9. Kesempatan kerja yang adil
Penilaian kinerja secara akurat akan menjamin keputusan-keputusan penempatan internal diambil tanpa diskriminasi.
10. Tantangan-tantangan ekstenal.
Kadang-kadang kinerja dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar lingkungan kerja, seperti: keluarga, kesehatan, kondisi financial atau masalah-masalah pribadi
lainnya. Dengan penilaian kinerja tersebut departemen personalia dimungkinkan untuk dapat menawarkan bantuan kepada semua karyawan yang membutuhkan
atau yang diperkirakan memerlukan.
II.5. Teori tentang Disiplin Kerja II.5.1. Pengertian Disiplin Kerja
Disiplin cenderung diartikan sebagai hukuman dalam arti sempit, namun sebenarnya disiplin memiliki arti yang lebih luas dari hukuman. Menurut Moekijat
2002, “Disiplin adalah kesanggupan menguasai diri yang diatur”. Menurut Singodimedjo 2000, “Disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan
seseorang untuk memahami dan mentaati norma-norma peraturan yang berlaku disekitanya”.
II.5.2. Manfaat dan Tujuan Disiplin Kerja
Disiplin kerja dapat dilihat sebagai sesuatu yang besar manfaatnya, baik bagi kepentingan organisasi maupun bagi para pegawainya. Bagi organisasi adanya
disiplin kerja akan menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelaksanaan
Universitas Sumatera Utara
tugas, sehingga diperoleh hasil yang optimal. Sedangkan bagi pegawai akan diperoleh suasana kerja yang menyenangkan sehingga akan menambah semangat kerja dalam
melaksanakan pekerjaannya. Dengan demikian, pegawai dapat melaksanakan tugasnya dengan penuh kesadaran serta dapat mengembangkan tenaga dan pikirannya
semaksimal mungkin demi terwujudnya tujuan organisasi Sutrisno, 2009. Sastrohadiwiryo 2002 menyatakan bahwa, ”Secara khusus tujuan disiplin
kerja para pegawai, antara lain: 1 Agar para pegawai menepati segala peraturan dan kebijakan ketenagakerjaan maupun peraturan dan kebijakan
organisasi yang berlaku, baik tertulis maupun tidak tertulis, serta melaksanakan perintah manajemen dengan baik; 2 Pegawai dapat
melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya serta mampu memberikan pelayanan yang maksimum kepada pihak tertentu yang berkepentingan
dengan organisasi sesuai dengan bidang pekerjaan yang diberikan kepadanya; 3 Pegawai dapat menggunakan, dan memelihara sarana dan prasarana, barang
dan jasa organisasi dengan sebaik-baiknya; 4 Para pegawai dapat bertindak dan berpartisipasi sesuai dengan norma-norma yang berlaku pada organisasi;
5 Pegawai mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi sesuai dengan harapan organisasi, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang”.
Berdasarkan tujuan disiplin kerja maka disiplin kerja pegawai harus ditegakkan dalam suatu organisasi. Tanpa dukungan organisasi pegawai yang baik,
sulit bagi organisasi untuk mewujudkan tujuannya. Jadi, kedisiplinan adalah kunci keberhasilan suatu perusahaanorganisasi untuk mencapai tujuannya.
II.5.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja
Fathoni 2006, ”Pada dasarnya banyak indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan suatu organisasi, diantaranya adalah:
1. Tujuan dan kemampuan
2. Keteladanan kepemimpinan
3. Balas jasa
4. Keadilan
Universitas Sumatera Utara
5. Waskat pengawasan melekat
Tindakan nyata paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan karena dengan waskat ini, berarti atasan harus aktif dan langsung
mengawasi perilaku, moral, gairah kerja, dan prestasi kerja bawahannya.
6. Sanksi hukuman
7. Ketegasan
8. Hubungan Kemanusiaan”.
Selanjutnya Sutrisno 2009 menyatakan bahwa, ”Faktor yang mempengaruhi disiplin pegawai adalah sebagai berikut: 1 besar kecilnya pemberian
kompensasi; 2 Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan; 3 Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan; 4 Keberanian pimpinan
dalam mengambil tindakan; 5 Ada tidaknya pengawasan pimpinan; 6 Ada tidaknya perhatian pimpinan; 7 Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang
mendukung tegaknya disiplin.
II.5.4. Ukuran Disiplin Kerja