telah disusun. Kinerja guru yang diamati meliputi memotivasi siswa agar siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran,
membagi siswa dalam beberapa kelompok belajar, membimbing siswa dalam kegiatan diskusi, memberi penguatan, mengelola kelas saat kegiatan
pembelajaran, dan membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.
Berdasarkan data pada Tabel 8, diketahui bahwa kinerja guru dalam pembelajaran mencapai kriteria baik dan sangat baik. Skor kinerja guru yang
diperoleh pada kegiatan pembelajaran di kelas X.1 adalah 27 dan 30 termasuk dalam kriteria baik dan sangat baik, sementara skor kinerja guru pada kegiatan
pembelajaran di kelas X.3 adalah 28 dan 29 termasuk dalam kriteria sangat baik. Walaupun secara umum kinerja guru dalam pembelajaran telah mencapai kriteria
baik dan sangat baik, tetapi terdapat aspek yang memperoleh skor rendah. Aspek tersebut adalah pembagian kelompok belajar dan pengelolaan kelas saat kegiatan
pembelajaran. Pada kelas X.1 guru dirasa kurang membagi perhatian terhadap semua siswa dan kurang mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Pada
kelas X.3 pada saat pembagian kelompok belajar guru dirasa kurang tegas dan kurang efisen menggunakan waktu sehingga pembelajaran menjadi lebih lama.
Untuk itu kedepan hendaknya guru lebih dapat membagi perhatian kepada semua siswa dan mendorong siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran, serta guru
hendaknya lebih tegas dalam pembelajaran dan memperhatikan penggunaaan alokasi waktu sesuai dengan RPP yang telah ditentukan. Meskipun dalam
pelaksanaan pembelajaran masih terdapat aspek dari kinerja guru yang mendapat skor rendah, guru telah berhasil melaksanakan kegiatan pembelajaran seperti RPP
yang telah ditentukan sehingga dapat disimpulkan bahwa desain pembelajaran yang diterapkan telah mampu mengoptimalkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
4. Tanggapan Siswa
Berdasarkan data pada Tabel 9, menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan mendapat tanggapan positif dan sangat positif.
Tiga dari empat aspek yang ditanyakan mendapat tanggapan sangat positif dan satu aspek mendapat tanggapan positif. Meskipun secara umum siswa
memberikan tanggapan positif dan sangat positif terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, tetapi berdasarkan hasil analisis angket tanggapan siswa
terdapat 1 siswa kelas X.1 menyatakan kurang menyukai kegiatan pembelajaran, 7 siswa 4 siswa kelas X.1 dan 3 siswa kelas X.3 menyatakan merasa kurang
memahami materi pencemaran lingkungan, 4 siswa 3 siswa kelas X.1 dan 1 siswa kelas X.3 merasa kurang termotivasi untuk aktif dalam kegiatan pembalajaran,
serta 4 siswa 3 siswa kelas X.1 dan 1 siswa kelas X.3 kurang setuju jika kegiatan belajar diterapkan pada materi biologi lain. Oleh karena itu, guru hendaknya dapat
mengidentifikasi hal-hal yang menjadi kendala siswa dalam belajar, misalnya pada akhir kegiatan pembelajaran guru dapat menanyakan secara personal terkait
dengan kendala yang dialami siswa pada saat pembelajaran sehingga kendala tersebut dapat teratasi dan pada akhirnya siswa menjadi lebih menyukai kegiatan
pembelajaran, lebih termotivasi, dan menjadi lebih mudah memahami materi yang dipelajari.
5. Tanggapan Guru
Data tanggapan guru terhadap pembelajaran diperoleh dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Biologi SMA Negeri 2 Pemalang. Berdasarkan hasil
wawancara secara umum guru memberikan tanggapan positif terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru menyatakan bahwa pembelajaran
materi pencemaran lingkungan dengan penerapan pendekatan akitivitas aesop’s berorientasi lingkungan dapat memotivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan
pembelajaran, membantu siswa memperoleh pengalaman ilmiah dalam belajar, membantu siswa untuk menemukan konsepnya sendiri dalam belajar, dan dapat
mengoptimalkan hasil belajar siswa. Guru juga menyatakan tertarik menggunakan pendekatan aktivitas aesop’s berorientasi lingkungan pada materi biologi lain
yang cocok dengan pendekatan ini. Meskipun secara umum guru memberikan tanggapan positif terhadap pembelajaran dengan penerapan pendekatan aktivitas
aesop’s, namun guru menyampaikan kekurangan dari pendekatan ini yaitu pembelajaran membutuhkan waktu yang relatif lama. Hal ini disebabkan karena
masih terdapat siswa yang ramai dan gaduh dalam kegiatan pembelajaran, sehingga diperlukan waktu untuk menciptakan kondisi pembelajaran menjadi
kondusif. Untuk itu hendaknya guru dapat menciptakan kondisi pembelajaran lebih kondusif sehingga waktu pembelajaran menjadi lebih efisien. Salah satu cara
yang dapat dilakukan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang lebih kondusif adalah dengan menerapakan reward dan punishment. Misalnya guru
dapat memberikan reward berupa hadiah bagi siswa yang aktif dan berprestasi serta memberikan punishment berupa tugas tambahan bagi siswa yang gaduh.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan aktivitas aesop’s berorientasi lingkungan pada pembelajaran materi
pencemaran lingkungan dapat mengoptimalkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X SMAN 2 Pemalang. Seluruh siswa mencapai kriteria aktivitas belajar
aktif dan sangat aktif serta 84 siswa kelas X.1 dan 91 siswa kelas X.2 mencapai hasil belajar tuntas dan optimal hasil belajar 80.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang dapat peneliti sampaikan adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengatasi permasalahan adanya kecenderungan sebagian besar siswa
50 yang memperoleh skor rendah pada aspek mempresentasikan hasil diskusi kelompok, guru dapat memberikan reward berupa hadiah bagi siswa
yang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan baik sehingga siswa dapat lebih aktif dan tertarik dalam pembelajaran.
2. Untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memahami materi pencemaran
lingkungan, guru hendaknya mendorong siswa membaca ringkasan materi pencemaran lingkungan yang diberikan sebelum kegiatan pembelajaran dan
pada akhir kegiatan pembelajaran guru juga hendaknya dapat me-review kembali materi yang telah dipelajari untuk memantapkan pemahaman siswa.
34
.