Reliabilitas Daya Pembeda Soal

valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat Arikunto, 2009:69. Pengujian validitas internal dapat menggunakan dua cara, yaitu analisis faktor dan analisis butir. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis butir dengan menyekor soal yang kemudian ditabulasi dan dimasukkan dalam rumus korelasi product moment, dengan rumus : rxy = koefisien korelasi x dan y N = Jumlah responden X = Jumlah skor butir soal Y = Jumlah skor total yang benar Arikunto, 2009:70. Hasil perhitungan validitas soal adalah sebagai berikut: Tabel 2. Hasil Perhitungan Validitas Soal Kriteria No butir soal Jumlah Valid 1, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 18, 19, 21, 22. 23, 24, 25, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 36, 37, 38, 39 31 Tidak valid 2, 7, 16, 17, 20, 26, 33, 35, 40 9 Perhitungan validitas soal dapat dilihat pada lampiran 10.

2. Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut dapat memberikan hasil yang tetap Arikunto, 2009:86. 2 2 2 2 Y X - XY Y Y N X X N N r xy 2 2 11 S pq S 1 - k k r keterangan: r 11 : reliabilitas tes secara keseluruhan p : proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q : proporsi subjek yang menjawab item dengan salah q = p - 1 k : banyaknya butir soal S : standar deviasi dari tes akar dari varians r 11 ≤ 0,20 = reliabilitas sangat rendah 0,20 ≤ r 11 0,40 = reliabilitas rendah 0,40 ≤ r 11 0,60 = reliabilitas sedang 0,60 ≤ r 11 0,80 = reliabilitas tinggi 0,80 ≤ r 11 1,00 = reliabilitas sangat tinggi Arikunto, 2009:218. Berdasarkan perhitungan reliabilitas diperoleh harga r 11 sebesar 0.796 harga r 11 tersebut terletak pada interval 0,60 ≤ r 11 0,80 termasuk kategori reliabilitas tinggi. Perhitungan realibilitas selengkapnya dapat dilihat di lampiran 10

3. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Indeks diskriminasi ini berkisar antara 0,00 – 1,00 Arikunto, 2009:211. Daya pembeda soal dari masing-masing soal digunakan dengan tujuan untuk mengetahui kualitas soal tersebut dalam membedakan siswa yang pandai dengan siswa yang tidak pandai. Langkah-langkah untuk menghitung daya pembeda soal adalah sebagai berikut: a. Merangking skor hasil tes uji coba, yaitu megurutkan hasil tes siswa mulai dari skor tertinggi sampai dengan skor terendah. b. Mengelompokkan seluruh peserta tes menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok atas dan kelompok bawah. Untuk menghitung daya pembeda soal pilihan ganda dapat digunakan rumus sebagai berikut A B A JS JB JB DP atau B B A JS JB JB DP Arikunto, 2009:214. Keterangan: A JB = jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan benar. B JB = jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar. A JS = jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan salah. B JS = jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan salah. Klasifikasi daya pembeda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: DP = 0,00 adalah sangat jelek 0,00 DP ≤ 0,20 adalah jelek 0,20 DP ≤ 0,40 adalah cukup 0,40 DP ≤ 0,70 adalah baik 0,70 DP ≤ 1,00 adalah sangat baik Arikunto, 2009: 218. Hasil perhitungan daya pembeda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3. Hasil Perhitungan Daya Beda Soal Kriteria DP No Butir Soal Jumlah Sangat Jelek - - Jelek 2, 7, 16, 17, 20, 26, 33, 35, 40 9 Cukup 3, 6, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 27, 28, 30, 31, 32, 34, 36, 37, 39 24 Baik 1, 4, 5, 8, 25, 29, 38 7 Sangat baik - - Perhitungan tentang daya pembeda soal dapat dilihat pada lampiran 10

4. Tingkat Kesukaran Soal

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS SMA NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 5 70

PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN MODEL MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 12 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014 2015

1 17 130

PENGARUH PEMBELAJARAN ARCS DENGAN METODE TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PRACIMANTORO TAHUN AJARAN 2014 2015

0 6 155

PENGARUH PEMBELAJARAN EVERYONE IS TEACHER HERE DENGAN METODE MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 SUBAH TAHUN AJARAN 2014 2015

0 6 159

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI DAGEN 01 JATEN Pengaruh strategi pembelajaran mind mapping terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SD negeri Dagen 01 Jaten Karanganyar Tahun pelajaran 2014

0 2 8

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI DAGEN 01 JATEN Pengaruh strategi pembelajaran mind mapping terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SD negeri Dagen 01 Jaten Karanganyar Tahun pelajaran 2014

0 2 16

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas Viii Smp Negeri 2 Boyolali Tahun Pelajaran 2013

0 3 16

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA SISWA KELAS V UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA SISWA KELAS V SDNEGERI 03 POPONGAN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 17

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT DAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 0 18

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN METODE MIND MAPPING BAGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 (Penelitian Tindakan Kelas).

0 0 18