kriterium, sedangkan sisanya 45,8 dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4.6 Interkorelasi Antar Variabel
Setelah mengetahui hasil uji hipotesis, bahwa hipotesis H
1
yang berbunyi “kepuasan imbalan berpengaruh positif terhadap perilaku etis dalam bekerja pada
penegak hukum” ditolak,
hipotesis H
2
yang berbunyi “kontrol diri berpengaruh positif terhadap perilaku etis dalam bekerja
pada penegak hukum” diterima dan
hipotesis H
3
yang berbunyi “kepuasan imbalan dan kontrol diri berpengaruh terhadap perilaku etis dalam bekerja
pada penegak hukum” diterima. Selanjutnya dilakukan uji interkorelasi antar variabel. Uji interkorelasi antar variabel dalam
penelitian ini
menggunakan teknik
Product Moment Pearson,
yang perhitungannya menggunakan program SPSS versi 20.0 for Windows. Hasil uji
interkorelasi antar variabel disajikan dalam taber berikut: Tabel 4.41. Hasil Uji Interkorelasi Antar Variabel
X1 X1.1
X1.2 X1.3
X2 X2.1
X2.2 X2.3
Y X1
1 0,772
0,819 0,836
0,175 0,146
0,103 0,234
0,006 X1.1
- 1
0,630 0,436
0,174 0,163
0,034 0,277
-0,010 X1.2
- -
1 0,434
0,325 0,311
0,212 0,362
0,218 X1.3
- -
- 1
-0,014 -0,050
0,013 0,014
-0,150 X2
- -
- -
1 0,938
0,885 0,960
0,726 X2.1
- -
- -
- 1
0,736 0,780
0,652 X2.2
- -
- -
- -
1 0,716
0,767 X2.3
- -
- -
- -
- 1
0,574 Y
- -
- -
- -
- -
1
P.05, P.01, X1: Kepuasan imbalan, X1.1: Keadilan imbalan yang pegawai terima dengan
orang lain, X1.2: Keadilan keadilan imbalan yang pegawai terima dengan kebijakan sistem, X1.3: Keadilan imbalan yang pegawai terima dengan diri sendiri. X2: Kontrol diri, X2.1: Behavior
control, X2.2: Cognitive control, X2.3: Decisional control. Y: Perilaku etis dalam bekerja. Keterangan : menunjukkan adanya korelasi
Tabel 4.41. menunjukkan hasil uji interkorelasi antar variabel dalam penelitian ini. Interpretasi uji interkorelasi antar variabel tersebut adalah sebagai
berikut: 1. Uji Interkorelasi Antar Variabel Kepuasan Imbalan X1 dan Komponen
Keadilan Imbalan Yang Pegawai Terima Dengan Orang Lain X1.1 Kepuasan imbalan X1 mempunyai nilai korelasi yang signifikan dengan
komponen keadilan imbalan yang pegawai terima dengan orang lain X1.1 sebesar 0,772. Hal ini berarti bahwa komponen keadilan imbalan yang pegawai
terima dengan orang lain mendukung tinggi atau rendahnya tingkat variabel kepuasan imbalan.
2. Uji Interkorelasi Antar Variabel Kepuasan Imbalan X1 dan Komponen Keadilan Imbalan Yang Pegawai Terima Dengan Kebijakan Sistem X1.2
Kepuasan imbalan X1 mempunyai nilai korelasi dengan komponen keadilan imbalan yang pegawai terima dengan kebijakan sistem X1.2 sebesar
0,819. Hal ini berarti bahwa komponen keadilan imbalan yang pegawai terima dengan kebijakan sistem mendukung tinggi atau rendahnya tingkat variabel
kepuasan imbalan. 3. Uji Interkorelasi Antar Variabel Kepuasan Imbalan X1 dan Komponen
Keadilan Imbalan Yang Pegawai Terima Dengan Kebijakan Sistem X1.3 Kepuasan imbalan X1 mempunyai nilai korelasi terhadap komponen
keadilan imbalan yang pegawai terima dengan diri sendiri X1.3 sebesar 0,836. Hal ini berarti bahwa komponen keadilan imbalan yang pegawai terima dengan
diri sendiri mendukung tinggi atau rendahnya tingkat variabel kepuasan imbalan.
4. Uji Interkorelasi Antar Variabel Kontrol Diri X2 dan Indikator dengan Behavior Control X2.1
Kontrol diri X2 mempunyai nilai korelasi dengan indikator behavior control X2.1 sebesar 0,938. Hal ini berarti indikator behavior control
mendukung tinggi atau rendahnya tingkat variabel kontrol diri. 5. Uji Interkorelasi Antar Variabel Kontrol Diri X2 dan Indikator dengan
Cognitive Control X2.2 Kontrol diri X2 mempunyai nilai korelasi dengan indikator cognitive
behavior control X2.1 sebesar 0,885. Hal ini berarti indikator cognitive control mendukung tinggi atau rendahnya tingkat variabel kontrol diri.
6. Uji Interkorelasi Antar Variabel Kontrol Diri X2 dan Indikator dengan Decisional Control X2.2
Kontrol diri X2 mempunyai nilai korelasi dengan indikator decisional control X2.3 sebesar 0,960. Hal ini berarti indikator decisional control
mendukung tinggi atau rendahnya tingkat variabel kontrol diri. 7. Uji Interkorelasi Variabel Kepuasan Imbalan X1 dan Variabel Perilaku Etis
Dalam Bekerja Y Variabel kepuasan imbalan X1 tidak memiliki korelasi yang signifikan
dengan variabel perilaku etis dalam bekerja Y. Hal ini berarti bahwa variabel kepuasan imbalan tidak mendukung tinggi atau rendahnya tingkat variabel
perilaku etis dalam bekerja. 8. Uji Interkorelasi Variabel Kontrol Diri X1 dan Variabel Perilaku Etis dalam
Bekerja Y
Variabel kontrol diri X2 memiliki nilai korelasi dengan perilaku etis dalam bekerja Y sebesar 0,726. Hal ini berarti bahwa variabel kontrol diri
mendukung tinggi atau rendahnya tingkat variabel perilaku etis dalam bekerja. Berdasarkan tabel Tabel 4.47 dan interpretasi uji interkorelasi antar
variabel di atas disimpulkan bahwa semua komponen dari variabel kepuasan imbalan memiliki korelasi yang signifikan terhadap variabel kepuasan imbalan,
sehingga semua komponen kepuasan imbalan mendukung tinggi atau rendahnya tingkat variabel kepuasan imbalan. Variabel kepuasan imbalan tidak memiliki
korelasi yang signifikan dengan variabel perilaku etis dalam bekerja, sehingga variabel kepuasan imbalan tidak mendukung tinggi atau rendahnya tingkat
variabel perilaku etis dalam bekerja. Selain itu disimpulkan juga bahwa semua indikator dari variabel kontrol diri mendukung tinggi atau rendahnya tingkat
variabel kontrol diri. Variabel kontrol memiliki korelasi yang signifikan dengan perilaku etis dalam bekerja, sehingga variabel kontrol diri mendukung tinggi atau
rendahnya tingkat variabel perilaku etis dalam bekerja.
4.7 Pembahasan