilaian atas pelaksanaan Pemeriksaan oleh Pemeriksa Pajak, melalui pengisian formulir Kuesioner Pemeriksaan. 71 Ibid, hal. 18. 70 Universitas Sumatera Utara Pemeriksa Pajak Berdasarkan Pasal 29 ayat 2 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, disebutkan bahwa untuk keperluan pemeriksaan, Petugas Pemeriksa harus memiliki tanda pengenal pemeriksa dan dilengkapi dengan Surat Perintah Pemeriksaan SPP serta memperlihatkannya kepada Wajib Pajak yang diperiksa. Petugas Pemeriksa Pajak harus telah mendapat pendidikan teknis yang cukup dan memiliki keterampilan sebagai pemeriksa Pajak, dimana dalam menjalankan tugasnya harus bekerja dengan jujur, bertanggung-jawab, penuh pengertian, sopan, dan objektif, serta wajib menghindarkan diri dari perbuatan tercela. Pendapat dan kesimpulan Petugas Pemeriksa Pajak harus didasarkan kepada bukti yang kuat dan berkaitan, serta berlandaskan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan. Petugas Pemeriksa Pajak juga harus melakukan pembinaan kepada Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan Ketentuan Peraturan Perundang- undangan Perpajakan. Sedangkan kewajiban Pemeriksa Pajak berdasarkan Pasal 11 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199PMK.032007 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak, terdapat persamaan dan perbedaan kewajiban pemeriksa Pajak yang dilaksanakan dengan Pemeriksaan Lapangan PL dan Pemeriksaan Kantor PK, dalam hal pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan, yaitu : 72 a Di dalam Pemeriksaan Lapangan, Pemeriksa Pajak wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis tentang akan dilakukannya pemeriksaan terhadap 72 Waluyo. Perpajakan Indonesia, Jakarta: Salemba Empat, 2008, hal. 72 71 Universitas Sumatera Utara Wajib Pajak; hal ini tidak dilakukan dalam pemeriksaan Kantor, karena Pemeriksaan Pajak berwenang memanggil Wajib Pajak; b Memperlihatkan Tanda Pengenal Pemeriksa Pajak dan Surat Perintah Pemeriksaan kepada Wajib Pajak pada waktu pemeriksaan; c Menjelaskan alasan dan tujuan Pemeriksaan kepada Wajib Pajak yang akan diperiksa; d Memperlihatkan Surat Tugas kepada Wajib Pajak apabila susunan tim Pemeriksa Pajak mengalami perubahan; e Di dalam Pemeriksaan Lapangan, Pemeriksa Pajak wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan SPHP kepada Wajib Pajak; sedangkan di dalam Pemeriksaan Kantor, Pemeriksa Pajak wajib memberitahukan secara tertulis hasil pemeriksaan kepada Wajib Pajak; f Dalam Pemeriksaan Lapangan, Hasil pemeriksaan dalam batas waktu yang telah ditentukan; sedangkan dalam Pemeriksaan Kantor Hasil pemeriksaan dalam batas waktu yang telah ditentukan atau melakukan Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan apabila Wajib Pajak hadir dalam batas waktu yang telah ditentukan; g Dalam Pemeriksaan Lapangan, melakukan pembinaan terhadap Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya; sedangkan dalam Pemeriksaan Kantor, wajib untuk memberi petunjuk kepada Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya agar pemenuhan kewajiban perpajakan dalam tahun- tahun selanjutnya dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan. h Mengembalikan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan, dan dokumen lainnya yang dipinjam dari Wajib Pajak paling lama 7 tujuh hari sejak tanggal Laporan Hasil Pemeriksaan; 72 Universitas Sumatera Utara i Merahasiakan kepada pihak lain yang tidak berhak mengenai segala sesuatu yang diketahui atau diberitahukan kepadanya oleh Wajib Pajak dalam rangka pemeriksaan. Mengenai wewenang Pemeriksaan Pajak, Pasal 12 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199PMK.032007 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak dalam hal pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan, Pemeriksaan Pajak berwenang untuk : 73 a Di dalam Pemeriksaan Kantor, memanggil Wajib Pajak untuk datang ke kantor Direktorat Jenderal Pajak dengan menggunakan surat panggilan. b Melihat danatau meminjam buku catatan, dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan, dan dokumen lain termasuk data yang dikelola secara elektronik, yang berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang Pajak; c Di dalam Pemeriksaan Lapangan, dapat mengakses danatau mengunduh data yang dikelola secara elektronik. d Memasuki dan memeriksa tempat atau ruang, barang bergerak danatau tidak bergerak atau tidak bergerak yang diduga patut digunakan untuk menyimpan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan, dokumen lain, uang, danatau barang yang dapat memberi petunjuk tentang penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang Pajak di dalam Pemeriksaaan Lapangan. e Meminta kepada Wajib Pajak untuk memberikan bantuan guna kelancaran. 73 Pardiat, Pemeriksaan Pajak Edisi Kedua, Jakarta: PT. Mitra Wacana Media, 2008 , hal. 15-16. 73 Universitas Sumatera Utara Pemeriksa Pajak dalam hal melakukan Pemeriksaaan Lapangan, antara lain, berupa : 74 a. Menyediakan tenaga danatau peralatan atas biaya Wajib Pajak apabila dalam mengakses data yang dikelola secara elektronik memerlukan peralatan danatau keahlian khusus; b. Memberi kesempatan kepada Pemeriksa Pajak untuk membuka barang bergerak danatau tidak bergerak; c. Menyediakan ruangan khusus tempat dilakukannya Pemeriksaan Lapangan dalam hal jumlah buku, catatan dan dokumen sangat banyak, sehingga sulit untuk dibawa ke kantor Direktorat Jenderal Pajak. f Melakukan penyegelan tempat atau ruang tertentu serta barang bergerak danatau tidak bergerak dalam Pemeriksaaan Lapangan; g Meminta kepada Wajib Pajak untuk memberi bantuan guna kelancaran Pemeriksaan dalam Pemeriksaaan Lapangan; h Meminta keterangan lisan danatau tertulis dari Wajib Pajak; i Meminjam kertas kerja pemeriksaan yang dibuat oleh Akuntan Publik melalui Wajib Pajak dalam Pemeriksaan Kantor; j Meminta keterangan danatau bukti yang diperlukan dari pihak ketiga yang mempunyai hubungan dengan Wajib Pajak yang diperiksa melalui Kepala Unit Pelaksana Pemeriksaan. 74 Waluyo. Perpajakan Indonesia, Jakarta: Salemba Empat, 2008, hal. 74. 74 Universitas Sumatera Utara BAB IV PEMERIKSAAN DAN PENYIDIKAN PAJAK TERHADAP WAJIB PAJAK

A. Prosedur-prosedur dalam Pemeriksaan Pajak.