2.3.13 Bersalaman
Berjabat tangan atau bersalaman mengungkapkan wujud dari Kasih dan Persaudaraan. Bersalaman dilakukan oleh umat ketika saling memberikan Salam
Damai.
2.3.14 Memberkati
Memberkati adalah bentuk menguduskan umat yang dilakukan oleh seorang pemimpin ibadah, memberkati adalah Doa, ungkapan permohonan pada
Tuhan, semoga yang diminta umat-Nya terkabulkan, terjadi, terlaksana. Memberkati disertai dengan gerakan tangan yang “bertanda salib” dengan
mengucapkan “Atas nama Bapa, Putra dan Roh Kudus”. Tiada berkat imam yang tidak diberikan dalam tanda salib.
2.4 Etnik Tamil Katolik di Kota Medan
2.4.1 Sejarah Kedatangan Etnik Tamil di Medan
Pada tanggal 7-7-1863, mendaratlah para pedagang tembakau dari Jawa yaitu Kuypers dan Nienhuys. Mereka mendapat hak konsesi tanah di Martubung
dari Sultan Mahmud Deli untuk menanam tembakau deli yang kualitasnya baik dan berbau harum sebagai pembalut cerutu. Kemudian Nienhuys berhasil
memperoleh kontrak tanah di Tg.Sepassai dari Sultan Deli untuk jangka waktu 99 tahun. Dengan kuli yang dimulai dengan berjumlah delapan puluh delapan orang
cina dari Penang dan penduduk Melayu, sudah didapat keuntungan besar sehingga berduyun-duyunlah investor asing datang.
Universitas Sumatera Utara
Karena banyak perkebunan yang dibuka, maka banyak pula dibutuhkan buruh perkebunan.Buruh Cina yang didatangkan dari Malaya dan tiongkok
terhambat karena berbagai peraturan yang memberatkan yang diterapkan pembesar-pembesar diwilayah tersebut. Disamping itu kuli Cina tidak mau
menandatangani perpanjangan kontrak,tetapi minta kepada Deli Makapai agar bisa meminjam tanah konsesi mereka yang tidak ditanami supaya mereka bisa
membuka kebun sayur dan memelihara ternak. Sejak 1875 maskapai perkebunan belanda mendatangkan kuli dari Jawa
yang biayanya murah karena diperlakukan sebagai setengan budak. Pada tahun 1877 banyak migrasi dari wilayah India Selatan ke Deli dengan alasan bahaya
kelaparan yang selalui menghantui. Mereka bekerja sebagai kuli di perkebunan. Pada tahun 1886 sudah ada 2000 orang kuli Tamil. Sejak 1875 dengan
datangnya ribuan kuli kontrak dari Jawa, maka tidak dipakai lagi kuli asing. Orang India yang datang ke Sumatera Timur kemudian datang secara bebas.
Selain mereka yang didatangkan oleh perusahaan-perusahaan perkebunan sebagai kuli, migran orang Cina, India, dan juga Arab mulai berdatangan ke
Sumatera Timur untuk berdagang dan menjadi pekerja di bidang-bidang lain. Migran dari India yang datang untuk berdagang antara lain adalah orang-orang
dari India Selatan Tamil Muslim dan juga orang Bombay serta Punjabi. A. Mani 1980:58 menyebutkan bahwa di luar pekerja kontrak di perkebunan, orang-
orang India yang lain juga banyak datang ke Medan untuk berpartisipasi memajukan berbagai sektor usaha yang sedang tumbuh di kota ini; seperti kaum
Chettiars atau Chettis yang berprofesi sebagai pembunga uang, pedagang, dan pengusaha kecil; kaum Vellalars dan Mudaliars kasta petani yang juga terlibat
Universitas Sumatera Utara
dalam usaha dagang; kaum Sikh dan orang-orang Uttar Pradesh. Selain itu juga terdapat orang-orang Sindi, Telegu, Bamen, Gujarati, Maratti Maharasthra, dll.
Tetapi orang-orang Indonesia pada umumnya tak mengenali perbedaan mereka dan secara sederhana menyebutnya sebagai orang Keling dan orang Benggali saja.
Pada masa pendudukan tentara Jepang, masyarakat Tamil dipersenjatai dengan membentuk pemerintah boneka India Merdeka dikepalai oleh Subhas
Chandra Bose. Dia lalu membentuk tentara Indian National Srmy direkrut dari kalangan orang India bekas tentara Inggris yang ditawan Jepang. Dari Medan
beberapa orang Tamil juga masuk Indian National Army dan dikirim ke front Burma Assam dan tidak pernah pulang kembali.
Pada masa awal kemerdekaan Republik Indonesia, pada tanggal 10 oktober-5 november 1945 berbagai unit tentara InggrisSekutu dari Divisi 26 yang
didatangkan dari front Burma mendarat di Belawan. Divisi ini sepenuhnya terdiri dari bangsa India. Pada masa pertempuran dengan pejuang Indonesia, mereka para
prajurit India ini banyak yang membelot dan menyeberang ke pihak Indonesia. Oleh para pemimpin tentara Indonesia, para prajurit India ini digabung didalam
laskar unit bangsa India yang dipimpin oleh seorang bekas petinju, Young Sattar. Sesudah selesai perang kemerdekaan, kebanyakan dari mereka yang masih
tingggal di Medan menjadi warga Negara Indonesia dan berpencar mencari nafkah ke berbagai tempat. Tuanku Luckman Sinar Basarsyah-II,SH: Orang
India di Sumatera Utara. Forkala 2008
Universitas Sumatera Utara
2.4.2. Perkembangan Sosial Budaya Tamil di Medan