Media Lagu sebagai Media Pembelajaran.

memungkinkan siswa dapat belajar sendiri. Kedua adalah kaset yang khusus bertujuan untuk melatih keterampilan menyimak. Kaset rekaman dipakai untuk latihan membedakan lafal yang sulit didengar oleh orang asing seperti pelesapan vokal, vokal panjang, konsonan rangkap, dan sebagainya, media untuk latihan suatu percakapan atau pidato. b. Laboratorium Bahasa Laboratorium bahasa di dalam pendidikan bahasa Jepang dapat dipakai untuk pengajaran menyimak atau latihan pola kalimat yang ada di dalam buku pelajaran. 4. Media Film Yang disebut dengan media film adalah media yang berupa gambar hidup yang menunjukkan gerakan-gerakan seperti film, audio visual, video recorder VTR, video disk, dan sebagainya. 5. Komputer Pemakaian komputer dalam bidang pengajaran bahasa Jepang di Indonesia belumlah begitu berkembang mengingat pemakaian media ini masih baru dan belum begitu banyak dikenal oleh orang-orang yang terkait dalam bidang pendidikan bahasa Jepang.

2.4 Media Lagu sebagai Media Pembelajaran.

Guru harus memiliki keterampilan dalam mengadakan variasi dalam pembelajaran untuk mengatasi kebosanan peserta didik agar selalu antusias, tekun, dan penuh partisipasi. Variasi dalam pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan. Variasi dalam penggunaan media dan sumber belajar salah satunya adalah dengan menggunakan media lagu. Melalui media lagu diharapkan pengajar bisa memberikan nuansa yang berbeda dari yang sebelumnya dengan harapan peserta didik lebih cepat memahami materi yang akan disampaikan. Diharapkan dengan adanya hiburan melalui musik mampu membuat peserta didik tertarik dan menaruh minat terhadap apa yang akan diajarkan. Lagu merupakan salah satu media yang dianggap efektif membuat seluruh perhatian peserta didik terfokuskan. Media lagu termasuk ke dalam klasifikasi media audio. Media audio menurut Usman 2002: 83 berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan dituangkan dalam lambang-lambang auditif, baik verbal ke dalam kata-kata atau bahasa lisan maupun non verbal. Media audio menurut Sudjana dan Rivai, 2009: 2 media audio yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif pita suara atau piring suara, yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga terjadi proses belajar mengajar. Karakteristik media audio umumnya berhubungan dengan aspek- aspek keterampilan mendengarkan. Kalau digolongkan atau diklasifikasikan kecakapan-kecakapan yang bisa dicapai dengan menggunakan media ini menurut Sudjana, 2009: 130, yaitu: 1. Pemusatan perhatian dan mempertahankan pemusatan perhatian. 2. Digunakan untuk melatih daya analisis siswa dari apa yang mereka dengar. 3. Mengikuti pengarahan. Siswa mendengarkan suatu pernyataan singkat dan selanjutnya siswa harus menandai satu pernyataan yang paling cocok dari beberapa pernyataan pilihan jawaban. 4. Mengingat dan mengemukakan kembali ide atau bagian-bagian dari cerita yang mereka dengar. Namun juga terdapat kekurangan di antaranya menurut Sudjana, 2009: 130, yaitu: 1. Memerlukan suatu pemusatan pengertian pada suatu pengalaman yang tetap dan tertentu, sehingga pengertiannya harus didapat dengan cara belajar yang khusus. 2. Media audio yang menampilkan symbol digit dan analog dalam bentuk auditif adalah abstrak, sehingga pada hal-hal tertentu memerlukan bantuan pengalaman visual. 3. Karena abstrak, tingkatan pengertiannya hanya bisa di kontrol melalui tingkatan penguasaan pebendaharaan kata-kata atau bahasa, serta susunan kalimat. 4. Media ini hanya akan mampu melayani secara baik bagi mereka yang sudah mempunyai kemampuan dalam berfikir abstrak. 2.5 Pengertian Huruf 2.5.1 Sejarah Huruf Jepang