angiotensin aldosteron pada ginjal sehingga dapat meningkatkan hipertensi pada pasien obesitas. Endotel dan aktivitas lipase lipoprotein sel adiposa juga
menurunkan sitokin inflamasi seperti IL-6 sehingga menghambat lipolisis dan mengakibatkan aterosklerosis melalui inisiasi cedera endotel. Proses ini
disebabkan stres oksidatif yang terjadi akibat penumpukan lemak yang berkepanjangan di jaringan adiposa sehingga terjadi lipolisis. Peningkatan
pembentukan sel foam yang teroksidasi LDL, asam lemak bebas dan metabolit lipid lainnya yang menumpuk sebagai akibat peroksidasi asam
lemak Redinger, 2007. Obesitas cenderung meningkat pada populasi dewasa. Sekitar 80
–90 kasus obesitas di perkirakan di temukan pada rentang usia dewasa. Resiko Obesitas
memicu gangguan metabolisme lemak pada awal dekade keempat. Gangguan ini meningkat diiringi bertambahnya usia Fauci et al., 2008. terjadinya
dislipidemia terjadi pada usia di atas 45 tahun untuk laki – laki dan di atas 55
tahun untuk perempuan Lorenzo, 2007. Bila dilihat dari jenis pekerjaan, Pegawai Negeri Sipil PNS menempati urutan pertama karakterisitik
penderita obesitas dengan prevalensi tertinggi sebesar 27,3, ABRI 26,4 dan wiraswasta sebesar 26,5. Hasil penelitian menemukan bahwa obesitas
sentral 33 lebih banyak pada laki-laki yang memiliki pekerjaan sedentarian profesional, manager, tatausaha dan hanya 6 pada mereka yang memiliki
pekerjaan aktif yang tinggi petani, nelayan, tukang kayu Alfianita, 2015. Obesitas sentral dihubungkan dengan obesitas tubuh bagian atas. Obesitas
tubuh bagian atas lebih banyak didapatkan pada pria. Dominasi penimbunan
lemak tubuh pada obesitas sentral terjadi di daerah trunkal. Terdapat beberapa kompartemen jaringan lemak pada trunkal, yaitu trunkal subkutaneus yang
merupakan kompartemen paling umum, intraperitoneal abdominal dan retroperitoneal Sugianti, 2009.
Prevalensi obesitas dari tahun ke tahun semakin meningkat, dimana
kecenderungan terjadi pada seseorang dengan pekerjaan sedentarian. Obesitas tersebut menyebabkan berbagai macam gangguan seperti peningkatan
tekanan darah. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti merumuskan masalah penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana perbandingan mean
arterial pressure antara obesitas general dengan obesitas sentral pada pegawai laki-laki dewasa di lingkungan Universitas Lampung.
1.2 Perumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian yaitu adakah perbandingan mean arterial pressure
antara obesitas general dengan obesitas sentral pada pegawai laki-laki dewasa di lingkungan Universitas Lampung ?
1.3 Tujuan penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui perbandingan mean arterial pressure antara obesitas general dengan obesitas sentral pada pegawai laki
– laki dewasa dengan obesitas di lingkungan Universitas Lampung.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui karakteristik usia pada responden laki-laki dewasa
dengan obesitas di lingkungan Universitas Lampung tahun 2016. 2.
Mengetahui karakteristik Mean Arterial Pressure pada pegawai laki
– laki dewasa dengan obesitas di lingkungan Universitas Lampung tahun 2016.
1.4. Manfaat penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai perbandingan mean arterial pressure antara obesitas general dengan
obesitas sentral.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai dampak obesitas terhadap mean arterial pressure pada laki-laki
dewasa di lingkungan Universitas Lampung. b.
Bagi penelitipenulis Peneliti ini mendapat wawasan, baik dalam bentuk pengalaman
maupun dari segi ilmu pengetahuan tentang perbandingan mean arterial pressure antara obesitas general dengan obesitas sentral
pada laki-laki dewasa di lingkungan Universitas Lampung.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Obesitas
2.1.1 Definisi
Obesitas adalah keadaan patologis yang disebabkan karena penimbunan lemak berlebihan dari pada yang diperlukan untuk fungsi
tubuh. Penderita obesitas adalah seseorang yang memiliki timbunan lemak bawah kulit yang terlalu banyak. Ketika kuantitas energi dalam
bentuk makanan yang masuk dalam tubuh lebih besar daripada yang dikeluarkan, maka berat badan dapat meningkat dan sebagian besar
dari kelebihan energi ini akan disimpan dalam bentuk lemak
Guyton, 2007.
2.1.2 Prevalensi dan Epidemiologi Obesitas
Menurut WHO pada tahun 2008, sekitar 1,5 milliar dewasa lebih dari 20 tahun adalah overweight dan lebih dari 200 juta laki-laki dan sekitar
300 juta wanita adalah obese. WHO juga memprediksi bahwa pada tahun 2015, sekitar 2.3 milliar dewasa akan mengalami overweight dan
lebih dari 700 milliar akan obese.
Pada tahun 2008 didapatkan prevalensi obesitas di Asia selain India, Bangladesh, Pakistan sekitar 12,5 untuk laki-laki dan 8,8 untuk
perempuan Gatineau, 2011.
Sedangkan menurut Riskesdas tahun 2007 prevalensi obesitas pada
penduduk dewasa di atas 15 tahun di beberapa kota besar di Indonesa cukup tinggi seperti di Sumatera utara 20.9 dengan 17.7 pria dan
23.8 wanita, di DKI Jakarta 26.9 dengan 22.7 pria dan 30.7 wanita, Jawa Barat 17.0 dengan 14.4 pria dan 29.2 wanita, Jawa
tengah 17.0 dengan 11.6 pria dan 22.0 wanita, DI Yogyakarta 18.7 dengan 14.6 pria dan 22.5 wanita, Jawa timur 20.4 dengan
15.2 pria dan 25.5 wanita. Sedangkan di Indonesia adalah 19.1
dengan wanita 23.8 dan pria 13.9 Depkes, 2007.
2.1.3 Etiologi dan Faktor Resiko
Penyebab obesitas sangatlah kompleks. Meskipun gen berperan penting dalam menentukan asupan makanan dan metabolisme energi,
gaya hidup dan faktor lingkungan dapat berperan dominan pada banyak orang dengan obesitas. Diduga bahwa sebagian besar
obesitas disebabkan oleh karena interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan, antara lain aktifitas, gaya hidup, sosial ekonomi
dan nutrisional Guyton, 2007.
2.1.3.1 Genetik Obesitas jelas menurun dalam keluarga. Namun peran genetik
yang pasti untuk menimbulkan obesitas masih sulit