Rancang Bangun Sistem Informasi Monitoring Penyebaran Alat dan Mesin Pertanian di Wilayah Pulau Jawa

(1)

SKRIPSI

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI

MONITORING PENYEBARAN

ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI WILAYAH PULAU

JAWA

Oleh :

RIKI AGUSRINALDY F 14102007

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN


(2)

Riki Agusrinaldy. F14102007. Rancang Bangun Sistem Informasi Monitoring Pen

mlah alat dan mesin pertanian untuk pulau Jawa pada tahun 1993 seju

ebih intensif dan

i 2006 di Laboratorium Sist

info

1.0.6, Opera 8.0, dan Netscape Browser 8.1.

men

ap desain grafis pada sistem informasi sudah bagus (75 %), kecepatan akses sist cepat (60 %), sistem mudah digunakan

(75 %), kelengkapan isi sistem enyatakan

kelengkapan las (90 %),

yebaran Alat dan Mesin Pertanian di Wilayah Pulau Jawa. Di bawah bimbingan Dr. Ir. Kudang Boro Seminar, M.Sc.danDr. Ir. Desrial, M.Eng. 2006.

RINGKASAN

Pulau Jawa sebagai salah satu pulau di Indonesia yang merupakan sentra produksi pertanian diharapkan dapat mendukung pembangunan nasional. Penggunaan alat dan mesin pertanian mengalami kecenderungan meningkat tiap tahunnya. Ju

mlah 885.085 unit dan jumlah ini meningkat pada tahun 2003 mencapai 1.222.987 unit (BPS, 2003). Ketersediaan alat dan mesin pertanian akan menentukan peranan dengan skala yang sesuai dan efisien, baik secara teknis maupun ekonomis sehingga tuntutan adanya penanganan dengan sistem informasi yang l

effisien.

Tujuan penelitian ini adalah merancang sistem informasi mengenai monitoring penyebaran alat dan mesin pertanian di wilayah Pulau Jawa. Dan mengembangkan prototipe sistem informasi monitoring yang mampu menampilkan informasi dan data-data penyebaran alat dan mesin pertanian di Pulau Jawa.

Penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari – Me

em Manajemen dan Mekanisasi Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Insitut Pertanian Bogor. Metode yang digunakan dalam membangun sistem informasi ini adalah System Development Life Cycle

(SDLC) yang terdiri dari beberapa tahapan, yaitu : investigasi sistem, analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem, dan perawatan sistem.

Sistem Informasi Monitoring Penyebaran Alat dan Mesin Pertanian. menyajikan rmasi tentang data-data alat dan mesin budidaya pertanian yang terdiri dari mesin pengolahan lahan, mesin penanaman, alat pemupukan, mesin pemberantasan hama, mesin perontok padi, mesin pengolah padi, dan mesin pompa air. Selain itu, sistem informasi ini menyajikan informasi tentang alamat perusahaan yang bergerak sebagai distributor alat dan mesin pertanian dan juga sebagai penyedia layanan jasa alsintan.

Sistem Informasi Monitoring Penyebaran Alat Dan Mesin Pertanian dapat diakses melalui internet dengan alamat URL : http://simope.madpage.com/. Hasil pengujian performansi pada internet menggunakan beberapa browser engine, yaitu

Internet Explorer 6.0, Mozilla Firefox

unjukan bahwa sistem informasi dapat bekerja cukup baik dan desain web cukup sesuai dengan rancangan, seperti yang telah dilakukan pada server local intranet. Hasil terbaik diperoleh dengan menggunakan browser engine Internet Explorer 6.0

resolusi 1024 × 768 pixels. Perawatan sistem ini dilakukan oleh pengelola sistem yang sudah terdaftar di administrator.

Secara umum, penilaian responden terhad em

informasi sudah lengkap (55 %) dan m isi cukup (45%), penjelasan sistem informasi sudah je

penambahan fasilitas multimedia atau gambar sangat perlu (80 %), dan hal baru yang didapat dari sistem informasi banyak (85 %).


(3)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI

MONITORING PENYEBARAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN

DI WILAYAH PULAU JAWA

Sebagai salah satu syarat untuk m

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Teknik Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor

RIKI AGUSRINALDY F14102007

DEPARTEMEN TEK ANIAN

SKRIPSI

emperoleh gelar

Oleh :


(4)

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN

FAKU IAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

RANCANG BANG M INFORMASI

MONITOR TANIAN

Sebagai sala eroleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Jurusan Teknik Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor

RIKI AGUSRINALDY

Dilahirkan pada tanggal 13 Agustus 1984 Di Kuala Simpang

Tanggal lulus :

Dr. Ir. Kudang Boro Seminar, M.Sc

LTAS TEKNOLOGI PERTAN

UN SISTE

ING PENYEBARAN ALAT DAN MESIN PER DI WILAYAH PULAU JAWA

SKRIPSI

h satu syarat untuk memp

Oleh :

F 14102007

Disetujui, Bogor, Juni 2006

. Dr. Ir. Desrial, M.Eng. Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Ir. Wawan Hermawan, MS. Mengetahui,


(5)

RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap penulis adalah Riki Agusrinaldy, dilahirkan pada tanggal 13 Agustus 1984 di Johar, Nanggroe Aceh Darussalam. Penulis adalah anak pertama dari empat Penulis bersaudara pasangan Saharuddin dan Baridah. memulai pendidikan formal di Sekolah Dasar Negeri Pahlawan Karang Baru, Aceh Tamiang pada tahun 1990 dan lulus tahun 1996, lalu melanjutkan ke Sekolah Menegah Pertama di SMPN 1 Kota Kuala Simpang, Aceh Tamiang. dan lulus pada tahun 1999. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Umum di SMU Plus Patra Nusa Pertamina Rantau, Aceh Tamiang dan lulus tahun 2002. Pada tahun 2002 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dengan mengambil Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian dan memilih sub program studi Sistem dan Manajemen Mekanisasi Pertanian.

Penulis melakukan Praktek Lapangan di PT. Padang Palma Permai, Tanah Terban, Aceh Tamiang tahun 2005 dengan judul Laporan Praktek Lapangan “Mempelajari Sistem Informasi Pendistribusian Kelapa Sawit di PT. Padang Palma Permai”.

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian, penulis menyelesaikan Skripsi yang berjudul Rancang Bangun Sistem Informasi Monitoring Penyebaran Alat dan Mesin Pertanian di Wilayah Pulau Jawa.


(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas berkah dan rahmat-Nya sehingga penelitian dan penulisan skripsi “Rancang Bangun Sistem Informasi Monitoring Penyebaran Alat dan Mesin Pertanian di Wilayah Pulau Jawa”, dapat diselesaikan.

Pemilihan pembangunan sistem informasi berbasis web ini dilatarbelakangi oleh semakin berkembangnya informasi dan jaringan internet di seluruh dunia serta semakin meningkatnya jumlah pengguna internet dari tahun ke tahun. Selain itu dimaksudkan juga untuk meningkatkan interaksi antara pengguna dengan sistem melalui penyuguhan tampilan sistem yang interaktif dan komunikatif. Kelebihan dari sistem yang dibangun dengan berbasis web, yaitu dapat diakses oleh siapapun, kapanpun dan di manapun tanpa batasan tempat dan waktu.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua “Ibunda dan Ayahanda” serta adik-adikku atas kasih sayang, doa, dukungan, biaya dan semua pengorbanan yang tak ternilai. 2. Bapak Dr. Ir. Kudang Boro Seminar, M.Sc. dan bapak Dr. Ir. Desrial,

M.Eng. sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran dan perhatian serta kesabarannya dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.

3. Bapak Ir. Mad Yamin, MT sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran-saran demi perbaikan skripsi ini.

4. Bapak Ir. Joko Pitoyo, M.Si. yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis dalam mencari data-data alat dan mesin pertanian.

5. Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Serpong, Tangerang. 6. Departemen Tanaman Pangan dan Hortikultura, Badan Pusat Statistik,

Jakarta Pusat.

7. Direktorat Jendral Tanaman Pangan dan Hortikultura, Departemen Pertanian Republik Indonesia, Pasar Minggu, Jakarta.

8. Yuli Tri Suhartanti dan keluarga, terima kasih atas bantuan, motivasi, semangat dan nasehat selama penulis melakukan penelitian ini.


(7)

9. Veni dan Anjar you are the best friend, terima kasih atas kebersamaan selama ini, tetap semangat, semoga sukses untuk kalian.

10.Terakhir untuk semua pihak : dosen, staf, pegawai perpustakaan, rekan, kakak, adik IPB dan SMMP khususnya, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah meridhoi kita semua.

Pada akhirnya penulis mengharapkan tulisan bermanfaat bagi pembaca dan

menambah khasanah ilmu dalam keteknikan pertanian. Penulis mohon maaf

atas segala kekurangan yang ada karena sungguh kebenaran itu datangnya dari

Allah SWT dan kesalahan itu datangnya dari pribadi penulis.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bogor, Juni 2006


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA A. ALAT DAN MESIN PERTANIAN... 3

1. Pengertian Alat dan Mesin Pertanian ... 3

a Mesin pegolahan lahan ... 4

b. Mesin penanaman ... 5

c. Alat pemupukan ... 6

d. Mesin pemberantas hama ... 7

e. Mesin perontok padi ... 8

f. Mesin pengolah padi ... 9

g. Mesin pompa air ... 10

2. Kebijakan Pemerintah dalam alokasi alat dan mesin pertanian di Pulau Jawa pada saat ini ... 11

B. MONITORING ... 12

C. SISTEM INFORMASI ... 13

D. DATABASE MANAGEMENT SYSTEM (DBMS)... 13

E. PERSONAL HOME PAGE (PHP) DAN MYSQL... 14

F. INTERNET ... 15

G. SERVER SIDE PROGRAMMING... 16

H. WORLD WIDE WEB ... 17


(9)

I. SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE... 18

1. Tahapan Investigasi Sistem ... 18

2. Tahapan Analisis Sistem ... 19

3. Tahapan Desain Sistem ... 20

4. Tahapan Implementasi Sistem... 21

5. Tahapan Perawatan Sistem... 21

III. METODOLOGI PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN ... 22

B. ALAT DAN BAHAN PENELITIAN ... 22

C. PENGEMBANGAN SISTEM ... 23

1. Tahapan Investigasi Sistem ... 23

2. Tahapan Analisis Sistem ... 23

3. Tahapan Desain Sistem ... 23

4. Tahapan Implementasi Sistem ... 24

5. Tahapan Perawatan Sistem... 25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. INVESTIGASI SISTEM ... 26

1. Kelayakan Teknis ... 26

2. Kelayakan Ekonomis... 26

3. Kelayakan Operasional ... 27

B. ANALISIS SISTEM ... 28

1. Identifikasi Kebutuhan ... 28

2. Identifikasi Fungsional ... 32

3. Produk Sistem informasi Yang Ada... 32

C. DESAIN SISTEM ... 33

1. Deskripsi Sistem ... 33

2. Domain Sistem ... 34

3. Desain Sistem ... 35


(10)

D. IMPLEMENTASI SISTEM ... 65

1. Pengujian Pada Berbagai Browser Engine ... 65

2. Pengujian Pada Server Local Intranet... 69

3. Pengujian Performansi Pada Internet ... 70

4. Pengujian Performansi Oleh Pengguna... 71

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 79

A. KESIMPULAN ... 79

B. SARAN ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 80

LAMPIRAN ... 82


(11)

SKRIPSI

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI

MONITORING PENYEBARAN

ALAT DAN MESIN PERTANIAN DI WILAYAH PULAU

JAWA

Oleh :

RIKI AGUSRINALDY F 14102007

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN


(12)

Riki Agusrinaldy. F14102007. Rancang Bangun Sistem Informasi Monitoring Pen

mlah alat dan mesin pertanian untuk pulau Jawa pada tahun 1993 seju

ebih intensif dan

i 2006 di Laboratorium Sist

info

1.0.6, Opera 8.0, dan Netscape Browser 8.1.

men

ap desain grafis pada sistem informasi sudah bagus (75 %), kecepatan akses sist cepat (60 %), sistem mudah digunakan

(75 %), kelengkapan isi sistem enyatakan

kelengkapan las (90 %),

yebaran Alat dan Mesin Pertanian di Wilayah Pulau Jawa. Di bawah bimbingan Dr. Ir. Kudang Boro Seminar, M.Sc.danDr. Ir. Desrial, M.Eng. 2006.

RINGKASAN

Pulau Jawa sebagai salah satu pulau di Indonesia yang merupakan sentra produksi pertanian diharapkan dapat mendukung pembangunan nasional. Penggunaan alat dan mesin pertanian mengalami kecenderungan meningkat tiap tahunnya. Ju

mlah 885.085 unit dan jumlah ini meningkat pada tahun 2003 mencapai 1.222.987 unit (BPS, 2003). Ketersediaan alat dan mesin pertanian akan menentukan peranan dengan skala yang sesuai dan efisien, baik secara teknis maupun ekonomis sehingga tuntutan adanya penanganan dengan sistem informasi yang l

effisien.

Tujuan penelitian ini adalah merancang sistem informasi mengenai monitoring penyebaran alat dan mesin pertanian di wilayah Pulau Jawa. Dan mengembangkan prototipe sistem informasi monitoring yang mampu menampilkan informasi dan data-data penyebaran alat dan mesin pertanian di Pulau Jawa.

Penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari – Me

em Manajemen dan Mekanisasi Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Insitut Pertanian Bogor. Metode yang digunakan dalam membangun sistem informasi ini adalah System Development Life Cycle

(SDLC) yang terdiri dari beberapa tahapan, yaitu : investigasi sistem, analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem, dan perawatan sistem.

Sistem Informasi Monitoring Penyebaran Alat dan Mesin Pertanian. menyajikan rmasi tentang data-data alat dan mesin budidaya pertanian yang terdiri dari mesin pengolahan lahan, mesin penanaman, alat pemupukan, mesin pemberantasan hama, mesin perontok padi, mesin pengolah padi, dan mesin pompa air. Selain itu, sistem informasi ini menyajikan informasi tentang alamat perusahaan yang bergerak sebagai distributor alat dan mesin pertanian dan juga sebagai penyedia layanan jasa alsintan.

Sistem Informasi Monitoring Penyebaran Alat Dan Mesin Pertanian dapat diakses melalui internet dengan alamat URL : http://simope.madpage.com/. Hasil pengujian performansi pada internet menggunakan beberapa browser engine, yaitu

Internet Explorer 6.0, Mozilla Firefox

unjukan bahwa sistem informasi dapat bekerja cukup baik dan desain web cukup sesuai dengan rancangan, seperti yang telah dilakukan pada server local intranet. Hasil terbaik diperoleh dengan menggunakan browser engine Internet Explorer 6.0

resolusi 1024 × 768 pixels. Perawatan sistem ini dilakukan oleh pengelola sistem yang sudah terdaftar di administrator.

Secara umum, penilaian responden terhad em

informasi sudah lengkap (55 %) dan m isi cukup (45%), penjelasan sistem informasi sudah je

penambahan fasilitas multimedia atau gambar sangat perlu (80 %), dan hal baru yang didapat dari sistem informasi banyak (85 %).


(13)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI

MONITORING PENYEBARAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN

DI WILAYAH PULAU JAWA

Sebagai salah satu syarat untuk m

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Teknik Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor

RIKI AGUSRINALDY F14102007

DEPARTEMEN TEK ANIAN

SKRIPSI

emperoleh gelar

Oleh :


(14)

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN

FAKU IAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

RANCANG BANG M INFORMASI

MONITOR TANIAN

Sebagai sala eroleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Jurusan Teknik Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor

RIKI AGUSRINALDY

Dilahirkan pada tanggal 13 Agustus 1984 Di Kuala Simpang

Tanggal lulus :

Dr. Ir. Kudang Boro Seminar, M.Sc

LTAS TEKNOLOGI PERTAN

UN SISTE

ING PENYEBARAN ALAT DAN MESIN PER DI WILAYAH PULAU JAWA

SKRIPSI

h satu syarat untuk memp

Oleh :

F 14102007

Disetujui, Bogor, Juni 2006

. Dr. Ir. Desrial, M.Eng. Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Ir. Wawan Hermawan, MS. Mengetahui,


(15)

RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap penulis adalah Riki Agusrinaldy, dilahirkan pada tanggal 13 Agustus 1984 di Johar, Nanggroe Aceh Darussalam. Penulis adalah anak pertama dari empat Penulis bersaudara pasangan Saharuddin dan Baridah. memulai pendidikan formal di Sekolah Dasar Negeri Pahlawan Karang Baru, Aceh Tamiang pada tahun 1990 dan lulus tahun 1996, lalu melanjutkan ke Sekolah Menegah Pertama di SMPN 1 Kota Kuala Simpang, Aceh Tamiang. dan lulus pada tahun 1999. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Umum di SMU Plus Patra Nusa Pertamina Rantau, Aceh Tamiang dan lulus tahun 2002. Pada tahun 2002 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dengan mengambil Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian dan memilih sub program studi Sistem dan Manajemen Mekanisasi Pertanian.

Penulis melakukan Praktek Lapangan di PT. Padang Palma Permai, Tanah Terban, Aceh Tamiang tahun 2005 dengan judul Laporan Praktek Lapangan “Mempelajari Sistem Informasi Pendistribusian Kelapa Sawit di PT. Padang Palma Permai”.

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian, penulis menyelesaikan Skripsi yang berjudul Rancang Bangun Sistem Informasi Monitoring Penyebaran Alat dan Mesin Pertanian di Wilayah Pulau Jawa.


(16)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas berkah dan rahmat-Nya sehingga penelitian dan penulisan skripsi “Rancang Bangun Sistem Informasi Monitoring Penyebaran Alat dan Mesin Pertanian di Wilayah Pulau Jawa”, dapat diselesaikan.

Pemilihan pembangunan sistem informasi berbasis web ini dilatarbelakangi oleh semakin berkembangnya informasi dan jaringan internet di seluruh dunia serta semakin meningkatnya jumlah pengguna internet dari tahun ke tahun. Selain itu dimaksudkan juga untuk meningkatkan interaksi antara pengguna dengan sistem melalui penyuguhan tampilan sistem yang interaktif dan komunikatif. Kelebihan dari sistem yang dibangun dengan berbasis web, yaitu dapat diakses oleh siapapun, kapanpun dan di manapun tanpa batasan tempat dan waktu.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua “Ibunda dan Ayahanda” serta adik-adikku atas kasih sayang, doa, dukungan, biaya dan semua pengorbanan yang tak ternilai. 2. Bapak Dr. Ir. Kudang Boro Seminar, M.Sc. dan bapak Dr. Ir. Desrial,

M.Eng. sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran dan perhatian serta kesabarannya dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.

3. Bapak Ir. Mad Yamin, MT sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran-saran demi perbaikan skripsi ini.

4. Bapak Ir. Joko Pitoyo, M.Si. yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis dalam mencari data-data alat dan mesin pertanian.

5. Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Serpong, Tangerang. 6. Departemen Tanaman Pangan dan Hortikultura, Badan Pusat Statistik,

Jakarta Pusat.

7. Direktorat Jendral Tanaman Pangan dan Hortikultura, Departemen Pertanian Republik Indonesia, Pasar Minggu, Jakarta.

8. Yuli Tri Suhartanti dan keluarga, terima kasih atas bantuan, motivasi, semangat dan nasehat selama penulis melakukan penelitian ini.


(17)

9. Veni dan Anjar you are the best friend, terima kasih atas kebersamaan selama ini, tetap semangat, semoga sukses untuk kalian.

10.Terakhir untuk semua pihak : dosen, staf, pegawai perpustakaan, rekan, kakak, adik IPB dan SMMP khususnya, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah meridhoi kita semua.

Pada akhirnya penulis mengharapkan tulisan bermanfaat bagi pembaca dan

menambah khasanah ilmu dalam keteknikan pertanian. Penulis mohon maaf

atas segala kekurangan yang ada karena sungguh kebenaran itu datangnya dari

Allah SWT dan kesalahan itu datangnya dari pribadi penulis.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bogor, Juni 2006


(18)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA A. ALAT DAN MESIN PERTANIAN... 3

1. Pengertian Alat dan Mesin Pertanian ... 3

a Mesin pegolahan lahan ... 4

b. Mesin penanaman ... 5

c. Alat pemupukan ... 6

d. Mesin pemberantas hama ... 7

e. Mesin perontok padi ... 8

f. Mesin pengolah padi ... 9

g. Mesin pompa air ... 10

2. Kebijakan Pemerintah dalam alokasi alat dan mesin pertanian di Pulau Jawa pada saat ini ... 11

B. MONITORING ... 12

C. SISTEM INFORMASI ... 13

D. DATABASE MANAGEMENT SYSTEM (DBMS)... 13

E. PERSONAL HOME PAGE (PHP) DAN MYSQL... 14

F. INTERNET ... 15

G. SERVER SIDE PROGRAMMING... 16

H. WORLD WIDE WEB ... 17


(19)

I. SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE... 18

1. Tahapan Investigasi Sistem ... 18

2. Tahapan Analisis Sistem ... 19

3. Tahapan Desain Sistem ... 20

4. Tahapan Implementasi Sistem... 21

5. Tahapan Perawatan Sistem... 21

III. METODOLOGI PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN ... 22

B. ALAT DAN BAHAN PENELITIAN ... 22

C. PENGEMBANGAN SISTEM ... 23

1. Tahapan Investigasi Sistem ... 23

2. Tahapan Analisis Sistem ... 23

3. Tahapan Desain Sistem ... 23

4. Tahapan Implementasi Sistem ... 24

5. Tahapan Perawatan Sistem... 25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. INVESTIGASI SISTEM ... 26

1. Kelayakan Teknis ... 26

2. Kelayakan Ekonomis... 26

3. Kelayakan Operasional ... 27

B. ANALISIS SISTEM ... 28

1. Identifikasi Kebutuhan ... 28

2. Identifikasi Fungsional ... 32

3. Produk Sistem informasi Yang Ada... 32

C. DESAIN SISTEM ... 33

1. Deskripsi Sistem ... 33

2. Domain Sistem ... 34

3. Desain Sistem ... 35


(20)

D. IMPLEMENTASI SISTEM ... 65

1. Pengujian Pada Berbagai Browser Engine ... 65

2. Pengujian Pada Server Local Intranet... 69

3. Pengujian Performansi Pada Internet ... 70

4. Pengujian Performansi Oleh Pengguna... 71

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 79

A. KESIMPULAN ... 79

B. SARAN ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 80

LAMPIRAN ... 82


(21)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tahapan System Development Life Cycle (O’Brien, 1999) ... 18

Gambar 2. Tampilan tabel-tabel pada basisdata pada halaman PHPMyAdmin... 36

Gambar 3. Tabel Propinsi ... 36

Gambar 4. Tabel Kabupaten. ... 37

Gambar 5. Tabel Mesin Pengolahan Lahan ... 38

Gambar 6. Tabel Alat Penanaman ... 38

Gambar 7. Tabel Alat Pemupukan... 39

Gambar 8. Tabel Alat Pemberantas Hama. ... ... 40

Gambar 9. Tabel Alat Perontok Padi... 40

Gambar 10. Tabel Alat Pengolah Padi ... 41

Gambar 11 Tabel Mesin Pompa Air ... 42

Gambar 12 Tabel Perusahaan... 42

Gambar 13. Basis data relasional db_simopeal2006 ... 43

Gambar 14. Pemorosesan halaman database web... 44

Gambar 15. Tampilan Proses penambahan, penghapusan dan pengeditan data... 46

Gambar 16. Desain input penambahan data mesin pengolahan lahan... 47

Gambar 17. Desain input perubahan data mesin pengolahan lahan... 47

Gambar 18 Desain menu hyperlink penambahan data dan penghapusan data ... 48

Gambar 19. Desain input penambahan data pada informasi perusahaan ... 48

Gambar 20. Tampilan halaman input untuk buku tamu ... 49

Gambar 21. Tampilan peringatan dalam proses pengisian buku tamu. ... 49

Gambar 22 Desain input menu pada halaman kuestioner... 50

Gambar 23. Desain input menu polling... 50

Gambar 24. Desain input halaman login ... 51

Gambar 25. Tampilan peringatan salah dalam pemasukan username dan password 51 Gambar 26. Desain output menu pada halaman situs kami... 52


(22)

Gambar 29. Desain output menu pada halaman mesin pengolahan lahan... 55 Gambar 30. Desain output menu pada halaman mesin penanaman ... 55 Gambar 31. Desain output menu pada halaman alat pemupukan... 56

Gambar 32. Desain output menu pada halaman mesin pemberantas hama... 56 Gambar 33. Desain output menu pada halaman mesin perontok padi. ... 57 Gambar 34. Desain output menu pada halaman mesin pengolah padi. ... 57 Gambar 35. Desain output menu pada halaman mesin pompa air ... 58 Gambar 36. Desain output menu pada halaman informasi... 59 Gambar 37. Desain output menu pada halaman polling... 59 Gambar 38. Tampilan utama (home)... ... 61 Gambar 39. Tampilan submenu sistem informasi ... 62 Gambar 40. Tampilan submenu terpilih dari sistem informasi. ... 62 Gambar 41. Tampilan pencarian data dengan kabupaten terpilih... 63 Gambar 42. Tampilan pencarian data dengan kabupaten dan grafik terpilih ... 63 Gambar 43. Tampilan hasil pencarian data dengan kabupaten terpilih ... 64

Gambar 44. Tampilan grafik perkembangan hasil pencarian data dengan

kabupaten.. ... 64

Gambar 45. Desain tampilan peringatan dalam proses me- download data... 65 Gambar 46. Desain peringatan dalam proses me- download data... 65 Gambar 47. Tampilan utama dengan menggunakan browser engine

Internet Explorer 6.0. ... 66 Gambar 48. Tampilan Utama dengan menggunakan browser engine

Mozilla firefox... 67 Gambar 49. Tampilan halaman utama dengan menggunakan browser

Opera 8.0 ... 68 Gambar 50. Tampilan halaman utama dengan menggunakan browser

Netscape 8.1. ... 69 Gambar 51. Tampilan halaman utama dengan menggunakan

Internet Explorer 6.0 pada server local intranet. ... 70 Gambar 52. Grafik Penilaian responden terhadap desain grafis dalam


(23)

sistem informasi... 71 Gambar 53. Grafik Penilaian responden terhadap kecepatan akses

sistem informasi... 71

Gambar 54. Grafik Penilaian responden terhadap kemudahan penggunaan

sistem informasi ... 72 Gambar 55. Grafik Penilaian responden terhadap kelengkapan isi

sistem informasi... 72 Gambar 56 Grafik Penilaian responden terhadap penjelasan sistem informasi ... 73

Gambar 57. Grafik Penilaian responden terhadap penambahan fasilitas tambaha (multimedia) sebagai media pendukung informasi... 73 Gambar 58. Grafik penilaian responden terhadap hal baru yang didapat dalam

sistem informasi... 74 Gambar 59. Tampilan halaman sistem informasi dengan menggunakan Netscape

8.1 ... 77 Gambar 60. Tampilan halaman sistem informasi dengan menggunakan Opera

8.0.

sistem informasi... 77 Gambar 61 Tampilan halaman utama dengan menggunakan Mozilla Firefox... 78


(24)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kapasitas kerja rata-rata alat dan mesin pengolah padi (Kg/Hp.jam)... 10


(25)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Aliran sistem. ... 82 Lampiran 2. Strutur Menu Utama Sistem Informasi Monitoring Penyebaran Alat Dan Mesin Pertanian. ... 88 Lampiran 3. Tabel-tabel dalam Database db_simopeal2006 ... 89 Lampiran 4. Form kuisioner... 93 Lampiran 5. Hasil Uji kuisioner... 95 Lampiran 6. Contoh Data alat dan mesin pertanian di Propinsi Jawa Barat... 97


(26)

I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pulau Jawa sebagai salah satu pulau di Indonesia yang merupakan sentra produksi pertanian diharapkan dapat mendukung pembangunan nasional. Penggunaan alat dan mesin pertanian mengalami kecenderungan meningkat tiap tahunnya. Jumlah alat dan mesin pertanian untuk pulau Jawa pada tahun 1993 sejumlah 885.085 unit dan jumlah ini meningkat pada tahun 2003 mencapai 1.222.987 unit (BPS, 2003).

Alat dan mesin pertanian memiliki peranan yang besar bagi petani dalam proses peningkatan produksi. Ada beberapa alasan alat dan mesin pertanian dapat meningkatkan produksi pertanian. Pertama, dengan menggunakan alat dan mesin maka proses kegiatan dalam budidaya pertanian dapat dilakukan dengan lebih intensif dan effisien baik dari segi biaya dan waktu. Kedua, alat dan mesin mampu memberikan kemudahan dan keuntungan bagi para petani. Selanjutnya, alat dan mesin pertanian mendukung proses mekanisasi dan modernisasi pertanian yang merupakan bagian dari pembangunan pertanian. Pada akhirnya, aplikasi alat dan mesin dalam pertanian membuat beban berat pekerjaan dibidang pertanian dapat berkurang dan produktivitas kerja meningkat berlipat ganda.

Sistem informasi alat dan mesin pertanian di pulau Jawa dibutuhkan dalam pembangunan pertanian. Adanya sistem informasi dapat memperlancar informasi mengenai alat dan mesin pertanian pada daerah-daerah di pulau Jawa. Faktanya, sistem informasi yang ada belum mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Selama ini informasi tentang keberadaan alat dan mesin pertanian tersebar dalam berbagai sumber seperti brosur, jurnal, laporan penelitian dan sebagainya sehingga dalam penggunaannya masih kurang efektif. Fungsi dari sistem informasi alat dan mesin pertanian diantaranya ialah mampu memberikan informasi dengan cepat, tepat dan akurat. Keuntungan yang dapat diambil ialah kebijakan-kebijakan mengenai alat dan mesin pertanian yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi petani yang ada di pulau Jawa.


(27)

Kegiatan monitoring penyebaran alat dan mesin pertanian membantu pemerintah dalam penerapan manajemen penyebaran alat dan mesin pertanian di pulau Jawa. Ada beberapa alasan penting perlunya monitoring dalam penyebaran alat dan mesin pertanian. Pertama, untuk mengetahui perkembangan alat dan mesin pertanian yang tersedia pada suatu daerah. Kedua, sebagai landasan dalam penyediaan alat dan mesin pertanian sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pertanian. Selanjutnya, untuk melakukan peremajaan dari alat dan mesin pertanian yang telah usang dan tidak layak digunakan. Pada akhirnya, monitoring terhadap alat dan mesin pertanian berguna untuk evaluasi program mekanisasi pertanian dalam pembangunan di sektor pertanian.

Penelitian ini dilakukan untuk membangun sistem informasi mengenai monitoring alat dan mesin pertanian yang tersebar di pulau Jawa. Hal ini akan berguna membantu pemerintah dalam menangani penyebaran alat dan mesin pertanian. Dengan adanya sistem informasi ini diharapkan dapat membantu dalam proses mekanisasi pertanian dari pembangunan pertanian.

B. TUJUAN

Tujuan pengkajian masalah khusus ini adalah :

1. Merancang sistem informasi mengenai monitoring penyebaran alat dan mesin pertanian di wilayah Pulau Jawa.

2. Mengembangkan prototipe sistem informasi monitoring yang mampu menampilkan informasi dan data-data penyebaran alat dan mesin pertanian di Pulau Jawa.


(28)

II TINJAUAN PUSTAKA

A. ALAT DAN MESIN PERTANIAN 1. Pengertian alat dan mesin pertanian

Alat dapat didefinisikan sebagai perkakas bersifat sederhana yang berguna, meringankan dan mempermudah pekerjaan sehingga dapat mengurangi tenaga manusia. Menurut Pratomo (1983) mesin dapat diartikan suatu alat yang digerakan secara mekanis, disertai dengan adanya perubahan bentuk energi satu ke bentuk energi lainnya.

Alat dan mesin pertanian ialah aplikasi atau penggunaan alat dan mesin-mesin dalam kegiatan budidaya pertanian yang dimulai dari kegiatan pra panen hingga pasca panen dengan tujuan untuk meningkatkan produktifitas pertanian.

Ada beberapa cakupan dari alat dan mesin pertanian. Pertama, alat dan mesin yang digunakan dalam kegiatan pengolahan lahan. Pada kegiatan ini dibagi atas pengolahan tanah primer dan pengolahan tanah sekunder. Kedua, alat dan mesin yang digunakan dalam kegiatan penanaman. Alat dan mesin ini dibagi atas alat tanam padi dan alat tanam biji-bijian. Ketiga, alat dan mesin yang digunakan dalam kegiatan pemupukan. Alat pemupuk dibagi atas alat pemupuk mekanis dan semi mekanis. Selanjutnya, alat dan mesin yang digunakan dalam kegiatan pengendalian hama dan gulma. Alat ini dibagi menjadi dua tipe yaitu alat penyemprot dan alat pendebu. Selanjutnya yaitu alat dan mesin yang digunakan dalam kegiatan pasca panen. Secara umum dibagi menjadi dua kelompok yaitu pasca panen tanaman padi dan pasca panen tanaman biji-bijian. Dan yang terakhir ialah mesin pompa air yang berperan dalam kegiatan pengairan atau irigasi dalam proses budidaya pertanian.

Perkembangan pertanian sangat begitu pesat, penerapan mekanisasi dalam kegiatan budidaya pertanian mutlak sangat diperlukan. Di beberapa negara berkembang dimana bidang pertanian merupakan sektor utama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi negara, penggunaan alat dan


(29)

mesin budidaya pertanian masih memegang peranan besar. Penggunaan alat dan mesin budidaya pertanian yang tepat akan mempercepat, mempermudah dan menghemat biaya dalam menyelesaikan kegiatan-kegiatan budidaya pertanian.

Alat dan mesin budidaya pertanian dapat dikelompokan berdasarkan jenis kegiatan yang dilakukannya yaitu sebagai berikut :

a. Mesin Pengolahan Lahan

Pengolahan lahan adalah suatu usaha untuk mempersiapkan lahan bagi pertumbuhan tanaman dengan cara menciptakan kondisi tanah yang siap tanam (Daywin, 1999).

Menurut Purwadi (1990) pengolahan lahan adalah penyiapan lahan untuk penanaman dan proses mempertahankan keadaan lahan dalam keadaan remah dan bebas dari gulma selama pertumbuahan budidaya tanaman tersebut.

Proses pengolahan lahan pertanian pada umumnya menggunakan tenaga manusia, hewan dan tenaga traktor.

a. Tenaga Manusia

Tenaga manusia merupakan tenaga kerja pertanian yang umum digunakan di negara-negara berkembang dan merupakan sumber tenaga yang mempunyai kemampuan kerja yang relatif kecil jika

dibandingkan dengan tenaga hewan maupun tenaga traktor (Daywin et al., 1991). Tenaga manusia umumnya masih diterapkan

di daerah dengan sistem pengolahan lahan yang masih bersifat tradisional.

b. Tenaga Hewan

Tenaga hewan masih memegang peranan yang penting dalam pertanian di Indonesia. Kekurangan dari penggunaaan tenaga hewan ialah kurang effisien dalam waktu, Bersifat terbatas, tidak sesuai untuk pekerjaan yang bersifat stationer.

c. Traktor

Penggunaan traktor besar sulit diterapkan pada usaha tani dalam skala kecil, terutama untuk padi sawah. Di Indonesia tenaga


(30)

traktor yang paling umum digunakan ialah traktor tangan roda dua sebagai sumber tenaga penarik. Traktor tangan roda dua ialah traktor kecil dengan kekuatan kurang dari 12 daya kuda. Pengemudi dalam menjalankan traktor tangan berada dibelakang traktor dan berjalan kaki mengikuti geraknya (Pratomo, 1990). Jenis traktor lainnya adalah traktor roda empat. Traktor roda empat atau lebih umumnya mempunyai motor yang lebih besar dan digunakan untuk penyiapan lahan pertanian. Traktor tersebut bisa dua WD (Wheel Drive) atau empat WD (Wheel Drive) untuk meningkatkan daya traksi dari traktor tersebut.

Menurut Daywin et al, (1999) berdasarkan besarnya daya motor, traktor tangan dibedakan dalam tiga kategori yaitu :

1. Ukuran kecil, tenaga penggerak kurang dari 5 HP 2. Ukuran sedang, tenaga penggerak antara dari 5-7 HP 3. Ukuran besar, tenaga penggerak antara dari 7-12 HP

Di Asia yang lebih banyak merupakan negara berkembang, penggunaan traktor roda dua dan implemennya cocok untuk pola pertaniannya yang dominan usaha tani lahan sawah berskala kecil (Sakai et al., 1998).

b. Mesin Penanaman

Penanaman merupakan usaha menempatkan biji atau benih didalam tanah pada kedalam tertentu, secara acak atau menyebar biji di permukaan tanah atau menanamkan tanaman kedalam tanah (Pratomo, 1990).

Menurut Daywin (1999) operasi penanaman menyangkut penempatan biji atau benih di dalam tanah pada kedalam tertentu secara acak atau menyebar biji dipermukaan tanah dengan mesin sekaligus menutupnya akan menghasilkan barisan tanaman. Dengan menggunakan mesin penanam yang tepat, biji-bijian dapat di distribusikan kedalam tanah dengan mengikuti beberapa pola berikut ini (Daywin, 1999) :


(31)

a. Sebar atau Broadcasting (menyebar biji diatas permukaan tanah secara acak)

b. Drill Seeding (menjatuhkan biji secara acak dalam alur dan sekaligus menutup biji tersebut)

c. Precission Drilling (menempatkan sebuah biji dengan jarak yang sama dalam barisan tanaman)

d. Hill Dropping (menempatkan sekelompok biji didalam tanah dengan jarak yang sama dalam barisan tanaman)

e. Check Row Planting (menempatkan sekelompok biji dalam barisan tanaman sedemikian rupa sehingga barisan tanaman yang dihasilkan saling tegak lurus satu sama lain.

Suatu mesin penanam, kecuali broadcaster harus mampu melakukan fungsi mekanis sebagai berikut :

a. Membuat alur untuk biji sampai kedalam tertentu b. Mengatur jumlah biji yang akan ditanam

c. Meletakkan biji dalam alur pada tempat yang dikehendaki

d. Menutup biji dan mengeraskan tanah disekitar biji, sesuai dengan tipe biji yang ditanam.

c. Alat Pemupukan

Pupuk dibutuhkan untuk menutupi kekurangan zat-zat hara dalam tanah yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk dapat diberikan kedalam tanah dalam berbagai bentuk seperti pupuk kandang, pupuk hijau, pupuk butiran, pupuk cairan dan gas (Daywin, 1999).

Tanah berpasir kehilangan unsur hara tanaman dengan cepat, karena unsur-unsur ini terlindi oleh curah hujan lebat atau karena pemberian air irigasi. Di daerah-daerah yang curah hujannya rendah, tanah liat kehilangan unsur-unsur hara tanaman jauh lebih lambat dibandingkan dengan tanah berpasir (Purwadi, 1990).

Menurut Pratomo (1990) mengelompokan alat pemupuk menjadi tiga golongan berdasarkan tanaga penariknya yaitu : (1) tenaga manusia, (2) tenaga hewan, dan (3) tenaga traktor. Berdasarkan penempatan pupuk alat penyebar pupuk butiran dapat dikelompokan


(32)

menjadi Band Applicator dan Broadcaster Applicator. Sedangkan penempatan pupuk cair dapat dilakukan dengan menggunakan 3 cara yaitu :

a. Penempatan pupuk dibawah permukaan tanah b. Penempatan pupuk diatas permukaan tanah c. Penempatan pupuk melalui air irigasi d. Mesin Pemberantas Hama

Hama atau hewan pengganggu merupakan hewan yang mempunyai sifat merusak dan perkembanganya sangat cepat sehingga terjadi kerusakan yang dapat menimbulkan pengurangan produksi tanaman. Beberapa cara pengendalian hama adalah antara lain dengan cara fisik, cara kimia dan cara biologis. Cara fisik adalah menggunakan peralatan mekanis. Cara kimia adalah dengan cara penyemprotan herbisida. Sedangkan dengan cara biologis yaitu dengan memberikan hewan yang bertindak sebagai pemangsa dari hama tersebut.

Cara yang paling popular digunakan dikalangan masyarakat ialah dengan cara kimia dengan menggunakan alat dan mesin antara lain

Hand Sprayer, Knapsack Motor Sprayer, Skidpower Motor Sprayer, Swing fog, dan Emposan Tikus.

Pemberantasan hama pangganggu tanaman menggunakan bahan-bahan kimia antara lain insektisida, fungisida, dan herbisida dalam bentuk cairan dan tepung. Alat sprayer digunakan untuk memperoleh penyebaran cairan pupuk yang merata, efisien dan efektif.

Menurut Daywin (1999) sprayer digunakan pada umumnya untuk : a. Menyemprotkan insektisida untuk mencegah dan memberantas

hama tanaman.

b. Menyemprotkan fungisida untuk mencegah dan memberantas penyakit tanaman.

c. Menyemprotkan herbisida untuk mencegah dan memberantas tumbuhan pengganggu (weed).

d. Menyemprotkan cairan pupuk dan daun.


(33)

e. Menyemprotkan cairan hormon pada tanaman untuk tujuan-tujuan tertentu.

a. Fungsi utama sprayer adalah untuk memecahkan cairan yang disemprotkan menjadi tetesan kecil (droplet) dan mendistribusikan secara merata pada permukaan tanaman atau ruangan yang harus dilindungi (Daywin, 1999). Bahan semprot yang digunakan adalah bahan semprot berbentuk cairan.

e. Mesin Perontok Padi

Perontokan dapat diartikan sebagai usaha memisahkan atau melepaskan butir biji dari bagian tanaman dimana butir biji tersebut dibesarkan. Proses perontokan padi merupakan salah satu tahapan dalam proses pengolahan padi dimana proses perontokan padi adalah proses terlepasnya butiran-butiran gabah dari malainya.

Proses perontokan padi dapat dilakukan dengan cara menginjak, menumbuk dan cara mekanis. Perontok secara mekanis lebih mudah dalam pengoperasiannya, lebih cepat waktu perontokannya dan susut perontokan lebih rendah dibandingkan dengan perontok tradisional. Dengan pemakaian alat yang tepat juga dapat dilakukan penanaman dengan secara serentak tanpa mengkhawatirkan kekurangan tenaga kerja manusia pada saat panen raya (Miranda, 2003).

Perontokan padi diartikan sebagai usaha melepaskan dan memisahkan gabah dari malainya. Perontokan akan terjadi apabila gaya yang diterima gabah lebih besar dari gaya yang menahannya.

Prinsip perontokan padi adalah pukulan, gesekan, tarikan atau kombinasinya. Mekanismenya dapat dilakukan dengan cara : (1) diiles atau diinjak dengan tenaga manusia, (2) dibanting atau dipukul pada rak kayu/bambu, (3) dilakukan pada silinder berputar.


(34)

f. Mesin Pengolahan Padi

Proses pengolahan padi dilakukan setelah proses perontokan padi, proses pengolahan padi dimulai dengan beberapa tahapan yaitu :

a. Pengering Padi (Dryer) yaitu suatu alat untuk menurunkan kadar air yang terdapat di dalam butiran gabah dengan cara memberikan hembusan udara yang dipanaskan.

b. Pembersih Gabah (Cleaner) yaitu alat yang digunakan untuk membersihkan gabah dari kotoran-kotoran yang terdapat pada gabah seperti potongan-potongan jerami, kerikil dan benda-benda asing.

c. Pemecah Kulit Gabah (Husker) adalah tahapan dalam pengolahan yang bertujuan untuk mengupas atau memisahkan kulit luar (sekam) dari gabah menjadi beras pecah kulit.

d. Penyosoh Beras (Polisher) adalah alat yang digunakan untuk menyosoh beras pecah kulit menjadi beras putih.

Namun terdapat suatu alat dimana ketiga fungsi alat diatas terdapat dalam satu alat yang saling terintegeritas satu sama lainnya yaitu : e. Penggilingan Padi Besar ( Large Rice Mill) adalah suatu mesin

penggilingan padi yang mempunyai unit lengkap terdiri dari mesin perontok padi, pembersih gabah, pemecah kulit, padi separator, pemutih (polisher), grader elevator dan lainnya.

f. Penggilingan Padi Kecil (Small Rice Mill) adalah penggilingan padi yang terdiri dari dua unit mesin yang dipasang terpisah yaitu pemecah kulit (husker) dan pemutih (polisher). Umumnya proses pemindahan bahan dari satu alat ke alat lainnya dengan tenaga manusia.

g. Rice Milling Unit adalah penggilingan padi yang merupakan satu unit yang kompak dimana antara pemecah kulit (husker) dan pemutih (polisher) tidak terpisahkan dan proses pemindahan dari satu alat ke alat yang lainnya menggunakan elevator.


(35)

Tabel 1. Kapasitas kerja rata-rata alat dan mesin pengolah padi (Kg/Hp.jam),(Daywin et al., 1999)

NO ALAT DAN MESIN KEGIATAN KAPASITAS KERJA

1 Perontok Padi (Thresher) Padi menjadi gabah bersih

78.577 kg /Hp.jam (gabah Bersih)

2 Pemecah Kulit (Husker)

Gabah Bersih menjadi Beras pecah kulit

120.39 kg/Hp.jam (kg beras pecah kulit)

3 Penyosoh Beras (Polisher)

Beras pecah kulit menjadi beras sosoh (putih)

69.189 kg/Hp.Jam (kg beras sosoh)

4

Rice Milling Unit (Gabungan Husker & Polisher)

Gabah bersih langsung menjadi sosoh (putih)

37.40 kg/Hp.jam (kg beras sosoh)

Sumber : Mesin-Mesin Budidaya Pertanian di Lahan Kering (Daywin et al., 1999)

g. Mesin Pompa Air

Pompa air adalah alat untuk memanfaatkan air dengan memindahkan dari sumber ke tempat yang membutuhkan air, biasanya ke tempat yang lebih tinggi. Berdasarkan prinsip kerja impeler untuk memindahkan air, pompa dapat dibedakan atas : pompa axial, pompa

sentrifugal, dan mixed flow. 1. Pompa Axial

Aliran zat cair yang meninggalkan impeler akan bergerak sepanjang permukaan silinder ke luar.

2. Pompa Sentrifugal

Pompa sentrifugal dapat mengubah energi mekanik dalam bentuk kerja poros menjadi energi fluida. Pompa ini mempunyai sebuah impeler yang berfungsi untuk mengangkat zat cair dari tempat yang lebih rendah ke tempat yang lebih tinggi.

3. Mixed Flow

Aliran zat cair yang meninggalkan impeler akan bergerak sepanjang permukaan kerucut di dalam pompa aliran campur ini. Berdasarkan jenis pompa itu dapat dibedakan sebagai berikut :


(36)

1. Submersible Pump

Untuk memompa air dari sumur yang sangat dalam, sering digunkan pompa yang merupakan satu unit dengan motor penggeraknya, dimana keduanya dipasang terbenam dibawah permukaaan air.

2. Pompa Bebas Sumbatan

Pompa jenis ini mempunyai impeler dengan bentuk khusus untuk menghindari sumbatan padat pada impelernya dengan cara memperlebar jalan keluar impeler.

2. Kebijakan Pemerintah dalam alokasi alat dan pertanian di Pulau Jawa pada saat ini

Kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam alokasi alat dan mesin pertanian. Pertama, mendirikan unit-unit pelayanan jasa alsintan (UPJA) yang bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan alsintan dengan menerapkan sistem jasa sewa dengan kepemilikan secara kolektif. Kebijakan ini didorong dari kondisi petani yang belum mampu dalam hal kepemilikan alat dan mesin pertanian secara perseorangan. Kedua, kebijakan lain yang diambil pemerintah ialah melakukan penanganan sistem agribisnis dan agroindustri yang lebih intensif dan effisien. Hal ini terjadi karena adanya pergeseran tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri. Sehingga terjadi kelangkaan tenaga kerja akibatnya biaya produksi menjadi tinggi. Selanjutnya, alokasi mesin sesuai dengan kondisi dan kebutuhan petani saat ini berdasarkan survey pertanian yang dilakukan. Dalam alokasi tersebut perlu diperhatikan aksesbilitas petani terhadap peralatan mekanis, kondisi dan sifat petani yang umumnya memiliki lahan yang sempit, ekonomi lemah, dan pendidikan terbatas. Alat dan mesin pertanian yang dimaksud ialah sederhana dalam pembuatan, penggunaan dan perawatan, efektif, efisien, dan dapat dibuat di dalam negeri dengan harga terjangkau.


(37)

B. MONITORING

Monitoring merupakan bagian dari pengamatan, pengumpulan informasi, pengawasan dan tidak lanjut. Secara definisi, monitoring adalah pengamatan dan pengawasan dalam suatu kegiatan dalam hubungan dengan hasil dan pengaruhnya. Tujuan monitoring adalah pertama untuk meyakinkan bahwa masukan dan keluaran telah berjalan sesuai dengan perencanaan. Kedua, untuk membuat dokumen tentang kegunaaan masukan, aktifitas dan hasil. Selanjutnya, untuk menjaga deviasi dari tujuan awal dan hasil yang diharapkan.

Sedangkan menurut Dahlan (1998) dalam Widarto (1999) monitoring dapat diartikan sebagai kegiatan mengamati dan mengawasi yang dilakukan secara terus menerus atau berlaku di setiap tingkatan manajemen atau pengelola suatu kegiatan, untuk memastikan bahawa pengadaan atau penggunaan input, hasil yang ditargetkan dan tindakan-tindakan lainnya yang diperlukan dilaksanakan sesuai dengan rencana.

Monitoring juga merupakan kegiatan yang teratur dan berkesinambungan dan dilakukan pada waktu suatu kegiatan sedang berlangsung sehingga sebenarnya monitoring adalah evaluasi di saat kegiatan sedang berlangsung. Menurut Wiranto (1996) dalam Widarto (1999) monitoring merupakan kegiatan pencatatan dan pengumpulan data serta informasi yang secara terus menerus, mengenai perkembangan pelaksanaan proyek atau kegiatan, hasil dan manfaat dari pelaksanaan proyek atau kegiatan. Untuk itu kegiatan monitoring alat dan mesin pertanian di pulau jawa sangat diperlukan.

Ada beberapa alasan perlunya monitoring terhadap alat dan mesin pertanian. Pertama, untuk mengetahui perkembangan alat dan mesin pertanian yang tersedia pada suatu daerah. Kedua, sebagai landasan dalam penyediaan alat dan mesin pertanian sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pertanian suatu daerah. Selanjutnya, untuk melakukan peremajaan dari alat dan mesin pertanian yang telah usang dan tidak layak digunakan. Pada akhirnya, monitoring terhadap alat dan mesin pertanian berguna untuk evaluasi program mekanisasi pertanian dalam pembangunan di sektor pertanian.


(38)

Kegiatan monitoring terhadap penyebaran alat dan mesin pertanian yang dilakukan pemerintah pada saat ini dilakukan secara :

1. Langsung, berupa kunjungan ke objek lapangan terdiri dari kunjungan dalam rangka pembinaan serta pemberian penyuluhan kepada petani dan kunjungan dalam rangka pengawasan terkait dengan proyek penggunaan alsintan teknologi baru.

2. Tidak langsung, melalui pemeriksaan laporan-laporan yaitu laporan teknis tahunan berdasarkan hasil survey pertanian, dari kelompok tani (penanggung jawab lapangan) ke Dinas Pertanian tingkat Kecamatan, dari Dinas Pertanian kecamatan ke Dinas Pertanian kabupaten, dari Dinas Pertanian Kabupaten ke Dinas Pertanian Propinsi. Dinas Pertanian Propinsi akan memberikan laporan ke Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Departemen Pertanian.

C. SISTEM INFORMASI

Sistem dapat di definisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai satu tujuan. Informasi adalah sekumpulan data yang telah diproses ke dalam suatu bentuk yang memiliki arti dan nilai riil yang dirasakan oleh penerima landasan dalam mengambil keputusan (Lucas, 2000). Sistem informasi merupakan suatu kumpulan komponen yang bekerja sama untuk mengatur perolehan, penyimpanan, manipulasi, dan distribusi informasi (Mannino, 2001).

Komponen sistem informasi terdiri dari perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), manusia (brainware), jaringan (netware), dan data (dataware). Kelima komponen tersebut saling bersinergi membentuk suatu sistem yang utuh. Sistem ini memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, prosedur manual, model manajemen, pengambilan keputusan, dan basis data (Mannino, 2001).

D. DATABASE MANAGEMENT SYSTEM (DBMS)

Database adalah koleksi data yang disimpan dalam format standar, dirancang untuk dapat digunakan oleh orang lain. Database Management System atau sistem manajeman basis data merupakan suatu sistem yang


(39)

mengatur pembuatan, penyimpanan, pengaksesan, perubahan, penghapusan, dan penggunaaan basis data. DBMS dapat didefinisikan suatu perangkat lunak untuk membangun database, penyimpanan data, mendukung bahasa kueri, pembuatan laporan dan membuat proses pemasukan data (Post, 1999). DBMS juga dapat diartikan sebagai koleksi terpadu dari sekumpulan program (utilitas) yang digunakan untuk mengakses dan merawat database (Mannino, 2001). Keuntungan dari Database Management System ialah :

1. Data menjadi sumberdaya bersama (shareable resources) dari berbagai pengguna (users) maupun program aplikasi

2. Metoda untuk akses dan perawatan data menjadi baku dan konsisten 3. Minimal terjadinya redudansi data dan variasi struktur data

4. Data tidak tergantung pada perubahan program aplikasinya (data independence)

5. Keterkaitan logik antar data terpelihara

E. PERSONAL HOME PAGE (PHP) Dan MySQL

PHP adalah sebuah bahasa pemograman berbasis web yang mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan bahasa pemograman berbasis web lainnya. PHP merupakan bahasa pemograman yang bersumber dari Perl. Sedangkan Perl merupakan pengembangan dari bahasa C. Oleh karena itu struktur pemograman yang ada di PHP sama dengan yang ada di bahasa C. Bahasa pemograman PHP banyak sekali memiliki fitur-fitur yang dapat digunakan. PHP memiliki tingkat akses yang lebih cepat, memiliki tingkat keamanan yang tinggi, mampu berjalan di Linux sebagai platform sistem operasi utama bagi PHP, mendukung akses kebeberapa database antara lain

MySQL, PosgrSQL, mSQL, Informix, dan MicrosoftSQL server (Mulyana, 2004). Fungsi yang dimiliki oleh PHP sangat lengkap sehingga tidak perlu membuat fungsi sendiri karena daftar fungsi PHP yang lengkap menjadikan baris perintah semakin effisien dalam pemrograman. Database yang paling umum digunakan dalam pemrograman PHP ialah MySQL.

Structured Query Language (SQL) merupakan bahasa basis data standar yang digunakan untuk mendefinisikan, mengintegrasikan, dan memanipulasi


(40)

basis data relasional (Mannino, 2001). SQL ialah bahasa data yang menjadi standar dari sistem akses dan manipulasi data dalam hubungan dengan sistem manajemen basis data. SQL digunakan sebagai akses online basis data, sistem operasi sistem manjemen basis data (Turban, 1995).

F. INTERNET

Internet (Interconnected Network) adalah jaringan (network) komputer yang terdiri dari ribuan jaringan komputer independen yang dihubungkan satu dengan lainnya (Hartono, 1999).

Internet juga dapat di definisikan sebagai sekumpulan jaringan komputer yang menggunakan protokol TCP (Transmission Control Protocol) atau IP (Internet Protocol) yang saling terhubung, sehingga pengguna pada suatu jaringan dapat menggunakan layanan yang disediakan oleh TCP/IP untuk mencapai jaringan lain.

Pada awalnya Internet merupakan suatu jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika, melalui proyek ARPA (Advance Research Project Agency) yang disebut ARPANET. ARPANET dibentuk secara khusus di empat universitas besar di Amerika, yaitu Stanford Research Institut, University of California di Santa Barbara, University of California di Los Angeles dan University of Utah. ARPANET akhirnya diperkenalkan secara umum pada tahun 1972.

Dengan berakhirnya era perang dingin antara Amerika dan sekutunya Uni Sovyet, seluruh jaringan yang tercakup pada ARPANET diubah menjadi TCP/IP (Transmission Control Protocol / Internet Protocol) dan selanjutnya menjadi cikal bakal dari Internet.

Beberapa jenis jaringan komputer yaitu :

1. Local Area Network (LAN)

LAN merupakan suatu jaringan yang terbatas dalam jarak atau area setempat (local). Jaringan ini banyak digunakan dalam suatu perusahaan yang berhubungan antara departemen-departemen dalam satu gedung.


(41)

2. Metropolitan Area Network (MAN)

MAN merupakan versi LAN yang memiliki mobilitas tinggi dan biasanya digunakan di kota-kota besar.

3. Wide Area Network (WAN)

Jaringan dari sistem komunikasi data yang masing-masing node

berlokasi jauh (remote location) satu dengan yang lainnya. Jarak biasanya mencakup daerah geografis yang luas dan sering kali mencakup sebuah negara atau benua. WAN disebut juga dengan nama Remote Network atau

External Network atau Long Distance Network.

4. Wireless Network (Jaringan tanpa kabel)

Pada jaringan tanpa kabel jalur transmisi untuk arus informasi diantara

node dapat berupa microwave system, laser system atau satellite system.

5. Interconnected Network (Internet)

Internet merupakan jaringan komputer yang terdiri dari ribuan jaringan

computer independent yang dihubungkan satu dengan lainnya.

G. SERVER SIDE PROGRAMMING

Purwanto (2001) menyebutkan bahwa ciri-ciri situs yang bersifat dinamis adalah bisa berinteraksi dengan pengunjung situs, bisa menampilkan informasi-informasi yang berasal dari database dan halaman-halaman web

bisa berubah secara otomatis. Berdasarkan tempat dijalankannya perintah-perintah program dalam halaman web, pemograman web dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu :

1. Server-Side Programming 2. Client-Side Programming

Script yang dipakai dalam pemograman jenis server-side diolah oleh

server. Akibat-akibat yang muncul saat script diolah oleh server, yaitu sebagai berikut :

a. Script diterjemahkan oleh sebuah server sebelum dikirim ke browser. Setelah hasil diterjemahkan, script tersebut akan diubah menjadi HTML


(42)

murni dan selanjutnya dikirim ke browser untuk ditampilkan ke jendela monitor.

b. Server yang digunakan harus memiliki kemampuan untuk

menterjemahkan kode-kode script.

c. Kode-kode script berjenis server-side yang telah dibuat tidak bisa terbaca oleh orang lain. Hal ini disebabkan oleh script yang telah diubah menjadi HTML murni saat dikirim ke browser.

Script yang digunakan dalam pemograman jenis client-side diolah langsung oleh client atau dalam hal ini web browser. Akibat-akibat yang muncul dari

script yang diolah langsung oleh browser antara lain :

a. Browser yang akan langsung mengolah script harus memiliki kemampuan untuk menterjemahkan kode-kode yang ada pada script. Jika browser tidak mampu menterjemahkannya, maka hasilnya tidak bisa ditampilkan di layar

browser.

b. Script yang berjenis client-side bisa diletakkan di server manapun. Hal ini disebabkan karena server tidak bertanggung jawab dalam mengolah kode-kode script.

c. Mengingat script diolah oleh browser, kode-kode script client-side dapat dilihat dengan mudah oleh orang lain. Hal ini menyebabkan script yang berjenis client-side tidak aman dan mudah diambil programmer lain.

H. WORLD WIDE WEB

Web adalah jaringan informasi yang menggunakan protokol HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) dan dapat diakses melalui suatu interface sederhana dan mudah digunakan. Selain HTTP, protokol yang sangat penting dalam penggunaan Internet adalah FTP (File Transfer Protocol). Penggunaan FTP sebagai protokol memungkinkan beberapa operasi sebagai berikut :

c. Pemindahan files antar komputer.

d. Melihat direktori pada komputer yang terhubung.

e. Menghapus, memindahkan, dan mengganti nama files pada komputer lain.

f. Navigasi struktur direktori pada komputer yang terhubung.

g. Membuat dan menghapus direktori pada komputer yang terhubung.


(43)

Informasi dalam jaringan biasanya disajikan dalam format Hypertext yang tersimpan pada berbagai server di seluruh dunia. HTML (Hyper Text Markup Language) sebagai bahasa halaman-halaman web dapat menampilkan citra, teks, multimedia dan menyediakan intruksi bagi pengguna untuk mengatur penampilan suatu dokumen dan hubungan satu dokumen dengan dokumen yang lain.

I. SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE (SDLC)

System Development Life Cycle (SDLC) merupakan suatu metode dalam pengembangan sebuah sistem software yang mencakup tahapan logic proses pengembangan sistem (O’Brien, 1999), seperti disajikan pada Gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1. Tahapan System Development Life Cycle (O’Brien, 1999).

Tahapan pengembangan sistem berdasarkan metode SDLC tersebut dibagi atas beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut :

1. Tahapan Investigasi

Tahapan investigasi dilakukan untuk menentukan permasalahan dan peluang dari suatu kondisi. Tahapan investigasi memerlukan pengkajian


(44)

feasibility study (studi kelayakan) dari sistem informasi karena proses pembangunan sistem informasi (SI) memerlukan biaya.

Studi kelayakan adalah studi persiapan sebelum pembangunan sistem informasi yang menyelidiki kebutuhan informasi dari calon pengguna dan menentukan kelayakan sistem informasi yang diusulkan. Tujuan dari studi kelayakan adalah untuk mengevaluasi alternatif sistem dan untuk mengusulkan sistem yang paling nyata dan layak untuk pembangunan sistem.

Menurut (Poernama, 2005), dalam menentukan studi kelayakan dapat menggunakan metode pengumpulan data melalui :

a. Wawancara dengan calon pengguna sistem informasi.

b. Kuisioner untuk mencocokkan pengguna akhir dalam organisasi. c. Observasi personal, videotaping, atau terlibat dalam aktivitas kerja

pengguna.

d. Pemeriksaan dokumen, laporan, prosedur manual, dan dokumentasi lainnya.

e. Pembangunan, simulasi, dan observasi model aktivitas kerja.

Analisis biaya pembangunan sistem informasi atau benefit merupakan bagian dari studi kelayakan. Jika biaya dan benefit dapat diukur disebut

tangible, jika tidak dapat diukur disebut intangible. Tangible benefit

adalah hasil yang dapat dirasakan, seperti pengurangan biaya gaji/upah pegawai karena pengangguran personil atau penurunan biaya inventori karena adanya pengurangan inventori. Intangible benefit sulit untuk diukur, seperti service pelanggan yang lebih baik atau lebih aman dan penyediaan infomasi yang lebih baik untuk manajemen.

2. Tahapan Analisis Sistem

Dalam tahapan ini dilakukan kegiatan-kegiatan dasar dari analisis sistem diperlukan dalam membangun aplikasi baru secara cepat atau merupakan proyek pembangunan aplikasi sistem dalam jangka panjang atau lama. Banyak dari kegiatan tersebut merupakan tindakan dari pelaksanaan studi kelayakan.


(45)

Secara tradisional analisis sistem melibatkan studi detail dari : a. Kebutuhan informasi dari dari pengguna sistem informasi

b. Aktivitas, sumber dan produk dari sistem informasi yang sekarang c. Kemampuan sistem informasi diperlukan sangat diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan informasi pengguna.

3. Tahapan Desain Sistem

Desain sistem adalah kegiatan untuk menetapkan bagaimana sistem akan menyempurnakan dan menyampaikan tujuan pembangunan sistem informasi, dan terdiri atas aktivitas desain yang menghasilkan spesifikasi sistem yang memuaskan pembangunan kebutuhan fungsional dalam tahap analisis sistem. Kegiatan dalam desain sistem meliputi :

a. Desain User Interface

Aktivitas desain user interface berfokus pada dukungan terhadap interaksi antara pengguna dan aplikasi berbasis komputernya. Desainer berkonsentrasi pada bentuk desain dari sistem informasi dengan tujuan untuk memberikan bentuk desain yang atraktif dan efisien bagi pengguna seperti mudahnya menggunakan halaman internet/intranet, atau mendesain metode untuk mengubah dokumen yang dapat dibaca manusia ke input yang dapat dibaca mesin.

b. Desain Basis Data

Kegiatan basis data berfokus pada rancangan database yang akan digunakan dalam pembangunan sistem informasi yang diusulkan. Kegiatan ini akan mengkaji hubungan dan manajemen basis data. c. Desain Proses

Kegiatan dalam tahapan desain proses berfokus pada desain

software, yang berupa program dan prosedur sistem informasi yang diusulkan. Desainer berkonsentrasi pada pembangunan spesifikasi logik untuk software yang akan dibangun oleh programmer dan berusaha menemukan spesifikasi desain user interface dan data pembangunan kebutuhan fungsional dalam tahap analisis.

Spesifikasi sistem memformalisasikan desain dari aplikasi metode


(46)

proses. Oleh karena itu, desainer sistem akan sering mengembangkan

software, hardware, network, data, dan spesifikasi personil untuk sistem yang usulkan.

Desain sistem akhir harus mespesifikasi tipe sumber hardware

(mesin atau media), sumber software (program dan prosedur), sumber

network (media dan jaringan komunikasi), dan sumberdaya manusia yang akan dibutuhkan. Desain sistem akhir juga harus mespesifikasi bagaimana beberapa sumber akan merubah sumber data (disimpan di dalam file pada database yang di desain). Spesifikasi ini merupakan produk akhir pada tahapan desain sistem.

4. Tahapan Implementasi Sistem

Tahapan implementasi sistem melibatkan penerapan hardware dan

software, pengembangan software, pengujian program dan prosedur, pembangunan dokumentasi, dan berbagai kegiatan instalasi. Tahap ini juga melibatkan pendidikan dan training pengguna akhir dan spesialis yang akan mengoperasikan sistem baru. Implementasi merupakan tahap yang sulit dan proses yang menghabiskan waktu. Tahap ini merupakan tahapan vital untuk menentukan kesuksesan dari pembangunan sistem baru, karena sistem yang di desain dengan baik akan gagal jika tidak di implementasikan dengan benar. Tahapan implementasi dapat dilakukan proses evaluasi keberhasilan dari sistem informasi dan hasilnya menjadi masukan dalam proses pengembangan sistem informasi selanjutnya.

5. Tahapan Perawatan Sistem

Tahap akhir SDLC melibatkan pengawasan, evaluasi secara kontinyu dan modifikasi sistem untuk membuat perbaikan yang penting atau diinginkan. Hal ini dapat memasukkan review post implementasi proses untuk menjamin bahwa sistem baru yang diimplementasikan mempertemukan kebutuhan fungsional yang dibuat ketika sistem di desain. Kesalahan-kesalahan dalam pembangunan sistem dikoreksi pada kegiatan perawatan sistem.


(47)

III METODE PENELITIAN

A.

TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Sistem dan Manajemen Mekanisasi Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Dilaksanakan mulai Februari 2006 hingga Mei 2006.

B. ALAT DAN BAHAN PENELITIAN

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah :

1. Personal Computer untuk pembangunan sistem informasi monitoring penyebaran alat dan mesin pertanian di wilayah Pulau Jawa.

2. Sistem Operasi Windows® XP® Home Edition sebagai program dasar untuk mengatur kerja komputer.

3. Adobe® PhotoShop® CS untuk editing gambar/foto yang digunakan pada tampilan web.

4. Macromedia® Dreamweaver® MX 2004 untuk mendesain tampilan web. 5. Macromedia® Flash® MX Professional 2004 untuk membuat desain grafis

yang digunakan pada tampilan di web.

6. Xampp-win32-1.5.12-installer sebagai perangkat lunak sebagai web server

lokal untuk mengekseskusi sistem informasi dalam lokal intranet. Web server ini terdiri dari Web Scripting PHP 5.1.2 sebagai bahasa program yang digunakan yang berjalan dalam sebuah web server dan berfungsi sebagai pengolah data pada server. dan Web Database MYSQL 4.00 untuk pembangunan basis data.

7. Scanner untuk scanning gambar dan peta.

8. Browser Engine : Internet Explorer 6.0 Mozilla Firefox 1.0.6 Opera 8.0 Netscape Browser 8.0 merupakan Perangkat lunak untuk menjalankan sistem dan menguji performasi sistem.

9. Adobe® Acrobat® Professional 6.0 Pro merupakan perangkat lunak untuk membuat file pdf.


(48)

10.PHP Editor merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk menulis

script PHP.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data sekunder tentang penyebaran alat dan mesin pertanian yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik, Departemen Pertanian, Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura, buku, artikel, majalah, dan internet.

C PENGEMBANGAN SISTEM

Sistem informasi monitoring penyebaran alat dan mesin pertanian ini dibangun didasarkan dengan pendekatan System Development Life Cycle

(O’brien, 1999) yang merupakan suatu metoda dalam pengembangan sistem

software yang mencakup tahapan logic proses pengembangan sistem dan terdiri dari beberapa tahapan yaitu :

1. Tahapan Investigasi Sistem

Tahap ini merupakan tahap yang merumuskan permasalahan dalam pengembangan sistem informasi monitoring penyebaran alat dan mesin pertanian diperlukan suatu sistem informasi yang mampu memberikan informasi mengenai data alat dan mesin pertanian yang tersebar di wilayah pulau Jawa secara keseluruhan dan terpadu sehingga dapat menjadi salah satu alternatif kemudahan dalam penulusuran informasi yang lebih baik dari yang sudah ada. Pada tahapan ini dilakukan analisis kelayakan tentang sistem yang akan dikembangkan baik secara teknis, ekonomis, dan operasional, sehingga dapat diketahui apakah sistem ini layak untuk dikembangkan.

2. Tahapan Analisis Sistem

Kegiatan ini adalah melakukan analisis terhadap informasi yang dibutuhkan dengan mengungkapkan komponen atau hal-hal yang terkait dengan informasi yang akan dibangun. Melalui tahap ini dapat diketahui kebutuhan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna, juga akan diketahui sumber dari informasi yang dibutuhkan.


(49)

3. Tahapan Desain Sistem

Tahapan ini dibangun untuk menjelaskan sistem yang akan memenuhi kebutuhan informasi bagi pengguna dan akan menjelaskan bagaimana dan mengapa sistem mampu memberikan informasi kepada pengguna. Tahapan ini meliputi kegiatan user interface, desain basis data, dan desain proses (O’brien, 1999). Aktivitas desain bertujuan untuk mempermudah proses implementasi dan sebagai panduan dalam tahapan implementasi agar tidak menyimpang dari garis besar desain yang telah dibuat kemudian dilakukan perancangan form input dan output, spesifikasi proses untuk melakukan transformasi input menjadi output, serta desain user interface

yang mencakup desain menu dan dialog.

Desain user interface merupakan desain untuk interaksi antara pengguna dengan komputer sehingga menghasilkan sistem yang sesuai dengan kebutuhan pengguna baik dari segi kebutuhan informasi maupun dari segi kemudahan penggunaan sistem tersebut. Desain basis data berguna untuk membuat sistem basis data yang efektif dan memudahkan

administrator basis data dalam mengimplementasikan program aplikasi. Sedangkan desain proses akan mendesain kebutuhan program dan prosedur bagi sistem informasi yang akan dikembangkan.

4. Tahapan Implementasi Sistem

Tahapan ini sistem meliputi pengadaan perangkat keras (hardware)

maupun perangkat lunak (software) yang mendukung jalannya sistem, pemasukan data dan basis data, pengembangan dan pengujian program dan prosedur. Tahap ini bertujuan untuk membuat dan menerapkan sistem yang telah dibangun. Pengujian sistem meliputi pengujian kecepatan pengaksesan, kemudahan penggunaan, tampilan, kelengkapan dan pengaruh komponen multimedia terhadap informasi yang disajikan. Pengujian sistem yang dilakukan meliputi :

a. Pengujian pada local intranet b. Pengujian pada internet


(50)

Sistem yang di uji cobakan disertai dengan lembar pertanyaan yang akan diisi oleh pengguna/responden dan hasilnya akan dijadikan bahan evaluasi dan perbaikan sistem.

5. Tahapan Perawatan Sistem

Aktivitas perawatan sistem yang dilakukan dengan perbaikan sistem dan dokumentasinya secara keseluruhan berdasarkan hasil uji coba performansi sistem di lapangan. Aktivitas ini meliputi pengawasan, evaluasi dan modifikasi sistem agar sistem yang dibangun sesuai dengan kriteria kebutuhan yang dinginkan dari pengguna sistem informasi tersebut.


(51)

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. INVESTIVIGASI SISTEM

Studi kelayakan sebagai bagian dari investigasi sistem dilakukan dengan cara analisis kelayakan baik secara teknis, ekonomis, dan operasional sehingga sistem ini layak untuk dikembangkan. Pembangunan sistem informasi tersebut memerlukan pengujian kelayakan sebagai berikut :

1. Kelayakan teknis

Kelayakan teknis ialah kelayakan suatu sistem yang ditinjau dari komposisi hardware dan software, apakah mendukung semua kebutuhan dari sistem yang akan dibangun. Secara teknis, spesifikasi sistem yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem informasi ini ialah Processor

minimal setara 1.20 GHz, harddisk minimal 20 Gbyte, RAM minimal 128 MB dan software (Apache, PHP, dan MySQL) yang digunakan bersifat

freeware yang dapat berjalan di flatform sistem operasi Windows maupun

Linux yang telah berkembang pesat penggunaanya pada saat ini. Sistem yang telah dibangun dalam penggunaanya dikoneksikan kepada internet.

Spesifikasi sistem yang ada telah mendukung bila sistem informasi ini diakses melalui internet, sehingga dapat menampilkan informasi yang cepat, tepat, dan akurat.

Dari hasil studi kelayakan dapat disimpulkan bahwa sistem informasi yang dibangun secara teknis layak untuk dikembangkan untuk pengguna yang membutuhkan informasi alat dan mesin pertanian.

2. Kelayakan Ekonomis

Kelayakan ekonomis dapat dilihat dari segi biaya pembangunan sistem, biaya operasional sistem, dan keuntungan yang diperoleh dari informasi sistem. Biaya pembangunan sistem ini tidak memerlukan investasi peralatan yang mahal., Pada saat ini, biaya yang dikeluarkan maksimal Rp 2.000.000,- untuk investasi dari spesifikasi sistem yang mampu menjalankan sistem ini dengan baik. Segi ekonomis juga dapat di tinjau dari biaya yang dikeluarkan untuk perawatan sistem (maintenance)


(52)

antara lain upgrade sistem dan biaya untuk mengelola sistem yang di percayakan kepada seorang adminstrator.

Pengguna dapat menggunakan jasa warung internet, hal ini disebabkan pengguna tanpa harus membeli peralatan untuk mengakses

internet. Sistem ini dapat memberikan keuntungan riil secara ekonomis. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan penulis pada warung internet

bahwa biaya untuk mengakses internet rata-rata Rp 4.000,-/jam. Biaya ini sangat murah dibandingkan dengan biaya yang keluarkan untuk transportasi mencari data ke sumber informasi, menelusuri pustaka, membeli buku, dan jurnal-jurnal pertanian yang tersebar di berbagai sumber informasi. Investasi paling murah untuk sistem ini dalam memperoleh informasi yang diinginkan pengguna dengan hanya membayar jasa internet.

Dari uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi yang dibangun layak bila ditinjau dari segi ekonomis.

3. Kelayakan Operasional

Kelayakan operasional sistem dapat ditinjau dari kemampuan dalam manajemen, pengguna dan juga bagaimana cara menggunakan, dan mendukung sistem yang berjalan. Dalam kegiatan manajemen sistem hanya memerlukan seorang pengelola sistem yang ditetapkan sebagai

administrator. Seorang administrator harus memiliki pengetahuan dalam operasional sistem, sehingga sistem dapat berjalan dengan baik.

Dari pihak pengguna, sistem ini telah mengenal dalam mengakses informasi melalui media internet. Meskipun terdapat pengguna dari kelompok petani yang belum pernah mengenal internet namun hal ini dapat ditanggulangi dengan memberikan penyuluhan mengenai teknologi baru dalam media penyampaian informasi dan menjelaskan bagaimana cara menggunakan internet..

Kelayakan operasional dari sistem informasi yang dibangun ini mempertimbangkan beberapa aspek-aspek antara lain :

a. Kemudahan penggunaan jasa pelayanan Internet oleh pengguna informasi.


(1)

107

Lampiran 6.(Lanjutan)

PENYOSOH BERAS

TAHUN KABUPATEN

1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Bogor 170 136 270 295 259 223 0 631 0 631 0 240

Sukabumi 227 196 74 195 249 152 0 0 0 0 0 197

Cianjur 104 62 112 184 255 254 0 206 0 206 0 157

Bandung 155 96 203 331 136 300 0 156 0 156 0 316

Garut 5 267 40 422 619 1003 0 202 0 202 0 362

Tasikmalaya 214 161 197 369 288 345 0 243 0 243 0 399

Ciamis 431 494 433 440 441 430 0 1003 0 1003 0 252

Kuningan 220 614 275 533 170 485 0 282 0 282 0 211

Cirebon 289 305 217 181 282 410 0 430 0 430 0 347

Majalengka 0 0 0 0 0 0 0 244 0 244 0 0

Sumedang 0 2 37 0 141 59 0 349 0 349 0 256

Indramayu 533 552 415 472 616 443 0 0 0 0 0 446

Subang 243 314 714 595 781 786 0 109 0 109 0 608

Purwakarta 0 0 125 144 112 112 0 588 0 588 0 483

Karawang 1 0 285 70 0 0 0 786 0 786 0 449

Bekasi 97 162 32 96 171 187 0 0 0 0 0 134

Kota Bogor 0 0 0 4 0 3 0 0 0 0 0 0

Kota Sukabumi 2 0 0 0 0 0 0 272 0 272 0 42

Kota Bandung 10 7 10 28 1 0 0 186 0 186 0 14

Kota Cirebon 1 1 0 3 3 2 0 149 0 149 0 0

Kota Bekasi 0 0 0 0 0 105 0 3 0 3 0 14

Kota Depok 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6

Kota Cimahi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Kota tasikmalya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Kota Banjar 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 30

T O T A L 2702 3369 3439 4362 4524 5299 0 5839 0 5839 0 4963

Sumber : Badan Pusat Statistik

Departemen

Pertanian

Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian

Direktorat

Jendral

Tanaman Pangan dan Hortikultura


(2)

108

Lampiran 6.(Lanjutan)

PENGGILING PADI BESAR

TAHUN KABUPATEN

1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Bogor 46 20 13 9 6 56 0 60 0 60 0 39

Sukabumi 51 64 132 123 138 138 0 0 0 0 0 408

Cianjur 76 55 128 187 230 224 0 64 0 64 0 362

Bandung 71 178 103 317 338 297 0 72 0 72 0 157

Garut 0 29 62 65 118 118 0 249 0 249 0 131

Tasikmalaya 15 95 127 160 126 252 0 227 0 227 0 33

Ciamis 93 54 108 46 70 125 0 0 0 0 0 192

Kuningan 24 0 62 38 98 98 0 107 0 107 0 43

Cirebon 18 18 23 131 106 106 0 125 0 125 0 137

Majalengka 33 27 27 28 28 28 0 0 0 0 0 20

Sumedang 36 1 41 0 23 25 0 109 0 109 0 51

Indramayu 9 6 61 70 71 69 0 17 0 17 0 42

Subang 81 150 105 115 212 143 0 33 0 33 0 110

Purwakarta 0 0 10 10 0 0 0 133 0 133 0 0

Karawang 24 24 30 26 0 80 0 143 0 143 0 127

Bekasi 32 5 92 96 3 3 0 0 0 0 0 61

Kota Bogor 0 0 0 0 0 0 0 66 0 66 0 0

Kota Sukabumi 0 4 5 4 3 2 0 150 0 150 0 0

Kota Bandung 0 0 0 3 3 3 0 5 0 5 0 6

Kota Cirebon 0 0 0 3 0 0 0 86 0 86 0 1

Kota Bekasi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Kota Depok 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2 0 0

Kota Cimahi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Kota tasikmalya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7

Kota Banjar 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7

T O T A L 609 730 1129 1431 1573 1767 0 1648 0 1648 0 1934

Sumber : Badan Pusat Statistik

Departemen

Pertanian

Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian

Direktorat

Jendral

Tanaman Pangan dan Hortikultura


(3)

109

Lampiran 6.(Lanjutan)

PENGGILING PADI KECIL

TAHUN KABUPATEN

1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Bogor 222 367 182 267 311 334 0 296 0 296 0 182

Sukabumi 700 679 660 655 546 742 0 0 0 0 0 840

Cianjur 602 544 593 546 600 628 0 266 0 266 0 806

Bandung 402 375 479 575 408 476 0 751 0 751 0 400

Garut 0 378 40 391 580 580 0 604 0 604 0 627

Tasikmalaya 364 322 470 418 558 532 0 290 0 290 0 177

Ciamis 359 367 519 693 747 747 0 0 0 0 0 769

Kuningan 140 0 322 490 291 348 0 445 0 445 0 144

Cirebon 437 367 343 235 214 239 0 538 0 538 0 353

Majalengka 604 675 681 632 632 632 0 169 0 169 0 511

Sumedang 460 651 644 634 568 682 0 238 0 238 0 745

Indramayu 475 555 375 317 356 356 0 650 0 650 0 475

Subang 365 218 300 418 351 310 0 737 0 737 0 315

Purwakarta 287 302 220 268 134 134 0 493 0 493 0 462

Karawang 997 1066 1292 1316 1460 1402 0 310 0 310 0 939

Bekasi 570 690 774 679 860 866 0 452 0 452 0 380

Kota Bogor 0 0 0 3 8 12 0 1082 0 1082 0 0

Kota Sukabumi 3 0 0 20 31 30 0 487 0 487 0 43

Kota Bandung 43 43 5 12 20 16 0 477 0 477 0 12

Kota Cirebon 0 2 7 10 9 11 0 239 0 239 0 7

Kota Bekasi 0 0 0 0 0 26 0 12 0 12 0 15

Kota Depok 0 0 0 0 0 0 0 5 0 5 0 2

Kota Cimahi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Kota tasikmalya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 150

Kota Banjar 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 125

T O T A L 7030 7601 7906 8579 8684 9103 0 8541 0 8541 0 8479

Sumber : Badan Pusat Statistik

Departemen

Pertanian

Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian

Direktorat

Jendral

Tanaman Pangan dan Hortikultura


(4)

110

Lampiran 6.(Lanjutan)

RMU

TAHUN KABUPATEN

1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Bogor 265 248 119 333 278 370 0 157 0 157 0 376

Sukabumi 294 377 355 383 360 356 0 66 0 66 0 595

Cianjur 157 173 81 134 125 95 0 286 0 286 0 108

Bandung 282 270 263 216 177 216 0 385 0 385 0 170

Garut 13 14 49 203 300 20 0 122 0 122 0 194

Tasikmalaya 514 607 589 585 597 561 0 272 0 272 0 807

Ciamis 349 334 508 552 500 603 0 20 0 20 0 763

Kuningan 2 32 160 0 87 148 0 639 0 639 0 142

Cirebon 14 17 23 18 40 30 0 603 0 603 0 153

Majalengka 83 58 56 60 60 60 0 0 0 0 0 20

Sumedang 56 53 46 56 7 72 0 36 0 36 0 0

Indramayu 398 499 493 263 349 175 0 20 0 20 0 572

Subang 292 293 476 559 474 399 0 20 0 20 0 503

Purwakarta 0 0 69 183 93 0 0 251 0 251 0 64

Karawang 417 386 70 113 0 5 0 399 0 399 0 198

Bekasi 261 94 77 60 48 126 0 0 0 0 0 188

Kota Bogor 0 0 0 15 0 5 0 215 0 215 0 0

Kota Sukabumi 0 0 0 0 8 8 0 366 0 366 0 0

Kota Bandung 31 44 16 27 18 16 0 70 0 70 0 3

Kota Cirebon 0 0 0 0 1 0 0 63 0 63 0 0

Kota Bekasi 0 0 0 0 0 0 0 5 0 5 0 0

Kota Depok 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4

Kota Cimahi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7

Kota tasikmalya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5

Kota Banjar 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 30

T O T A L 12497 3499 3450 3760 3522 3265 0 3995 0 3995 0 4902

Sumber : Badan Pusat Statistik

Departemen

Pertanian

Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian

Direktorat

Jendral

Tanaman Pangan dan Hortikultura


(5)

111

Lampiran 6.(Lanjutan)

HUSKER

KABUPATEN TAHUN

1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Bogor 0 0 392 491 473 331 0 693 0 693 0 0

Sukabumi 0 0 161 217 219 173 0 0 0 0 0 0

Cianjur 0 0 266 268 241 267 0 322 0 322 0 0

Bandung 0 0 412 380 543 450 0 173 0 173 0 0

Garut 0 0 898 982 1125 1007 0 265 0 265 0 0

Tasikmalaya 0 0 214 347 184 348 0 512 0 512 0 0

Ciamis 0 0 230 428 379 427 0 1007 0 1007 0 0

Kuningan 0 0 253 514 367 472 0 285 0 285 0 0

Cirebon 0 0 321 434 387 455 0 427 0 427 0 0

Majalengka 0 0 0 0 0 0 0 244 0 244 0 0

Sumedang 0 0 37 0 80 80 0 400 0 400 0 0

Indramayu 0 0 421 497 666 478 0 0 0 0 0 0

Subang 0 0 1178 1016 1159 1126 0 109 0 109 0 0

Purwakarta 0 0 187 155 120 120 0 447 0 447 0 0

Karawang 0 0 354 70 0 0 0 1126 0 1126 0 0

Bekasi 0 0 76 69 257 285 0 0 0 0 0 0

Kota Bogor 0 0 0 6 0 4 0 60 0 60 0 0

Kota Sukabumi 0 0 0 4 0 1 0 346 0 346 0 0

Kota Bandung 0 0 32 5 38 41 0 138 0 138 0 0

Kota Cirebon 0 0 2 3 3 2 0 220 0 220 0 0

Kota Bekasi 0 0 0 0 0 105 0 4 0 4 0 0

Kota Depok 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0

Kota Cimahi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Kota tasikmalya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Kota Banjar 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

T O T A L 0 0 5434 5886 6241 6172 0 6779 0 6779 0 0

Sumber : Badan Pusat Statistik

Departemen

Pertanian

Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian

Direktorat

Jendral

Tanaman Pangan dan Hortikultura


(6)

112

Lampiran 6.(Lanjutan)

POMPA AIR

TAHUN KABUPATEN

1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Bogor 170 136 148 97 185 86 0 115 0 115 0 48

Sukabumi 227 196 137 154 175 174 0 3 0 3 0 178

Cianjur 104 62 58 27 40 53 0 191 0 191 0 147

Bandung 155 96 386 148 295 394 0 174 0 174 0 236

Garut 5 267 437 37 25 41 0 97 0 97 0 93

Tasikmalaya 214 161 57 44 48 44 0 713 0 713 0 74

Ciamis 431 494 58 82 101 114 0 41 0 41 0 123

Kuningan 220 614 161 176 169 155 0 76 0 76 0 242

Cirebon 289 305 725 868 954 1003 0 114 0 114 0 552

Majalengka 0 0 809 749 749 749 0 134 0 134 0 2793

Sumedang 0 2 124 9907 134 169 0 862 0 862 0 244

Indramayu 533 552 1862 1541 2321 2287 0 1027 0 1027 0 1437

Subang 243 314 1819 808 1732 1732 0 136 0 136 0 505

Purwakarta 0 0 163 151 230 249 0 1978 0 1978 0 305

Karawang 1 0 297 433 508 418 0 869 0 869 0 507

Bekasi 97 162 286 494 547 605 0 249 0 249 0 393

Kota Bogor 0 0 4 8 2 4 0 516 0 516 0 0

Kota Sukabumi 0 0 0 0 0 0 0 681 0 681 0 0

Kota Bandung 10 7 1 2 12 2 0 723 0 723 0 0

Kota Cirebon 1 1 8 9 9 12 0 232 0 232 0 4

Kota Bekasi 0 0 0 0 0 5 0 4 0 4 0 16

Kota Depok 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7

Kota Cimahi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Kota tasikmalya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

Kota Banjar 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 33

T O T A L 2700 3369 7540 15735 8236 8296 0 8935 0 8935 0 7938

Sumber :

Badan Pusat Statistik

Departemen

Pertanian

Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian

Direktorat

Jendral

Tanaman Pangan dan Hortikultura