material dan konstruksi yang tidak lagi menghambat kreatifitas para praktisi dalam menggubah bentuk bangunan.
Konstruksi dan material juga merupakan penentu bentuk dari sebuah karya arsitektur. Tidak heran pula jika seiring berjalannya waktu, tampilan sebuah karya
arsitektur juga berubah dari masa ke masa, karena manusia cenderung akan mencoba sesuatu yang baru dan selalu mencari sesuatu yang berbeda.
Sekarang ini, banyak jenis material yang dapat dipilih untuk dipakai dalam sebuah karya. Namun kebijakan dalam penentuan material mana yang akan dipilih
akan berpengaruh pada cost, waktu, sistem pendistribusian, dan kemudahan untuk mendapatkan material. Material yang bersifat lokalitas, akan sangat mudah didapat
dan akan cenderung lebih murah harganya serta lebih menguntungkan dari segi waktu dan biaya pendistribusiannya. Material yang harus dipesan dari luar daerah biasanya
akan lebih mahal dan lebih rumit dalam sistem pendistribusiannya.
4.5 Proses Interpretasi
Proses interpretasi merupakan proses sirkular, dimana satu aspek akan selalu terkait dengan aspek-aspek lainnya yang kemudian didapatkan pemaknaan yang baru
dengan cara diturunkan dengan alat yaitu pengetahuan dan latar belakang dari si peneliti itu sendiri.
Interpretasi tidak terlepas dari siklus hermeneutika, dimana produk bukanlah sesuatu yang penting, melainkan proses yang menjadi segalanya. Proses dan cara
berpikir yang dilakukan peneliti dapat digambarkan dalam Gambar 4.18.
Bagaimana cara mendapatkan konsep
bentuk dan makna dengan esensi Karo?
Konsep Rumah Kontemporer
beresensi Karo -Faktor sosial budaya
- Faktor Aktivitas - Faktor Iklim
- Faktor Teknologi, Konstruksi, Material
Alat: -
Fakta dan data -
Pengetahuan dan latar belakang
peneliti Proses yang
terjadi: -
Evaluasi -
Mempertimbang kan
- Mengambil
keputusan
Mengkomunikasikan hasil interpretasi
I N T E R P R E T A S
Gambar 4.18 Skema Pola Pikir dalam Proses Interpretasi yang Dilakukan Penulis Sumber: Penulis
4.5.1 Proses interpretasi bentuk rumah tradisional Karo Dalam menginterpretasi bentuk, proses yang dilakukan akan dibagi berdasarkan bagian-bagian rumah seperti tertera
pada Tabel 4.1.
Kepercayaan Hukum dan
adat istiadat Pengetahuan
Aktifitas Iklim
Material Interpretasi
Hasil Interpretasi
Atap Atap dipercaya
sebagai suatu yang
melambangkan dunia atas,
sehingga memiliki
proporsi yang paling besar
Secara adat istiadat, atap
menjadi tempat untuk
mengumpulk an tulang-
tulang nenek moyang, dan
tanduk kerbau yang
terdapat diatap
dipercaya dapat
menolak bala dan
merupakan simbol
kehormatan pemilik
Struktur atap yang dibuat
menggunaka n teknologi
kayu tanpa paku
Tidak terdapat
aktifitas pada atap,
atap dijadikan
tempat penyimpan
an tulang- tulang
nenek moyang.
Atap yang tinggi
menunjang aktifitas
memasak yang terjadi
didalam rumah
Atap terbuat dari ijuk
yang berfungsi
untuk melindungi
penghuninya dari panas
matahari dan hujan
Atap terbuat dari
material ijuk dan
struktur kayu
Atap menjadi
karakter kuat dari rumah
adat Karo, selain
sebagai representasi
bahwa si pemilik
rumah bersifat
religius, dengan
bentukan yang besar,
ia menjadi menonjol
dan mudah diingat. Dari
Proporsi dan bentuk atap
menjadi penting untuk
memberikan dominasi dan
memberi karakter bagi
pemilik rumah
sebagai orang yang religius
dan bersuku Karo
Tabel 4.1 Proses Interpretasi Bentuk dengan Lingkup Sosial Budaya Sumber: Penulis
beberapa hasil
wawancara yang
dilakukanjug a
menunjukka n bahwa
atap menjadi ciri yang
paling diingat dari
rumah adat Karo.
Dinding Dinding
merupakan representasi
dari bentuk perahu yang
dipercaya merupakan alat
transportasi yang
membawa penghuni
rumah ke alam yang lebih
tinggi dan merupakan
representasi dunia tengah
tempat manusia hidup
Area yang dilindungi
dinding merupakan
area hunian, dimana hanya
terdapat dinding
eksterior untuk
melindungi penghuni,
namun tidak memiliki
dinding penyekat
didalamnya. Dinding
penyekat didalam
hanyalah batasan
norma yang membentuk
dinding non visual.
Dinding dibangun
tanpa menggunaka
n paku, dan disatukan
dengan menggunaka
n pengikat yang terbuat
dari ijuk yang disebut
pereng-ret Area hunian
yang dilindungi
oleh dinding eksterior
merupakan pusat dari
aktifitas penghuni
rumah, mulai dari
bercengkram a, memasak,
tidur, makan, dll
Dinding yang miring
diduga mengurangi
tempias air hujan yang
bisa masuk kebukaan-
bukaan didinding
rumah Terbuat
dari kayu yang diolah
menjadi bentukan
papan yang disatukan
dengan menggunak
an tali ijuk Dinding
merupakan elemen
pelindung penghuni
rumah dari ancaman
cuaca dan alam. Privasi
dalam ruang menjadi
alasan terciptanya
dinding- dinding
penyekat antar ruang
demi kenyamanan
penghuninya .
Dinding yang miring dulu
tidak menjadi masalah pada
interior rumah,
karena minimnya
perabot. Namun
sekarang ini, fungsionalitas
ruang menjadi
penting karena
penghuni memiliki
barang- barang yang
mendukung aktifitasnya
dalam rumah
Panggung Panggung
dipercaya merepresentasi
dunia bawah yang jahat dan
kotor -
Sistem panggung
diterapkan juga dengan
tujuan menghindari
hewan buas yang dapat
membahayak an penghuni
rumah Area
dibawah panggung
menjadi tempat
untuk beternak
babi Sistem
panggung memberikan
keuntungan dengan iklim
bercurah hujan tinggi,
untuk menghindari
banjir. Tiang
terbuat dari balok kayu
bulat dan pondasi
dari batu. Sistem
panggung merupakan
sistem yang selalu
diterapkan pada rumah-
rumah adat Nusantara,
yang membuktika
n bahwa sistem
panggung paling sesuai
dengan iklim tropis
Sistem panggung
dapat diterapkan,
namun dengan
pertimbangan fungsionali
tas ruang, sistem
panggung yang
diterapkan adalah sistem
semi panggung
Bukaan -
- Bukaan
dilengkapi dengan
penutup sliding yang
dapat dibuka dan ditutup
sesuai dengan
kebutuhan Pada siang
hari bukaan dibuka
untuk mendapatk
an cahaya kedalam
rumah, sedangkan
pada malam hari
dan pada saat cuaca
buruk, bukaan
ditutup Bukaan
cenderung berukuran
kecil dikarenakan
iklim setempat
yang dingin, sehingga
dibuat kecil untuk
meminimalisi r udara dingin
yang masuk namun dapat
memasukkan cahaya.
Bukaan terbuat dari
kayu dan tanpa paku
Bukaan merupakan
suatu usaha dalam
mencipta kan kontrol udara
dan pencahaya an
dalam ruang yang juga
harus disesuaikan
dengan aktifitas yang
terjadi dan kebutuhan
Lokasi yang berbeda dan
corak iklim yang berbeda
menghasilkan sistem bukaan
yang berbeda pula. Bukaan
menjadi sangat
penting ketika lokasi
peranca ngan berada pada
lokasi berdataran
rendah yang panas
Ornamen Ornamen
dipercaya dapat menolak
bala dan menghilangka
n niatan orang jahat yang
ingin Ornamen
merupakan lambang dari
hukum dan adat yang
diterapak dalam hidup
bermasyaraka Kebijaksana
an dalam membuat
ornament diambil dari
alam, dan dipelajari
dari sifat- -
- Material
pemben- tuk
ornamen terdiri dari
anyaman bambu, tali
Ornamen dari setiap
bangunan tradisional
memiliki bentuk dan
makna yang berbeda.
Ornamen dinilai
sebagai ciri dan dapat
memper-kuat identitas
Mencelakai pemilik rumah
t dengan makna-
makna kebijaksanaa
n untuk diaplkasikan
dalam kehidupan
sifat alam ijuk dan
ukiran Ornamen
menjadi suatu simbol
yang menunjukka
n kebudaya an
masyarakat yang tinggi
akan kebijaksanaa
n hidup pada masanya
yang dibentuk
dalam bentuk-
bentuk alami dan member
kan estetika pada rumah
Ruang dan fungsi
Susunan ruang dibuat
berdasarkan kedudukan
Ruang yang tercipta
adalah ruang- ruang non
Pengetahuan dalam
penyusunan ruang dibuat
Aktifitas memasak
terdapat pada dua
Ruang disusun
disisi terpanjang
- Ruang dan
fungsinya tercipta
karena Semakin
bertambah nya jenis
aktifitas yang
dari tiap-tiap jabu yang jika
ditarik keterkaitan
antar jabu pada penempatanny
a didapatkan bentuk bintang
yang merupakan
simbol siwaluh jabu
visual karena sebenarnya
hanya terdiri dari satu
ruang besar yang
dipisahkan oleh dinding
norma dan adat antara
jabu yang satu dan yang
lain atas dasar
kedekatan hubungan
antar jabu dan
keterkaitan tugas dari
jabu-jabu tersebut
titik, yaitu pada
bagian depan dan
belakang rumah,
sedangkan ruang-
ruang jabu digunakan
untuk beristirahat
dan aktifitas
lainnya dari rumah
yang berorientasi
timur dan barat,
dengan tujuan untuk
mendapatka n panas
cahaya matahari
yang cukup aktifitas
yang terjadi didalam.
Budaya juga memberikan
andil dalam memberikan
perubahan dalam
ruang-ruang pada rumah
terjadi didalam
rumah mengharuska
n terciptanya ruang-ruang
yang dapat mendukung
aktifitas tersebut.
Budaya privasi juga
mengharuska n adanya
ruang-ruang yang
difungsionalit askan secara
terpisah dari ruang-ruang
lainnya
Akses dan Entrance
Akses terdapat pada dua sisi
terpendek dari rumah, dengan
Bentukan pintu
berukuran pendek
Pintu masuk dilengkapi
dengan dua daun pintu
Akses utama
untuk masuk
Pintu juga berfungsi
sebagai bukaan yang
- Dahulu,
tidak terdapat
teritori Akses masuk
harus dibagi berdasarkan
penggunanya,
kepercayaan bahwa sisi
terpendek tersebut adalah
sisi muka, seperti halnya
bentuk kapal. sehingga
membuat orang yang
akan masuk kedalam
rumah harus menunduk,
yang merupakan
adat untuk menghormati
pemilik yang dapat
dibuka dan ditutup dan
terbuat dari kayu
kerumah adalah pada
sisi terpendek
yang menhadap
utara atau hulu
sungai, sedangkan
akses lain merupakan
akses untuk pemilik
rumah saja memungkin
kan cahaya masuk pada
siang hari, dan
berbentuk miring untuk
mengurangi tempias air
hujan rumah yang
jelas, sehingga
akses dapat dilakukan
dari segala arah, dengan
dua pintu masuk.
Sekarang, teritori
bersifat jelas sehingga
memerlukan analisa akses
dan entrance yang baik.
untuk membuat
pemisahan antara area
private dan publik. Pintu
masuk dapat terdiri dari
beberapa, dan tetap
mempertahan kan dua pintu
masuk pada sisi terpendek
rumah
S U
S U
Sirkulasi dan Zoning
Sirkulasi yang terdpat
didalam rumah adalah
sirkulasi linear, yang
disesuaikan dengan arah
perahu yang mengikuti alur
sungai dari hulu ke hilir
Tidak diperbolehka
n bagi jabu untuk
mengunjungi jabu-jabu
tertentu sesuai dengan
hubungan keluarga
yang telah diatur dalam
norma Zona diatur
berdasarkan norma dan
adat yang telah
ditentukan Aktifitas
terjadi berdasarka
n zona yang telah
tercipta didalamnya
, namun cenderung
hanya terspesialis
asi pada zona
memasak -
Zona rumah berada disisi
terpanjang, karena
memungkin kan untuk
mendapatka n ruang-
ruang yang lebih
banyak, sedangkan
sirkulasi yang linear
juga membantu
untuk tidak menghabis
kan ruang . Bentukan
denah tetap dipertahankan
untuk menghasilkan
bentukan yang mirip
dengan tipologi
rumah Karo. Untuk
memenuhi kebutuhan
ruang, sisi terpanjang
dapat dijadikan
zona ruang,.
1 5
7 4
3 8
6 2
U S
Material Material yang
diambil dekat dengan lokasi
permukiman, dan
mengambil material yang
mudah ditemukan.
Material yang diambil untuk
dipakai ini tidak
sembarangan diambil dan
dijaga populasinya,
melainkan harus melalui
ritual dan kepercayaan
yang dipercaya jika tidak
dilakukan akan membuat
leluhur marah. Dalam
mengambil dan
memasang material pada
bangunan harus melalui
ritual dan adat istiadat
yang juga telah
ditentukan. Material-
material yang diambil
digunakan sesuai
dengan pengetahuan
masyarakat pada masa
itu tentang sifat-sifat
material tersebut dan
dipasang dengan
teknologi sederhana
yang dikenal pada saat itu.
- -
Masyarakat Karo
terdahulu mengambil
material- material
yang bersifat lokalitas,
yang dapat didistribusik
an ke lokasi. Lokalitas
dinilai mampu
menciptakan karakter yang
lebih kuat dan lebih
mencerminka n lokasi
dimana bangunan
tersebut dibangun
Sumber: Penulis
Proses interpretasi diatas dipengaruhi oleh kondisi sosial budaya yang berubah sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga hasil interpretasi yang didapat mengacu kepada penyesuaian kondisi sosial budaya saat ini dan sesuai
dengan kondisi sosial budaya pemilik rumah nantinya. Faktor iklim dan material juga berubah disesuaikan dengan lokasi tapak, dan bagaimana kemudahan mendapatkan suatu material untuk didistribusikan ke lokasi pembangunan nantinya.
Hasil interpretasi bentuk ini pun kemudian nantinya akan dipadukan dengan hasil interpretasi makna untuk dijadikan kesatuan dalam perancangan rumah tinggal yang baru.
4.5.2 Proses interpretasi makna rumah tradisional Karo Dengan demikian ada dua faktor yang mempengaruhi sifat utama rumah, yaitu
faktor eksternal, yakni faktor alam dan faktor internal, dan faktor internal yaitu faktor interaksi seperti yang terlihat pada Gambar 4.19.
Dengan adanya dua faktor tersebut, maka pembauran makna yang dapat diambil adalah, bahwa rumah bersifat melindungi dari gangguan cuaca buruk, namun penuh
interaksi dan kasih sayang didalamnya. Interaksi yang terjadi terdiri dari tiga jenis, yaitu interaksi penghuni dengan
Tuhan religius, interaksi penghuni dengan penghuni dan interaksi penghuni dengan rumah. Kesemuanya seharusnya memiliki unsur kasih sayang yang menimbulkan
kehangatan dan kenyamanan dari dalam rumah yang dapat dirasakan oleh penghuninya.
Perahu layar Pasangan suami istri
Tempat berlindung Terkoneksi dengan
alam Cuaca buruk:
-Hujan badai -Panas matahari
Interaksi: - interaksi penghuni
dengan Tuhan - interaksi penghuni
dengan penghuni - interaksi penghuni
dengan rumah
Faktor Eksternal Faktor Internal
Gambar 4.19 Diagram Penurunan Makna Rumah Karo Sumber: Penulis
a. Interaksi dengan Tuhan: dibutuhkan ruang-ruang aktifitas ibadah.
b. Interaksi dengan sesama penghuni: dibutukan ruang-ruang bersama yang
mengakomodir aktifitas kebersamaan. c.
Interaksi dengan rumah: suasana dan makna yang terdapat dalam rumah yang mampu menciptakan rasa bagi penghuninya.
Konteks alam dikaitkan pula dengan lokalitas, dimana lokasi proyek berada di iklim tropis yang harus memperhitungkan aspek-aspek alam seperti:
a. Cahaya.
b. Air.
c. Angin.
d. Tanah.
e. Tumbuhan.
Elemen-elemen tersebut dapat dimasukkan untuk memberikan suasana dan kondisi yang baik bagi penghuninya.
BAB V KONSEP PERANCANGAN FISIK