1.2 Alasan Pemilihan Topik Permasalahan
Dilihat dari sejarahnya, Medan memiliki tiga suku yang berperan dalam pengembangannya. Ketiga suku ini memasuki wilayah Sumatera Utara dengan cara
yang berbeda dan memiliki karakter yang berbeda pula. Etnis Karo termasuk kedalam ras Proto Melayu bercampur dengan Negrito.
Eksistensi Karo diperkirakan mencuat sejak tahun 1250, karena waktu telah berdiri kerajaan bernama kerjaan Haru Aru yang menurut sebagian orang dikuasai oleh
Karo. Kerajaan ini cukup kuat dan wilayahnya sangat luas, mulai dari Siak Riau sampai ke sungai Wampu di Langkat, namun sekitar tahun 1539 kerajaan Haru kalah
dan hancur total akibat serangan tentara kerjaan Samudera Pasai dari Aceh
.
36
Setelah mengalahkan kerajaan Haru Deli tua, Tuanku Seri Paduka Gocah Pahlawan dari Aceh
mendirikan kesultanan Deli dan memindahkan ibukota dari Deli Tua ke Labuhan Deli.
37
Perkembangan kebudayaan erat kaitannya dengan sejarah kebangsaan. Sedangkan perkembangan arsitektur terjalin erat dengan sejarah kebudayaan suatu
bangsa. Hal tersebut menyebabkan rakyatnya pergi menyelamatkan diri dari wilayah
kerajaan Haru ke seluruh penjuru tempat yang dianggap aman. Mereka yang pergi dan menempati tempat yang baru diluar Asahan kemudian disebut orang Karo yang
sebenarnya adalah rakyat sisa perang Haru.
38
36
Pinem, Netty Valentina, A Brief Description Of Karonese Surname History
Ketika penjajah datang dan berkuasa, terjadilah kemerosotoan kebudayaan
37
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Medan, 2011, Sejarah Kota Medan, http:www.disbudpar.pemkomedan.go.id
38
Soeroto Myrtha, Dari arsitektur Tradisional Menuju Arsitektur Indonesia hal.13, 2003, Jakarta
yang berlanjut hingga era kemerdekaan yaitu terciptanya ‘mental terjajah’ dan kecenderungan mengikuti budaya bangsa asing yang berkuasa, yang menyebabkan
lunturnya kebanggaan akan jati diri bangsa yang punya identitas budaya. Untuk menghormati salah satu suku yang ada di kota Medan, yaitu suku Karo
sebagai suku yang membuka perkampungan pertama di kota Medan, dan sebagai usaha dalam eksplorasi salah satu arsitektur rumah tradisional suku lokal yang
berperan dalam sejarah kota Medan, penulis mencoba untuk memberikan alternatif desain rumah tinggal yang didapat dari eksplorasi bentuk arsitektur rumah tradisional
Karo yang nantinya dituangkan dalam bentuk kontemporer dengan metode
interpretasi hermeneutika.
1.3 Perumusan Masalah