V- たいものだ Makna Mono Dari Arti Gramatikal

‘menghafal’ Hal ini jelas terlihat dari terjemahan di atas, ankishiteiru mono tidak diartikan sebagai ‘hal menghafal’ tetapi hanya berfungsi sebagai penjelas kata ankishiteiru. Dalam hal ini kata mono memiliki makna yang abstrak. Pada kalimat diatas kata mono hanya menjelaskan perasaan yang kagum terhadap Rau yang meskipun belajar bahasa Jepang tetapi sering menghafal bahasa inggris. Dalam hal ini, makna kata mono sesuai dengan pendapat Sunagawa 1998:595 yang menyatakan bahwa mono digunakan untuk menyatakan perasaan kagum terhadap suatu perbuatan atau peristiwa.

3. V- たいものだ

ぜひ一度 見てみたいものですね。 Zehi ichido mite mitai mono desu ne.Nihongo Jaanaru edisi July, 2004:5 “Saya benar-benar ingin mencoba melihatnya sekali lagi.” Analisis: Pada kalimat diatas kata mono memiliki makna gramatikal yakni ‘ingin’. Sebenarnya bentuk tai yang ada di depan kata mono pun sudah menyatakan ‘ingin’ tetapi dengan adanya kata mono pada kalimat tersebut maka rasa ingin yang ditimbulkan lebih kuat lagi. Dalam hal ini, makna mono sesuai dengan pendapat Sunagawa 1998:595 menyatakan bahwa mono yang digunakan dengan ungkapan yang menunjukkan keinginan seperti “tai” dan “hoshi” digunakan untuk menekankan perasaannya” Jadi berdasarkan keterangan tersebut, kalimat diatas menjelaskan sesuatu hal yang diinginkan bisa mencoba melihatnya sekali lagi . Universitas Sumatera Utara 4. … ものか … もんか それと東田が何の関係があるのさ。まさか ... 。ちょっと、待ってよ。 そんなことあるものか。 Soreto Touda ga nani no kankei ga aru no sa. Masaka….Chotto, matteyo. Sonna koto aru mono ka. Nihongo Jaanaru Edisi Juli, 2004:78 Apakah ada kaitan Toda dengan ini. Masak sih...Tapi tunggu dulu. Masak ada kaitannya. Analisis: Mono dalam bentuk monoka pada kalimat diatas memiliki makna gramatikal ‘masak’. Hal ini dapat dilihat dari terjemahan pada kalimat tersebut, bahwa adanya keraguan atau kesangsian atas apa yang terjadi dengan Toda. Selain itu diperkuat juga dengan kata masaka ‘masak’ yang ada didepannya. Dalam hal ini, makna kata mono sesuai dengan pendapat Sunagawa 1998:593 yang menyatakan bahwa kata mono dalam bentuk monoka digunakan untuk menunjukkan perasaan menolak dengan kuat. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Kikuo Nomoto 1988:743 monoka digunakan untuk menunjukkan perasaan yang kuat dan pemakaiannya digunakan setelah kata yang menunjukkan kesangsian atau keraguan. 5. … ものの 日本の離婚卒は上昇を続け、 90 年に一時下がったものの、その後は再 び増えつづけ、 2.27 にまで再びた。すでにアメリカ並みの高さ といえる。 Universitas Sumatera Utara Nihon no rikonsotsu wa jyoushou o tsuzuke, 90 nen ni ichiji sagatta mono no, sono ato wa futatabi fuetsutsuzuke, 2.27 ni made futatabita. Sude ni Amerika nami no takasa to ieru. Nihongo Jaanaru Edisi Agustus, 2004:75 Angka perceraian di Jepang terus meningkat, sekali waktu pada tahun 90 menurun, tetapi setelah itu meningkat lagi sampai 2.27. Sebelumnya dapat dikatakan yang paling tinggi biasanya Amerika. Analisis: Pada kalimat di atas kata mono dalam bentuk monono memiliki makna gramatikal ‘tetapi’. Hal ini dapat dilihat dari terjemahan diatas bahwa ada perbedaan antara tahun 90 dengan setelah tahun 90 yakni dimana pada tahunun 90 angka perceraian di jepang menurun tetapi setelah tahun 90 meningkat lagi. Berdasarkan keterangan tersebut makna kata mono sesuai dengan pendapat Sunagawa 1998:599 yang menyatakan bahwa mono dalam bentuk monono mempunyai arti ‘tetapi’. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Nagara 1985:114 yang menyatakan bahwa kata kerja bentuk genzaikakoute iru di tambah monono menunjukkan makna pertentangan. 6. … ものだから … ものでしたから 各テキストは、内容が充実し日本語を教えるためのエッセンスが凝縮 されたようなものでしたから、学習上の工夫というのは特にする必要 もありませんでした。 Kaku tekisuto wa, naiyou ga jyuujitsushi nihongo o oshieru tame no essensu ga gyoushukusareta youna mono deshita kara, gakushuujyo no kufuu to iu no Universitas Sumatera Utara ha tokuni suru hitsuyou mo arimasen deshita. Nhihongo Jaanaru Edisi Agustus, 2004:103 Setiap buku teks, karena isinya sepertinya telah dikondensasikan esensinya untuk mengajar bahasa Jepang yang sempurna, sehingga upaya peningkatan studi tidak perlu secara khusus. Analisis: Pada kalimat di atas kata mono dalam bentuk monode mempunyai makna gramatikal yakni ‘karena’, tetapi tanpa diartikan kata mono sebagai ‘karena’ kalimat tersebut juga sudah jelas, karena ada kata desu kara setelah kata mono yang berari ‘karena’. Selain itu setelah kata monodeshitakara tidak mengandung ungkapan yang menyatakan printah atau kemauan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sunagawa 1998:596 yang menyatakan kata mono menunjukkan sebab dan alasan dan setelah monodakara tidak dapat diletakkan ungkapan yang menyatakan perintah atau kemauan. 7. … もので、 これらの説明は、常用漢字の形と基本的な意味を学んだ『あと』、始 めて役に立つもので、 1 つの漢字の持つ多様な意味を理解する上で重要 なのです。 Korera no setsumei wa, jyouyou kanji no katachi to kihonteki na imi o mananda “ato”, hajimete yakuni tatsu monode, hitotsu no kanji no motsu tayou na imi o rikaisuru jou de jyuuyou na no desu. Nihongo Jaanari Edisi Juli, 2004:54 Universitas Sumatera Utara Penjelasan ini karena berguna belajar kanji dasar dan bentuknya, maka perlu memahami makna kanji yang memiliki bermacam-macam arti dalam satu kanji. Analisis: Pada kalimat di atas kata mono dalam bentuk monode memiliki makna gramatikal yakni ‘karena’. Hal ini terlihat dari keseluruhan terjemahan pada kalimat tersebut yang menyatakan alasan perlunya belajar kanji dasar dan bentuknya supaya bisa memahami arti kanji yang memiliki bermacam-macam arti dalam satu kanji. Dari penjelasan di atas, maka makna kata mono sesuai dengan pendapat Kikuo Nomoto 1988:743 yang menyatakan bahwa mono dalam bentuk monode menerangkan latar belakang atau alasan tentang hal-hal yang di sebut belakangan. 8. もの + 形容詞 日本語はものすごく難しいという印象があったが、こういう学習法 なら楽しく効率的に学べる。 “Nihongo wa mono sugoku muzukashii to iu inshou ga atta ga, kouiu gakushuuhou nara tanoshiku kouritsuteki ni manaberu”. Nihongo Jaanaru Edisi Juli, 2004:111 Ada kesan yang menyatakan bahwa bahasa Jepang sangat sulit, tetapi kalau cara belajar macam ini adalah belajar secara efisien yang menyenangkan. Analisis: Kata mono yang disertai dengan kata sifat sugoi secara gramatikal memiliki makna ‘sangat’. Mono sugoi bukan diartikan menjadi ‘sangat hebat’ Universitas Sumatera Utara ataupun ‘sangat-sangat’ tetapi kata mono tersebut lebih memperjelas lagi kata sugoi yang menyertainya. Hal ini sesuai dengan pendapat Kikuo Nomoto 1988:744 yang menyatakan mono yang disambung di depan keiyoshi menunjukkan arti ‘sangat’. 9. … もの … もん a. A: ど一して? Doushite? Kenapa? B: ... カッコ悪いもん。 Kakko warui mon. Nihongo Jaanaru Edisi Juli, 2004:52 Habis jelek sih Analisis: Pada kalimat bagian a di atas kata mon memiliki makna gramatikal yakni ‘habis’. Hal ini jelas terlihat dari kata mon tersebut diletakkan diakhir kalimat dan digunakan dalam situasi kalimat percakapan informal. Dalam hal ini, makna mon sesuai dengan pendapat Sunagawa 1998:592 yang menyatakan bahwa kata mono atau mon yang diletakkan diakhir kalimat dalam bahasa informal digunakan untuk menunjukkan alasan. b. A: あれって、事故が多いらしわね。ところで、昨日のドラマ、 見た? Universitas Sumatera Utara Arette, jiko ga ooirashiwane. Tokorode,kinou no dorama, mita? Ya, sepertinya banyak kecelakaan. Ngomong-ngomong, apakah kamu menontonnya di drama semalam? B: うん。でも、ちょっと期待外れだったな。スト一リ一が単純なん だもん。 Un. Demo, chotto kitaihazuredattana. Sutori ga tanjyun da mon. Nihongo Jaanaru Edisi Juli, 2004:34 Ya, tetapi, sedikit di luar dugaan. Karena ceritanya sederhana. Analisis: Pada kalimat di bagian b kata mono memiliki makna gramatikal yakni ‘karena’. Hal ini jelas terlihat dari kata mono tersebut diletakkan diakhir kalimat dan digunakan dalam situasi kalimat percakapan informal. 10. … ものではありません 掲載された広告内容は、広告主の責任においって表示される ものであり、本誌が保証するものではありません。 Keisai sareta koukokunaiyou wa koukokunushi seikin ni oite hyoujisareru mono de ari, honshi ga hoshousuru mono dewaarimasen. Nihongo Jaanaru Edisi Juli, 2004:96 biasanya isi iklan yang telah diterbitkan ditandai dengan tanggung jawab pemasang iklan dan seharusnya bukan tanggung jawab majalah ini. Analisis: Kata kerja bentuk kamus ditambah dengan mono dewaarimasen memiliki makna gramatikal ‘seharusnya bukan’. Sebenarnya tanpa mono kalimat tersebut Universitas Sumatera Utara juga sudah mengandung makna ‘seharusnya bukan’ tetapi setelah ada kata mono di depan dewaarimasen maknanya menjadi lenih kuat. Kata mono tersebut menegaskan kata dewaarimasen, dan mono dewaarimasen memiliki makna tersirat berupa peringatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sunagawa 1998:596 yang menyatakan bahwa kata kerja bentuk kamus di tambah dengan mono dewanai menunjukkan makna ‘tidak seharusnya’ dan digunakan dalam situasi memberikan peringatan. 3.3 Makna Mono Dari Arti Fungsional 1. Mono yang menunjukka benda yang dapat digenggam dengan tangan secara nyata atau menyatakan benda yang konkrit a. おちょうし … 日本酒をいれるもの。『とっくり』とも言う。 Ochoushi…nihonshu o ireru mono. “tokkuri” tomo iu. Nihogo Jaanaru Edisi Juli, 2004:35 Ochoushi adalah bahan yang di masukkan ke sake Jepang. Disebut juga dengan “tokkuri”. Analisis: Pada kalimat a jelas bahwa kata mono memiliki makna leksikal atau sesungguhnya yakni menyatakan ‘bahan’. Fungsinya adalah untuk menunjukkan kata ochoushi di depan kata mono. Ochoushi merupakan jenis bahan yang dimasukkan ke sake. Berdasarkan keterangan tersebut maka kata mono sesuai dengan pendapat Sunagawa 1998:591 yang menyatakan bahwa mono digunakan untuk menyatakan benda, barang, bahan ataupun objek. Universitas Sumatera Utara b. きりきり と : 鋭いもので刺されるような、がまんできないほどの痛 さを表す。 Kirikiri to : surudoi mono de sasareruyouna, gamandekinai houdo no itasa o arawasu. Nihongo Jaanaru Edisi Agustus, 2004:67 Kirikiri to menunjukkan sakitnya tidak tertahan, sepertinya tertusuk oleh benda yang berduri. Analaisi: Pada kalimat b bahwa kata mono memiliki makna leksikal atau sesungguhnya yakni ‘benda’. Fungsinya untuk menunjukkan kata surudoi ‘duri’ di depan kata mono. Berdasarkan keterangan tersebut maka kata mono sesuai dengan pendapat Sunagawa 1998:591 yang menyatakan bahwa mono digunakan untuk menyatakan benda, barang, bahan ataupun objek. 2. Mono yang menunjukkan sifatkarakter dari suatu hal yang dinyatakan dengan sifat yang umum atau lazim a. ふだん、文章を読んでいるときは、分の流れや字面から何となく意 味が分かってしまうので A が、いざ試験で読み方を聞かれると、正 確に答えられないものです。 Fudan, bunshou o yondeirutoki wa, bun no nagare ya jimen kara nantonaku imi ga wakatteshimau no desu ga, iza shiken de yomikata o kikareru to, seikaku ni kotaerarenai mono desu. Nihongo jaanaru edisi Agustus, 2004:19. Universitas Sumatera Utara “Biasanya, pada saat sedang membaca artikel, bagaimanapun mengerti makna dari tulisan dan alur kalimat, tetapi kalau didengar cara baca pada saat ujian mendadak, biasanya tidak dapat menjawab dengan benar. Analisis: Kata mono pada kalimat a memiliki makna ‘biasanya’ dan fungsi mono pada kalimat di atas digunakan untuk menyatakan hal-hal yang dianggap biasa atau lazim jika seseorang tidak dapat menjawab soal dengan benar ketika ujian dilakukan secara mendadak. Dalam hal ini, makna mono sesuai dengan pendapat Nagara Susumu dan kawan-kawan 1985:110 yang menyatakan bahwa mono digunakan untuk menjelaskan kesimpulan dengan ide-ide atau konsep yang dianggap wajar.” b. 暗記したものは頭の中に入り、いつもでも自由に使うことが できます。 Ankishita mono wa atama no naka ni hairi, itsumo demo jiyuu ni tsukau koto ga dekimasu. Nihongo Jaanaru Edisi Juli, 2004:91 Hal menghafal adalah masuk kedalam kepala dan kapanpun dapat dugunakan dengan bebas. Analisis: Sangat jelas terlihat, pada kalimat b kata mono diartikan sebagai hal. Namun kalaupun kata mono tersebut tidak diartikan secara harafiah. Maka terjemahannya dapat juga dimengerti. Jika kata mono tidak diterjemahkan maka kalimat tersebut memiliki arti menghafal adalah masuk ke dalam kepala dan kapanpun dapat digunakan secara bebas’. Fungsi mono pada kalimat tersebut Universitas Sumatera Utara digunakan untuk menyatakan sifat yang umum yakni biasanya menghafal itu adalah masuk kedalam kepala dan kapanpun dapat digunakan. Berdasarkan keterangan tersebut, maka kata mono sesuai dengan pendapat Sunagawa 1998:594 yang menyatakan bahwa kata mono menjelaskan sifat, karakter dari suatu hal yang dinyatakan dengan sifat yang lazim atau biasa.

3. Mono yang menunjukkan perasaan kagum terhadap suatu perbuatan atau tindakan