Gambaran Kebiasaan Menggosok Gigi

48

BAB VI PEMBAHASAN

A. Analisa Univariat

1. Gambaran Kebiasaan Menggosok Gigi

Menggosok gigi adalah membersihkan gigi dari sisa-sisa makanan, bakteri, dan plak. Dalam membersihkan gigi, harus memperhatikan pelaksanaan waktu yang tepat dalam membersihkan gigi, penggunaan alat yang tepat untuk membersihkan gigi, dan cara yang tepat untuk membersihkan gigi. Pada usia anak sekolah 6-12 tahun menurut Potter Perry, 2005 sering disebut sebagai masa-masa laten yang rawan, karena pada masa itulah gigi susu mulai tanggal satu persatu dan gigi permanen pertama mulai tumbuh. Dengan adanya variasi gigi susu dan gigi permanen bersama-sama di dalam mulut, menandai masa gigi campuran pada anak. Gigi yang baru tumbuh belum matang sehingga rentan terhadap kerusakan. Fungsi menyikat gigi yaitu untuk menghilangkan sisa-sisa makanan yang ada di sela-sela dan di permukaan gigi. Sisa makanan bila tidak dibersihkan akan mengalami pembusukan oleh bakteri Streptococcus mutan. Hasil pembusukan akan menghasilkan asam dari fermentasi karbohidrat yang mungkin mampu menyebabkan karies Kidd, 1992.

a. Frekuensi menggosok gigi

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Silvia dkk, 2005 mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara frekuensi menyikat gigi dengan tingkat kebersihan gigi dan mulut, dimana siswa yang menyikat gigi dengan frekuensi 4 kali dengan tingkat kebersihan gigi dan mulut baik perrsentasenya lebih tinggi 25 responden dibandingkan dengan frekuensi menyikat gigi 1 - 2 kali 22 responden. Menggosok gigi setidaknya empat kali sehari setelah makan dan sebelum tidur malam adalah dasar program hygiene mulut yang efektif Potter Perry, 2005. Berdasarkan hasil univariat, diperoleh persentase frekuensi menggosok gigi sering 66,7, kadang-kadang 25,9, jarang 7,4 pada anak. Frekuensi membersihkan gigi dan mulut sebagai bentuk perilaku akan mempengaruhi buruknya kebersihan gigi dan mulut, dimana akan mempengaruhi juga angka karies dan pengyakit penyangga gigi. Maka frekuensi menggosok gigi di SDN tersebut masih sering. Yang berarti kebiasaan menggosok gigi di SDN tersebut masih baik.

b. Waktu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Setiyawan 2012 mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur malam hari dengan karies gigi dengan p value 0,039. Waktu yang paling tepat menggosok gigi yaitu setelah makan dan malam hari sebelum tidur. sedangkan berdasarkan teori Menggosok gigi setidaknya empat kali sehari setelah makan dan sebelum tidur malam adalah dasar program hygiene mulut yang efektif Potter Perry, 2005. Persentase waktu menggosok gigi pada malam hari yaitu sering 29,6, kadang-kadang 43,2, jarang 18,5, dan tidak pernah 8,6. Dan waktu menggosok gigi setelah makan pagi yaitu sering 35,8, kadang-kadang 30,9, jarang 21,0. Berdasarkan data diatas maka dapat disimpulkan bahwa kebanyakan siswa yang bersekolah di SDN Ciputat 6 menggosok gigi masih jarang yaitu 43,2. Hal ini sebanding dengan persentase frekuensi anak dalam menggosok gigi yang kemungkinan mereka menggosok gigi pada saat mandi pagi dan sore hari, kebanyakan dari mereka tidak menggosok gigi pada malam hari karena kemungkinan mereka malas, mengantuk dan ketiduran sehingga mereka lupa menggosok gigi. Hal ini tidak sesuai dengan teori Potter Perry 2005.

c. Cara Menggosok Gigi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suryani 2012 mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara cara menggosok gigi dengan karies gigi dengan p value = 0,001. Menggosok gigi adalah membersihkan gigi dari sisa-sisa makanan, bakteri, dan plak Potter Perry, 2005. Dalam memberihkan gigi harus memberhatikan pelaksanaan waktu yang tepat dan cara menggosok gigi yang benar. Cara menggosok gigi yang baik dan benar adalah membersihkan seluruh bagian gigi, gerakan vertikal dan gerakan lembut. Banyak cara dalam menggosok gigi yaitu gerakan vertikal, horizontal, gerakan memutar dan gerakan vibrasibergetar Wong, 2003. Berdasarkan hasil penelitian siswa yang melakukan gerakan tersebut di atas 40-60. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya tingkat kepedulian atau sensitifitas anak terhadap cara menggosok gigi yang benar masih kurang. Kebanyakan dari mereka mengetahui cara menggosok gigi dengan gerakan horizontal dan vertikal saja. Selain itu pengetahuan tentang cara ata praktek menggosok gigi yang benar yang diajarkan oleh orang tua masih kurang.

2. Gambaran Karies Gigi

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Kebiasaan Mengkonsumsi Jajanan Dengan Pengalaman Karies Pada Gigi Susu Anak Usia 4-6 Tahun Di TK Medan

13 91 62

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN KEBERSIHAN MULUT, USIA, DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI TERHADAP TINGKAT KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SDN TUNGGULWULUNG 2 MALANG

0 8 32

Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dengan Tingkat Keparahan Karies Gigi pada Anak usia 4 - 6 Tahun

0 2 1

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK USIA 4-6 TAHUN

3 15 70

HUBUNGAN POLA JAJAN KARIOGENIK DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI TERHADAP KEJADIAN KARIES GIGI MOLAR PERTAMA PERMANEN PADA Hubungan Pola Jajan Kariogenik dan Kebiasaan Menggosok Gigi Terhadap Kejadian Karies Gigi Molar Pertama Permanen Pada Anak Usia 8-10 Tah

0 5 15

HUBUNGAN POLA JAJAN KARIOGENIK DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI TERHADAP KEJADIAN KARIES GIGI MOLAR PERTAMA PERMANEN PADA Hubungan Pola Jajan Kariogenik dan Kebiasaan Menggosok Gigi Terhadap Kejadian Karies Gigi Molar Pertama Permanen Pada Anak Usia 8-10 Tah

0 2 15

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KARIES GIGI PADA ANAK USIA 4–6 TAHUN

0 0 10

Hubungan antara kebiasaan konsumsi makanan manis dengan karies gigi anak usia sekolah

1 2 5

Hubungan Antara Konsumsi Makanan Kariogenik dan Kebiasaan Menggosok Gigi Terhadap Timbulnya Karies Gigi Sulung pada Anak Usia 4-6 Tahun di Tiga TK Kelurahan Sudiang Raya Kecamatan Biring Kanaya Kota Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 104

HUBUNGAN PERILAKU MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN DI SD NEGERI 1 TAMANWINANGUN KEBUMEN TAHUN 2016 SKRIPSI

0 0 57