Posisi Munawir Sjadzali Diantara Para Pemikir Islam Pada Masanya

Di sela-sela kesibukannya dalam melaksanakan tugas negara, dia juga dipercaya sebagai Guru Besar pada Program Pascasarjana IAIN, Jakarta. 7

C. Posisi Munawir Sjadzali Diantara Para Pemikir Islam Pada Masanya

Sekembalinya dari luar negri, dan menjabat sebagai Menteri Agama, ketika itu pula, ia mulai melancarkan pemikiran-pamikirannya mengenai Islam. Agaknya Munawir tidak mengetahui perkembangan pemikiran Islam di tanah airnya sendiri. Ia kurang menyadari bahwa pembaharuan atau penyegaran pemikiran tentang Islam telah dimulai oleh orang-orang muda, seperti Nurcholis Madjid pada tahun , Ahmad Wahid dan Djohan Effendi yang diikuti oleh Abdurrahman Wahid dari sayap tradisional. Serta dari kalangan yang lebih senior yaitu Harun Nasution, yang menyebarkan paham pembaharuan pemikiran Islam Jamaluddin al-Afghani dan Muhammad Abduh di IAIN. 8 Sejak aktif dalam pemikiran di Indonesia, Munawir boleh dikatakan menjadi fenomena “Kembalinya Si Anak Hilang” ia memilih jalan kritik, bahkan kritik tajam dan langsung, dari pada jalan persuasif. Ini disebabkan karena ia merasa memiliki penguasaan literatur keagamaan langsung dari bahasa Arab yang dijalin dengan pendekatan ilmu politik Barat yang tidak 7 Munawir Sjadzali; “Dari Lembah Keminskinan; Meniti Karir Merangkap Belajar”, M. Wahyuni Nafis, ed., Kontekstualisasi Ajaran Islam Tahun Prof. Dr. Munawir Sjadzali, M.A. , Jakarta: IPHI dan Paramadina, , cet. I. h. - . 8 M Dawam Rahardjo, Pulangnya Si Anak Hilang: Posisi Munawir Sjadzali di Tengah Pemikiran Islam Kontemporer , dalam Islam, Komarudin Hidayat, Ahmad Gaus AF, ed., Negara dan Civil Society, Gerakan dan Pemikiran Islam Kontemporer Jakarta: Paramadina, , Cet. Ke-I, h. kentara, yang ia pelajari secara akademis di AS, namun ia lebih menampilkan diri dan percaya diri sebagai seorang ahli fikih lulusan Manba’ul Ulum, Solo. Pendekatannya yang konfrontatif, antara lain karena ia mendapat dukungan politik yang kuat dari rezim Orde Baru yang berkuasa dan merasa sangat kuat otoritas politiknya itu, menyebabkan ia mendapatkan perlawanan yang sangat sengit sebagaimana dialami oleh Nurcholish Madjid, Ahmad Wahid dan Harun Nasution. Namun Munawir merasa sama sekali tegar untuk terus menerus mengemukakan pendapatnya yang “kontroversial” itu. Dalam menjalankan misinya, Munawir telah menulis berbagai artikel, ceramah dan pidato resmi sebagai Menteri Agama. Dalam setiap pidato, ceramah dan artikelnya, ia selalu bersikap polemis, buktiya telah mengundang komentar lisan maupun tulisan terutama dari tokoh-tokoh Islam. Jika dibandingkan dengan Nurcholis Madjid yang dikenal Kritis dan juga polemis itu, tokoh yang lebih muda itu jauh lebih santun. Disamping kritik, Nurcholis Madjid masih membawa dakwah yang memberikan semangat, yaitu semangat peradaban Islam. Tapi Munawir lebih mengarah kepada kritik dan perubahan. 9

D. Corak dan Pengaruh Pemikiran Munawir Sjadzali di Indonesia