Sesuai dengan kutipan di atas, maka sejarah sebagai sebuah ilmu itu tampaknya terfokus kepada rekaman dalam dimensi waktu dan ruang terhadap manusia. Jadi
sejarah berkait erat dengan masalah-masalah dari satu waktu ke waktu berikutnya yang dikaji oleh para ahlinya.
2.1.1 Asal Mula
Sejarah Gereja Katolik di Indonesia berawal dari kedatangan bangsa Portugis ke kepulauan Maluku, yang dipimpin oleh Fransiscus Xaverius. Pada
masa itu, orang pertama yang menjadi penganut agama Katolik adalah seorang Kolano atau Kepala kampung Mamuya sekarang di Maluku Utara. Kolano ini
kemudian dibaptis bersama seluruh warga kampungnya pada tahun 1534 setelah menerima pemberitaan Injil dari Gonzalo Veloso, seorang saudagar Portugis.
Setelah itu banyak pelaut dan pedagang dari Eropa yang datang ke wilayah Maluku. Karna di Maluku adalah pulau yang menghasilkan rempah rempah.
Bersamaan dengan para pedagang dan serdadu-serdadu, para imam Katolik juga datang untuk menyebarkan Injil. Salah satu imam Katolik yang datang di
Indonesia itu adalah Santo Fransiskus Xaverius. Kemudian pada tahun 1546 sampai 1547, Santo Fransiskus Xaverius datang mengunjungi pulau Ambon,
Saparua, dan Ternate. Santo Fransiskus Xaverius juga membaptis beberapa ribu penduduk setempat. Inilah tempat-tempat awal di Indonesia yang menjadi tempat
pengaruh utama agama Kristen Katolik. Dari kawasan ini, kemudian agama Katolik menyebar ke berbagai tempat di Indonesia, seperti ke Timor, Jawa, Nusa
Tenggara, Kalimantan, dan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Era VOC
Sejak kedatangan dan kekuasaan Vereenigde Oostindische Compagnie VOC di Indonesia tahun 1619-1799, VOC akhirnya mengambil alih kekuasaan
politik di seluruh Indonesia. Seiring bergantinya penguasa di Nusantara, maka Gereja Katolik dilarang mengadakan kegiatan secara secara mutlak di seluruh
wilayah VOC. Namun di beberapa wilayah kegiatan Katolik masih berjalan, dan hanya bertahan di beberapa wilayah yang tidak termasuk VOC yaitu Flores dan
Timor. Situasi keagamaan berubah. Para penguasa VOC sebahagian besar
beragama Protestan, sehingga para pemimpin VOC mengambil tindakan. Pemimpin VOC yang ada segera mengusir imam-imam Katolik yang
berkebangsaan Portugis dan menggantikan seluruh Imam imam Katolik dengan pendeta-pendeta Protestan dari Belanda. Akibatnya banyak umat Katolik yang
kemudian diprotestankan saat itu, salah satu contohnya seperti yang terjadi dengan komunitas-komunitas Katolik di Amboina.
Imam-imam Katolik diancam hukuman mati, kalau ketahuan berkarya di wilayah kekuasaan VOC. Hal ini terjadi seperti pada 1924, di mana Pastor
Egidius d’Abreu SJ dibunuh di Kastel Batavia pada zaman pemerintahan Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen, dengan dakwaan kesalahan karena
mengajar agama Katolik dan merayakan Misa Kudus bersama para tahanan di penjara. Sedangkan Pastor A. de Rhodes, seorang Yesuit Perancis, pencipta huruf
abjad Vietnam, dijatuhi hukuman berupa menyaksikan pembakaran salibnya dan alat-alat ibadat Katolik lainnya di bawah tiang gantungan, tempat dua orang
Universitas Sumatera Utara
pencuri baru saja digantung,contoh lainnya adalah ketika Pastor A. de Rhodes diusir tahun 1646 karena terlibat dalam penyebaran agama Katolik.
Yoanes Kaspas Kratx, penganut Katolik yang berkebangsaan Austria, terpaksa meninggalkan Batavia karena usahanya dipersulit oleh pejabat-pejabat
VOC, dengan alasan akibat bantuan yang ia berikan kepada beberapa imam Katolik yang singgah di pelabuhan Batavia. Kemudian Yoanes Kaspas Kratx
pindah ke Makau, lalu bergabung dengan Serikat Jesuit dan meninggal sebagai seorang martir di Vietnam pada tahun 1737.
Pada akhir abad ke-18 Eropa Barat diliputi perang dahsyat antara Perancis dan Britania Raya bersama sekutunya masing-masing. Simpati masyarakat
Belanda terbagi, ada yang memihak Perancis dan sebagian lagi memihak Britania, Hal ini mengakibatkan negeri Belanda kehilangan kedaulatannya karena ikut
terlibat dalam perang. P3rancis memenangkan pertempuran tersebut yang terjadi di Eropa Barat. Pada tahun 1806, pemimpin Perancis Napoleon Bonaparte
mengangkat adiknya, Lodewijk atau Louis Napoleon yang menganut, agama Katolik, menjadi raja Belanda. Sehingga pada Pada tahun 1799 VOC dinyatakan
bangkrut dan dibubarkan.
2.1.3 Era Hindia Belanda