Strategi Pengembangan Usaha Kecil

g. Kemitraan Kemitraan usaha kecil dan usaha besar belum memiliki manfaat yang cukup berarti bagi kemajuan sektor usaha kecil, demikian juga di dalam hal transfer ilmu manajemen dan teknologi yang kurang dimaksimalkan oleh usaha kecil. h. Peraturan Peraturan-peraturan yang berkaitan dan berhubungan dengan pengembangan bisnis secara umum juga memiliki dampak terhadap pengembangan usaha kecil. Hal ini tentu saja berkaitan dengan kebijakan oleh Pemerintah dalam rangka memajukan sektor usaha kecil tersebut. i. Masalah internal perusahaan Dalam pengembangan usaha kecil dicirikan dengan lemahnya kondisi internal, yaitu: lemahnya penguasaan teknologi, manajemen yang sederhana, lemahnya jaringan distribusi pemasaran, serta sifat ketergantungan yang kuat. j. Masalah desain Salah satu kelemahan pada usaha kecil adalah bahwa usaha kecil masih memiliki desain yang terkesan lemah dan sederhana, masih melakukan peniruan desain, serta kurang memiliki kemampuan untuk menguasai teknologi dalam bidang desain.

7. Strategi Pengembangan Usaha Kecil

Menurut Suryana 2003 : 87, strategi yang tepat dalam mengembangkan sektor usaha kecil adalah meliputi aspek-aspek sebagai berikut : 1. Peningkatan akses kepada aset produktif, terutama modal, di samping itu juga teknologi, manajemen, pemasaran dan dari segi-segi penting lainnya. Universitas Sumatera Utara 2. Peningkatan akses pada pasar, yang meliputi suatu spektrum kegiatan yang luas, mulai dari pencadangan usaha, sampai pada informasi pasar, bantuan produksi, dan prasarana serta sarana pemasaran. Khususnya, bagi usaha kecil di perdesaan, prasarana ekonomi yang dasar dan akan sangat membantu adalah prasarana perhubungan. 3. Kewirausahaan, seperti yang telah dikemukakan di atas, bahwa dalam hal ini pelatihan-pelatihan mengenai pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk berusaha sangatlah penting. Namun, bersamaan dengan atau dalam pelatihan tersebut, maka hal tersebut sangat penting juga ditanamkan semangat berwirausaha. Bahkan hal ini harus diperluas dan dimulai sejak dini, dalam sistem pendidikan kita, dalam rangka membangun bangsa Indonesia yang mandiri, yakni bangsa niaga yang maju dan bangsa industri yang tangguh. Upaya ini akan memperkuat proses transformasi ekonomi yang sedang berlangsung karena didorong oleh transformasi budaya, yakni modernisasi sistem nilai di dalam kehidupan bermasyarakat. 4. Kelembagaan, Kelembagaan ekonomi dalam arti luas adalah pasar. Maka memperkuat pasar adalah penting, tetapi hal itu harus disertai dengan pengendalian agar bekerjanya pasar tidak melenceng dan mengakibatkan melebarnya kesenjangan. Untuk itu diperlukan intervensi-intervensi yang tepat, yang tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah yang mendasar dalam suatu ekonomi bebas, tetapi tetap menjamin tercapainya pemerataan sosial social equity. Untuk itu, memang diperlukan pranata-pranata yang dirancang secara tepat dan digunakan secara tepat pula. Diantaranya Universitas Sumatera Utara adalah peraturan perundangan yang mendorong dan menjamin berkembangnya lapisan usaha kecil sehingga perannya dalam perekonomian menjadi bukan hanya besar, tetapi lebih kukuh. Dengan Undang-undang tentang Usaha Kecil Tahun 1995, dan Undang-undang tentang Perkoperasian Tahun 1992, sesungguhnya aturan dasar itu telah kita miliki. Kedua undang-undang itu telah mengatur pencadangan dan perlindungan usaha serta menyiapkan strategi pembinaan usaha kecil termasuk koperasi. Demikian pula telah ada berbagai kebijaksanaan, baik makro seperti dalam bidang moneter mengenai perkreditan, maupun sektoral termasuk berbagai program pemberdayaan ekonomi rakyat. Untuk pengadaan pemerintah melalui APBN, APBD, dan anggaran BUMN juga telah ditetapkan pengutamaan penggunaan produksi barang dan jasa usaha kecil pada skala-skala tertentu. Undang-undang yang telah ada harus dilengkapi dengan peraturan-peraturan pelaksanaannya dan dilaksanakan dengan konsekuen dan sepenuh hati. 5. Kemitraan usaha, Kemitraan usaha merupakan jalur yang penting dan strategis bagi perkembangan ekonomi rakyat. Kemitraan telah terbukti berhasil diterapkan di negara-negara lain, seperti di Jepang, Hongkong, Singapura, dan Korea Selatan. Dengan pola backward linkages akan terkait erat usaha besar dengan usaha menengah dan kecil, serta usaha asing PMA dengan usaha kecil lokal. Salah satu pola kemitraan yang juga akan besar artinya bagi pengembangan usaha kecil jika diterapkan secara meluas adalah pola subkontrak sub-contracting, yang memberikan kepada industri kecil peran sebagai pemasok bahan baku dan komponen, Universitas Sumatera Utara serta peran dalam pendistribusian produk usaha besar. Kemitraan harus menjamin kemandirian pihak-pihak yang bermitra, karena kemitraan bukan merger atau akuisisi. Untuk dapat berjalan secara berkesinambungan sustainable, kemitraan harus merupakan konsep ekonomi, dan karenanya menguntungkan semua pihak yang bermitra, dan bukan konsep sosial. Kemitraan sangat menguntungkan, karena dapat turut mengambil manfaat dari pasar, modal, teknologi, kewirausahaan, dan manajemen yang dikuasai oleh usaha besar. Akan tetapi, kemitraan juga menguntungkan karena dapat memberikan fleksibilitas dan kelincahan, di samping menjawab masalah yang sering dihadapi oleh usaha-usaha besar yang disebut diseconomies of scale. Dengan demikian hal ini dapat meningkatkan daya saing bagi usaha besar maupun usaha kecil. Dengan kemitraan bisa dikendalikan gejala monopoli, tetapi tetap diperoleh efisiensi dan sinergi sumber daya yang dimiliki oleh pihak-pihak yang bermitra.

C. Kredit 1. Pengertian Kredit

Dokumen yang terkait

Analisis Sistem Pemberian Kredit Terhadap Pengembangan Usaha Kecil Di Medan Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (pkbl) PT. Perkebunan Nusantara III (persero)

0 40 89

Pengaruh Piutang Program Kemitraan & Bina Lingkungan (PKBL) terhadap Biaya Operasional PTPN II (PERSERO) Medan

9 102 96

Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan ( PKBL ) Pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan

20 96 85

Peran Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan PT. Pertamina (Persero) Medan Dalam Pengembangan Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) (Studi Pada Mitra Binaan Pkbl PT. Pertamina (Persero) Medan)

7 120 111

Pengaruh Pengalokasian Kredit Terhadap Peningkatan Pendapatan Usaha Kecil Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) Bank X Sentra Kredit Kecil Polonia Medan

2 40 87

Pengaruh Pelatihan Terhadap Pengembangan Usaha Kecil Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT. Angkasa Pura II Polonia Medan

0 19 84

Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT.PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran I Medan

5 82 63

Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Pengembangan Usaha Kecil Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT. Angkasa Pura II Polonia Medan

0 26 90

I. IDENTITAS RESPONDEN - Analisis Sistem Pemberian Kredit Terhadap Pengembangan Usaha Kecil Di Medan Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (pkbl) PT. Perkebunan Nusantara III (persero)

0 0 14

Analisis Sistem Pemberian Kredit Terhadap Pengembangan Usaha Kecil Di Medan Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (pkbl) PT. Perkebunan Nusantara III (persero)

0 0 10