Deskripsi Proyek Studi Banding Kasus Proyek Sejenis

BAB III PENERAPAN TEMA KEDALAM KASUS PROYEK

3.1 Deskripsi Proyek

3.1.1 Lokasi proyek Lokasi yang dipilih adalah tanah kosong yang berada di Komplek Perumahan Taman Setia Budi Indah dengan batas-batas site sebagai berikut: Utara : Rumah warga Selatan : Jalan Chrysan RayaLapangan Golf Timur : Rumah warga Barat : Jalan Pencapaian tapak dapat dilakukan dari Jalan Setia Budi, masuk kedalam perumahan Tasbi dan jalan Chrysan Raya, berkisar 567 meter dari gerbang perumahan dan 2.7 km dari Universitas Sumatera Utara seperti yang tergambar dalam Gambar 3.1 dan 3.2, serta gambar lokasi pada peta terhitung CAD pada Gambar 3.3. SITE JL.SETIA BUDI Gambar 3.1 Lokasi dan Pencapaiannya Sumber: Googlemap Gambar 3.2 Lokasi dan Area Sekitarnya Sumber: Googlemap Gambar 3.3 Lokasi pada Peta Terhitung CAD Sumber: Penulis 3.1.2 Luas Luas site adalah berkisar 1080,8 meter kuadrat, ukuran panjang 37,4 x 29,8 meter, dengan kondisi masih kosong dan cenderung berkontur datar seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 3.4. Tanah merupakan milik perumahan dan dapat dibeli oleh warga dengan kondisi tanah belum terjual. 3.1.3 Status kepemilikan

3.2 Studi Banding Kasus Proyek Sejenis

Studi banding tematik yang diambil adalah karya-karya dari arsitek Indonesia bernama Yu Sing. Beliau terkenal karena karya-karyanya yang menggali potensi arsitektur nusantara, dan menginterpretasikannya kedalam bentuk kemasan masa kini. Berikut merupakan contoh karya-karya dari Yu Sing yang dapat dijadikan studi banding bagi penulis untuk membuat perancangan kasus proyek untuk mengeksplorasi arsitektur nusantara dan menggali potensinya. Gambar 3.4 Kondisi Site Berupa Lahan Kosong Sumber: Penulis 3.2.1 Interpretasi rumah Nias 56 Tema ini dipilih untuk diaplikasikan pada salah satu proyek rumah yang dikerjakannya, karena kebetulan pemilik rumah adalah orang bersuku Nias. Hal-hal yang ia lakukan untuk dapat merancang rumah ini adalah mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya segala sesuatu yang berkenaan dengan arsitektur Nias, meneliti fungsi ruang dan menghubungkannya dengan adat istiadat masyarakatnya, mengumpulkan filosofi arsitektur beserta pola dan ukiran yang ada, baru kemudian menggabungkan keduanya dan membuat konsep interpretasi untuk membuat bentukan baru rumah tinggal dengan esensi rumah Nias. Berikut merupakan poin-poin yang dihasilkan berdasarkan proses interpretasi yang ia lakukan: 1. Semi panggung. Konsep rumah panggung tetap dipertahankan, walaupun menjadi semi panggung. Hal ini berkaitan dengan jawaban dari iklim setempat, namun juga tetap memperhitungkan kebutuhan ruang, sehingga desain rumah yang dihasilkan adalah berkonsep semi panggung dengan ruang-ruang pblik berada pada lantai satu dan bersifat tidak masif. Dilihat dari depan, rumah masih berkesan seakan menggunakan sistem panggung, seperti terlihat pada Gambar 3.5 dan 3.6. 56 http:rumah-yusing.blogspot.com 2. Atap disederhanakan. Bentukan atap disederhanakan untuk menghasilkan bentukan yang lebih masa kini. Desain atap yang baru dibuat dengan mengambil bentuk asli atap rumah adat Nias, lalu menghilangkan beberapa bentukan dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu seperti pada Gambar 3.7 sehingga menghasilkan bentukan seperti pada Gambar 3.8. Gambar 3.6 Tampak Depan Rumah Sumber: www.rumah-yusing.blogspot.com Gambar 3.5 Tetap Menggunakan Konsep Panggung, Walaupun Hanya Dibagian-bagian Tertentu Sumber: www.rumah-yusing.blogspot.com Gambar 3.7 Transformasi Bentuk Atap Rumah Adat Nias Sumber: Sumber: www.rumah-yusing.blogspot.com 3. Kembar, tidak tunggal. Pola rumah adat Nias tersusun secara berderet dan tidak terpisah. Maka bentukan massa dari rumah tinggal yang baru ini pun dibuat dengan demikian, dapat dilihat pada Gambar 3.9 dan 3.10. Gambar 3.8 Gambar Atap Hasil Transformasi Sumber: www.rumah-yusing.blogspot.com Gambar 3.9 Rumah Adat Nias yang Berderetan Sumber: Sumber: www.rumah-yusing.blogspot.com Gambar 3.10 Desain Rumah dengan Massa Tidak Tunggal Sumber: Sumber: www.rumah-yusing.blogspot.com 4. Area pesta Menyatukan taman gsb, kolam, teras, ruang keluarga bawah panggung seperti terlihat pada Gambar 3.11, dan terihat suasana area serba guna pada Gambar 3.12. Gambar 3.11 Taman, GSB, Kolam dan Teras Serta Ruang Keluarga yang Besar, Menjadi Area Berkumpul dan Pesta Sumber: Sumber: www.rumah-yusing.blogspot.com Gambar 3.12 Area Serba Guna yang Terdapat Dibawah Lantai Panggung untuk Tempat Berkumpul dan Berpesta Sumber: www.rumah-yusing.blogspot.com 5. Jalusi Bambu pada fasad Berusaha untuk mengikuti repetisi bidang vertikal yang juga terdapat pada rumah adat Nias yang berderet seperti pada Gambar 3.13 dan 3.14. Denah dan site plan dari rumah ini dapat dilihat pada Gambar 3.15, 3.16. dan 3.17. Dari Gambar site plan, terlihat bahwa bangunan terdiri dari dua massa yang digabungkan, dan terdiri dari dua lantai. Gambar 3.13 Jalusi Bambu pada Fasad Sebagai Bentuk Repetisi Vertikal Sumber: Sumber: www.rumah-yusing.blogspot.com Gambar 3.14 Suasana Interior pada Area Connecting Sumber: Sumber: www.rumah-yusing.blogspot.com Gambar 3.15 Site Plan Rumah Hasil Reinterpretasi Rumah Adat Nias Sumber: Sumber: www.rumah-yusing.blogspot.com Gambar 3.16 Denah Lantai 1 Sumber: www.rumah- yusing.blogspot.com 2.3.2 Interpretasi Rumah Panjang 57 Proyek ini merupakan karya pertama dari Yusing dan tim di tanah Kalimantan yang merupakan hasil interpretasi dari rumah adat Panjang. Sang pemilik rumah bukan bersuku Dayak dan bangga akan rumahnya yang terinspirasi oleh rumah Panjang. Struktur rumah dari kayu ulin bekas, sebagian besar material kayunya pun kayu bekas yang digunakan kembali. proses membangunnya menjadi panjang, sambil menunggu kayu bekas di pasaran pengepul kayu, walaupun akhirnya sebagian kecil rangka pergola halaman parkir memakai kayu baru. Fasade dari rumah dapat dilihat pada Gambar 3.18. 57 http:rumah-yusing.blogspot.com Gambar 3.17 Denah Lantai 2 Sumber: www.rumah- yusing.blogspot.com Sisi kiri merupakan bangunan kantor yang fasadnya mentransformasi motif dayak akar betaut, yang maknanya persatuan dan kesatuan umat manusia. Belajar dari arsitektur tradisional memang seringkali menitipkan makna-makna kehidupan yang lebih luas melalui berbagai hal, salah satunya pada elemen arsitektur. Bentuk dari ornamen akar bertaut ini seperti yang terlihat pada Gambar 3.19 kemudian diaplikasikan pada overhang dan partisi seperti pada Gambar 3.20. Denah dari rumah dapat dilihat pada Gambar 3.21 dan 3.22, sedangkan potongan rumah dapat dilihat pada Gambar 3.23. Gambar 3.18 Tampak Depan Rumah Sumber: www.rumah-yusing.blogspot.com Gambar 3.20 Pola akar bertaut dan maknanya Sumber: www.rumah-yusing.blogspot.com Gambar 3.19 Pola akar bertaut dan maknanya Sumber: www.rumah- yusing.blogspot.com Gambar 3.21 Gambar Denah Lantai 1 Beserta Konsep yang Membentuknya Sumber: www.rumah-yusing.blogspot.com Gambar 3.23 Gambar Potongan Rumah Hasil Interpretasi Rumah Panjang Sumber: www.rumah-yusing.blogspot.com Gambar 3.22 Gambar Denah Lantai 2 Sumber: www.rumah-yusing.blogspot.com

3.3 Eksplorasi Penerapan Tema kedalam Kasus Proyek