Kewajiban-kewajiban yang dimiliki oleh Wajib Pajak diantaranya seperti wajib mendaftarkan diri, melaporkan usahanya pada kantor Direktorat
Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak, wajib mengambil sendiri Surat Pemberitahuan SPT
ditempat-tempat yang ditetapkan oleh pejabat Pajak serta mengisi dengan jelas, benar dan lengkap serta ditandatangani sendiri SPT-nya dan kemudian
mengembalikannya ke Kantor Dirjen Pajak ditambah dengan lampiran- lampirannya, dan lain-lain sebagainya.
Selain kewajiban-kewajiban yang wajib dipenuhi oleh setiap Wajib Pajak, Wajib Pajak juga memiliki hak-hak yang dapat diperoleh, diantaranya
memperoleh NPWP Nomor Pokok Wajib Pajak, mengajukan permohonan penundaan penyampaian SPT, menerima tanda bukti pemasukan SPT,
mengajukan permohonan angsuran atau penundaan pembayaran Pajak sesuai dengan kemampuannya dan mengajukan permohonan pengurangan atau
penghapusan sanksi administrasi berupa bunga, denda atau kenaikan terhadap Pajak yang harus dibayarnya.
3. Tinjauan Terhadap Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak.
Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 545KMK.042000 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak, pemeriksaan
didefenisikan sebagai “serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengelola data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
13
13
Indonesia, Keputusan Menteri Keuangan Nomor 545KMK.042000 tentang Tata Cara Pemeriksaan
Pajak, Pasal 1 angka 1.
Universitas Sumatera Utara
Pemeriksaan ini penting dilakukan guna menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan yang telah dilaksanakan atas dasar sistem Self
assessment, hal tersebut dilakukan dalam kegiatan untuk meningkatkan pelayanan terhadap Wajib Pajak dalam hal Surat Pemberitahuan SPT
menunjukkan kelebihan pembayaran Pajak danatau rugi, SPT tidak disampaikan atau disampaikan tidak tepat waktu yang telah ditetapkan.
Pemeriksaan ini juga dapat dilakukan bila terdapat bukti bahwa Surat Pemberitahuan SPT yang disampaikan oleh Wajib Pajak tidak benar, adanya
pengaduan dari masyarakat yang mengetahui kecurangan Wajib Pajak tersebut dalam memenuhi kewajiban pajaknya, maupun jika terdapat indikasi bahwa
Wajib Pajak melakukan tindak pidana di bidang perpajakan. Menurut Pasal 1 angka 32 Undang-undang Nomor 28 tahun 2007
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan KUP, Pengertian penyidik adalah pejabat PNS tertentu di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak
yang diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan melakukan penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan. Tujuan dari penyidikan ini berupa untuk menemukan tersangka yang
tidak memenuhi kewajiban Pajaknya, untuk membuat tindak pidana tersebut menjadi terang dan untuk mengetahui besarnya pajak yang digelapkan.
Tindakan penyidikan ini akan dilakukan apabila ditemukannya bukti pendahuluan, yaitu adanya bukti baik berupa bukti lisan maupun tulisan,
perbuatan, keterangan, ataupun benda-benda yang dapat memberikan petunjuk bahwa suatu tindak pidana di bidang perpajakan telah terjadi dan dapat
merugikan keuangan negara. 13
Universitas Sumatera Utara
Namun penyidikan ini dapat dihentikan bila didapati bahwa peristiwanya bukan merupakan tindak pidana di bidang perpajakan, tidak terdapat cukup
bukti, peristiwanya telah daluwarsa, tersangkanya telah meninggal dunia dan dengan alasan untuk kepentingan penerimaan negara. Sedangkan sanksi yang
dapat dikenakan oleh penyidikan ini diantaranya adalah sanksi pidana denda dan sanksi pidana badan yang berupa kurungan danatau penjara tergantung
berat atau ringannya perbuatan yang dilanggarnya tersebut.
F. Metode Penulisan