Pemeriksaan Pajak. Tinjauan Yuridis Tentang Pemeriksaan Dan Penyidikan Pajak Terhadap Wajib Pajak

Undang-undang Nomor 10 Tahun 1994, khususnya yang mengatur mengenai subjek pajak dan objek pajak.

B. Pemeriksaan Pajak.

1. Latar Belakang Pemeriksaan Pajak. Sejak awal tahun 1984, pemungutan pajak yang diterapkan di Indonesia adalah sistem Self Assessment, dimana wajib Pajak diwajibkan untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri jumlah Pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Pada sistem yang baru ini, penentuan besarnya Pajak terutang berada pada Wajib Pajak itu sendiri dan Wajib Pajak harus mengambil peranan aktif dalam memenuhi kewajiban perpajakannya untuk membayar pajak. Kepercayaan yang diberikan Pemerintah kepada masyarakat harus diimbangi dengan upaya penegakan hukum dan pengawasan yang ketat atas kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kepercayaan yang telah diberikan tersebut agar tidak terjadi pelanggaran terhadap pemenuhan kewajiban membayar Pajak oleh Wajib Pajak. Oleh karena itu, dalam rangka pengawasan tersebut diadakan Pemeriksaan Pajak. 35 Pemeriksaan Pajak Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 545KMK.042000 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak, pemeriksaan didefenisikan sebagai “serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, 35 Hanantha Bwoga, dkk, Pemeriksaan Pajak di Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2005, hal 1. Universitas Sumatera Utara mengelola data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. 36 Pemeriksaan juga dapat dilakukan bila terdapat bukti bahwa Surat Pemberitahuan SPT yang disampaikan oleh Wajib Pajak tidak benar, adanya pengaduan dari masyarakat yang mengetahui kecurangan Wajib Pajak tersebut dalam memenuhi kewajiban pajaknya, maupun jika terdapat indikasi bahwa Wajib Pajak melakukan tindak pidana di bidang perpajakan. Dari defenisi diatas, terdapat dua tujuan dari pemeriksaan, yakni: 1 Untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dalam rangka memberikan kepastian hukum, keadilan dan pembinaan kepada Wajib Pajak, yang dilakukan dalam hal-hal sebagai berikut: a. Surat Pemberitahuan SPT menunjukkan kelebihan pembayaran pajak danatau rugi; b. Surat Pemberitahuan SPT tidak disampaikan atau disampaikan tidak tepat waktu yang telah ditetapkan; c. Surat Pemberitahuan SPT memenuhi kriteria seleksi yang ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak; d. Ada indikasi kewajiban perpajakan selain kewajiban Surat Pemberitahuan SPT tidak terpenuhi. 2 Dalam rangka melaksanakan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan, Pemeriksaan dilakukan dalam rangka : a. Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP atau penghapusan NPWP; 36 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 545KMK.042000 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak, Pasal 1 angka 1. 36 Universitas Sumatera Utara b. Pemberian atau pencabutan Nomor Pengukuha n Pengusaha Kena Pajak NPPKP; c. Penentuan besarnya jumlah angsuran pajak dalam suatu Masa Pajak bagi Wajib Pajak yang baru; d. Wajib Pajak mengajukan keberatan atau banding; e. Pengumpulan bahan atau data guna penyusunan Norma Penghitungan; f. Pencocokan data danatau alat keterangan; g. Penentuan Wajib Pajak berlokasi di daerah tertentu. 37 Fungsi Direktorat Jenderal Pajak DJP melakukan pemeriksaan pajak terhadap Wajib Pajak bukan untuk mencari kesalahan Wajib Pajak, tetapi untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan danatau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. 38 2. Pengertian Pemeriksaan Pajak dan Pengertian-pengertian Sehubungan dengan Pemeriksaan Pajak. Beberapa pengertian berikut merupakan pengertian-pengertian yang berhubungan dengan pemeriksaan Pajak yang perlu dikutip dalam rangka untuk mengerti tentang pemeriksaan dan penyidikan Pajak ini : 39 a. Menurut Pasal 1 angka 25 Undang-undang Nomor 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan KUP, Pengertian Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengelola data dan 37 John Hutagaol, dkk, Perpajakan, Jakarta: Stie Perbanas, 1998, hal. 32. 38 Pardiat, Pemeriksaan Pajak Edisi Kedua, Jakarta: PT. Mitra Wacana Media, 2008, hal. 1. 39 Hanantha Bwoga, dkk, Pemeriksaan Pajak di Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2005, hal 4-6. Universitas Sumatera Utara atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan; b. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang menutrut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong Pajak tertentu; c. Pemeriksa Pajak adalah pegawai negeri sipil di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak, yang diberi tugas, wewenang, dan tanggung jawab untuk melaksanakan pemeriksaan Pajak; d. Penelitian adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menilai kelengkapan pengisian surat pemberitahuan dan lampiran-lampirannya termasuk penelitian tentang kebenaran penulisan dan penghitungannya; e. Pembahasan akhir atau closing conference yaitu pembahasan yang dilakukan antara pemeriksa Pajak dengan Wajib Pajak atas temuan selama pemeriksaan dan hasil bahasan dari temuan tersebut, baik yang disetujui maupun yang tidak disetujui, dituangkan dalam berita acara hasil pemeriksaan yang ditandatangani oleh Pemeriksa Pajak dan Wajib Pajak; f. Kertas kerja pemeriksaan adalah catatan secara rinci dan jelas yang diselenggarakan oleh pemeriksa Pajak mengenai prosedur pemeriksaan yang ditempuh, pengujian yang dilakukan, bukti, keterangan yang dikumpulkan, dan kesimpulan yang diambil sehubungan dengan pelaksanaan pemeriksaan; g. Bukti permulaan merupakan keadaan danatau bukti-bukti, baik berupa keterangan, tulisan, perbuatan atau benda-benda yang dapat memberikan petunjuk bahwa suatu tindak pidana yang sedang terjadi atau telah terjadi, dilakukan oleh Wajib Pajak yang dapat menimbulkan kerugian kepada negara; 38 Universitas Sumatera Utara h. Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk mencari, serta mengumpulkan bukti, dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan yang terjadi serta menemukan tersangkanya. 3. Dasar Hukum Pemeriksaan Pajak. Di dalam melakukan pemeriksaan Pajak, Pemeriksa Pajak harus berdasarkan ketentuang Undang-undang Perpajakan yang berlaku, yang terdiri dari ketentuan formal dan ketentuan material; ketentuan formal pemeriksaan berdasarkan Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan KUP, sedangkan ketentuan materilnya berdasarkan: 40 a. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan KUP yang mengalami perubahan : 1 Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983. 2 Undang-undang Nomor 9 Tahun 1994. 3 Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000. 4 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007. b. Pajak Penghasilan, dengan rincian perubahan : 1 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983. 2 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1991. 3 Undang-undang Nomor 10 Tahun 1994. 5 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000. 6 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008. 40 Pardiat, Pemeriksaan Pajak Edisi Kedua, Jakarta: PT. Mitra Wacana Media, 2008, hal. 2-3. 39 Universitas Sumatera Utara c. Pajak Pertambahan Nilai barang dan jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah, dengan rincian perubahan: 1 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983. 2 Undang-undang Nomor 11 Tahun 1994. 3 Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000. Di dalam melakukan pemeriksaan Pajak, Pemeriksa Pajak harus memenuhi ketentuan Undang-undang perpajakan dan peraturan pelaksanaannya, seperti: 41 a. Peraturan Pemerintah; b. Peraturan Menteri Keuangan Keputusan Menteri Keuangan; c. Peraturan Direktorat Jenderal Pajak DJP atau Keputusan Direktorat Jenderal Pajak DJP; d. Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak DJP; e. Peraturan atau Keputusan dari Instansi lainnya, misalnya dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; f. Dan lain-lain. Berdasarkan Pasal 2 ayat 1 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007, dinyatakan bahwa terhadap semua hak dan kewajiban perpajakan Tahun Pajak 2001 sampai dengan Tahun Pajak 2008 yang belum diselesaikan, diberlakukan Undang-undang No. 16 Tahun 2000 dan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199PMK.032007, Pasal 46 ayat 1, dinyatakan bahwa terhadap Surat Perintah Pemeriksaan yang diterbitkan sebelum tanggal 01 Januari 2008 dan belum selesai sampai dengan tanggal 01 Januari 2008 tetap dilakukan pemeriksaan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 545KMK.042000 dan perubahannya Nomor 123PMK.032006. 41 Ibid, hal. 2-3. 40 Universitas Sumatera Utara Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2007 mengenai Ketentuan Peralihan Pasal 36 ayat 2, tata cara pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakan berdasarkan Undang-undang No. 28 Tahun 2007, dalam hal: 42 a. Penyelesaian permohonan penghapusan NPWP danatau pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak PKP, untuk permohonan yang diterima secara lengkap setelah tanggal 31 Desember 2007; b. Penyelesaian permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak yang seharusnya tidak terutang melalui penelitian, untuk permohonan yang diterima secara lengkap setelah tanggal 31 Desember 2007; c. Pembetulan terhadap Surat Keputusan Pemberian Imbalan Bunga untuk penerbitan setelah tanggal 31 Desember 2007; d. Batas waktu bagi Direktur Jenderal Pajak untuk menerbitkan Surat Keputusan Pembetulan, untuk permohonan yang diterima secara lengkap setelah tanggal 31 Desember 2007; e. Permohonan pembatalan pemeriksaan, untuk pemeriksaan yang dimuat setelah tanggal 31 Desember 2007; f. Proses penyelesaian keberatan, untuk pengajuan keberatan yang diterima setelah tanggal 31 Desember 2007; g. Pengajuan gugatan terhadap penerbitan SKP berdsarkan pemeriksaan yang dimulai setelah tanggal 31 Desember 2007 yang dalam penerbitannya tidak sesuai dengan prosedur atau tata cara yang telah diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. h. Pengajuan gugatan terhadap penerbitan Surat Keputusan Keberatan yang dalam penerbitannya tidak sesuai dengan prosedur atau tata cara yang telah diatur dalam 42 Ibid, hal. 4. 41 Universitas Sumatera Utara ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, untuk pengajuan keberatan yang diterima setelah tanggal 31 Desember 2007. Berdasarkan Pasal 46 Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000 tidak berubah atau tidak ditulis pada Undang-undang Nomor 28 tahun 2007, dinyatakan bahwa dengan berlakunya perubahan Undang-undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan KUP, semua peraturan pelaksanaan di bidang perpajakan yang lama tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-undang Nomor 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan KUP yang baru. Universitas Sumatera Utara BAB III SISTEM PEMERIKSAAN PAJAK DI INDONESIA

A. Kebijakan Umum Pemeriksaan Pajak.