1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Eksistensi lembaga keuangan, khususnya sektor perbankan, menempati posisi sangat strategis dalam menjembatani kebutuhan modal kerja dan investasi
di sektor riil dengan pemilik dana. Dengan demikian, fungsi utama sektor perbankan dalam infrastruktur kebijakan makro ekonomi memang diarahkan
dalam konteks how to make money effective and efficient to increase economic value.
1
Yakni bagaimana menggunakan uang dengan benar seefisien mungkin dengan cara yang benar efektif untuk meningkatkan nilai ekonomis.
Bank syariah yang menempati posisi ini pula mengalami pertumbuhan yang pesat khususnya sepanjang tiga dekade terakhir ini, baik di dunia
internasional maupun di Indonesia. Pada era modern ini, perbankan syariah telah menjadi fenomena global, termasuk di negara-negara yang tidak berpenduduk
mayoritas muslim.
2
Dalam kegiatan bank syariah dikenal nama pembiayaan atau yang biasa kita sebut dengan nama kredit. Pembiayaan atau kredit merupakan salah satu
1
M. Syafi’i Antonio,dkk, Bank Syariah –Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan ancaman, Yogyakarta : Ekonisia 2006 h. 65
2
Permata Wulandari, “Komparasi Risiko Bank Syariah Versus Bank Konvensional” Artikel diakses
pada 13
Maret 2011
dari http:vibizmanagement.comjournalindexcategoryrisk_management14
tugas pokok bank. Kegiatan pembiayaan secara umum pada bank syariah antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil mudharabah, penyertaan
modalmusyarakah, prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan murabahah, atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni
tanpa pilihan ijarah atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain ijarah wa iqtina
3
Pembiayaan bank syariah yang merupakan salah satu tugas pokok bank syariah penerapannya, ialah bank syariah memberikan pembiayaan produktif
kepada nasabah yang membutuhkan modal usaha pada sektor tertentu. Sektor- sektor itu bisa, sektor pertanian, perdagangan, industri pengolah dan lainnya
yang merupakan 9 sektor PDBPDRB. Pembiayaan produktif adalah pembiayaan yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.
4
Pembiayaan produktif ini idealnya memenuhi kebutuhan produksi setiap nasabah. Nasabah dari bank syariah ini bukan hanya nasabah yang berkelas
ekonomi tinggi saja, tetapi juga nasabah yang berkelas menengah dan kecil.
3
http:repository.usu.ac.idbitstream123456789184785Chapter20I.pdf akses tanggal 13 Maret 2011
4
Muhammad syafi’i Antonio, Bank Syariah-dari Teori ke Praktik, Jakarta : Gema Insani, Press 2007 h. 160.
Karena, bank syariah yang di dalamnya terkandung nilai-nilai syariah Islam mengedepankan kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat.
Menurut Desi Nasrida, tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri, kemandirian
tersebut meliputi kemandirian berfikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut. Pemberdayaan masyarakat hendaknya mengarah pada
pembentukan kognitif masyarakat yang lebih baik, untuk mencapai kemandirian masyarakat diperlukan sebuah proses.
5
Edi Suharto menambahkah Pemberdayaan masyarakat memiliki tujuan utama yaitu memperkuat kekuasaan masyarakat khususnya kelompok lemah
yang tidak memiliki ketidakberdayaan, baik karena kondisi internal mislanya persepsi mereka sendiri, maupun karena kondisi eksternal misalnya ditindas
oleh struktur sosial yang adil.
6
Jadi pemberdayaan ini bertujuan membentuk pribadi masyarakat, dengan kesadaran bahwa mereka memiliki kekuasaan atas
diri mereka sendiri untuk berkembang. Sebaran dari masyarakat miskin yang merupakan kelompok lemah
sebagian tersebar adalah kelompok masyarakat pedesaan yaitu petani, nelayan, peternak, sementara di perkotaan adalah para buruh, masyarakat di sektor
5
Desi nasrida, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Zakat studi kasus masyarakat pasai minang kabau perantauan, Skripsi FSH uin Jkt 2007 h.26-27
6
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Bandung: Refika Aditama, 2005h. 60
informal pedagang kaki lima, buruh, PRT, korban bencana alam, kerusuhan, pengangguran, korban PHK, dll. Jumlah mereka akan bertambah ketika terjadi
resesi ekonomi, yang secara periodik melanda dunia termasuk Indonesia.
7
Dalam upaya peningkatan taraf hidup masyarakat, bentuk pemberdayaan yang tepat sasaran sangat diperlukan, Perlu difikirkan siapa yang sesungguhnya
menjadi sasaran pemberdayaan masyarakat, sesungguhnya juga memiliki daya untuk membangun, dengan demikian memberikan “kail jauh lebih tepat daripada
memberikan ikan”. Dewasa ini good govermance yang telah dielu-elukan sebagai suatu pendekatan yang dipandang paling relevan, baik dalam tataran
kepemerintahan secara luas maupun dalam menjalankan fungsi pembangunan.
8
Good Govermance adalah pemerintahan yang baik merupakan suatu kondisi yang menjalin adanya proses kesejahteraan, kesamaan, kohesi, dan
keseimbangan peran, serta adanya saling mengontrol yang dilakukan komponen pemerintah, rakyat dan usahawan swasta.
9
Bank Syariah yang merupakan lembaga keuangan swasta, tempat bertemunya masyarakat rakyat dengan usahawanpun merupakan komponen
7
Iskandar Adi Nuhung, Segitiga Emas : Pertanian, Kemiskinan, dan Kawasan Timur Indonesia, Jakarta: PT. Wahyu Promo Citra, 2010h. 36
8
Desi nasrida, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Zakat studi kasus masyarakat pasia minang kabau perantauan,Skripsi FSH uin Jkt 2007 h. 26
9
Ambar Teguh Sulistiyani, Kemitraan dan Model-mdel Pemberdayaan, Yogyakarta, Gava Media, 2004, h. 76
yang dikontrol pemerintahan tersebut. Bank Syariah Mandiri yang merupakan Bank besar pelopor Bank Syariah sudah tentu termasuk.
Bank syariah Mandiri yang merupakan Bank Besar pelopor Bank Syariah, juga merupakan Bank Syariah Besar di Kota Cilegon. Cilegon merupakan kota
yang memiliki potensi yang besar, akan tetapi tidak menutup kemungkinan, kota ini tidak terlepas dari masalah kemiskinan dan pengangguran. Warga Kota
Cilegon yang berusia di atas 15 tahun, bekerja di bidang pertanian, kehutanan, perkebunan dan perikanan, industri pengolahan, perdagangan, rumah makan,
hotel, dan jasa kemasyarakatan. Jika dilihat dari potensi dan peluang kerja, di Kota Cilegon banyak
industri besar dan kecil yang dibangun. Dari data yang di peroleh di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Cilegon, untuk jumlah perusahaan berbadan
hukum PT sebanyak 172, koperasi 24, perorangan 76, dan 3 perusahaan lainnya. Adapun dilihat dari SIUP yang diterbitkan Pemkot Cilegon, untuk perusahaan
kecil 454, perusahaan menengah 90, perusahaan besar 54. Pemkot Cilegon telah melebur dan memperbarui program pemberdayaan
ekonomi masyarakat yang sudah berjalan sejak tahun 2002, menjadi unit pelaksana teknis UPT pemberdayaan ekonomi masyarakat yang berada di
bawah Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana Kota Cilegon.
UPT pemberdayaan ekonomi masyarakat ini dikelola secara mandiri untuk memberikan pelayanan terpadu dan profesional pada usaha mikro kecil UKM,
yang meliputi pelatihan, pemagangan, pembiayaan, informasi bisnis, pemasaran, konsultasi manajemen, dan pendampingan.
10
Pemerintah daerah
Kota Cilegon
sudah berupaya
melakukan penanggulangan masyarakat miskin yang merupakan masyarakat yang tidak
berdaya dengan melakukan program Unit Pelaksana Teknis UPT Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat. Bank Syariah yang memiliki tugas pokok
berupa pembiayaan,
idealnya juga
membantu berjalannya
program pemberdayaan masyarakat dengan cara mengalokasikan dana pembiayaan pada
program tersebut. Seperti yang diungkapkan Iskandar adi Nuhung, bahwa masyarakat tak
berdaya yang produktif biasanya berprofesi sebagai petani kelompok pedesaan, dan pedagang kelompok perkotaan. Apakah Bank Syariah Mandiri cabang
Cilegon ikut serta membantu atau bekerjasama menjalankan program yang
dikeluarkan pemerintah daerah tersebut dengan memberikan dana pembiayaan kepada masyarakat yang tidak berdaya. Ataupun Bank Syariah Mandiri memiliki
program sendiri untuk memberdayakan masyarakat dengan memberikan pembiayaan langsung ke sektor-sektor yang digeluti masyarakat-masyarakat
10
Journalism, “sistem pereknomian dan pendidikan kota cilegon” Artikel diakses pada 16 April
2011 dari
http:fivejournalism.wordpress.com20101206sistem-perekonomian-dan- pendidikan-kota-cilegon
yang tidak berdaya tersebut, membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hal tersebut melalui skripsi berjudul
“ Bank Syariah Mandiri Dalam Pemberdayaan Masyarakat Kota Cilegon
” B.
Pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah, maka penulis hanya membatasi masalah pada analisis peran Bank Syariah Mandiri dalam pemberdayaan
masyarakat melalui
pendekatan sektor-sektor
pengalokasian dana
Pembiayaan Bank Syariah pada Tahun 2009-2010. 2.
Perumusan Masalah Dari pembatasan masalah di atas, maka masalah yang akan diteliti oleh
penulis dapat dirumuskan sebagai berikut : a.
Bagaimana Peran Bank Syariah Mandiri dalam Pemberdayaan Masyarakat Kota Cilegon?
b. Sektor-sektor apa saja yang berperan dalam memberdayakan
Masyarakat di Kota Cilegon?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian