Penerapan media pembelajaran audiovisual untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XB pada materi pencemaran lingkungan di SMA GAMA Yogyakarta.

(1)

viii ABSTRAK

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS

XB PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI SMA GAMA YOGYAKARTA

Agnes Ria Setiana Universitas Sanata Dharma

2015

Berdasarkan hasil wawancara didapatkan berbagai masalah pada kelas XB SMA GAMA, seperti nilai rata-rata kelas 50, sehingga belum mencapai KKM. Selain itu aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran kurang baik. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pencemaran lingkungan dengan menerapkan media audiovisual. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka penelitian dilakukan dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan subyek penelitian 22 siswa kelas XB di SMA GAMA. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah berupa tes dan lembar observasi. Penelitian ini terbagi atas dua siklus, masing-masing siklus dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Analisis data yang digunakan berupa analisa kualitatif dan kuantitatif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa aspek kognitif meningkat dari rata-rata 70,91 pada siklus I menjadi 77,73 pada siklus II sedangkan persentase siswa yang mencapai nilai KKM ≥75 meningkat dari 50% menjadi 77,27%. Hasil belajar siswa pada aspek psikomotor (aktivitas) yang mencapai kriteria tinggi 66,68 ≤ q≤ 100 dari siklus I 36,36% meningkat di siklus II menjadi 63,64%.

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa indikator yang ingin dicapai telah memenuhi target yakni 75 untuk nilai rata-rata, dan 75% siswa mencapai KKM. Target pencapaian indikator pada aktivitas siswa dengan kriteria kategori tinggi 80% tidak dapat tercapai, namun sudah menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa media audiovisual dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa.


(2)

ix ABSTRACT

USING AUDIO-VISUAL MEDIA TO IMPROVE STUDENTS’ ACTIVITIES AND COGNITIVE ON ENVIRONMENTAL POLLUTION FOR TENTH

GRADE CLASS B OF GAMA SENIOR HIGH SCHOOL YOGYAKARTA

Agnes Ria Setiana Sanata Dharma University

2015

Based on the result of the interview, the researcher got some problems on tenth grade of GAMA Senior High School. One of the problems was the average score that was only 50, which meant that it had not surpassed the minimum score (Kriteria Ketuntasan Minimal). Besides, the students activity was not really good.

The purpose of the research was to improve students’ activities and cognitive on

environmental pollution material using audio-visual media. To achieve these objectives, the research was done using Classroom Action Research with 22 students of tenth grade class B GAMA Senior High School Yogyakarta. The data gathering instrument used were in the form of test and observation sheet. There were 2 cycles in this research, and each cycle had 2 sessions. Data analysis used were qualitative and quantitative method.

The research results indicated that the result of students’ cognitive was

improved from more or less 70,91 in the first cycle into 77,73 in the second cycle,

and the percentage of students’ score that surpassed the KKM score was

improved from 50% into 77,27%. Then, the result of students’ psychomotor (activity) reached the high criteria 66,68 ≤ q ≤ 100. The first cycle was 36,36% and it was improved into 63,64%.

The results showed that the indicator to be reached had met the target, which was 75 for the average score, and 75% of students had already reached the KKM score. The target for indicator accomplishment on students’ activity with high categories criteria, 80%, was not achieved, but there was an improvement from the first cycle to the second cycle. Based on the results above, the writer would like to made a conclusion that the audio-visual media improved the

students’ cognitive and students’ activity.

Keywords: students’ cognitive, activities, audiovisual media, and enviromental polution


(3)

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XB PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI SMA GAMA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh: Agnes Ria Setiana NIM : 111434024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

i

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XB PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI SMA GAMA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh: Agnes Ria Setiana NIM : 111434024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

iv

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu memberkatiku dan menolongku, Kedua orangtuaku yang selalu memberikan semangat dan kasih sayang kepadaku,

Ketiga kakaku yang selalu menghiburku dan membantuku, dan Semua sahabat-sahabatku dan teman-teman seperjuangan P.Bio 2011.


(8)

v

Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak Kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

karena hidup hanyalah sekali.


(9)

(10)

(11)

viii ABSTRAK

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS

XB PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI SMA GAMA YOGYAKARTA

Agnes Ria Setiana Universitas Sanata Dharma

2015

Berdasarkan hasil wawancara didapatkan berbagai masalah pada kelas XB SMA GAMA, seperti nilai rata-rata kelas 50, sehingga belum mencapai KKM. Selain itu aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran kurang baik. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pencemaran lingkungan dengan menerapkan media audiovisual. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka penelitian dilakukan dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan subyek penelitian 22 siswa kelas XB di SMA GAMA. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah berupa tes dan lembar observasi. Penelitian ini terbagi atas dua siklus, masing-masing siklus dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Analisis data yang digunakan berupa analisa kualitatif dan kuantitatif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa aspek kognitif meningkat dari rata-rata 70,91 pada siklus I menjadi 77,73 pada siklus II sedangkan persentase siswa yang mencapai nilai KKM ≥75 meningkat dari 50% menjadi 77,27%. Hasil belajar siswa pada aspek psikomotor (aktivitas) yang mencapai kriteria tinggi 66,68 ≤ q≤ 100 dari siklus I 36,36% meningkat di siklus II menjadi 63,64%.

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa indikator yang ingin dicapai telah memenuhi target yakni 75 untuk nilai rata-rata, dan 75% siswa mencapai KKM. Target pencapaian indikator pada aktivitas siswa dengan kriteria kategori tinggi 80% tidak dapat tercapai, namun sudah menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa media audiovisual dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa.


(12)

ix ABSTRACT

USING AUDIO-VISUAL MEDIA TO IMPROVE STUDENTS’ ACTIVITIES AND COGNITIVE ON ENVIRONMENTAL POLLUTION FOR TENTH

GRADE CLASS B OF GAMA SENIOR HIGH SCHOOL YOGYAKARTA

Agnes Ria Setiana Sanata Dharma University

2015

Based on the result of the interview, the researcher got some problems on tenth grade of GAMA Senior High School. One of the problems was the average score that was only 50, which meant that it had not surpassed the minimum score (Kriteria Ketuntasan Minimal). Besides, the students activity was not really good.

The purpose of the research was to improve students’ activities and cognitive on

environmental pollution material using audio-visual media. To achieve these objectives, the research was done using Classroom Action Research with 22 students of tenth grade class B GAMA Senior High School Yogyakarta. The data gathering instrument used were in the form of test and observation sheet. There were 2 cycles in this research, and each cycle had 2 sessions. Data analysis used were qualitative and quantitative method.

The research results indicated that the result of students’ cognitive was

improved from more or less 70,91 in the first cycle into 77,73 in the second cycle,

and the percentage of students’ score that surpassed the KKM score was

improved from 50% into 77,27%. Then, the result of students’ psychomotor (activity) reached the high criteria 66,68 ≤ q ≤ 100. The first cycle was 36,36% and it was improved into 63,64%.

The results showed that the indicator to be reached had met the target, which was 75 for the average score, and 75% of students had already reached the KKM score. The target for indicator accomplishment on students’ activity with high categories criteria, 80%, was not achieved, but there was an improvement from the first cycle to the second cycle. Based on the results above, the writer would like to made a conclusion that the audio-visual media improved the

students’ cognitive and students’ activity.

Keywords: students’ cognitive, activities, audiovisual media, and enviromental polution


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi syarat kelulusan Program S1 Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Drs. Antonius Tri Priantoro, M. For. Sc selaku kaprodi program studi Pendidikan Biologi yang sudah banyak memberikan pendampingan selama menjadi mahasiswa.

2. Dra. Maslichah Asy`ari, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu dengan tulus dan membimbing, mendampingi, memberikan dorongan dan semangat kepada penulis dalam mengerjakan skripsi ini.

3. Para dosen Pendidikan Biologi dan segenap staff sekretariat JPMIPA Sanata Dharma yang secara tidak langsung telah memberikan kontribusi yang berarti sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. 4. Bapak Drs. Gunardi selaku guru biologi SMA GAMA Yogyakarta yang

telah membantu dalam pelaksanaan penelitian dan untuk bimbingannya. 5. Kedua orangtua penulis yang tanpa henti memberikan biaya, dukungan,

dorongan, doa, dan kasihnya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 6. Kakak-kakakku Mbak Merry, Mbak Manggar, dan Mbak Uri yang telah

memberikan semangat untuk penulisan skripsi

7. Yohanes Bagas yang telah memberikan perhatian dan semangat dalam penulisan skripsi.

8. Siswa-siswa kelas XB SMA GAMA Yogyakarta yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini.

9. Teman-teman Virion 2011 yang telah memberikan semangat dalam pembuatan skripsi ini.


(14)

xi

10.Dan sahabatku Fransisca Aprilia, Mikaela Galuh, semua saudara serta sahabat di sekelilingku yang selalu memberikan semangat tanpa henti dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, sehingga penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dalam kesempurnaan skripsi ini. Demikian, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi berbagai pihak.

Yogyakarta, 31 Juli 2015 Penulis


(15)

xii

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C.Batasan Masalah ... 4

D.Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7


(16)

xiii

D.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 14

E. Media Pembelajaran ... 20

F. Media Audiovisual ... 22

G.Film dan Video ... 24

H.Pencemaran Lingkungan dan Upaya Mengatasinya ... 27

I. Hasil Penelitian yang Relevan ... 27

J. Kerangka Berpikir ... 28

K.Hipotesa... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 32

A.Jenis Penelitian ... 32

B.Setting Penelitian ... 32

C.Rancangan Penelitian ... 33

D.Instrumen Penelitian ... 37

E. Analisa Data ... 38

F. Indikator Keberhasilan ... 41

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN ... 42

A.Pelaksanaan Penelitian ... 42

B. Hasil penelitian ... 42

1. Perencanaan Pra- Tindakan ... 42

2. Siklus I ... 43

3. Siklus II ... 49

C.Analisis Data ... 57

1. Analisis Hasil Belajar (Kognitif) ... 57

2. Analisis Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 58

D.Pembahasan... 63

1. Peningkatan Hasil Belajar (Kognitif) ... 63

2. Peningkatan Aktivitas Siswa ... 67

3. Faktor-faktor Pendukung Penerapan Media Audiovisual ... 69


(17)

xiv

A.Kesimpulan ... 71

B. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73


(18)

xv

Tabel 3.1 Prosedur, Alat,Pelaku, Sumber Informasi, dan Cara Analisis ... 39

Tabel 3.2 Kriteria Skor Ketuntasan Individu ... 40

Tabel 3.3 Kriteria Hasil Presentase Skor ... 41

Tabel 3.4 Indikator Keberhasilan ... 41

Tabel 4.1 Hasil Pre-test Siswa ... 43

Tabel 4.2 Hasil Observasi Kelompok Siswa Siklus I ... 47

Tabel 4.3 Hasil Post-test Siklus I ... 48

Tabel 4.4 Hasil Observasi Kelompok Siswa Siklus II ... 54

Tabel 4.5 Hasil Post-test Siklus II... 55

Tabel 4.6 Hasil Belajar Siswa (Kognitif) di Setiap Siklus Pembelajaran ... 58

Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 59

Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 61

Tabel 4.9 Peningkatan Presentase Hasil Belajar Kognitif Siswa ... 63


(19)

xvi

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir ... 30

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 33

Gambar 4.1 Siswa Mengamati Video Siklus I ... 44

Gambar 4.2 Siswa Berdiskusi Siklus I ... 45

Gambar 4.3 Kelompok Presentasi Siklus I ... 46

Gambar 4.4 Siswa Mengamati Video Siklus II ... 51

Gambar 4.5 Siswa Berdiskusi Siklus II ... 51

Gambar 4.6 Kelompok Presentasi Siklus II ... 52

Gambar 4.7 Daur Ulang Botol Plastik ... 52

Gambar 4.8 Mengerjakan Post-test Siklus II ... 53

Gambar 4.9 Diagram Persentase Aktivitas Siswa Siklus I ... 60

Gambar 4.10 Diagram Persentase Aktivitas Siswa Siklus II ... 62

Gambar 4.11 Diagram Nilai Rata-rata Hasil Belajar Tiap Siklus ... 64

Gambar 4.12 Diagram Ketuntasan KKM Hasil Belajar Tiap Siklus ... 64


(20)

xvii

1. Silabus ... 76

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 79

3. Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Kunci Jawaban ... 89

4. Kisi-Kisi ... 93

5. Soal Pre-test dan Post-test ... 98

6. Kunci Jawaban dan Pedoman Skoring ... 107

7. Materi Pencemaran Lingkungan ... 109

8. Lembar Observasi Aktivitas ... 115

9. Daftar Nilai Kognitif Siswa ... 117

10.Daftar Nilai Aktifitas Siswa ... 118

11.Persentase Rata-rata Skor Tiap Aspek Aktivitas Siswa ... 120

12.Hasil Lembar Observasi ... 121

13.Hasil Jawaban Pre-test Siswa... 125

14.Hasil Jawaban Pos-test 1 Siswa ... 129

15.Hasil Jawaban Post-test 2 Siswa ... 135

16.Surat Ijin Penelitian dari Universitas ... 141


(21)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Proses Pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam suatu proses komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pengirim pesan (guru), komponen penerima pesan (siswa), dan komponen pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang dalam proses pembelajaran terjadi kegagalan komunikasi. Artinya materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak dapat diterima oleh siswa dengan optimal. Untuk menghindari hal tersebut, maka guru dapat menyusun strategi pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar (Sanjaya, 2010:162).

Tujuan belajar siswa dapat dicapai dengan menciptakan sistem belajar yang kondusif untuk memperoleh pengetahuan, penanaman konsep, ketrampilan, dan pembentukkan sikap. Hal ini menunjukkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor harus dicapai oleh siswa, jika siswa hanya unggul dalam aspek psikomotornya saja, maka siswa tersebut dapat dikatakan kurang mencapai tujuan belajar. Artinya jika aktivitas dalam aspek psikomotor dapat ditingkatkan, maka hasil belajar dalam aspek kognitif sebagai tujuan belajar dapat tercapai dengan baik. Pencapaian aktivitas dan hasil belajar siswa dapat didukung dengan menggunakan media pembelajaran.


(22)

Pemanfaatan media pembelajaran biologi sebagai salah satu strategi untuk pembelajaran saat ini sudah beranekaragam. Berbagai media tersebut misalnya ada yang berupa dua dimensi (gambar), tiga dimensi (torso), video, atau film dokumenter. Adanya media baik berupa gambar, torso, atau video sangat baik diterapkan dalam materi pembelajaran biologi, karena adanya media tersebut dapat mengembangkan indra penglihatan dan indra pendengaran untuk memahami materi yang disampaikan. Sebagian besar materi Biologi dapat dipahami dengan melihat gambar, torso maupun video. Dengan demikian, perlu adanya penggunaan media untuk menjelaskan materi yang berkaitan. Media tersebut dapat berupa media audio visual yang dapat dipahami oleh siswa. Contoh media tersebut adalah video atau film dokumenter.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru di SMA GAMA, penggunaan media di SMA GAMA sudah bervariasi seperti menggunakan media visual berupa gambar atau melakukan pembelajaran di luar kelas (observasi). Pembelajaran di luar kelas biasanya hanya terbatas seperti pada materi klasifikasi tumbuhan dan keanekaragaman hayati pada tumbuhan, sedangkan pada materi pencemaran lingkungan pada tahun ajaran 2013/2014 biasanya menggunakan media visual seperti gambar, namun media ini hanya sebatas siswa melihat gambar. Selain itu, siswa kurang dilibatkan dalam memanfaatkan media yang menyebabkan siswa kurang termotivasi. Hal ini terlihat dari aktivitas di luar topik pembelajaran yang dilakukan siswa seperti mengobrol, melamun, dan


(23)

mengantuk yang menyebabkan siswa kurang fokus dalam belajar, sehingga tingkat kemampuan siswa memahami suatu materi di sekolah ini cukup rendah. Hal ini menyebabkan nilai yang dicapai siswa kurang dari KKM 75. Berdasarkan nilai pada materi pencemaran lingkungan pada tahun ajaran 203/2014 didapati nilai yang >75 sebanyak 30%, sedangkan nilai <75 sebanyak 70%, dengan nilai rata-rata 50.

Penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa untuk melakukan aktivitas belajar dengan baik seperti mencatat, merangkum, ataupun menjelaskan materi yang berkaitan. Salah satu media yang dapat digunakan adalah media audiovisual berupa video. Video dapat memberikan beberapa contoh materi biologi. Video juga dapat menjelaskan pada siswa mengenai proses terjadinya pencemaran lingkungan dan upaya untuk mengatasinya. Sehingga media dapat menarik perhatian siswa, dapat menunjukkan secara nyata materi yang akan dipelajari. Keterlibatan siswa dalam mempelajari materi melalui media audiovisual berupa video diharapkan dapat membuat siswa fokus dan dapat memahami materi secara langsung dengan baik.

Penggunaan media audiovisual berupa video pada materi pencemaran lingkungan juga dibutuhkan sebagai alat bantu mengajar. Video pencemaran lingkungan dapat menunjukkan kasus dampak nyata pencemaran lingkungan di berbagai daerah atau kota. Video juga dapat menyajikan upaya mengurangi pencemaran lingkungan seperti proses daur


(24)

ulang limbah. Oleh karena itu media audiovisual dirasa tepat untuk membantu proses pembelajaran.

Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian menggunakan media audiovisual untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi Pencemaran Lingkungan. Selanjutnya penelitian ini diberi judul “Penerapan Media Pembelajaran Audiovisual Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas XB Pada Materi Pencemaran Lingkungan Di SMA GAMA Yogyakarta”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah dengan menerapkan media audiovisual pada materi Pencemaran Lingkungan, aktivitas peserta didik kelas XB dapat ditingkatkan?

2. Apakah dengan menerapkan media audiovisual pada materi Pencemaran Lingkungan, hasil belajar peserta didik kelas XB dapat ditingkatkan?

3. Batasan Masalah

Agar lebih terfokus pada masalah yang diteliti, peneliti menentukan batasan masalah. Batasan masalah pada penelitian ini yaitu pada :


(25)

2. Obyek penelitian adalah sebagai berikut : a. Hasil belajar dan aktivitas siswa

b. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pencemaran Lingkungan.

c. Standar Kompetensi 4 : Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem

d. Kompetensi dasar 4.3: mengkaitkan hubungan kegiatan manusia dengan perusakan dan pemeliharaan lingkungan. Kompetensi dasar 4.4: mendeskripsikan pemanfaatan daur ulang limbah untuk kepentingan kehidupan.

e. Media Audiovisual: video yang di unduh dari internet.

f. Hasil belajar (kognitif) dan aktivitas (psikomotor) dinyatakan dalam bentuk skor.

g. Aktivitas yang diamati berupa aktivitas fisik, yaitu memperhatikan, mencatat, bertanya, menjawab, berdiskusi, presentasi, mengemukakan ide, dan membuat kesimpulan.

4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui peningkatan aktivitas siswa kelas XB pada Materi

pencemaran lingkungan di SMA GAMA melalui penerapan media audiovisual.


(26)

2. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas XB pada Materi pencemaran lingkungan di SMA GAMA melalui penerapan media audiovisual.

5. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh pihak, baik dari pihak peneliti, guru , siswa, dan sekolah adalah sebagai berikut : 1. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang penerapan media audiovisual yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. 2. Bagi Guru

Penelitian ini dapat menambah informasi/membantu guru dalam menentukan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang berkaitan.

3. Bagi Siswa

Dengan penelitian ini, diharapkan siswa dapat meningkat aktivitas dan hasil belajarnya pada materi Biologi.

4. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan melengkapi karya tulis ilmiah di sekolah.


(27)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan (Slameto, 2010:2). Sedangkan menurut Morgan (dalam Mulyati, 2005:3) belajar merupakan proses mental dalam memahami tingkah laku manusia, menyangkut beberapa faktor, yaitu asosiasi, motivasi, variabilitas, kebiasaan, kepekaan, pencetakkan, dan hambatan. Sedangkan, Mulyati (2005:5) menyimpulkan bahwa belajar merupakan suatu usaha sadar individu untuk mencapai tujuan peningkatan diri atau perubahan diri melalui latihan-latihan dan perubahan yang terjadi bukan karena peristiwa kebetulan. Selain itu, kesimpulan juga dikemukakan oleh Abdillah (2002) bahwa belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperolah tujuan tertentu.

Mengajar dan belajar adalah dua peristiwa yang berbeda, tetapi terdapat hubungan yang erat, bahkan terjadi kaitan dan interaksi satu sama lain, saling mempengaruhi dan saling menunjang satu sama lain. (Hamalik, 2001:44). Hal ini berkaitan dengan proses pembelajaran. Menurut Sudjana (2004:28) pembelajaran merupakan setiap upaya yang


(28)

dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar. Sedangkan menurut Nasution (2004:4) menyatakan pembelajaran sebagai aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak didik, sehingga terjadi proses belajar. Sama halnya yang dikemukakan Sadiman (1984:7) pembelajaran merupakan suatu usaha sadar guru/pengajar untuk membantu siswa atau anak didiknya agar dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Dengan kata lain pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa.

Berdasarkan uraian dari beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan usaha untuk mencapai tujuan peningkatan diri melalui perubahan yang terjadi, sedangkan pembelajaran adalah usaha yang dilakukan oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar.

B. Aktivitas Belajar

Menurut Sanjaya (2010:132), belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat; memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental.


(29)

Pembelajaran berorientasi aktivitas siswa merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal untuk memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, psikomotor secara seimbang. Pembelajaran berorientasi aktivitas siswa menekankan pada aktivitas siswa secara optimal, artinya menghendaki keseimbangan antara fisik, mental termasuk emosional, dan aktivitas intelektual. Berkaitan dengan penelitian mengenai aktivitas siswa, dilakukan dengan mengobservasi aktivitas fisik yang nampak pada siswa seperti memperhatikan video, seiring siswa melakukan aktifitas fisik tersebut secara tidak langsung siswa akan melakukan aktivitas mental/psikis seperti berpikir apa yang terjadi dalam video, sehingga dapat mempengaruhi aktivitas emosional dan intelektual pada siswa. Seorang siswa yang tampaknya hanya mendengarkan saja, tidak berarti memiliki kadar aktivitas yang rendah dibandingkan dengan siswa yang sibuk mencatat. Sebab mungkin saja yang duduk itu secara mental ia aktif, misalnya menyimak, menganalisis dalam pikirannya, dan menginternalisasi nilai setiap informasi yang disampaikan. Sebaliknya siswa yang sibuk mencatat tidak bisa dikatakan memiliki kadar aktivitas yang tinggi jika bersangkutan hanya sekedar secara fisik aktif mencatat, tidak diikuti oleh aktivitas mental dan emosi (Sanjaya, 2010:137).

Dalam kegiatan belajar mengajar pembelajaran berorientasi aktivitas siswa diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan, seperti mendengarkan, berdiskusi, memproduksi sesuatu, menyusun laporan, memecahkan masalah, dan lain sebagainya. Keaktifan siswa itu ada yang


(30)

secara langsung dapat diamati, seperti mengerjakan tugas, berdiskusi, mengumpulkan data, dan lain sebagainya, akan tetapi juga ada yang tidak bisa diamati seperti kegiatan mendengarkan dan menyimak. Namun demikian, salah satu hal yang dapat kita lakukan untuk mengetahui apakah suatu proses pembelajaran memiliki kadar pembelajaran berorientasi aktivitas siswa yang tinggi, sedang, atau lemah, dapat kita lihat dari kriteria penerapan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Kriteria tersebut menggambarkan sejauh mana keterlibatan siswa dalam pembelajaran baik dalam perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran maupun dalam mengevaluasi hasil pembelajaran. Semakin siswa terlibat dalam ketiga aspek tersebut, maka kadar aktivitas siswa semakin tinggi (Sanjaya, 2010:141).

C. Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik (Sudjana, 2010:3).

Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.


(31)

Horward Kingsley (dalam Sudjana, 2010:22) membagi tiga macam hasil belajar, yaitu:

a. Ketrampilan dan kebiasaan b. Pengetahuan dan pengertian c. Sikap dan cita-cita.

Sedangkan, Gagne (dalam Sudjana, 2010:22) membagi lima kategori hasil belajar, yaitu :

a. Informal verbal

b. Ketrampilan intelektual c. Strategi kognitif

d. Sikap, dan

e. Ketrampilan motoris.

Menurut Winkel (1987: 36) hasil belajar adalah suatu aktivitas mental/ psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman (aspek kognitif), ketrampilan (aspek psikomotorik) dan nilai sikap (aspek afektif). Dimana menurut Arikunto,dkk., (2008:113-114) aspek kognitif mempunyai tujuan yaitu berorientasi pada kemampuan berpikir yang mencakup kemampuan intelektual. Aspek afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Aspek psikomotorik berkaitan dengan ketrampilan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar.


(32)

Menurut Taksonomi Bloom ranah kognitif yang telah direvisi Anderson dan Krathwohl (dalam Imam dan Anggarini, 2012:26-30) yakni: mengingat (remember), memahami/mengerti (understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create).

a. Mengingat (Remember)

Mengingat merupakan dimensi yang berperan penting dalam proses pembelajaran yang bermakna (meaningful learning) dan pemecahan masalah (problem solving). Kemampuan ini dimanfaatkan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang jauh lebih kompleks. Mengingat meliputi mengenali (recognition) dan memanggil kembali (recalling). Mengenali berkaitan dengan mengetahui pengetahuan masa lampau yang berkaitan dengan hal-hal yang konkret, misalnya tanggal lahir, alamat rumah, dan usia, sedangkan memanggil kembali (recalling) adalah proses kognitif yang membutuhkan pengetahuan masa lampau secara cepat dan tepat.

b. Memahami/mengerti (Understand)

Memahami/mengerti berkaitan dengan membangun sebuah pengertian dari berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi. Memahami/mengerti berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan (classification) dan membandingkan (comparing).

c. Menerapkan (Apply)

Menerapkan menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan atau mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau


(33)

menyelesaikan permasalahan. Menerapkan berkaitan dengan dimensi pengetahuan prosedural (procedural knowledge). Menerapkan meliputi kegiatan menjalankan prosedur (executing) dan mengimplementasikan (implementing).

d. Menganalisis (Analyze)

Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan. Kemampuan menganalisis merupakan jenis kemampuan yang banyak dituntut dari kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah. Berbagai mata pelajaran menuntut siswa memiliki kemampuan menganalisis dengan baik.

e. Mengevaluasi (Evaluate)

Evaluasi meliputi mengecek (checking) dan mengkritisi (critiquing). Mengecek mengarah pada kegiatan pengujian hal-hal yang tidak konsisten atau kegagalan dari suatu operasi atau produk. Jika dikaitkan dengan proses berpikir merencanakan dan mengimplementasikan maka mengecek akan mengarah pada penetapan sejauh mana suatu rencana berjalan dengan baik. Mengkritisi mengarah pada penilaian suatu produk atau operasi berdasarkan pada kriteria dan standar eksternal. Mengkritisi berkaitan erat dengan berpikir kritis. Siswa melakukan penilaian dengan melihat sisi negatif dan positif dari suatu hal, kemudian melakukan penilaian menggunakan standar ini.


(34)

Perbedaan menciptakan ini dengan dimensi berpikir kognitif lainnya adalah pada dimensi yang lain seperti mengerti, menerapkan, dan menganalisis siswa bekerja dengan informasi yang sudah dikenal sebelumnya, sedangkan pada menciptakan siswa bekerja dan menghasilkan sesuatu yang baru. Menciptakan meliputi membuat (generating) dan menghasilkan (producing). Menggeneralisasikan merupakan kegiatan merepresentasikan permasalahan dan penemuan alternatif hipotesis yang diperlukan. Menggeneralisasikan ini berkaitan dengan berpikir divergen yang merupakan inti dari berpikir kreatif. Memproduksi mengarah pada perencanaan untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Mengacu dari beberapa pandangan tentang belajar seringkali dikemukakan bahwa masalah-masalah belajar baik intern maupun ekstern dapat dikaji dari dimensi siswa. Sedangkan dari hasil tahapannya, masalah belajar dapat terjadi pada waktu sebelum belajar, selama proses belajar dan sesudah belajar. Berikut terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa menurut Aunurrahman, (2011:178-195) adalah faktor internal dan eksternal.

a. Faktor Internal

1) Ciri khas/ karekteristik siswa

Bilamana siswa memiliki minat yang tinggi untuk belajar, maka ia akan berupaya mempersiapkan hal-hal yang berkaitan


(35)

dengan apa yang akan dipelajari secara lebih baik. Namun, bilamana siswa tidak memiliki minat untuk belajar, maka siswa tersebut cenderung mengabaikan kesiapannya untuk belajar. Demikian pula pengalaman siswa juga akan turut menenetukan muncul tidaknya masalah belajar sebelum kegiatan belajar dimulai.

Siswa-siswa yang memiliki latar pengalaman yang baik yang mendukung materi pelajaran yang akan dipelajari, tidak memiliki banyak masalah sebelum belajar dan dalam proses belajar selanjutnya. Namun bagi siswa yang kurang memiliki pengalaman yang terkait dengan mata pelajaran atau materi yang akan dipelajari akan menghadapi masalah dalam belajar, terutama berkaitan dengan kesiapannya untuk belajar.

2) Sikap terhadap Belajar

Sikap siswa dalam proses belajar ketika memulai kegiatan belajar merupakan bagian penting untuk diperhatikan karena aktivitas belajar siswa selanjutnya banyak ditentukan oleh sikap siswa ketika akan memulai kegiatan belajar. ketika akan memulai kegiatan belajar, siswa memiliki sikap menerima atau ada kesediaan emosional untuk belajar, maka ia akan cenderung untuk berusaha terlibat dalam kegiatan belajar dengan baik. Namun bilamana yang lebih dominan adalah sikap menolak sebelum belajar atau akan memulai pelajaran, maka siswa cenderung kurang memperhatikan atau mengikuti kegiatan belajar.


(36)

Oleh karena itu disarankan agar guru dapat mencermati secara sungguh-sungguh sikap siswa, memberikan kesan positif tentang belajar termasuk manfaat bagi siswa dalam kaitan dengan pencapaian hasil belajar yang lebih baik dan mencapai cita-cita yang mereka inginkan.

3) Motivasi Belajar

Motivasi didalam kegiatan belajar merupakan kekuatan yang dapat menjadi tenaga pendorong bagi siswa untuk mendayagunakan potensi-potensi yang ada pada dirinya dan potensi di luar dirinya untuk mewujudkan tujuan belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan nampak melalui kesungguhan untuk terlibat didalam proses belajar, antara lain nampak melalui keaktifan bertanya, mengemukakan pendapat, menyimpulkan pelajaran, mencatat, membuat resume, mempraktekkan sesuatu, mengerjakan latihan-latihan dan evaluasi sesuai sesuai dengan tuntutan pembelajaran.

4) Konsentrasi Belajar

Kesulitan berkonsentrasi merupakan indikator adanya masalah belajar yang dihadapi siswa, karena hal itu akan menjadi kendala didalam mencapai hasil belajar yang diharapkan. Untuk membantu siswa agar dapat berkonsentrasi dalam belajar tentu memerlukan waktu yang cukup lama, disamping menutut ketlatenan guru. Akan tetapi dengan bimbingan, perhatian serta


(37)

bekal kecakapan yang dimiliki guru, maka secara bertahap hal ini akan dapat dilakukan.

5) Mengolah Bahan Belajar

Bilamana dalam proses belajar, siswa mengalami kesulitan didalam mengolah pesan, maka berarti ada kendala pembelajaran yang dihadapi siswa yang membutuhkan bantuan guru. Bantuan guru tersebut hendaknya dapat mendorong sisw agar memiliki kemampuan sendiri untuk terus mengolah bahan belajar, karena konstruksi berarti merupakan suatu proses yang berlangsung secara dinamis. Proses kesadaran meliputi proses penerimaan, pengaktifan, pengolahan, penyimpanan, dan kembali lagi kepada proses pengaktifan. Kelima proses tersebut merupakan siklus yang saling terkait. Oleh sebab itu, jika siswa mengalami kesulitan pada salah satu proses, maka kemungkinan besar ia akan mengalami kendala pula pada proses selanjutnya.

6) Menggali Hasil Belajar

Bilamana dalam proses belajar siswa mengalami hambatan didalam proses penerimaan pesan, maka siswa tidak memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang sesuatu yang dipelajari. Oleh sebab itu, bagi guru dan siswa sangat penting memperhatikan proses penerimaan pesan dengan sebaik-baiknya terutama melalui pemusatan perhatian secara optimal.


(38)

Demikian pula dalam proses pembelajaran guru hendaknya berupaya untuk mengaktifkan siswa melalui pemberian tugas, latihan menggunakan cara kerja tertentu, rumus, latihan-latihan agar siswa mampu meningkatkan kemampuannya didalam mengolah pesan-pesan pembelajaran.

7) Rasa Percaya Diri

Dalam dimensi perkembangan, rasa percaya diri dapat tumbuh dengan sehat bilamana ada pengakuan dari lingkungan. Itulah sebabnya didalam proses pendidikan dan pembelajaran, baik dilingkungan rumah tangga maupun disekolah, orangtua tau guru hendaknya dapat menerapkan prinsip pedagogis secara tepat terhadap anak. Mendidik dengan memberikan penghargaan dan pujian jauh lebih baik dari pada mencemooh dan mencela

8) Kebiasaan Belajar

Kebiasaan belajar adalah perilaku belajar sesorang yang telah tertanam dalam waktu yang relatif lama sehingga memberikan ciri dalam aktivitas belajar yang dilakukannya. Ada beberapa bentuk perilaku yang menunjukkan kebiasaan tidak baik dalam belajar yang sering dijumpai pada sejumlah siswa, seperti belajar tidak teratur, daya tahan belajar rendah, belajar bilamana menjelang ujian, tidak memiliki catatan pelajaran yang lengkap, tidak terbiasa membuat ringkasan, sering datang terlambat,dll. Jenis-jenis kebiasaan belajar tersebut merupakan bentuk-bentuk perilaku yang


(39)

tidak baik karena mempengaruhi aktivitas belajar siswa dan pada gilirannya dapat menyebabkan rendahnya hasil belajar yang diperoleh.

b. Faktor Eksternal

Keberhasislan siswa disamping ditentukan oleh faktor internal juga turut dipengaruhi oleh faktor eksternal. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain adalah:

1) Faktor Guru

Bilamana dalam proses pembelajaran, guru mampu mengaktualisasikan tugas-tugas dengan baik, mampu memfasilitasi kegiatan belajar siswa, mampu memotivasi, membimbing, dan memberi kesempatan secara luas untuk memperoleh pengalaman, maka siswa akan mendapat dukungan yang kuat untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan. Namun, jika guru tidak dapat melaksanakan fungsi-fungsi strategis pembelajaran, siswa-siswa akan mengalami masalah yang kemungkinan dapat menghambat pencapaian hasil belajar mereka.

2) Lingkungan Sosial (termasuk lingkungan sebaya)

Lingkungan sosial dapat memberikan pengaruh posistif bagi siswa. Tidak sedikit siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar karena pengaruh teman sebaya yang mampu meberikan motivasi kepadanya untuk belajar. demikian pula banyak siswa yang mengalami perubahan sikap karena teman-teman sekolah


(40)

memiliki sikap positif yang dapat ia tiru dalam pergaulan atau interaksi sehari-hari.

3) Kurikulum Sekolah

Perubahan kurikulum pada sisi lain juga menimbulkan masalah. Terlebih lagi bilamana dalam kurun waktu yang belum terlalu lama terjadi beberapa kali perubahan. Masalah-masalah tersebut adalah tujuan yang akan dicapai berubah, isi pendidikan berubah, kegiatan belajar mengajar berubah, dan evaluasi berubah. Hal ini semua akan berdampak terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.

4) Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana pembelajaran merupakan faktor yang turut memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keadaan gedung sekolah dan ruang kelas yang tertata dengan baik, ruang perpustakaan sekolah yang teratur, tersedianya buku-buku pelajaran, media/alat bantu belajar merupakan komponen-komponen penting yang dapat mendukung terwujudnya kegiatan-kegiatan belajar siswa.

E. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Sadiman (1990:6), media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Gagne (dalam Kustandi, 2011:7) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen


(41)

dan lingkungannya. Dijelaskan pula oleh Raharjo (1991:25) bahwa media adalah wadah dari pesan yang oleh sumbernya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut. Materi yang diterima adalah pesan instruksional, sedangkan tujuan yang dicapai adalah tercapainya proses belajar. Apabila dipahami secara garis besar, menurut Gerlach dan Elly (dalam Kustandi, dkk., 2011:7) mengatakan bahwa media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun suatu kondisi atau membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.

Media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar ikut membantu guru memperkaya wawasan anak didik. Aneka macam bentuk dan jenis pengetahuan bagi anak didik. Dalam menerangkan suatu benda, guru dapat membawa bendanya secara langsung ke hadapan anak didik di kelas. Dengan menghadirkan bendanya seiring dengan penjelasan mengenai benda itu, maka benda itu dijadikan sebagai sumber belajar siswa (Bahri, 2010:123).

Pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memroses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Menurut Kustandi,dkk (2011:9) peristilahan media tersebut adalah :

1) Media pembelajaran digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran.


(42)

2) Media pembelajaran memiliki pengertian non-fisik yang dikenal dengan software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa pada proses belajar, baik di dalam maupun di luar kelas

3) Media memiliki peranan fisik yang dewasa ini dikenal dengan

hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan panca indra.

4) Media pembelajaran dapat digunakakan secara massal (misalnya : radio, televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya: film, slide, video, OHP), atau perorangan (misalnya: buku, komputer, radio tape, kaset, video recorder).

F. Media Audio Visual

Menurut Bahri (2010:124-125), media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media suara dan gambar. Media ini dibagi kedalam :

a. Audiovisual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara, dan cetak suara.

b. Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar bergerak seperti film suara dan video-cassette.


(43)

Selain itu menurut Bahri (2010:125), pembagian lain dari media ini adalah:

a. Audiovisual murni, yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar berasal dari satu sumber seperti video-cassette

b. Audiovisual tidak murni, yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya bersumber dari slides proyektor dan unsur suaranya bersumber dari tape recorder. Contoh lainnya adalah film strip suara dan cetak suara.

Teknologi audio visual merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik, untuk menyajikan pesan audio dan visual. Ciri-ciri utama teknologi media audio visual adalah sebagai berikut: (Kustandi, dkk., 2011:30)

a. Bersifat linear

b. Menyajikan visualisasi yang dinamis

c. Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang atau pembuatnya

d. Merupakan representasi fisik dari gagasan riil atau gagasan abstrak e. Dikembangkan menurut prinsip psikologi behaviorisme dan kognitif f. Umumnya berorientasi kepada guru, dengan tingkat keterlibatan


(44)

Menurut Kustandi,dkk., (2011:88) media berbasis audiovisual merupakan media visual yang menggabungkan penggunaan suara yang memerlukan pekerjaan tambahan untuk memproduksinya. Naskah yang menjadi narasi disaring dari isi pelajaran, kemudian disintesis kedalam apa yang ingin ditunjukkan dan dikatakan. Narasi ini merupakan penuntun bagi tim produksi untuk memikirkan bagaimana video menggambarkan atau visualisasi materi pelajaran. Pada awal materi pelajaran, media harus mempertunjukkan sesuatu yang dapat menarik perhatian semua siswa. Hal ini diikuti dengan jalinan logis keseluruhan program yang dapat membangun rasa keberlanjutan (sambung-menyambung) dan kemudian menuntun kepada kesimpulan atau rangkuman. Kontinuitas program dapat dikembangkan melalui penggunaan cerita atau permasalahan yang memerlukan pemecahan.

G.Film dan Video

Salah satu media audio visual adalah berupa video. Interactive video merupakan suatu sistem penyampaian pembelajaran menggunakan materi video rekaman, disajikan dengan pengendalian komputer kepada penonton (siswa) yang tidak hanya mendengar dan melihat video dan suara, tetapi juga memberikan respon yang aktif, sehingga respons itu yang menentukan kecepatan dan sekuensi penyajian. Peralatan yang diperlukan, antara lain komputer, videodisclaser, dan layar monitor (Kustandi, dkk., 2011:32).


(45)

Film merupakan media yang amat besar kemampuannya dalam membantu proses belajar mengajar. Film gelang adalah jenis media yang terdiri atas film berukuran 8mm yang ujungnya saling bersambungan sehingga film ini akan terus menerus mengulang jika tidak dihentikan (Kustandi, dkk., 2011:65).

Menurut Kustandi, dkk (2011:64), film atau video merupakan kumpulan gambar-gambar dalam frame. Dalam media ini, setiap frame

diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Film bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga memberikan visualisasi yang kontinu. Sama halnya dengan film, video dapat menggambarkan suatu obyek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai. Film dan video dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan ketrampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap. Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan media film dan video sebagai media belajar adalah sebagai berikut :

a. Film dan Video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa ketika mereka membaca, berdiskusi praktik, dan lain-lain. Film merupakan pengganti alam sekitar, dan bahkan dapat menunjukkan objek secara normal yang tidak dapat dilihat, seperti cara kerja jantung ketika berdenyut.

b. Film dan Video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat dan dapat disaksikan secara berulang jika diperlukan.


(46)

c. Disamping mendorong dan meningkatkan motivasi, Film dan Video dapat menanamkan sikap dan segi-segi afektif lainnya. Misalnya, video kesehatan yang menyajikan proses berjangkitnya penyakit diare atau eltor, yang dapat membuat siswa sadar terhadap pentingnya kebersihan makanan dan lingkungan.

d. Film dan Video yang mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa. Bahkan, film dan video seperti slogan yang sering didengar, dapat membawa dunia ke dalam kelas.

e. Dapat menyajikan peristiwa kepada kelompok besar atau kelompok kecil, kelompok yang heterogen maupun perorangan. f. Dengan kemampuan dan teknik pengambilan gambar frame

demi frame, film yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu minggu dapat ditampilkan dalam satu atau dua menit. Misalnya bagaimana kejadian mekarnya kembang, mulai dari lahirnya kuncup bunga hingga kuncup itu mekar. Sedangkan keterbatasan dalam menggunakan media film dan video sebagai media belajar adalah sebagai berikut :

a. Film dan Video pengadaannya umumnya memerlukan biaya mahal dalam waktu yang banyak.


(47)

b. Pada saat film dipertunjukkan, gambar-gambar bergerak terus sehingga tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui film tersebut.

c. Film dan Video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan, kecuali film dan video itu dirancang dan diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri.

H. Materi Pencemaran Lingkungan dan Upaya Mengatasinya

Dalam penelitian ini materi yang akan di bahas adalah terkait dengan Kompetensi dasar 4.3: mengkaitkan hubungan kegiatan manusia dengan perusakan dan pemeliharaan lingkungan dan Kompetensi dasar 4.4: mendeskripsikan pemanfaatan daur ulang limbah untuk kepentingan kehidupan. Adapun materi yang akan dibahas, adalah sebagai berikut:

a. Keterkaitan hubungan kegiatan manusia dengan perusakan dan pemeliharaan lingkungan.

b. Macam-macam pencemaran/perusakan lingkungan

c. Pemanfaatan daur ulang limbah untuk kepentingan kehidupan

I. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Yohana Natalia Padmasari (2014) dengan judul Penggunaan Media Pembelajaran Audiovisual untuk Meningkatkan


(48)

Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Prambanan Sleman Pada Materi Sistem Pernapasan. Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar siswa pada aspek kognitif meningkat, dari rata-rata 81,78 pada siklus I menjadi 81,99 pada siklus II. Sedangkan persentase siswa yang mencapai nilai KKM meningkat dari 73,3% menjadi 93,3%. Hasil belajar siswa pada aspek afektif adalah 100% tinggi pada siklus I maupun siklus II. Dan motivasi siswa pada siklus I dan II adalah 100% baik. Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa media audiovisual dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa secara kognitif maupun afektif.

Selain itu penelitian mengenai media audiovisual juga dilakukan oleh Yulius Tri Kurniawan (2014) yang berjudul “Penggunaan Media Audiovisual pada Materi Sistem Gerak pada Manusia dalam Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta” juga menunjukkan bahwa media audiovisual dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan rata-rata siklus I yaitu 60,47 meningkatkan pada siklus II menjadi 70,33 sehingga presentase pencapaian KKM juga meningkat dari 48% menjadi 80,95%. Sedangkan dari segi minat siswa juga terlihat pada siklus pertama adalah 100% dalam kriteria baik kemudian pada siklus II mengalami peningkatan kriteria sangat baik sebesar 80,95% dan 19,05% masuk dalam kriteria baik.


(49)

J. Kerangka Berpikir

Biologi merupakan salah satu bidang yang menduduki peranan penting dalam pendidikan. Dalam proses belajar biologi merupakan materi yang banyak diharapkan agar siswa mampu mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan berdasarkan materi yang diajarkan guru. Berdasarkan hasil wawancara di sekolah, proses pembelajaran biologi di kelas XB SMA GAMA, terdapat beberapa masalah diantaranya siswa melakukan aktivitas di luar topik pembelajaran seperti mengobrol, mengantuk, dan melamun. Selain itu siswa juga kurang fokus, dan kurang terlibat dalam kegiatan pembelajaran yang menyebabkan aktivitas dan ketuntasan nilai belajar siswa rendah.

Berdasarkan latar belakang masalah dan didukung dengan hasil penelitian yang relevan, bahwa penerapan media audiovisual dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Maka berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian apakah penerapan media audiovisual dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pencemaran lingkungan di kelas XB SMA GAMA Yogyakarta.


(50)

Wawancara Guru di SMA GAMA Yogyakarta Kondisi awal: ketuntasan belajar siswa rendah, 30% siswa >75, nilai rata-rata kelas 50, sering melakukan aktivitas diluar topik pembelajaran.

Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Rendah

Siswa melakukan aktivitas diluar topik pembelajaran dan hasil belajar rendah. Siswa kurang

dilibatkan dalam memanfaatkan media

Tindakan Peneliti menggunakan Media Audiovisual Siklus I :

menerapkan media audiovisual

Siklus II : menerapkan media

audiovisual dan memperbaiki proses pembelajaran siklus I

Hasil Akhir

Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA GAMA Meningkat

Berdasarkan penelitian Yohana Natalia P dan Yulius Tri Kurniawan, media audiovisual dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


(51)

K. Hipotesa

Berdasarkan latar belakang dan hasil penelitian relevan, maka hipotesa dalam penelitian ini adalah:

1. Penerapan media audiovisual dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas XB SMA GAMA pada materi pencemaran lingkungan.

2. Penerapan media audiovisual dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XB SMA GAMA pada materi pencemaran lingkungan.


(52)

32 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipilih adalah penelitian tindakan kelas. Menurut Kusuma,dkk., (2010 : 9), penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajarannya di sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

B. Setting Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XB SMA GAMA Yogyakarta sebanyak 22 siswa yang berdasarkan data hasil observasi memiliki aktivitas dan hasil belajar yang relatif rendah, yakni dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

2. Objek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XB SMA GAMA Yogyakarta pada pokok pembahasan pencemaran lingkungan.

3. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMA GAMA. Jl. Affandi, Yogyakarta


(53)

4. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei tahun 2015

C. Rancangan Penelitian

Penelitian tindakan kelas menekankan pada perbaikan proses pembelajaran, dilaksanakan seiring dengan kegiatan pembelajaran yang telah diprogramkan oleh sekolah itu sendiri. Menurut Arikunto,dkk (2010:16) ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.


(54)

Rancangan penelitian tindakan ini di rencanakan dalam 2 siklus dimana dalam setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan dengan kegiatan setiap siklusnya meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

a. Perencanaan Pra Tindakan

Sebelum melaksanakan tindakan, perlu adanya pra tindakan dengan melakukan beberapa perencanaan (persiapan), sebagai berikut:

1) Permohonan ijin kepada kepala sekolah SMA GAMA Yogyakarta

2) Wawancara : dilakukan terhadap guru biologi kelas X yaitu Bapak Gunardi, untuk mengetahui gambaran awal mengenai situasi dan kondisi proses pembelajaran didalam kelas.

3) Identifikasi masalah dengan cara mengkaji hasil wawancara terhadap pembelajaran Biologi kelas X.

4) Analisis Studi pustaka sesuai dengan permasalahan dan judul penelitian.

5) Menyelesaikan rancangan penelitian dengan dosen pembimbing, sampai memperoleh persetujuan untuk melakukan penelitian. b. Siklus 1

1) Perencanaan

Berdasarkan wawancara, maka peneliti merencanakan tindakan kelas untuk menerapkan penggunaan media pembelajaran audiovisual. Rencana tindakan adalah sebagai berikut :


(55)

a) Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) b) Menyiapkan LKS (Lembar Kerja Siswa)

c) Menyusun soal test berupa pre-test, post-test

d) Menyiapkan alat/bahan/sumber belajar yang diperlukan untuk pembelajaran pada siklus 1.

e) Menyusun lembar observasi aktivitas siswa dikelas 2) Pelaksanaan

Pada pelaksanaan tindakan, dilakukan tindakan sesuai dengan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat, seperti meminta siswa mengerjakan pre-test dalam waktu yang telah ditentukan, melakukan apersepsi sebagai kegiatan awal, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti dengan memutar media audiovisual berupa video, mengerjakan LKS, presentasi melakukan tanya jawab, dan kegiatan penutup.

3) Observasi

Observasi dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. Peneliti melakukan pengamatan mengenai penerapan media pembelajaran dan aktivitas siswa. Pengamatan dilakukan dengan bantuan instrumen observasi dan dilengkapi dokumentasi seperti foto.

4) Refleksi

Tahap ini dilakukan untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil evaluasi. Menemukan kelebihan dan


(56)

kekurangan pada proses pembelajaran dan kemudian akan dijadikan pedoman perbaikan pada pelaksanaan siklus II.

c. Siklus II

1) Perencanaan

Pada tahap ini, peneliti melakukan perbaikan dan penyempurnaan hal yang dirasa kurang dalam kegiatan siklus I, kemudian menyusun perencanaan baru.

2) Pelaksanaan

Peneliti melakukan perbaikan pada tindakan yang dirasa kurang dalam siklus I. Peneliti juga melakukan tindakan sesuai dengan yang telah direncanakan di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang baru. Seperti melakukan apersepsi sebagai kegiatan awal, kemudian kegiatan inti seperti pemutaran film/video, melakukan kegiatan daur ulang limbah plastik, dan masuk ke kegiatan penutup.

3) Observasi

Observasi pada siklus II ini dilakukan sama seperti pada siklus I yang dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. Peneliti melakukan pengamatan mengenai penerapan media pembelajaran dan aktivitas siswa Pengamatan dilakukan dengan bantuan instrumen observasi dan dilengkapi dokumentasi seperti foto.


(57)

4) Refleksi

Pada tahap ini dilakukan analisis data yang diperoleh dari hasil evaluasi siswa. Kemudian menemukan kekurangan dan kelebihan penggunaan media audiovisual dalam pembelajaran.

D. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), LKS (Lembar Kerja Siswa) dan silabus (lampiran halaman 75-88). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dibagi menjadi 2 siklus, yaitu siklus 1 dan siklus 2.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini berupa test dan non-test.

a. Test

Test yang digunakan berupa tes awal (pre-test) dan tes akhir

(post-test). Bentuk tes yang diberikan berupa soal tertulis yaitu pilihan ganda, dengan jumlah 20 butir soal. Test ini merupakan alat ukur yang mengukur hasil belajar siswa dalam ranah kognitif. Test awal digunakan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik mengenai materi yang akan di ajarkan. Test akhir digunakan untuk mengukur pengetahuan peserta didik mengenai materi yang sudah diajarkan.


(58)

b. Observasi

Observasi merupakan suatu teknik pengamatan yang dilaksanakan secara langsung atau tak langsung dan secara teliti terhadap suatu gejala dalam suatu situasi di suatu tempat (Masijo, 2009:19). Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik pengamatan secara langsung. Dengan tujuan agar dapat mengerti ada permasalahan didalam kelas yang berkaitan dengan aktivitas siswa. Instrumen yang digunakan untuk observasi adalah lembar observasi (lampiran halaman 114).

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat (Masijo, 2009:19). Dalam hal ini, dokumentasi merupakan cara memperoleh kegiatan selama penelitian sebagai bukti telah dilaksanakannya suatu penelitian. Dokumentasi berupa foto saat penelitian juga dibutuhkan sebagai arsip dalam pengumpulan data.

E. Analisis Data

Untuk mengetahui keberhasilan penggunaan media audiovisual yang dilakukan, perlu dilakukan analisa data. Pada penelitian ini, teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Deskriptif kualitatif yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan


(59)

untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran (Daryanto, 2011:191).

Dalam penelitian tindakan kelas memerlukan prosedur, alat, pelaku, sumber informasi, dan cara analisis data. Hal tersebut dapat diuraikan melalui tabel 3.1.

Tabel 3.1 Prosedur, Alat, Pelaku, Sumber Informasi, dan Cara Analisisnya.

Prosedur Alat Pelaku Sumber Informasi Cara Analisis Menganalisis aktivitas Lembar observasi, catatan lapangan Guru (peneliti) dan observer

Siswa Analisis kualitatif dan kuantitatif Mengukur tingkat keberhasilan belajar siswa

Tes (pretest dan

posttest).

Guru pelaksana tindakan

Siswa Analisis kuantitatif dan kualitatif

a. Hasil Belajar

1) Pre-test dan post-test

Cara menghitung nilai pre-test, post-test I dan post-test II siswa adalah sebagai berikut :

Skor =

x 100

Hasil post-test setiap siswa dihitung untuk mengetahui ketercapaian KKM siswa. KKM kelas XB di SMA GAMA Yogyakarta mata pelajaran biologi adalah 75. Hasil post-test yang telah dihitung kemudian dilihat kembali untuk menghitung


(60)

presentase siswa yang mencapai nilai diatas KKM. Skor tersebut menentukan ketuntasan belajar secara klasikal. Kriteria skor ketuntasan siswa secara individu dapat dilihat pada tabel 3.2

Tabel 3.2 Kriteria Skor Ketuntasan Individu Nilai Post-test Keterangan

≤ 74 Tidak Tuntas

≥ 75 Tuntas

Ketuntasan belajar secara klasikal dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Presentase KKM :

x 100 % 2) Rata-rata nilai kelas

Dalam menghitung rata-rata kelas setiap siklus digunakan rumus :

Rata-rata =

b. Penilaian Aktivitas

Untuk mendapatkan hasil perolehan nilai pada aspek psikomotor digunakan lembar observasi aktivitas siswa. Cara menghitung presentasenya adalah sebagai berikut:

q = peresentase skor hasil observasi partisipasi kelompok siswa


(61)

t = skor maksimal

Pengamatan pada aspek psikomotorik siswa dapat dilihat pada tabel (Riris, 2013:37).

Tabel 3.3 Kriteria Hasil Presentase skor Presentase yang diperoleh Keterangan

66,68 ≤ q≤ 100 Tinggi

33,34 ≤ q≤ 66,67 Sedang

0 ≤ q≤ 33,33 Rendah

Persentase siswa dengan kriteria tinggi untuk menenentukan ketercapaian indikator yang telah ditetapkan dengan rumus :

Persentase =

F. Indikator Keberhasilan

Tabel 3.4 Indikator Keberhasilan

No. Indikator Awal* Target

1. Nilai rata-rata kelas 50 75

2. Jumlah siswa yang mencapai KKM

30% 75%

3. Aktivitas kategori tinggi Belum terukur

80% *) Data awal tahun ajaran 2013/2014


(62)

42 BAB IV

DATA DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2015, bertempat di SMA GAMA Yogyakarta dengan subyek penelitian kelas XB yang berjumlah 22 siswa. Objek penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XB SMA GAMA Yogyakarta pada materi Pencemaran Lingkungan.

Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, masing-masing siklus dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, dimana setiap akhir siklus diadakan post-test untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari.

B. Hasil Penelitian

1. Perencanaan Pra-Tindakan

Sebelum penelitian dimulai, peneliti melakukan wawancara yang dilakukan pada tanggal 16 Februari 2015 Di SMA GAMA Yogyakarta. Wawancara dilakukan terhadap guru biologi kelas X yaitu Bapak Gunardi. Wawancara dilakukan untuk mengetahui gambaran awal mengenai situasi dan kondisi proses pembelajaran didalam kelas. Dari hasil wawancara yang dilakukan pada materi pencemaran lingkungan pada tahun ajaran 2013/2014 didapatkan nilai yang <75 sebanyak 70% dengan nilai rata-rata 50. Hal ini menunjukkan siswa masih banyak


(63)

yang memperoleh nilai tidak tuntas karena tidak memenuhi standar KKM.

2. Siklus 1

a. Perencanaan

Setelah dilakukan wawancara terhadap guru kelas X, peneliti mempersiapkan semua keperluan seperti proposal serta perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam pelaksanaan penelitian. Perangkat pembelajaran pada penelitian ini mencakup RPP, LKS, Lembar observasi, soal pretest, soal post-test 1, soal post-test 2 dan video mengenai pencemaran lingkungan.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan Siklus I dimulai pada tanggal 19 Mei 2015 dan 21 Mei 2015 sebanyak 2 kali pertemuan. Sebelum melaksanakan pembelajaran pada pertemuan pertama, peneliti membagikan soal pre-test untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap materi yang akan dipelajari. Hasil pre-test dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil Pre-test Siswa

No Hasil Belajar Nilai

1 Nilai Rata-rata 53,86

2 Nilai Tertinggi 80


(64)

Setelah mengerjakan soal pre-test kemudian peneliti melakukan apersepsi mengenai pokok bahasan yang akan dipelajari dan mengkaitkan permasalahan yang terjadi serta menjelaskan tujuan pembelajaran. Selanjutnya peneliti membagi siswa dalam kelompok diskusi, masing-masing kelompok terdiri atas 3-4 orang anggota, sehingga terbentuk 6 kelompok dalam satu kelas. Setelah pembagian kelompok, peneliti membagikan LKS pada setiap kelompok kemudian meminta setiap kelompok memperhatikan video mengenai kerusakan lingkungan dan pencemaran air yang akan diputar didepan kelas. Setelah video diputar, setiap kelompok diminta untuk berdiskusi dalam mengerjakan LKS sesuai petunjuk yang ada di LKS.


(65)

Gambar 4.2 Siswa berdiskusi

Setelah melakukan diskusi kelompok, peneliti meminta perwakilan dari kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Presentasi kelompok dipilih berdasarkan yang paling terdahulu mengajukan diri untuk maju presentasi di depan kelas. Setelah kelompok selesai presentasi peneliti memberikan kesempatan kelompok lain untuk menanggapinya. Setelah itu, peneliti menambahkan hal-hal materi yang dirasa kurang disampaikan oleh kelompok. Diakhir pembelajaran peneliti meminta siswa untuk merangkum dan merefleksikan hasil belajar kemudian diberi tugas untuk mempelajari materi pencemaran tanah dan pencemaran udara.


(66)

Gambar 4.3 Kelompok Presentasi

c. Observasi

Pada tahap ini peneliti dibantu teman sejawat untuk berlaku sebagai observer yang bertugas untuk mengamati atau mengobservasi kegiatan yang dilakukan siswa selama mengikuti pembelajaran. Hasil observasi ditulis di lembar observasi siswa. Observasi dilakukan pada setiap kelompok siswa sehingga observer bertugas untuk mengamati setiap kelompok siswa di kelas. Pada satu kelas terdapat 6 kelompok yang beranggotakan 3-4 orang. Pada lembar observasi terdapat 11 aspek kategori dalam ranah psikomotorik kemudian skor yang harus diisi oleh observer dalam rentang nilai 1, 2, 3, 4. Skala tersebut diisi sesuai dengan pernyataan di lembar observasi. Berdasarkan skala tersebut akan didapatkan skor maksimal 44. Pada siklus I terdapat 2 kali


(67)

pertemuan sehingga ada 2 lembar observasi untuk setiap kelompoknya. Jadi dalam melihat hasil observasi setiap kelompok harus dirata-rata terlebih dahulu lembar observasi pertemuan 1 dan pertemuan 2. Hasil observasi dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 4.2 Hasil Observasi Kelompok Siswa Siklus I

Kelompok Pertemuan I

Pertemuan II

Rata-rata

Kategori Prosentase Kategori

Kelompok 1

(4 siswa) 65,91 79,55 72,73

Tinggi Sedang =

x 100= 63,64% Kelompok 2

(3 siswa) 45,45 61,36 53,41

Sedang

Kelompok 3

(4 siswa) 61,36 65,91 63,64

Sedang

Kelompok 4

(4 siswa) 75,00 79,55 77,27

Tinggi Tinggi =

x 100= 36,36% Kelompok 5

(3 siswa)

59,09 68,18 63,64

Sedang

Kelompok 6 (4 siswa)

56,82 61,36 59,09


(68)

d. Evaluasi

Pada pertemuan kedua yaitu 15 menit sebelum jam pelajaran berakhir dilakukan post-test siklus I dengan tujuan mengukur tingkat pemahaman siswa mengenai materi yang telah dipelajari pada siklus I. Hasil tes evaluasi dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.3 Hasil Post-test Siklus I

No Hasil Belajar Nilai

1 Nilai Rata-rata 70,91

2 Nilai Tertinggi 90

3 Nilai Terendah 50

4 Jumlah Siswa yang mendapat nilai ≥ 75 11

5 Jumlah Siswa yang mendapat nilai ≤ 75 11

6 Persentase Ketuntasan 50%

7 Persentase Ketidaktuntasan 50%

e. Refleksi

Dari analisa diatas, indikator yang ingin dicapai oleh peneliti belum tercapai, dan pada saat pembelajaran terdapat beberapa kendala yang perlu diperbaiki pada siklus selanjutnya, yaitu:

1) Siswa masih sulit dikondisikan saat pembelajaran berlangsung, sehingga peneliti harus lebih tegas dalam menertibkan siswa dikelas.


(69)

2) Masih banyak siswa yang kurang memperhatikan saat kelompok lain mempresentasikan hasil diskusi, sehingga peneliti harus lebih tegas menegur siswa lain yang tidak memperhatikan.

3) Waktu kurang dalam melaksanakan kesimpulan dan refleksi, karena siswa meminta pengulangan video berkali-kali, sehingga peneliti harus mengatur waktu dengan baik di pertemuan selanjutnya.

4) Prosentase hasil belajar siswa dari mengerjakan post-test I yang

mencapai ketuntasan KKM ≥75 sebanyak 50%.

5) Dalam pelaksanaan pre-test terdapat siswa yang memperoleh nilai ≥75, hal ini menunjukkan bahwa terdapat siswa yang sudah pernah mendapatkan materi pencemaran lingkungan sebelumnya seperti pada waktu siswa menempuh jenjang SMP. 6) Aktivitas yang terjadi pada siklus I tergolong rendah yaitu 36,36% dan tidak sesuai dengan target aktivitas tinggi yang diinginkan yaitu 80%, hal ini dapat disebabkan adanya tayangan video animasi berupa bahasa inggris pada materi pencemaran air.

3. Siklus II

a. Perencanaan

Pada tahap ini, peneliti melakukan perbaikan dari masalah yang dijumpai pada siklus I yaitu peneliti harus lebih tegas dalam menegur


(70)

siswa saat pembelajaran berlangsung maupun saat memperhatikan kelompok lain yang sedang presentasi. selain itu peneliti juga melakukan perbaikan dalam mengatur waktu dengan baik dalam kegiatan pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Pada siklus II dilakukan dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 26 Mei 2015 dan 28 Mei 2015. Pada tanggal 26 Mei 2015 mempelajari mengenai pemilahan limbah dan pemanfaatan limbah, sedangkan pada tanggal 28 Mei melakukan kegiatan mendaur ulang botol plastik. Langkah pembelajarannya adalah apersepsi, menyebutkan tujuan pembelajaran, dan pemutaran video. Video yang diputar mengenai materi pemilahan dan pemanfaatan limbah pada pertemuan pertama, serta kegiatan mendaur ulang botol platik pada pertemuan kedua. Video yang diberikan berupa video rekaman yang terjadi secara nyata pada materi tersebut, sehingga siswa dapat lebih mudah mengingat dan memahami materi yang disambaikan melalui media audiovisual berupa video.


(71)

Gambar 4.4 Siswa Mengamati Video

Setelah mengamati video, peneliti meminta siswa untuk berdiskusi sesuai dengan kelompok yang dibagikan, kemudian mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan kelompok lain menanggapinya. Setelah presentasi berakhir, peneliti meminta siswa membuat kesimpulan dan merefleksikan hasil belajar.


(72)

Gambar 4.6 Kelompok Presentasi

Pada pertemuan terakhir siswa melakukan daur ulang botol plastik bekas di kelas, kemudian diakhir siklus dilakukan post-test II.


(73)

Gambar 4.8 Mengerjakan Post-test 2

c. Observasi

Pengamatan atau observasi pada siklus II kurang lebih sama dengan siklus I. Peneliti dibantu oleh teman sejawat sebagai observer yang bertugas mengamati kegiatan yang dilakukan siswa selama mengikuti pembelajaran pada siklus II. Hasil observasi ditulis di lembar observasi siswa yang disediakan oleh peneliti. Observasi dilakukan pada setiap kelompok siswa. Kelompok pada siklus II berbeda dengan kelompok siklus I. Perubahan pembagian kelompok ini berdasarkan nilai tes siswa agar dalam siklus II diharapkan terjadi peningkatan. Pada siklus II terdapat 2 kali pertemuan sehingga hasil observasi akan dirata-rata dengan 2 sebanyak jumlah pertemuan. Hasil observasi dapat dilihat sebagai berikut.


(74)

Tabel 4.4 Hasil Observasi Kelompok Siswa Siklus II Nama Kelompok Pertemuan I Pertemuan II Rata-rata Kategori Prosentase Kategori Kelompok 1 (4 siswa)

75 77,27 76,14 Tinggi

Sedang = x 100= 36,36% Kelompok 2 (3 siswa)

81,82 77,27 79,55

Tinggi

Kelompok 3 (4 siswa)

70,45 72,73 71,59

Tinggi

Kelompok 4 (4 siswa)

59,09 70,45 64,77

Sedang Tinggi =

x 100= 63,64% Kelompok 5

(4 siswa)

61,36 65,91 63,64

Sedang

Kelompok 6 (3 siswa)

68,18 75,00 71,59

Tinggi

d. Evaluasi

Evaluasi atau post-test siklus II dilakukan pada pertemuan ke 4 yaitu pada tanggal 28 Mei 2015 yaitu setelah siswa melakukan daur ulang limbah botol plastik. Post-test siklus II dilakukan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi dan untuk mengetahui ketercapaian indikator yang telah ditentukan. Hasil post-test II dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut.


(75)

Tabel 4.5 Hasil Post-test Siklus II

No Hasil Belajar Nilai

1 Nilai Rata-rata 77,73

2 Nilai Tertinggi 95

3 Nilai Terendah 60

4 Jumlah Siswa yang mendapat nilai ≥ 75 17

5 Jumlah Siswa yang mendapat nilai ≤ 75 5

6 Persentase Ketuntasan 77,27%

7 Persentase Ketidaktuntasan 22,73%

e. Refleksi

Berdasarkan hasil yang diperoleh peneliti, maka peneliti melakukan refleksi pembelajaran, yaitu:

1) Selama proses belajar mengajar, peneliti telah melaksanakan perbaikan dari siklus sebelumnya dengan cukup baik. Meskipun saat pembelajaran berlangsung masih ditemui beberapa siswa yang sangat sulit dikondisikan dan pada pertemuan keempat saat mengatur waktu peneliti masih mengalami kekurangan waktu untuk melakukan kesimpulan dan refleksi karena dalam melakukan daur ulang membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikannya.


(76)

2) Berdasarkan hasil pengamatan, siswa antusias dalam pembelajaran saat ditayangkan video, namun saat di berikan tugas terdapat beberapa siswa yang malas mengerjakan tugas tersebut.

3) Banyak siswa yang masih pasif saat diberikan kesempatan untuk mengemukakan ide/pendapat dan mencatat hal-hal penting dari guru, namun siswa sangat antusias dan aktif saat melakukan kegiatan daur ulang sampah.

4) Hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus I dan mencapai target yang diharapkan yaitu siswa yang mencapai nilai tuntas 77,27% dengan rata-rata nilai 77,73. 5) Target pada penelitian ini untuk nilai rata-rata sebesar 75,

sedangkan persentase ketuntasan sebanyak 75%, sehingga hasil penelitian kognitif berupa test pada siklus II sudah mencapai target yang diharapkan seperti yang terurai pada refleksi 3. 6) Hasil observasi aktivitas yang didapat tidak mencapai target

pencapaian indikator. Target yang ditentukan adalah 80%, namun yang diperoleh pada siklus II adalah 63,64%.

7) Target indikator pencapaian aktivitas siswa belum dapat dicapai dengan baik, namun penelitian dihentikan pada siklus II, karena adanya keterbatasan waktu yang tidak memungkinkan peneliti untuk melanjutkan penelitian ke siklus III.


(77)

C. Analisis Data

1. Analisis Hasil Belajar (Kognitif)

Sebelum dilakukan proses pembelajaran materi pencemaran lingkungan, siswa diminta untuk melakukan pre-test untuk mngetahui pengetahuan awal siswa. Seperti pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa terdapat siswa yang memperoleh nilai KKM ≥75. Hal ini menunjukkan bahwa materi pencemaran lingkungan pernah dipelajari siswa sebelumnya. Materi pencemaran lingkungan dapat diperoleh pada saat siswa belajar di jenjang SMP.

Berdasarkan evaluasi hasil test pada tabel 4.3 hasil belajar Post-test

siklus I diperoleh bahwa target yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah nilai rata-rata mencapai ≥75 dan ≥75% siswa mencapai nilai KKM 75. Dari tabel diatas, hasil menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang tidak berhasil dicapai adalah 70,91 dengan ketuntasan klasikal 50% atau jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 11 siswa. Pada siklus I, target yang ingin dicapai tidak tercapai, namun peneliti dalam rencana pelaksanaan siklus II selain dengan mengupayakan perbaikan-perbaikan, agar hasilnya lebih baik dan sesuai dengan target.

Setelah kegiatan pembelajaran berlangsung sesuai rencana tindakan dengan upaya-upaya perbaikan yang telah dilakukan, tes dilakukan kembali dan diperoleh hasil belajar Post-test II. Hasil post-test II

menunjukkan peningkatan dari hasil post-test I yang dapat dilihat pada tabel 4.6. Berdasarkan hasil post-test II yang diperoleh bahwa target yang ingin dicapai pada siklus II ini adalah nilai rata-rata mencapai ≥75


(78)

dan ≥75% siswa mencapai nilai KKM 75. Dari hasil tabel 4.6 dibawah ini pada hasil siklus II selain menunjukkan peningkatan, hasil belajar juga sesuai dengan target yang diharapkan yaitu nilai rata-rata 77,3 dan 77,27% siswa mencapai nilai KKM 75.

Tabel 4.6 Hasil Belajar Siswa (Kognitif) di Setiap Siklus Pembelajaran

No Hasil Belajar Siklus I Siklus II

1. Nilai Rata-rata 70,91 77,3

2. Nilai Tertinggi 90 95

3. Nilai Terendah 50 60

4. Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥75

11 17

5. Jumlah siswa yang mendapat nilai ≤75

11 5

6. Prosentase Ketuntasan 50% 77,27%

7. Prosentase Ketidaktuntasan 50% 22,73%

2. Analisis Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses belajar mengajar, peneliti menggunakan lembar observasi yang berisi indikator-indikator yang ingin dicapai peneliti. Instrumen lembar observasi ini disusun juga guna untuk mengetahui penguasaan aspek psikomotor siswa. Aktivitas siswa selama pelaksanaan tindakan dalam kegiatan belajar mengajar dikelas di observasi oleh observer dalam


(1)

137

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

138

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

139

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

140

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

141 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

142 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KELAS X SMA NUSANTARA LUBUK PAKAM T.P 2015/2016.

0 7 21

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KELAS X SMA AL-HIDAYAH MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

1 8 21

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERAIRAN LAUT DI KELAS X SMA SWASTA RAKSANA MEDAN T.A 2013/2014.

0 2 42

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB MATERI POKOK PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 SUNGGAL TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013.

0 3 19

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada materi pencemaran dan kerusakan lingkungan kelas VIIB SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta.

2 7 170

Penerapan metode picture and picture untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa pada materi biologi vertebrata kelas X SMA GAMA Yogyakarta.

0 0 208

Penggunaan media pembelajaran audiovisual pada materi ekosistem untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII A SMP Taman Deasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta.

0 0 208

Meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa kelas X.3 SMA N 2 Ngaglik Sleman melalui penerapan pendekatan saling temas pada materi pencemaran lingkungan.

0 0 2

Meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa kelas X.3 SMA N 2 Ngaglik Sleman melalui penerapan pendekatan saling temas pada materi pencemaran lingkungan

0 15 195

PENERAPAN PEMBELAJARAN POE DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA MATERI Ksp

0 0 12