BAB I PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Dalam suatu badan usaha keberadaan sumber daya manusia merupakan kunci utama untuk kelangsungan hidup, seperti yang dikatakan Nitisemito
1996:12, ”Meskipun telah ditemukan mesin-mesin modern yang serba otomatis
perusahaan belum dapat melaksanakan tugasny a tanpa personalia”.
Betapapun majunya teknologi dewasa ini, unsur manusia tenaga kerja tetap merupakan unsur terpenting yang selalu dan perlu diperhatikan, sebab faktor
tenga kerja, adalah merupakan modal dasar dalam pembangunan yang menempati posisi sebagai objek dan juga sekaligus merupakan subjek didalam perusahaan.
Sebagai contoh pentingnya sumber daya manusia: mesin, betapapun canggihnya mesin tetap membutuhkan manusia untuk mengoperasikannya agar dapat
menunjukkan potensinya. Banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja seorang karyawan.
Faktor kompensasi menjadi faktor utama dalam motivasi, sebab kompensasi merupakan output atau hasil dari sebuah proses kerja Hanafi, 1997:40.
Kesesuaian antara besarnya tanggung jawab dan besarnya kompensasi ini menjadi bahan pertimbangan bagi karyawan untuk menerima atau menolak sebuah
pekerjaan. Faktor kedua adalah perilaku pemimpin, dimana perilaku pemimpin memiliki dampak yang signifikan terhadap sikap karyawan,perilaku dan kinerja
karyawan. Faktor lain yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja adalah lingkungan kerja. Hubungan kerja yang erat dan saling membantu antara sesama
1
pegawai, antar bawahan dengan atasan akan mempunyai pengaruh yang baik pula terhadap kepuasan kerja pegawai. Lingkungan kerja yang kondusif seperti
hubungan antara karyawan dengan karyawan, karyawan dengan atasan dapat tercipta dengan pemberian kompensasi yang layak dan perilaku kepemimpinan
yang meneladani akan dapat mempengaruhi kepuasan kerja, akan tetapi juga dapat memperkuat pengaruh lingkungan kerja, kompensasi dan kepemimpinan terhadap
kepuasan kerja. Kepuasan kerja job satisfaction adalah keadaan emosional yang
menyenangkan atas suatu pekerjaan Hani Handoko,2001:81. Kepuasan kerja berkaitan erat antara sikap pegawai terhadap berbagai faktor dalam pekerjaan,
antara lain: situasi kerja, pengaruh sosial dalam kerja, imbalan, lingkungan kerja dan kepemimpinan, serta faktor lain. Kepuasan kerja merupakan sikap umum
seseorang individu terhadap pekerjaannya Wexley dan Yukl, 1992:63. Masing- masing individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda sesuai dengan sistem
nilai yang berlaku dalam dirinya. Semakin banyak aspek yang sesuai dengan keinginan individu tersebut, semakin tinggi tingkat kepuasan kerjanya.
Menurut Herzberg 1959:121, ciri perilaku pekerja yang puas adalah mereka mempunyai motivasi untuk berkerja yang tinggi, mereka lebih senang
dalam melakukan pekerjaannya, sedangkan ciri pekerja yang kurang puas adalah mereka yang malas berangkat ke tempat bekerja dan malas dengan pekerjaan dan
tidak puas. Tingkah laku karyawan yang malas entunya akan menimbulkan masalah bagi perusahaan berupa tingkat absensi yang tinggi, keterlambatan kerja
dan pelanggaran disiplin yang lainnya, sebaliknya tingkah laku karyawan yang merasa puas akan lebih menguntungkan bagi perusahaan.
Pada era global seperti sekarang ini hanya ada satu landasan sukses untuk keunggulan bersaing yang terjadi terus menerus bagi perusahaan, yaitu bagaimana
mengelola faktor manusia dalam perusahaan itu. Manusia dalam hal ini karyawan merupakan asset yang paling berharga dan menguntungkan perusahaan dalam
jangka panjang, karena itu perusahaan perlu memberikan perhatian lebih kepada karyawannya. Peruahaan perlu memandang karyawan sebagai pribadi bukan
sebagai alat. Manusia sebagai pribadi tentu mempunyai kebutuhan akan pengakuan dan penghargaan. Untuk dapat berprestasi sebaik-baiknya, pemenuhan
kebutuhan karyawan harus diperhatikan sehingga karyawan akan merasa dihargai dan diakui keberadaannya. Dengan demikian perusahaan tidak hanya dapat
menuntut apa yang harus diberikan karyawan terhadap perusahaan tetapi juga memikirkan apakah kebutuhan karyawan sudah terpenuhi sehingga akan
merangsang timbulnya kepuasan kerja karyawan terhadap perusahaan Ulrich D, 1997:142.
Kepemimpinan adalah suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling
berhubungan tugasnya. Pemimpin yang dekat dengan pekerja akan membuat pekerja nyaman untuk bekerja sehingga akan tercipta lingkungan kerja yang
kondusif bagi para pekerja. Kepemimpinan secara umum diartikan sebagai proses mempengaruhi
orang lain agar bekerja keras menyelesaikan tugas-tugas penting. Berdasarkan
definisi ini maka pemimpin tim team leader, berfungsi menggerakkan anggota tim untuk menyelesaikan tugas-tugas tim dengan kewenangan yang sesuai
denagan level otonomi yang diberikan pada tim. Team leader bertanggung jawab terhadap tiga hal yang saling terkait Sheila Cane, 1996:216:
1. Pencapaian tugas 2. Membangun dan mempertahankan tim
3. Pengembangan individual Suasana lingkungan berhubungan dengan persepsi seseorang dalam
mewujudkan kepuasan kerjanya, dengan demikian akan membuat karyawan semakin loyal sehingga perusahaan tidak terlalu khawatir kehilangan tenaga kerja
berkualitas yang telah susah payah dibimbing dan dilatih. Hal ini juga dapat berpengaruh pada pencapaian tujuan perusahaan, dimana dengan kepuasan kerja
yang tinggi maka karyawan perusahaan akan berusaha dengan sebaik-baiknya mencapai tujuan perusahaan dan mereka akan mencurahkan seluruh perhatian dan
waktunya demi keberhasilan perusahaan. Beberapa faktor yang berkaitan dengan kepuasan kerja karyawan,
diantaranya adalah karakteristik pekerjaan dan lingkungan tempat karyawan bekerja. Lingkungan kerja yang nyaman dapat menimbulkan semangat dan gairah
kerja karyawan, sehingga karyawan dapat termotivasi dalam bekerja, sehingga pada akhirnya kepuasan kerja akan tercapai.
Perusahaan tidak terbuka CV, Firma, PP biasanya cenderung bersikap tertutup kepada publik. Biasanya memiliki sikap kepemimpinan yang otoriter
sehingga sulit untuk mencapai kemajuan yang besar. Sikap seorang pemimpin
dapat mempengaruhi keadaan karyawan seihingga akan membuat suasana lingkungan kerja yang kurang menyenangkan bagi karyawan pada umumnya.
Beracuan pada hal ini maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti perusahaan ini. Ada beberapa faktor yang menyebabkan peneliti tertarik menjadikan CV.
Percetakan Menara Kudus sebagai objek penelitian diantaranya adalah perusahaan tersebut merupakan perusahaan percetakan berbentuk CV terbesar di kabupaten
Kudus adalah perusahaan penyedia jasa percetakan yang melayani berbagai bentuk jasa pelayanan pencetakan mulai dari kartu undangan sampai dengan
pencetakan buku, merupakan salah satu perusahaan percetakan tertua yaitu berdiri sejak tanggal 22 Januari 1958, telah memiliki 3 lokasi produksi dan 65 orang
pekerja. Bentuk kepemimpinan yang baik dan lingkungan kerja yang baik
seharusnya dapat menciptakan kepuasan kerja karyawan. Namun tidak demikian yang terjadi di CV. Percetakan Menara Kudus. Hal ini didasarkan pada perbedaan
kondisi sebenarnya yang terjadi di lapangan dengan beberapa teori yang telah disebutkan diatas.
Tabel 1.1 Permasalahan yang terjadi
Permasalahan Keterangan
Kompensasi Kepemimpinan
Lingkungan kerja Sudah ditetapkan oleh perusahaan, gaji
sudah memenuhi UMR kota Hubungan pimpinan dan bawahan sudah
cukup baik Cukup kondusif untuk bekerja
Sumber : CV. Percetakan Menara Kudus
Pegawai selalu menuntut adanaya lingkungan tempat mereka bekerja lebih nyaman sehingga optimalisasi kerja pegawai dapat tercapai
dengan baik. Pegawai tidaka akan bekerja secara optimal apabila kondisi lingkungan tempat ia bekerja seperti penerangan tidak terpenuhi, suara
gaduh suhu udara terlalu lembab, panas. Selain itu juga perlu diperhatikan tata ruang yaitu penentuan mengenai kebutuhan-kebutuhan
ruang, tentang penggunaan secara terperinci dari ruang ini untuk menyiapkan suatu susunan yang praktis dari faktor fisik yang dianggap
perlu bagi pelaksanaan kerja perkantoran dengan biaya yang layak The Liang Gie 1992:186.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di CV. Percetakan Menara Kudus menunjukkan adanya indikasi dimana sebagian pekerja
kurang memiliki kepuasan terhadap pekerjaannya. Hal ini terlihat dari tidak tercapainya target produksi perusahaan.
Kompensasi yang diterima oleh karyawan kurang bisa diterima oleh karyawan karena kompensasi yang diberiakan kurang besar yaitu
hanya memenuhi standar UMR saja, tidak adanya liburan wisata yang diselenggarakan oleh perusahaan membuat sebagian karyawan menjadi
stress sehingga hasil kerjanya kurang bagus. Selain itu karyawan juga berpendapat bahwa Tunjangan Hari Raya THR yang diterima masih jauh
dari cukup karena kurang dari satu kali gaji mereka, proses produksi yang dari tahun demi tahun yang terus menerus naik dengan kisaran rata-rata
2000 eksemplar per tahun seharusnya membuat perusahaan juga menaikkan gaji karyawannya.
Kepemimpinan dalam perusahaan tersebut kurang bisa dipahami oleh sebagain besar karyawan, diantaranya adalah pemimpin sering
membentak karyawan dengan sebab yang kurang jelas dan pemimpin kurang berkomunikasi dengan karyawan.
Lingkungan Kerja yang ada di Perusahaan CV Percetakan Menara Kudus dirasa oleh sebagian besar karyawan kurang mendukung untuk
bekerja, diantaranya adalah kurangnya sirkulasi udara yang ada sehingga karyawan merasa suasana kerja mereka pengap dan panas, pencahayaan
yang adapun kurang terang yang hal ini bisa berakibat berkurangnya ketelitian karyawan dalam menjilid buku dan proses pengurutan halaman
dan sebagainya. Bertitik tolak dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitaian
dengan judul
“Pengaruh Kompensasi, Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan CV. Percetakan Menara Kudus ”.
1.2 Permasalahan