Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intelegensi

21 21 Hal di atas menurut Charles 1927 dapat dipengaruhi oleh faktor umum yang merupakan faktor yang mendasari semua perilaku orang, dan faktor khusus atau special factor, yang dilambangkan dengan huruf s hanya berfungsi pada perilaku-perilaku khusus saja. Faktor-faktor s tidak tergantung kepada keturunan atau dasar, melainkan tergantung kepada pendidikan. Adanya anak-anak dari golongan atas lebih cerdas daripada anak-anak dari golongan rendah itu bukan karena dasar melainkan karena mereka lebih banyak mempunyai kesempatan untuk belajar.

2.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intelegensi

Menurut Soeparwoto, dkk 2005:86 secara umum ada dua faktor yang mempengaruhi intelegensi yaitu faktor bawaan faktor hereditas dan faktor lingkungan. Faktor bawaan itu maksudnya sejak terjadinya konsepsi individu telah membawa gen-gen yang berasal dari ayah dan ibunya. Sebagian dari gen tersebut memiliki sifat-sifat yang akan menentukan daya kerja intelektualnya. Jadi secara potensial individu telah membawa kemungkinan apakah ia akan mempunyai kemampuan normal, dibawah normal, atau di atas normal. Apabila kedua orang tua itu memiliki faktor hereditas cerdas, kemungkinan sekali dapat menurunkan anak-anak yang cerdas pula. Potensi ini akan berkembang atau terwujud secara optimal apabila lingkungan memberi kesempatan untuk berkembang. Faktor lingkungan terdiri dari lingkungan pranatal dan pasca natal Soeparwoto dkk, 2005: 87. Kondisi pranatal yang tidak baik dapat mengganggu perkembangan individu. Malnutrisi dan kekurangan gizi yang dialami ibu selama 22 22 hamil dapat mengakibatkan kerusakan otak pada janin yang selanjutnya dapat menyebabkan kesulitan belajar di sekolah terutama dalam hal ketidakmampuan membaca. Demikian pula tekanan yang ekstrim dan berlangsung lama yang dialami ibu hamil dapat memberi efek negatif pada kemampuan belajar, mengingat dan berpikir, akibatnya individu tidak dapat mengembangkan intelektualnya sebagaimana mestinya. Lingkungan Pasca Natal, disini ada dua unsur lingkungan yang sangat penting peranannya dalam mempengaruhi perkembangan intelek individu setelah ia lahir ke dunia, yaitu keluarga dan sekolah. Sesudah lahir ke dunia, keluarga merupakan tempat pertama individu mengenal dan mempelajari dunia. Keluarga merupakan sumber pengalaman dan informasi. Disamping itu keluarga juga menjadi tumpuan anak untuk dapat memuaskan segala kebutuhan baik fisik maupun psikis. Gizi yang sangat cukup diperlukan untuk membantu perkembangan otak sehingga daya kerja intelektualnya akan maksimal. Sedangkan sekolah merupakan lembaga yang memberi tanggung jawab untuk meningkatkan perkembangan anak, termasuk perkembangan intelektualnya. Sarana dan prasarana pendidikan yang memadai merupakan kebutuhan yang vital bagi perkembangan intelektual siswa. Selain hal-hal tersebut di atas, menurut Mappiare 1982 dalam Sunarto dan Hartono 1999:106 hal-hal yang mempengaruhi intelegensi seseorang antara lain bertambahnya informasi yang disimpan dalam otak sehingga ia mampu berpikir reflektif, banyaknya pengalaman dan latihan-latihan memecahkan masalah sehingga seseorang dapat berpikir proporsional, adanya kebebasan berpikir, menimbulkan keberanian seseorang dalam menyusun hipotesis-hipotesis yang 23 23 radikal, kebebasan menjajaki masalah secara keseluruhan, dan menunjang keberanian anak memecahkan masalah dan menarik kesimpulan yang baru dan benar. Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang mempengaruhi intelegensi seseorang adalah kondisi seseorang sejak dalam kandungan dan lingkungan sekitarnya yang dapat menambah pengalaman, informasi, latihan-latihan sehingga menyebabkan tingkat intelegensi seseorang itu berbeda-beda.

2.3.3 Pengungkapan Intelegensi

Dokumen yang terkait

HUBUNDE Hubungan Hasil Belajar Mata Kuliah Microteaching Dengan Minat Menjadi Guru Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakrta Angkatan 2011.

0 2 16

PENGARUH KREATIVITAS MENGAJAR DAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH Hubungan Hasil Belajar Mata Kuliah Microteaching Dengan Minat Menjadi Guru Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakrta Angkatan 2011.

0 2 14

PENGARUH MINAT MENJADI GURU AKUNTANSI DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA Pengaruh Minat Menjadi Guru Akuntansi Dan Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pada Mahasiswa Program Studi Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Akun

0 2 20

PENDAHULUAN Pengaruh Minat Menjadi Guru Akuntansi Dan Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pada Mahasiswa Program Studi Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Akuntansi Angkatan 2009/2010 Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 0 12

PENGARUH MINAT MENJADI GURU AKUNTANSI DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA Pengaruh Minat Menjadi Guru Akuntansi Dan Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pada Mahasiswa Program Studi Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Ak

0 2 24

(ABSTRAK) PENGARUH MINAT MENJADI GURU DAN INTELEGENSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH AKUNTANSI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI ANGKATAN 2007 DAN 2008 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.

0 0 2

(ABSTRAK) PENGARUH MINAT MENJADI GURU DAN INTELEGENSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH AKUNTANSI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI ANGKATAN 2007 DAN 2008 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.

0 0 2

(ABSTRAK) PENGARUH MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ANGKATAN 2008/2009.

0 1 2

PENGARUH MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ANGKATAN 2008/2009.

1 5 117

Pengaruh Minat Menjadi Guru Terhadap Prestasi Belajar Mata kuliah Akuntansi Pada Prodi Pendidikan Akuntansi Jurusan Ekonomi Universitas Negeri Semarang Angkatan Tahun 2001/2002.

0 0 2