2.6. Kebijakan Pemberian Kredit dan Penagihan Utang
Menurut Barlian dan Sundjaja 2003, manajer keuangan pada umumnya mengawasi piutang dagang melalui keterlibatannya dalam
pengelolaan: a. Kebijakan kredit, suatu penentuan dalam penyeleksian pemberian kredit,
standar kredit dan syarat kredit. b. Kebijakan penagihan, pendekatan perusahaan untuk mengelola setiap
aspek piutang dagang sangat dipengaruhi oleh kondisi persaingan. Seleksi dalam pemberian kredit adalah suatu keputusan dimana
seseorangperusahaan akan memberikan kredit kepada pelanggannya dan berapa besar kredit yang akan diberikan.
Lima dimensi utama untuk menganalisis kemampuan pemohon kredit, yaitu:
1. Karakter, meneliti dan memperhatikan sifat pribadi, cara hidup, status sosial dan lain-lain. Hal ini penting karena berkaitan dengan kemauan untuk
membayar. 2. Kemampuan, meneliti kemampuan pimpinan perusahaan beserta stafnya
dalam meraih penjualan atau pun pendapatan yang dapat diukur dari penjualan yang dicapai pada masa lalu dan juga keahlian yang dimiliki
dalam bidang usahanya. Hal ini berkaitan dengan kemampuan untuk membayar.
3. Kapital, mengukur posisi keuangan secara umum dengan memperhatikan kapitalmodal yang dimiliki perusahaan dan juga perbandingan hutang dan
kapital. 4. Kolateral, mengukur besarnya aktiva yang akan diikatkan sebagai kolateral
atas kredit. 5. Kondisi, memperhatikan kondisi perekonomian pada umumnya serta
kecenderungan perekonomian yang akan mempengaruhi terhadap jalannya usaha perusahaan.
Kebijakan penagihan piutang adalah sekumpulan prosedur penagihan piutang dagang pada saat jatuh tempo. Pendekatan umum yang digunakan
untuk mengevaluasi kredit dan kebijakan penagihan meliputi:
a. Rasio rata-rata periode tagih. b. Pengumuran piutang
Teknik-teknik penagihan yang biasa dilakukan adalah: 1. Mengirimi surat
2. Menelepon 3. Mendatangi
4. Menggunakan agenorang lain 5. Tindakan secara hukum.
Menurut Brigham dan Houston 2001, kebijakan investasi dalam piutang yang diterapkan dalam perusahaan ada tiga tipe yaitu:
1. Kebijakan investasi dalam piutang longgar, yaitu suatu kebijakan dimana penjualan kredit digalakkan dengan kebijakan penjualan kredit yang
longgar sehingga mengakibatkan tingkat piutang usaha yang tinggi. 2. Kebijakan investasi dalam piutang yang ketat, yaitu suatu kebijakan di
mana berusaha untuk meminimumkan piutang usaha. Dengan meningkatkan syarat kredit, memperpendek periode kredit dan kebijakan
penagihan yang ketat. 3. Kebijakan investasi dalam piutang yang moderat, yaitu suatu kebijakan
piutang di antara kebijakan longgar dan ketat.
2.7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Piutang