Semantik TINJAUAN UMUM TERHADAP MEISHI, KEISHIKI MEISHI DAN

Contoh: • 父はものすごい顔をしておこった。 Chichi wa mono sugoi kao o shite okotta. Ayah marah dengan wajah yang sangat menakutkan. Nomoto,1988:714-744

2.3 Semantik

Dalam mempelajari bahasa kita mengenal empat komponen besar, yakni fonologi yang mempelajari bunyi, sintaksis yang mempelajari tentang susunan kalimat, morfologi yang mempelajari tentang bentuk kata, dan semantik yang mempelajari tentang makna kata. Sehingga bila mempelajari tentang makna suatu kata, maka kita harus berbicara tentang salah satu cabang linguistik yaitu semantik. Kata semantik dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani yakni sema kata benda yang berarti tanda atau lambang. Yang dimaksud dengan tanda atau lambang disini adalah tanda linguistik. Tanda linguistik itu terdiri dari unsur bunyi dan unsur makna. Kata semantik itu kemudian disepakati sebagai istilah yang digunakan untuk bidang linguistik yang mempelajari hubungan tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya. Atau dengan kata lain bidang studi alam linguistik yang mempelajari tentang makna atau arti dalam bahasa. Semantik memegang peranan penting dalam berkomunikasi. Karena bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi tiada lain untuk menyampaikan suatu makna Sutedi, 2003:103. Misalnya, seseorang menyampaikan ide dan Universitas Sumatera Utara pikiran kepada lawan bicara, lalu lawan bicara bisa memahami apa yang disampaikan. Hal ini disebabkan karena ia bisa menyerap makna yang disampaikan dengan baik. Adapun makna yang dibahas dalam semantik adalah makna kata-kata yang berhubungan dengan benda-benda konkret seperti batu, hujan, rumah, mobil, dan sebagainya. Kemudian hal-hal yang abstrak seperti cinta, dendam, kasih sayang, dan sebagainya. Selain itu semantik juga membahas makna kata-kata seperti dan, ke, pada, to, at, of yang maknanya tidak jelas kalau tidak dirangkaikan dengan kata-kata lain Lubis, 2002:29

2.3.1 Jenis- Jenis Makna Dalam Semantik

Menurut Chaer 1995:59 jenis atau tipe makna dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria atau sudut pandang, yaitu: a. Berdasarkan jenis makna semantiknya, makna dapat dibedakan menjadi makna leksikal dan makna gramatikal. Makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya, makna yang sesuai dengan observasi alat indra, atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita. Contohnya kata tikus. Makna leksikalnya adalah sebangsa binatang pengerat yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit tifus. Sedangkan makna gramatikalnya adalah makna yang hadir sebagai akibat adanya proses gramatika seperti proses afiksasi, proses reduplikasi, dan proses komposisi. b. Berdasarkan ada tidaknya refren pada sebuah kata atau leksum, dapat dibedakan menjadi makna refrensial dan makna non refrensial. Universitas Sumatera Utara Makna refrensialnya adalah makna dari kata-kata yang mempunyai refren, yaitu sesuatu diluar bahasa yang diacu oleh kata itu. Contoh kata meja dan kursi, disebut bermakna refrensial karena kedua kata itu mempunyai refren yaitu sejenis prabot rumah tangga. Sedangkan kata-kata yang tidak mempunyai refren, maka kata itu disebut kata bermakna non refrensial. Contoh kata karena dan kata tetapi tidak mempunyai refren. Jadi dapat disimpulkan kata-kata ynag termasuk kata penuh seperti meja dan kursi termasuk kata-kata yang bermakna refrensial, sedangkan yang termasuk kata tugas seperti preposisi, konjugasi, dan kata tugas lain adalah kata-kata yang bermakna non refrensial. c. Berdasarkan ada tidaknya nilai rasa pada sebuah kata atau leksem, dibedakan menjadi makna denotatif dan konotatif. Makna denotatif pada dasarnya sama dengan makna refrensial, sebab makna denotatif ini lazim diberi penjelasan sebagai makna yang sesuai dengan hasil observasi menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman lainnya karena sering disebut makna sebenarnya. Sedangkan makna konotatif adalah makna tambahan pada suatu kata yang sifatnya memberi nilai rasa baik positif maupun negatif. d. Berdasarkan ketetapan maknanya, makna dapat menjadi makna kata dan makna istilah. Makna kata sering disebut sebagai makna yang bersifat umum, sedangkan makna istilah memiliki makna yang tetap dan pasti. Hal ini dilihat dari contoh dalam bidang kedokteran yakni kata tangan dan lengan, digunakan sebagai istilah untuk pengertian yang berbeda. Makna tangan adalah ‘pergelangan sampai ke Universitas Sumatera Utara jari-jari’, sedangkan makna lengan adalah ‘pergelangan sampai ke pangkal bahu’. Sebaliknya dalam bahasa umum tangan dan lengan dianggap bersinonim. e. Berdasarkan kriteria atau sudut pandang lain, dibedakan menjadi makna asosiatif, idiomatik, kolokatif, dan sebagainya. Makna asosiatif sesungguhnya sama dengan pelambang-pelambang yang digunakan oleh suatu masyarakat bahasa untuk menyatakan suatu konsep lain. Contohnya kata melati digunakan sebagai pelambang kesucian, kata merah digunakan sbagai pelambang keberanian. Berbeda dengan makna idiomatik, kata idiom berarti satuan-satuan bahasa bisa berupa kata, frase, maupun kalimat yang maknanya tidak dapat diramalkan dari makna leksikal unsur-unsurnya maupun makna gramatikal satuan-satuan tersebut. Contohnya frase menjual rumah bermakna ‘si pembeli menerima rumah dan si penjual menerima uang’, tetapi frase menjual gigi bukan bermakna ‘si pembeli menerima gigi dan penjual menerima uang’ tetapi bermakna ‘tertawa keras-keras’. Sehingga dapat disimpulkan bahwa makna idiomatik adalah makna sebuah satu bahasa yang menyimpang dari makna leksikal atau makna gramatika unsur-unsur pembentuknya. Sedangkan makna kolokatif berkenaan dengan makna kata dalam kaitannya dengan makna kata lain yang mempunyai tempat yang sama dalam sebuah frase. Contoh frase gadis itu cantik dan pria itu tampan. Kita tidak dapat menyatakan gadis itu tampan dan pria itu cantik, karena pada kedua kalimat itu maknanya tidak sama walaupun informasinya sama.

2.3.2 Manfaat mempelajari semantik

Universitas Sumatera Utara Manfaat yang dapat kita petik dari semantik sangat tergantung dari bidang apa yang kita geluti dalam tugas kita sehari-hari Chaer,1994:11. Bagi seorang wartawan, seorang reporter, atau orang-orang yang berkecimpung dalam dunia persuratkabaran mereka barangkali akan memperoleh manfaat praktis dari pengetahuan mengenai semantik. Pengetahuan semantik akan memudahkan dalam memilih dan menggunakan kata dengan makna yang tepat dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat unum. Bagi mereka yang berkecimpung dalam penelitian bahasa, seperti mereka yang belajar di fakultaas sastra, pengetahuan semantik akan banyak memberi bekal teoritis kepadanya untuk menganalisis bahasa atau bahasa yang sedang dipelajarinya. Sedangkan seorang guru atau calon guru, pengetahuan mengenai semantik akan memberi manfaat teoritis dan juga manfaat praktis. Manfaat teoritis karena dia sebagai guru bahasa harus pula memprlajari dengan sungguh-sungguh akan bahasa yang akan diajarkannya. Sedangkan manfaat praktis akan diperolehnya berupa kemudahan bagi dirinya dalam mengajarkan bahasa itu kepada nurud-murudnya. Sedangkan bagi orang awam, pengetahuan yang luas akan semantik tidaklah diperlukan. Tetapi pemakaian dasar-dasar semantik tentunya masih diperlukan untuk dapat memahami dunia disekelilingnya yang penuh dengan informasi dan lalu lintas kebahasaan. Semua informasi yang ada disekelilingnya dan juga yang mereka serap, berlangsung melalui bahasa, melalui dunia lingual. Sebagai masyarakat tidak mungkin merasa bisa hidup tanpa memahami alam mereka yang berlangsung melalui bahasa. Universitas Sumatera Utara

BAB III ANALISIS MAKNA MONO DALAM ‘NIHONGO JAANARU’ DITINJAU

DARI SEGI SEMANTIK Pada penelitian ini menggunakan Nihongo Jaanaru sebagai refrensi. Dikarenakan jumlah edisi pada Nihongo Jaanaru sangatlah banyak, maka pada penelitian ini hanya menggunakan dua edisi saja yaitu edisi juli2004 dan edisi agustus2004. Banyak sekali ditemukan kalimat yang menggunakan kata mono yaitu sebanyak 124 kalimat. Namun pada penelitian ini hanya mengambil 21 kalimat yang dipilih secara acak. Berikut analisis makna kata mono yang terdapat di dalamnya.

3.1 Makna Mono Dari Arti Leksikal

Makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya, makna yang sesuai dengan observasi alat indra, atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita Chaer, 1995:59. Di bawah ini penulis akan menganalisis kalimat yang mengandung kata mono di lihat dari arti leksikalnya. 1. 桃子は好きな服を買うお小遣いを稼ぐために、父が昔売っていたニ セ物ブランドの服を売ろうと考えつく。 Universitas Sumatera Utara