Meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa kelas X.3 SMA N 2 Ngaglik Sleman melalui penerapan pendekatan saling temas pada materi pencemaran lingkungan

(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA KELAS X.3 SMA N 2 NGAGLIK SLEMAN MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN

SALINGTEMAS PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh: Riris Prisa Fitri NIM : 091434056

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2013


(2)

(3)

(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Man Jadda Wajada”

Kupersembahkan karyaku ini untuk :

1. Bapak, Ibu, yang terkasih 2. SMA N 2 Ngaglik Sleman

3. Teman-teman P. Biologi angkatan 2009. 4. Almamaterku, Universitas Sanata Dharma.


(5)

(6)

vi


(7)

vii ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa Kelas X.3 SMA N 2 Ngaglik Sleman melalui penerapan pendekatan salingtemas pada materi pencemaran lingkungan.

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan sampai dengan dua siklus pembelajaran. Setiap siklus dalam penelitian ini melalui tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi dengan menggunakan model Kemmis dan Mc. Taggart. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X.3 SMA N 2 Ngaglik Sleman Angkatan 2012/2013. Data hasil belajar dikumpulkan dengan metode tes tertulis, sedangkan aktivitas belajar diperoleh dengan menggunakan lembar observasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menerapkan pembelajaran menggunakan pendekatan salingtemas pada materi pencemaran lingkungan dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa kelas X.3 SMA N 2 Ngaglik Sleman. Keberhasilan ini dapat dilihat dari ketercapaian target yang diharapkan dan terjadi peningkatan diberbagai aspek. Aspek pertama adalah hasil belajar siswa. Rata-rata hasil belajar pada siklus I sekitar 87,85% dan di siklus II meningkat menjadi 89,50% sama dengan ketuntasan pada siklus I 85,18% meningkat di siklus II menjadi 92,59%. Aspek kedua adalah aktivitas siswa. Rata-rata aktivitas siswa pada siklus I 79,63% meningkat menjadi 85,31% di siklus II dan keduanya dalam kategori tinggi.

Kesimpulan yang diperoleh adalah penerapan pendekatan salingtemas dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa kelas X.3 SMA N 2 Ngaglik Sleman pada materi pencemaran lingkungan.

Kata kunci : Hasil Belajar, Aktivitas Belajar, Pendekatan Salingtemas, Materi Pencemaran Lingkungan


(8)

viii ABSTRACT

This research was meant to figure out the improvement- in terms of learning result and students’ activity – would be gained by the 10th Grade Group 3 Students of the SMA N Ngaglik Sleman from the Salingtemas Approach application in the teaching-learning process, specifically on the topic ‘Environment Pollution’.

This classroom action research was conducted within two cycles. Each cycle covered four stages, namely the planning stage, the action realization stage, the observation stage, and the reflection stage, in which the Kemmis and Mc. Taggart model was employed. The subjects of the research were the year 2012/2013 of SMA N Ngaglik Sleman- to be more specific, those who were at the 10th Grade Group 3. The data of the learning result were obtained from the written test administered to them, whereas the learning activity data were collected from the observation sheets.

The research result confirmed that the implementation of the Salingtemas Approach used to teach the topic ‘Environment Pollution’ increased the students’ learning result and activity. It can be validated by the attainment of the preset target and also the improvement happened in two aspects. The first was the learning result. In the first cycle, the students reached 87.85% learning result on the average which then improved up to 89.59% in the second cycle. The thoroughness was also elevated from the first cycle’s 85.18% to 92.63% of the second. The students’ activity was the second aspect. The average of students’ activity was 79.63% in the first cycle and 85.31% in the second. Both were classified as high students’ activity.

Finally, it can be concluded that the application of the Salingtemas Approach to teach ‘Environment Pollution’ improved the Learning Result and the Learning Activity of the 10th Grade Group 3 Students of the SMA N Ngaglik Sleman.

Keywords: Learning Result, Learning Activity, Salingtemas Approach, ‘Environment Pollution’


(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan berkahNya penyusunan skripsi penelitian ini dapat terselesaikan dengan tuntas.

Dalam penyelesaian skripsi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini tentunya tidak dapat diselesaikan sendiri. Penelitian ini selesai berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu ucapan trimakasih tersampaikan kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah dan rahmatNya sehingga penulisan ini dapat terselesaikan.

2. Rektor Universitas Sanata Dharma

3. Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma yang telah member ijin penelitian.

4. Ibu Dra. Maslichah Asy’ari M.Pd selaku dosen pembimbing yang dengan sabar telah banyak memberikan arahan selama penyusunan skripsi ini.

5. Kepala Sekolah SMA N 2 Ngaglik Sleman Yogyakarta.

6. Ibu Hj. Fadjariyah S.Pd selaku Guru Biologi SMA N 2 Ngaglik Sleman yang telah banyak membantu dan memberikan informasi.

7. Siswa kelas X.3 SMA N 2 Ngaglik Sleman tahun 2012/2013.

8. Orang tua yang selalu memberi dukungan moril dan materiil dalam proses penyelesaian skripsi ini.

9. Alm. Kakungku tercinta dan Utiku serta kakakku, Tante Wiwit dan Tante Apri. 10. Yang terkasih Abang Widi, Wiwik, Rio, Lana, Ubeq, Ana, Siska, Jojo, Duyung dan

Wisnu, Niken, Gista yang setia menemani, menunggu, membantu ataupun mengganggu proses penyelesaian proposal ini serta eman-teman Pendidikan Biologi angkatan 2009.

11. Semua pihak yang membantu proses penyelesaian skripsi ini tidak dapat disebutkan satu per satu, semoga amal baik mereka mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa, amin.

Semoga bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak diberkati Tuhan Yang Maha Esa. Tersadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena itu kritik dan saran dari semua pihak tetap terbuka guna penyempurnaan dan perbaikan tindak lanjut.


(10)

x DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Persetujuan ... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Halaman Persembahan ... iv

Halaman Pernyataan Keaslian Karya ... v

Lembar Publikasi Ilmiah ... vi

Abstrak ……… ... vii

Abstract ……….. viii

Kata Pengantar ... ix

Daftar Isi ... ... x

Daftar Tabel ... xii

Daftar Gambar ... xiii

Daftar Lampiran ... xiv

BAB I : Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Hipotesis ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II : Kajian Pustaka A. Belajar ... 8

B. Aktivitas Belajar . ... 9

C. Hasil Belajar ... 11

D. Pendekatan Salingtemas ... 12


(11)

xi

F. Materi Pencemaran Lingkungan ... 20

BAB III : Metodologi Penelitian A. Jenis Penelitian ... 22

B. Setting Penelitian ... 22

C. Obyek Penelitian ... 23

D. Variabel ... 23

E. Indikator Keberhasilan ... 23

F. Desain Penelitian ... 24

G. Instrumen Penelitian ... 29

H. Pengumpulan dan Analisis Data ... 33

BAB IV : Hasil dan Pembahasan A. Gambaran Selintas Setting... 38

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 38

1. Siklus I ... 38

2. Siklus II ... 49

C. Analisis Hasil Belajar 1. Siklus I ... 56

2. Siklus II ... 57

D. Analisis Hasil Observasi Aktivitas Siswa 1. Aktivitas Siswa Siklus I ... 58

2. Aktivitas Siswa Siklus II ... 60

E. Pembahasan ... 62

1. Peningkatan Hasil Belajar ... 62

2. Peningkatan Aktivitas Siswa ... 65

3. Faktor-faktor Pendukung Penerapan Salingtemas ... 67

4. Kendala Penerapan Salingtemas ... 68

BAB V : Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 71 LAMPIRAN


(12)

xii

DAFTAR TABEL

1 Indikator Keberhasilan Penelitian ………. 23

2 Prosedur, alat, pelaku, sumber informasi dan cara analisisnya ... 33

3 Kriteria Skor Ketuntasan Individu ……… 36

4 Kriteria Hasil Presentase Skor Observasi Aspek Psikomotor Siswa .. 37

5 Hasil Pre-Test Siswa ………….………. 41

6 Temuan Siklus I ………. 47

7 Temuan Siklus II ……… 55

8 Hasil Belajar Post-Test Siklus I……….. 56

9 Hasil Belajar Post-Test Siklus II ……… 57

10 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ……… 59

11 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ………. 61

12 Peningkatan Presentase Hasil Belajar Kognitif Siswa ……… 63


(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Halaman

1 Model Salingtemas ……… 17

2 Model Siklus Kemmis dan McTaggart ……….. 24

3 Proses Pengerjaan Pre-Test ……… 42

4 Proses Invitasi Siklus I…….. ………... 43

5 Proses Eksplorasi Siswa I ……… 44

6 Proses Penjelasan dan Solusi Siklus I ………... 45

7 Proses Aplikasi Tindakan Siklus I ………. 45

8 Hasil Karya Poster Siswa Siklus I ………. 46

9 Proses Pengerjaan Soal Post-Test Siklus II ……… 46

10 Proses Tahap Invitasi Siklus II ………... 51

11 Proses Ekplorasi Siswa Siklus II ……… 52

12 Proses Tindak Lanjut Siswa Siklus II ……… 53

13 Proses Aplikasi Siswa Siklus II ………. 53

14 Hasil Karya Aplikasi Siswa Siklus II ………. 54

15 Proses Pengerjaan Soal Post-Tes Siklus II ………. 54

16 Diagram Presentase Aktivitas Siklus I ……… 59

17 Diagram Presentase Aktivitas Siswa Siklus II ………. 61

18 Diagram Nilai Rata-rata Hasil Belajar Kognitif Tiap Siklus ……….. 63

19 Diagram Ketuntasan KKM Hasil Belajar Kognitif Tiap Siklus……. 63


(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1. Silabus ……….. 73

2. Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ……….. 77

3. Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ………. 85

4. Lampiran 4. Materi Siklus I ………. 92

5. Lampiran 5. Materi Siklus II ………... 98

6. Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa Siklus I ………... 102

7. Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa Siklus II ……….. 104

8. Lampiran 8. Kisi-kisi Soal ……… 106

9. Lampiran 9. Lembar Soal Pre-test ……… 108

10. Lampiran 10. Lembar Soal Post-test Siklus I ………... 113

11. Lampiran 11. Lembar Soal Post-test Siklus II ……….. 116

12. Lampiran 12. Kunci Jawaban LKS Silkus I ………..120

13. Lampiran 13. Kunci Jawaban LKS Siklus II ……….124

14. Lampiran 14. Kunci Jawaban dan Pedoman Skoring Pre-test ………...127

15. Lampiran 15. Kunci Jawaban dan Pedoman Skoring Post-test Siklus I …… 128

16. Lampiran 16. Kunci Jawaban dan Pedoman Skoring Post-test Siklus II ….. 132

17. Lampiran 17. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ……… 135

18. Lampiran 18. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ………... 136

19. Lampiran 19. Pedoman Wawancara dengan Siswa ……… 137

20. Lampiran 20. Hasil Penilaian Siswa Kelas X.3 ……….. 139

21. Lampiran 21. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ………. 141

22. Lampiran 22. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ……… 143

23. Lampiran 23. Hasil Nilai Pre-test Siswa ………. 145

24. Lampiran 24. Hasil Nilai Post-Test Siswa Siklus I ………. 153

25. Lampiran 25. Hasil Nilai Post-Test Siswa Siklus II ……….... 159

26. Lampiran 26. Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus I ………167

27. Lampiran 27. Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus II ………. 170

28. Lampiran 28. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ………. 172

29. Lampiran 29. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ……… 174


(15)

xv

31. Lampiran 31. Lembar Permohonan Ijin Penelitian ………. 179 32. Lampiran 32. Surat keterangan telah melakukan penelitian ………. 180


(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Dunia pendidikan yang semakin maju ini mendorong masyarakat untuk

hidup mampu mengikuti arus perkembangan jaman. Terutama guru sebagai

pendidik dan siswa sebagai peserta didik. Indrawati (2010) mengemukakan, di era

globalisasi sekarang ini masyarakat dituntut untuk mampu menguasai ketrampilan

dasar (membaca, menulis, berhitung) dan kemampuan untuk belajar sepanjang

hayat, mengelola informasi, sumber daya, mengelola hubungan sosial, mengelola

diri, beradapatasi, berpikir kreatif, memotivasi diri, dan menyusun pertimbangan,

serta kemampuan lainnya yang diperlukan untuk berinteraksi dengan bangsa lain.

Pendidikan hakikatnya adalah untuk menyiapkan peserta didik dalam

pencapaian kualitas hidup yang tinggi. Untuk itu pendidikan harus mampu

mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki agar mampu beradaptasi dengan

adanya perubahan. Tidak hanya peserta didik, para guru juga dituntut untuk

mampu mengikuti tuntutan jaman. Mutu dan kualitas guru sangat dibutuhkan

dalam mengembangkan proses pengajaran agar pembelajaran semakin baik.

Dalam hal ini profesionalitas guru sebagai pendidik sangat berperanan demi

kemajuan dunia pendidikan maupun pengajaran itu sendiri.

Prinsip untuk pelaksanaan pembelajaran yaitu bahwa pembelajaran masa

kini harus dikelola dengan memusatkan siswa (student center) tidak lagi berpusat

pada guru (teacher center) artinya bahwa pendidikan atau kurikulum saat ini lebih

menekankan kemandirian yang mendorong siswa untuk lebih aktif. Namun, dari


(17)

hasil fakta di lapangan, masih banyak ditemukan sistem pembelajaran yang masih

memusatkan guru sebagai satu-satunya sumber pengetahuan. Sedangkan di era

globalisasi seperti ini, peran guru hanyalah sebagai fasilitator. Selain itu, Guru

juga diharapkan secara kreatif mampu menggunakan suatu model pembelajaran

yang mampu mengaktifkan siswa, sehingga guru tidak lagi mendominasi suatu

pembelajaran.

Berbagai permasalahan di atas dapat kita jumpai di SMA N 2 Ngaglik

Sleman. Di sekolah tersebut guru masih mendominasi proses belajar sehingga

interaksi aktif antara guru dan siswa masih sangat minim. Sekalipun siswa aktif

hanya siswa tertentu saja yang mendominasi keaktifan di kelas. Hal tersebut

dikarenakan metode yang digunakan guru kurang menarik. Sebagaimana yang

diungkapkan oleh guru biologi SMA N 2 Ngaglik Sleman bahwa cara yang

dilakukan guru dalam mengajar adalah menggunakan metode ceramah atau tanya

jawab saja belum memanfaatkan media IT maupun konvensional seperti

menggunakan alat peraga dan lain sebagainya. Guru pun jarang mengkaitkan

materi pelajaran dengan fenomena-fenomena yang terjadi di tengah masyarakat

atau kehidupan sehari-hari sehingga ketertarikan siswa dalam belajar menjadi

kurang. Dengan mengkaitkan permasalahan-permasalahan yang sedang terjadi

dalam kehidupan masyarakat pada pelajaran, diharapkan dapat merangsang rasa

keingintahuan siswa dalam merespon suatu materi yang disampaikan oleh guru

dan kesadarannya pun menjadi tergugah terhadap kondisi faktual yang sedang

terjadi pada kehidupan bermasyarakat. Selain itu siswa juga dapat belajar model

pembelajaran langsung seperti memanfaatkan atau menggunakan kondisi

lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.


(18)

Ketidakvarian guru dalam mengajar dan dominansi guru dalam proses

kegiatan belajar mengajar di kelas, berdampak pada aktivitas siswa menjadi

sangat sedikit, seperti siswa hanya mendengarkan guru berceramah saja, beberapa

siswa ada yang mengobrol, otak-atik HP, ramai bahkan ada siswa yang tidur. Hal

tersebut membuktikan bahwa minat belajar, antusiasme, dan aktivitas siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran menjadi rendah. Minimnya aktivitas yang

dilakukan siswa dan proses kegiatan belajar mengajar berpengaruh pada hasil

belajar siswa khususnya kelas X.3.

Melalui ulangan yang diberikan di akhir pelajaran, hasil belajar siswa

kelas X.3 SMA N 2 Ngaglik Sleman pada pokok bahasan pencemaran lingkungan,

menunjukkan hasil yang masih rendah yaitu rata-rata perolehan nilai siswa berada

dibawah KKM. Rata-rata kelas pada ulangan tersebut adalah sebesar 65,52

sedangkan KKMnya 75. Dari jumlah 32 siswa, yang memperoleh nilai > 75

sebanyak 37,03% (12 siswa) saja dan siswa yang memperoleh nilai di bawah

KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sebanyak 62,96% (20 siswa). Banyaknya

siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM menunjukkan bahwa tujuan

pembelajaran belum dapat tercapai.

Rendahnya pencapaian KKM pada materi pencemaran lingkungan diduga

disebabkan oleh: (1) rendahnya aktivitas siswa di kelas. (2) penggunaan metode

pembelajaran yang tidak variatif, yakni menggunakan metode ceramah dan tanya

jawab saja. (3) Guru jarang memanfaatkan lingkungan sebagai bagian dari media

pengetahuan sehingga siswa kurang dapat menerapkan konsep pengetahuan dalam

kehidupan sehari-hari.


(19)

Berbagai permasalahan tersebut tentunya perlu adanya perbaikan agar

proses pembelajaran menuju ke arah yang lebih baik agar tujuan pembelajaran

dapat tercapai. Salah satu langkah untuk mengatasi berbagai permasalahan

tersebut adalah dengan melakukan suatu tindakan perubahan yakni merubah

metode dan model pendekatan yang dilakukan oleh guru. Salah satunya adalah

dengan diterapkannya pendekatan salingtemas (Sains Lingkungan Teknologi dan

Masyarakat). Pendekatan salingtemas merupakan pendekatan yang sesuai untuk

diterapkan saat ini karena pendekatan ini menekankan pencapaian sadar sains dan

teknologi.

Pendekatan Salingtemas, menurut Asy’ari (2012) dimaksudkan agar siswa

memahami permasalahan yang dihadapi masyarakat sehingga tergugah

kesadarannya untuk memikirkan dan ikut terlibat langsung dalam usaha

pelestarian lingkungan.

Pendekatan Salingtemas juga merupakan suatu pendekatan pembelajaran

yang berpusat pada siswa (student center) sehingga dengan menggunakan model

pendekatan ini guru tidak lagi mendominasi proses pembelajaran. Melalui

pendekatan ini siswa juga dihadapkan pada realitas kehidupan sehari-hari dalam

masyarakat yang dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam mempelajari konsep

sains.

Tujuan pendekatan Salingtemas menurut Nurohman dalam Rusmansyah

(2000) adalah agar para peserta didik mempunyai bekal pengetahuan yang cukup

sehingga ia mampu mengambil keputusan penting tentang masalah-masalah

dalam masyarakat dan sekaligus dapat mengambil tindakan sehubungan dengan

keputusan yang diambilnya.


(20)

Melihat berbagai permasalahan yang diuraikan diatas guna meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan

salingtemas. Diharapkan melalui pendekatan ini siswa menjadi aktif dan hasil

belajarnya pun meningkat. Selain itu pendekatan salingtemas diberikan agar siswa

lebih peka dalam memahami permasalahan-permasalahan yang sedang terjadi di

tengah masyarakat.

Dengan diterapkannya pendekatan salingtemas, siswa akan lebih tertarik

karena pendekatan ini mengangkat permasalahan aktual yang sedang berkembang.

Sehingga rasa keingintahuan siswa menjadi meningkat, secara tidak langsung

dapat merangsang keaktifan siswa pada proses belajar mengajar yang mana juga

dapat berdampak positif pada hasil belajar siswa. Untuk itu, peneliti melakukan

suatu penelitian tindakan kelas dengan penelitian yang diberi judul

”Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Ngaglik

Sleman melalui Penerapan Pendekatan Salingtemas pada Materi Pencemaran

Lingkungan”.

B.

Rumusan Masalah

Apakah penerapan pendekatan salingtemas dapat meningkatkan hasil

belajar dan aktivitas siswa kelas X.3 SMA N 2 Ngaglik Sleman pada materi

pencemaran lingkungan?

C.

Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak meluas maka permasalahanya

perlu dibatasi sebagai berikut:


(21)

1.

Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X.3 SMA N 2 Ngaglik Sleman

Angkatan 2012/2013 yang berjumlah 32 siswa.

2.

Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar, penerapan

pendekatan salingtemas tipe Yager.

3.

Parameter

Parameter yang digunakan adalah hasil belajar biologi siswa kelas X.3

SMA N 2 Ngaglik Sleman Tahun Angkatan 2012/2013 yang dinyatakan

dalam bentuk nilai atau skor setelah siswa mengikuti pelajaran mencakup

aspek kognitif dan psikomotor.

4.

Materi Pokok

Materi yang akan disampaikan adalah SK 4. Menganalisis hubungan

antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan

manusia dalam keseimbangan ekosistem dengan KD 4.3 mengkaitkan

hubungan kegiatan manusia dengan perusakan dan pemeliharaan lingkungan

dan KD 4.4 Mendikripsikan pemanfaatan daur ulang limbah untuk

kepentingan kehidupan.

D.

Hipotesis

Penerapan pendekatan salingtemas pada siswa kelas X.3 SMA N 2

Ngaglik Sleman pada materi pencemaran lingkungan dapat meningkatkan hasil

belajar dan aktivitas siswa.


(22)

E.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan

hasil belajar dan aktivitas siswa Kelas X.3 SMA N 2 Ngaglik Sleman melalui

penerapan pendekatan salingtemas pada materi pencemaran lingkungan.

F.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

sekolah, guru, dan siswa. Manfaat tersebut masing-masing diuraikan sebagai

berikut:

1.

Manfaat bagi peneliti

Peneliti memperoleh jawaban atas permasalahan yang ditemukan di

sekolah tersebut dan mendapatkan pengalaman langsung menerapkan

pembelajaran biologi dengan pendekatan salingtemas.

2.

Manfaat bagi guru

Guru memperoleh pengalaman dalam melakukan penelitian tindakan kelas

serta memperoleh variasi strategi pembelajaran yang lebih menarik sehingga

pembelajaran menjadi efektif guna meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

siswa.

3.

Manfaat bagi siswa

Aktivitas siswa dan hasil belajarnya menjadi meningkat.

4.

Manfaat bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat langsung bagi sekolah yaitu dapat

membantu meningkatkan kualitas pembelajaran Biologi.


(23)

8 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar

Belajar merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan manusia sejak lahir. Pada dasarnya belajar merupakan proses terjadinya perubahan tingkah laku sebagai dampak dari pengalaman individu. Berikut adalah berbagai definisi belajar yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

Dalam Permendiknas RI Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses disebutkan bahwa belajar merupakan perubahan perilaku yang relatif permanen dalam kapasitas pribadi seseorang sebagai akibat pengolahan atas pengalaman yang diperolehnya dan praktik yang dilakukannya.

Gagne, Berliner dan Hilgard dalam Hanafiah (2009) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang muncul karena pengalaman.

Menurut Suliana dalam Kusumah (2009) belajar prinsipnya adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara siswa dengan sumber-sumber atau objek belajar baik disengaja atau tanpa sengaja dirancang.

Baharudin dan Wahyuni (2010) mengungkapkan belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, ketrampilan, dan sikap. Belajar dimulai sejak manusia lahir sampai akhir hayat.Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman.Dengan demikian


(24)

belajar dapat membawa perubahan bagi si pelaku, baik pengetahuan, sikap, maupun ketrampilan.

Menurut Daryanto (2011) bahwa belajar adalah kegiatan para siswa, baik dengan bimbingan guru atau dengan usaha sendiri.Pendidik berusaha membantu agar siswa belajar lebih terarah, cepat, lancar, dan berhasil baik.

Witherington dalam Hanafiah (2009) yang menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang memanifestasikan sebagai pola-pola respons baru yang berbentuk ketrampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan.

Winkel (1996:16) mengatakan bahwa, ”Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, ketrampilan, dan nilai-sikap”.

Berdasarkan definisi belajar menurut para ahli maka secara umum belajar adalah suatu tahapan perubahan seluruh tingkah laku yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang mana perubahannya melibatkan pada proses kognitif seseorang.

B. Aktivitas Belajar

Menurut Hanafiah (2009) proses aktivitas pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek psikologis peserta didik, baik jasmani maupun rohani sehingga akselerasi perubahan perilakunya dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah, benar, baik berkaitan dengan aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.


(25)

MenurutDierich pada Hanafiah (2009) menyatakan, aktivitas belajar dibagi ke dalam delapan kelompok, yaitu sebagai berikut:

1. Kegiatan-kegiatan visual, yaitu membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

2. Kegiatan-kegiatan lisan (oral), yaitu mengemukakan suatu fakta atas prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi dan interupsi.

3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan, yaitu mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainaan, atau mendengarkan radio.

4. Kegiatan-kegiatan menulis, yaitu menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan copy, membuat outline atau rangkuman, dan mengerjakan tes, serta mengisi angket.

5. Kegiatan-kegiatan menggambar, yaitu menggambar, membuat grafik, chart, diagram, peta, pola.

6. Kegiatan-kegiatan metrik, yaitu melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, serta menari dan berkebun.

7. Kegiatan-kegiatan mental, yaitu merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisa, faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.

8. Kegiatan-kegiatan emosional, yaitu minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain.


(26)

Menurut para ahli yang diungkapkan diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar yang mana kegiatan tersebut bisa berupa kegiatan visual, oral, mendengarkan, menulis, menggambar, memecahkan suatu masalah dan menganalisanya.

C. Hasil Belajar

Erman S. dalam Taniredja (2010) memiliki gagasan bahwa hasil belajar mencakup aspek yang berkenaan dengan perubahan dan kemampuan yang telah dimiliki siswa pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.Menurut Taniredja(2010) perubahan dan kemampuan yang telah dimiliki tersebut bisa berupa komunikasi, interaksi, kreatifitas, dan sebagainya.Hasil belajar adalah sebagian dari hal tersebut, yaitu berkenaan dengan hasil tes yang mencerminkan kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran.

Winkel dalam Taniredja(2010) prestasi belajar yang diberikan oleh siswa berdasarkan kemampuan internal yang diperolehnya sesuai tujuan instruksional menampakkan hasil belajar.

Hasil belajar menurut Benyamin Bloom dalam Rosyadi(2011) diklasifikasikan ke dalam tiga aspek, yaitu:

1. Aspek kognitif, meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari dan kemampuan intelektual.

2. Aspek afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri atas aspek penerimaan, tanggapan, penilaian, pengelolaan, dan penghayatan.


(27)

3. Aspek psikomotor, mencakup kemampuan yang berupa ketrampilan fisik (motorik) yang terdiri dari gerakan reflek, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, ketepatan, ketrampilan, serta ekspresif dan interperatif.

Menurut Anni (2007) Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari siswa. Oleh karena itu apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep.Dalam pembelajaran perubahan perilaku yang diperoleh yang harus dicapai siswa setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.

Berdasarkan konsep diatas maka diperoleh suatu pengertian bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar, yang wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.

D. Pendekatan Salingtemas (sains-lingkungan-teknologi-masyarakat) 1. Pengertian sains-lingkungan-teknologi-masyarakat

Asy’ari (2012) mengungkapkan bahwa Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat atau Science-Technology and Society (STS) awal mulanya dikembangkan oleh The National Science Teachers Association (NSTA) yang bermarkas di Amerika Serikat.Salingtemas merupakan pendekatan terpadu antara sains, teknologi dan isu teknologi yang muncul di masyarakat. Dengan kata lain pendekatan Sains-Lingkungan-Teknologi-Masyarakat merupakan


(28)

pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada pemecahan masalah yang muncul di masyarakat akibat perkembangan teknologi.

Dalam Indrawati (2010) Sains-Lingkungan-Teknologi-Masyarakat sebagai suatu pendekatan merupakan cara pandang untuk memecahkan permasalahan dalam pendidikan sains. Sains-Lingkungan-Teknologi-Masyarakat berusaha untuk menjembatani materi yang dibahas di dalam kelas dengan situasi dunia nyata di luar kelas yang menyangkut perkembangan teknologi dan situasi sosial kemasyarakatan.Hal ini menggambarkan bahwa pendekatan salingtemas dijalankan untuk mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi masa depannya.

Yager dalam Indrawati (2010) mendefinisikan salingtemas atau sebagai belajar dan mengajar mengenai sains/teknologi dalam konteks pengalaman manusia (konteks dunia nyata). Yager mengutip NSTA ( National Science Teachers Association) memberikan ciri-ciri khas pembelajaran dengan pendekatan salingtemas. Beberapa ciri khas pendekatan salingtemas tersebut antara lain:

a. Peserta didik mengidentifikasi masalah-masalah yang ada di daerahnya dan dampaknya,

b. Menggunakan sumber-sumber setempat (narasumber dan bahan-bahan) untuk memperoleh informasi yang didapat digunakan dalam pemecahan masalah,

c. Peserta didik terlibat secara aktif dalam mencari informasi yang dapat diterapkan untuk memecahkan masalah,

d. Penekanan pada ketrampilan proses sains, agar dapat digunakan oleh peserta didik dalam mencari solusi terhadap masalahnya, dan


(29)

e. Sebagai perwujudan otonomi setiap individu dalam proses belajar.

Poedjiadi dalam Indrawati (2010) menjelaskan bahwa ciri utama pendekatan pembelajaran salingtemas adalah dengan memunculkan isu sosial di awal pengajaran. Sebelum guru mengajar sudah memiliki isu sesuai dengan konsep yang akan diajarkan.

Karli dan Yuliariatiningsih (2002) menyatakan bahwa dengan model salingtemas yaitu “siswa dapat memilih isu yang terjadi di masyarakat sebagai topik dalam pembelajaran di kelas yang berpusat pada siswa.”

Dari berbagai definisi salingtemas maka diperoleh bahwa pendekatan salingtemas merupakan suatu pendekatan yang berawal dari isu-isu yang sedang berkembang di masyarakat yang dijadikan suatu topik dalam pembelajaran di kelas yang mana pembelajarannya telah berpusat pada siswa (student center).

1. Karakteristik Pendekatan Salingtemas

Karakteristik pendekatan salingtemas menurut Yager dalam Asy’ari (2012:4) adalah:

a. Berawal dari indentifikasi masalah-masalah lokal yang ada kaitannya dengan sains dan teknologi siswa (dengan bimbingan guru).

b. Penggunaan sumberdaya setempat baik sumberdaya manusia maupun material.

c. Keikutsertaan siswa secara aktif dalam mencari informasi yang dapat diterapkan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.


(30)

d. Belajar tidak hanya berlangsung di dalam kelas atau sekolah, tetapi juga di luar sekolah atau di lapangan nyata.

e. Penekanan pada ketrampilan proses yang dapat digunakan siswa dalam memecahkan masalah di lingkungannya sendiri.

f. Adanya kesempatan bagi siswa untuk memperoleh pengalaman dalam berperan sebagai wawancara dalam mencoba memecahkan masalah-masalah yang telah mereka identifikasi.

Dari karakteristik yang telah disebutkan maka dapat disimpulkan kembali bahwa pendekatan salingtemas memiliki karakteristik:

a. Dalam pembelajaran siswa diajak untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkan. Sumber permasalahan berasal dari lingkungan kehidupan sehari-hari melalui berbagai media yang ada seperti media cetak, video, atau klip berita.

b. Dalam pembelajaran dengan pendekatan salingtemas, guru dapat memberikan tugas proyek, tugas kelompok untuk survey lapangan, dan lain sebagainya di luar jam pelajaran di kelas. Siswa dituntut untuk aktif ketika belajar.

c. Dalam pembelajaran siswa diminta untuk menganalisis permasalahan sosial dan teknologi yang terkait dengan materi yang dipelajari. Analisis ini dibantu dengan pemahaman materi yang diperoleh siswa melalui pembelajaran. Selain itu, siswa juga mencari informasi lain yang berhubungan dengan permasalahan yang diajukan dalam pembelajaran.


(31)

d. Dalam pembelajaran ini siswa sebagai anggota masyarakat dapat bertindak arif terhadap permasalahan yang terjadi di kehidupan sehari-hari

2. Tujuan Pendekatan Salingtemas

Indrawati (2010:22) mengemukakan gagasan bahwa tujuan penggunaan pendekatan salingtemas secara umum agar peserta didik memiliki kemampuan (1) menghubungkan realitas sosial dengan topik pembelajaran di dalam kelas; (2) menggunakan berbagai jalan/perspektif untuk menyikapi berbagai isu/situasi yang berkembang di masyarakat berdasarkan pandangan ilmiah; dan (3) menjadikan dirinya sebagai warga masyarakat yang memiliki tanggung jawab sosial.

3. Tahapan Pembelajaran Pendekatan Salingtemas

Model pendekatan pembelajaran Salingtemas dalam Indrawati (2010:26) salingtemas yang diajukan oleh Horsley, et.al, (1990:59), Carin (1997:74), dan Yager (1992:15) meliputi empat tahap, yaitu tahap invitasi, tahap eksplorasi, tahap pengajuan penjelasan dan solusi, serta tahap pengambilan tindakan. Tahap model Salingtemas yang dikemukakan Yager digambarkan pada gambar 1 di bawah ini.


(32)

Indrawati (2010: 26) Carin 1997:74 dan Horsley, 1990:59) a. Invitasi

Pada tahap ini guru merangsang peserta didik mengingat atau menampilkan kejadian-kejadian yang ditemui di masyarakat baik melalui media cetak maupun elektronik yang berkaitan dengan topik yang merupakan hasil observasi. Selanjutnya peserta didik merumuskan masalah yang akan dicari jawabannya dengan tetap mengkaitkan topik yang dibahas, peran guru sangat diperlukan untuk menghaluskan rumusan masalah yang diajukan peserta didik dan mengacu kepada sumber belajar. Sumber belajar bisa berupa LKS yang telah ada atau membuat LKS baru.Pada tahap invitasi guru dapat menghadapkan peserta didik pada permasalahan-permasalahan lingkungan atau permasalahan yang sedang aktual.

b. Eksplorasi

Tahap ini kegiatan yang dilakukan peserta didik merupakan upaya untuk mencari jawaban atau menguji jawaban sementara yang telah dibuat


(33)

dengan mencari data dari berbagai sumber informasi (buku, koran, majalah, lingkungan, narasumber, instansi terkait dan melakukan percobaan). Hasil yang diperoleh peserta didikan hendaknya berupa suatu hasil analisis dari data yang diperoleh.

c. Penjelasan dan solusi

Pada tahap ini peserta didik diajak untuk mengkomunikasikan gagasan yang diperoleh dari analisis informasi yang didapat, menyusun suatu model penjelasan (baru), meninjau dan mendiskusikan solusi yang diperoleh dan menentukan beberapa solusi. Guru membimbing peserta didik untuk memadukan konsep yang dihasilkannya dengan konsep yang dianut oleh para ahli sains. Peran guru hendaknya meluruskan konsep peserta didik yang keliru.

d. Penentuan tindakan

Pada tahap ini peserta didik diajak untuk membuat keputusan dengan mempertimbangkan penguasaan konsep dan ketrampilan yang dimiliki untuk berbagi gagasan dengan lingkungan atau dalam kedudukan peserta didik sebagai pribadi atau sebagai anggota masyarakat.

4. Kelebihan dan Kelemahan Model Salingtemas a. Kelebihan Model Salingtemas

Kelebihan dari model salingtemas (Depdiknas, 2006) yang pertama adalah dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk mengaplikasikan konsep, keterampilan proses, kreativitas dan sikap menghargai produk teknologi serta bertanggung jawab atas masalah yang muncul di


(34)

lingkungan.Kelebihan yang kedua adalah salingtemas dapat membuat pengajaran sains lebih bermakna karena langsung berkaitan dengan permasalahan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari.Dengan demikian dapat membuka wawasan siswa tentang peranan sains dalam kehidupan nyata. Ketiga, yaitu model salingtemas berorientasi pada hands on activities yang membuat siswa dapat menikmati kegiatan sains dengan perolehan pengetahuan yang tidak mudah terlupakan. Dengan demikian, model salingtemas dapat juga digunakan untuk menarik minat siswa dalam mempelajari sains.

b. Kelemahan Model Salingtemas

Kelemahan model pembelajaran salingtemas (Depdiknas, 2006) kurangnya kemampuan guru untuk berkreasi atau berinovasi.Hal itu menjadi faktor sulitnya menerapkan model salingtemas dalam pembelajaran.Selain itu, sistem penilaian yang sering kali digunakan hanya untuk mengukur aspek kognitif.Sedangkan dalam model salingtemas juga menekankan pada penilaian aspek afektif dan psikomotor.

E. Penelitian yang Relevan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Devi Pratiwi (2011) dengan judul: “Penerapan Model Pembelajaran Salingtemas untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kleas V SDN Karangbasuki 4 Malang” disimpulkan bahwa penerapan menggunakan pendekatan salingtemas ini terbukti meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa yaitu dengan diperoleh hasil


(35)

penelitian, rata-rata aktivitas siswa siklus I sebesar 73,50 dan siklus II meningkat menjadi 83,17 dengan kualifikasi sangat memuaskan. Rata-rata hasil belajar siklus sebesar 62,54 dan siklus II meningkat menjadi 82,74. Ketuntasan hasil belajar klasikal juga meningkat dari 45,94% menjadi 97,3% siswa yang mencapai KKM 65.

Hasil penelitian dari Umi Kalsum (2011) dengan judul penelitian “Upaya Meningkatkan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa melalui Pendekatan Salingtemas (Sains, Lingkungan, Teknologi dan Masyarakat) pada Bahan Kajian Pencemaran Lingkungan di Kelas I SMU Negeri I Waru, hasil penelitiannya membuktikan adanya peningkatan hasil belajar siswa yang cukup baik terhadap pembelajaran ini yaitu dari 43 siswa dinyatakan tuntas sejumlah 39 siswa (90,69%) dan yang belum tuntas 4 siswa (6,98%) sehingga berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi maka secara klasikal dikatakan tuntas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran biologi melalui pendekatan Salingtemas dapat meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa.

Dari kedua penelitian diatas telah diungkapkan bahwa hasil penelitian dengan menggunakan pendekatan Salingtemas terbukti meningkatkan aktivitas dan hasil belajar yang cukup signifikan. Maka dari itu, dalam hal ini peneliti akan menerapkan hal yang sama yakni menggunakan pendekatan salingtemas pada penelitian yang akan dilakukan.

F. Pencemaran Lingkungan dan Upaya Mengatasinya

Syamsuri (2007:184) kegiatan manusia dapat berdampak negatif terhadap lingkungan, antara lain menimbulkan pencemaran, baik pencemaran tanah, air,


(36)

udara, maupun suara. Sumber-sumber pencemaran dapat berasal dari alam maupun dari kegiatan manusia.Pencemaran karena faktor alam misalnya akibat gunung berapi (vulkanik) dan gempa bumi.Pencemaran oleh faktor alam tidak dapat dicegah oleh manusia. Pencemaran karena faktor manusia misalnya dari limbah industri, rumah tangga, zat-zat kimi berbahaya, nuklir tumpahan minyak, dan asap hasil pembakaran fosil.

Pencemaran lingkungan tidak dapat dihindari.Pencemaran pasti terjadi, dan yang dapat diusahakan manusia adalah mengurangi terjadinya pencemaran agar dampak pencemaran dapat ditekan seminimal mungkin.Materi diambil dari Syamsuri (2007: 184-212), yang mana materi selengkapnya terdapat pada lampiran yang terbagi menjadi dua pembahasan yakni lampiran materi pada siklus I dan siklus II.Materi siklus I terlampir pada lampiran 4 dan materi siklus II terlampir pada lampiran 5.


(37)

22 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipilih adalah penelitian tindakan kelas, atau Classroom Action Research.

Menurut Taniredja (2010: 15) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian tentang, untuk, dan oleh masyarakat/kelompok sasaran, dengan memanfaatkan interaksi, partisipasi, dan kolaborasi antara peneliti dan kelompok sasaran. Penelitian tindakan merupakan salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendetaksi dan memecahkan masalah.

B. Setting Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA N 2 Ngaglik Sleman, khususnya kelas X.3.Pemilihan tempat di SMA N 2 Ngaglik didasari bahwa peneliti merupakan alumnus dari SMA tersebut. Hal itu akan mempermudah peneliti untuk melakukan penelitian.

2. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X.3 SMA N 2 Ngaglik Sleman Yogyakarta sebanyak 32 siswa yang berdasarkan data dan hasil


(38)

observasi memiliki aktivitas dan hasil belajar relatif rendah, yakni dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

3. Obyek Penelitian

Obyek pada penelitian ini adalah hasil belajar dan aktivitas siswa kelas X.3 SMA N 2 Ngaglik Sleman pada pokok pembahasan pencemaran lingkungan.

4. Variabel

Penelitian tindakan kelas di SMA N 2 Ngaglik Sleman terdiri dari tiga variabel, yaitu:

a. Variabel bebas : pendekatan salingtemas

b. Variabel terikat : hasil belajar dan aktivitas siswa c. Variabel kontrol : siswa

5. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini meliputi hasil belajar dan aktivitas siswa.

Tabel 1 Indikator Keberhasilan Belajar Siswa

Variabel Awal Target

Hasil Belajar Siswa (Kognitif) Skor rata-rata kelas 65,52 Dan presentase pencapaian KKM sebesar 37,03%

Siswa memperoleh rata-rata kelas sebesar 75 dengan sebanyak 70% siswa mencapai KKM.

Hasil Belajar pada Ranah Psikomotor

(aktivitas siswa) Belum terukur

Selama mengikuti proses pembelajaran hasil belajar siswa pada ranah psikomotor 70% tergolong kategori tinggi.


(39)

6. Desain Penelitian

Desain penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan model penelitian yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robbin Mc Taggart.Kemmis dan Taggart dalam hal ini menyatukan dua komponan yakni komponen acting (tindakan) dan observing (pengamatan) (Taniredja, 2010: 24). Berikut gambar model PTK yang dikembangkan oleh Kemmis dan McTaggart:

Gambar 2 Model Siklus Kemmis dan McTaggart

Apabila dicermati, model yang dikemukakan oleh Kemmis dan McTaggart dalam Kusumah tahun 2009, pada hakikatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat-perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus.Oleh karena itu, pengertian siklus pada kesempatan ini adalah putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.Pada


(40)

gambar diatas, tampak bahwa di dalamnya terdiri dari dua perangkat komponen yang dapat dikatakan sebagai dua siklus.

Rancangan tindakan ini direncanakan dalam 2 siklus dimana dalam setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan dengan kegiatan setiap siklusnya meliputi tahap perencanaan (planning), tahap pelaksanaan, tahap pengamatan (observingdan evaluating), dan tahap refleksi.

a. Desain Penelitian Siklus I 1) Perencanaan (planning)

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah:

a) Permohonan ijin kepada Kepala Sekolah SMA N 2 Ngaglik Sleman Yogyakarta.

b) Observasi dan wawancara, observasi dilakukan dengan melihat kondisi dan situasi pembelajaran di kelas X.3 sedangkan wawancara dilakukan terhadap Guru Biologi kelas X yaitu Ibu Hj. Fadjariyah S.Pd. kegiatan observasi dan wawancara ini dilakukan untuk mengetahui gambaran awal mengenai situasi dan kondisi proses yang berlangsung di kelas.

c) Identifikasi masalah, identifikasi masalah ini dilakukan dengan cara mengkaji dan menelaah hasil observasi dan wawancara tertulis terhadap pembelajaran Biologi di kelas X kemudian diteruskan dengan menelaah standar kompetensi dan kompetensi dasar.

d) Membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP), di dalam membuat RPP ini terlebih dahulu peneliti menganalisis standar isi,


(41)

silabus, kemudian membuat RPP di dalam pembelajarannya disesuaikan dengan tahapan-tahapan dalam model pendekatan STM. e) Menetapkan instrumen pemantauan yaitu berupa format lembar observasi aktivitas siswa, lembar wawancara, catatan lapangan, dan soal tes yaitu berupa pre-test, post-test serta lembar kerja siswa. 2) Persiapan

Pada tahap persiapan, peneliti sebelum memberikan tindakan, terlebih dahulu peneliti membagikan pre-test kepada siswa dengan mengambil waktu lain diluar 6 jam pertemuan yang sudah ditentukan.

3) Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, peneliti bekerjasama dengan guru melakukan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rencana pelajaran yang telah disusun. Selengkapnya terlampir pada lampiran 2.Rincian kegiatannya sebagai berikut:

a) Tahap Invitasi:

Guru membacakan beberapa judul artikel dan beberapa foto tentang kerusakan/pencemaran lingkungan. Selanjutnya siswa diminta menuangkan apa yang dirasakan atau yang ada dalam pikirannya setelah melihat/mengetahui adanya masalah yang ada di lingkungan.


(42)

b) Tahap Eksplorasi

Siswa dalam kelompok ditugasi melalui LKS I lalu dikaji dari bahan pustaka/artikel atau internet untuk menjawab berbagai pertanyaan pada LKS I yang dapat dilihat pada lampiran 6.

c) Tahap Solusi

Dari hasil eksplorasinya siswa diminta untuk menganalisis/mensintesis guna menemukan pemecahan masalahnya dengan cara mempresentasikan hasil pemikirannya di depan kelas dan guru memberikan arahan bila ada hal-hal yang kurang tepat.

d) Tahap Aplikasi

Siswa diminta untuk merealisasikan usulannya pada soal yang terdapat pada LKS serta membuat poster lingkungan hidup.

4) Pengamatan/Observasi (observasing)

Pada tahap observasi ini, dilakukan observasi pada proses pembelajaran yang berlangsung. Pengamatan terhadap siswa dilakukan pada beberapa aspek yang terkait dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung.

5) Refleksi

Tahap ini dilakukan untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil evaluasi. Menemukan kelebihan dan kekurangan pada proses pembelajaran dan kemudian akan dijadikan pedoman perbaikan pada siklus II.


(43)

b. Desain Penelitian Siklus II 1) Perencanaan (planning)

Pada tahap perencanaan siklus ke II ini, sebelumnya peneliti mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada siklus I, kemudian pada siklus ke II ini peneliti melakukan perbaikan. Beberapa hal yang diperbaiki adalah mengingatkan kembali materi sebelum dilakukan post-test dan memberikan kesempatan untuk belajar lebih dahulu sebelum siswa diberikan post-test II.

2) Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, peneliti bekerjasama dengan guru melakukan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rencana pelajaran yang telah disusun. Rincian lengkap terdapat pada lampiran 3 Rincian kegiatannya sebagai berikut:

a) Tahap Invitasi

Guru membacakan judul-judul kasus yang terjadi di masyarakat serta menampilkan gambar-gambar. Selanjutnya siswa diminta menuangkan apa yang dirasakan atau yang ada dalam pikirannya setelah melihat/mengetahui adanya masalah yang ada di lingkungan. b) Tahap Ekplorasi

Guru menugasi siswa dengan memberikan LKS selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7 dengan diberikan kesempatan untuk mengkaji bahan pustaka/artikel/internet.


(44)

c) Tahap Solusi

Dari hasil ekplorasinya siswa diminta untuk menganalisis/mensintesis guna menemukan pemecahan masalahnya.Untuk mengetahui bagaimana kerangka pikir siswa dalam memahami dan memecahkan masalah, siswa diminta menuangkan dalam jaringan yang menunjukkan keterkaitan antara konsep dan ide-ide yang dipikirkan. Hasil pemikirannya diminta mempresentasikan di depan kelas, guru memberikan arahan bila ada hal yang kurang tepat.

d) Tahap Aplikasi

Siswa diminta merealisasikan apa yang diusulkan.

3) Pengamatan/Observasi (observasing)

Pada tahap observasi ini, dilakukan observasi pada proses pembelajaran yang berlangsung. Pengamatan terhadap siswa dilakukan pada beberapa aspek yang terkait dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung.

4) Refleksi

Tahap ini dilakukan untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil evaluasi. Menemukan kelebihan dan kekurangan pada proses pembelajaran.

7. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: a. Rencana Program Pembelajaran


(45)

Instrumen berupa RPP (Rencana Program Pembelajaran) dilengkapi dengan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang disusun dengan menggunakan pendekatan salingtemas (STM).RPP siklus I telampir pada lampiran 2 dan LKS siklus I terlampir pada lampiran 6 sedangkan RPP siklus II terdapat pada lampiran 3 dan LKS II lampiran 7.

b. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah tes berupa pre-test dan post-test, pedoman wawancara, lembar observasi dan catatan lapangan.

1. Tes

Tes dipergunakan sebagai alat ukur untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa secara kognitif.Alat yang digunakan untuk mendapatkan data adalah berupa tes yang berisi butir-butir soal.Pada penelitian ini, peneliti menggunakan 2 tahap tes yakni tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test).Pre-test dipergunakan sebagai alat ukur untuk mendapatkan data tentang pengetahuanawal yang dimiliki siswa sedangkan post-test digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswasetelah mengikuti proses KBM. Tes yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes pilihan ganda dan tes uraian.Tes pilihan ganda dipergunakan pada soal pre-test yang berjumlah 20 soal yang mana dapat dilihat pada lampiran 9. Sedangkan untuk post-test siklus I digunakan soal uraian yang berjumlah 4 soal yang dapat dilihat pada lampiran 10. Sedangkan untuk soal post-test siklus II peneliti menggunakan tes berupa


(46)

pilihan ganda dan uraian yaitu soal pilihan ganda berjumlah 15 soal dan uraian 2 yang mana dapat dilihat pada lampiran 11. Untuk kunci jawaban dan panduan skoring pre-test terlampir pada lampiran 14, post-test I terlampir pada lampiran 15 dan post-test II terlampir pada lampiran 16. Kisi-kisi penyusunan soal pre-test, post-test I, dan post test II dapat dilihat pada lampiran 8.

Validitas butir soal dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan tes sehingga dapat dipergunakan sebagai instrumen dalam penelitian.Untuk mengetahui layak atau tidaknya butir soal dipergunakan, peneliti menanyakan dan menggunakan pendapat orang yang berpengalaman (judgemnet expert) yaitu dengan berkonsultasi pada dosen pembimbing dan guru biologi SMA N 2 Ngaglik.

2. Lembar Observasi dan Catatan Lapangan

Lembar observasi disusun oleh peneliti yang nantinya akan diisi oleh observer saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Instrumen ini disusun guna mengetahui penguasaan aspek psikomotor siswa.Selain itu lembar observasi juga dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) dengan implementasi menggunakan pendekatan salingtemas.Lembar observasi aktivitas siswa siklus I dapat dilihat pada lampiran 17 dan lembar observasi aktivitas siswa pada siklus II dapat dilihat pada lampiran 18.

Catatan lapangan digunakan untuk mengobservasi aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung pada setiap siklus.Selain itu catatan


(47)

lapangan juga digunakan sebagai kegiatan tertulis pada saat melakukan wawancara terhadap guru dan observasi kegiatan kelas.

c. Pedoman wawancara

Instrumen ini disusun dan digunakan untuk mengetahui pendapat siswa terhadap pembelajaran yang dialami dan digunakan sebagai evaluasi.Wawancara digunakan untuk memperkuat data yang didapat.Pengambilan responden dilakukan dengan mengambil beberapa siswa untuk mengetahui pencapaian dan keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Hamdani (2011:318) Wawancara adalah salah satu alat penilaian nontes yang digunakan untuk mendapatkan informasi tertentu tentang keadaan responden dengan cara tanya jawab sepihak.

Jumlah siswa yang diambil adalah sebanyak 3 siswa, 1 siswa diambil dari perolehan hasil belajar yang nilainya tinggi, 1 siswa diambil dari perolehan hasil belajar sedang dan 1 siswa lagi diambil dari perolehan hasil belajar siswa rendah. Pedoman wawancara dapat dilihat pada lampiran 19.

d. Dokumentasi

Dokumentasi di sini merupakan cara untuk memperoleh kegiatan selama penelitian sebagai bukti telah dilaksanakannya suatu penelitian. Dokumentasi dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kamera untuk mendapatkan bukti kegiatan serta rekaman video digunakan untuk wawancara dan berlangsungnya kegiatan belajar.


(48)

8. Analisis Data

Untuk mengetahui keberhasilan pendekatan yang dilakukan, perlu dilakukan analisa data.Pada penelitian ini teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Menurut Daryanto (2011: 191) deskriptif kualitatif yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

Data skor dari siklus I dan siklus II, untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan maka data siklus I dan siklus II akan dibandingkan, yang mana data-data perolehan akhir akan diolah menjadi suatu tabel dan diagram agar lebih mudah untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan.

Prosedur, alat, pelaku, sumber informasi, dan cara analisis data penelitian dapat diuraikan pada tabel 2 Prosedur, alat, pelaku, sumber informasi, dan cara analisisnya.

Tabel 2 Prosedur, Alat, Pelaku, Sumber Informasi dan Cara Analisis

No Prosedur Alat Pelaku Sumber

Informasi

Cara Analisis 1 Menganalisis

aktivitas

Lembar observasi, catatan lapangan, rekaman video dan wawancara

Guru (peneliti) dan observer

siswa Analisis kualitatif dan kuantitatif. 2 Mengukur

tingkat keberhasilan belajar siswa

Tes (pre-test dan post-test), LKS.

Guru pelaksana tindakan

Siswa Analisis kuantitatif dan kualitatif


(49)

a. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar yang diteliti mencakup 2 ranah yaitu ranah kognitif dan psikomotor. Untuk mengetahui hasil belajar pada ranah kognitif dilakukan berpedoman pada hasil tes tertulis berupa soal pilihan ganda untuk soal pre-test dan soal uraian untuk soal post-pre-test I dan post-pre-test II. Sedangkan untuk mengetahui hasil belajar pada ranah psikomotor serta aktivitas berpedoman pada lembar observasi dan wawancara. Perhitungannya adalah sebagai berikut:

1) Ranah Kognitif

Pengukuran hasil belajar siswa pada ranah kognitif menggunakan tes pilihan ganda untuk pre-test dan soal uraian untuk post-test I dan post-test II tes uraian dengan teknik penskoran sebagai berikut:

Analisis pre-test:

Skor =

100

Keterangan :

B : Banyaknya jumlah nilai butir soal yang dijawab benar

N : Jumlah total nilai soal

Analisis post-test I:


(50)

Analisis post-test II:  Untuk soal I:

Skor =

100

Keterangan :

B : Banyaknya jumlah nilai butir soal yang dijawab benar

N : Jumlah total nilai soal

 Untuk soal II:

Nilai =

100

 Untuk soal keseluruhan (hasil akhir):

Nilai =

a) Ketuntasan belajar secara individu

Terdapat dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan KKM yang telah ditentukan di SMA N 2 Ngalik Sleman, siswa dapat dikatakan tuntas apabila memperoleh nilai minimal 75 dan kelas disebut tuntas apabila di kelas tersebut terdapat 70% yang telah mencapai daya serap. Untuk menghitungnya adalah menggunakan rumus sebagai berikut:


(51)

Ketuntasan belajar secara individu digunakan rumus:

=

100%

Tabel. 3 Kriteria Skor Ketuntasan Individu

Nilai Individu Keterangan

≤ 74 dari KKM Tidak Tuntas

≥ 75 dari KKM Tuntas

b) Rata-rata kelas

Untuk menghitung rata-rata kelas pada masing-msing siklus digunakan rumus :

=

Keterangan:

= Rata-rata kelas

∑ = Jumlah seluruh skor = Banyaknya subjek

c) Ketuntasan belajar klasikal

Untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar secara klasikal. Ketuntasan secara klasikal dihitung dengan menggunkaan rumus:


(52)

2) Ranah Psikomotorik

Untuk mendapatkan hasil perolehan nilai pada ranah psikomotor digunakan lembar observasi aktivitas siswa. Cara menghitung presentasinya dalah sebagai berikut:

=

100

q = presentase skor hasil observasi partisipasi kelompok siswa

r = jumlah keseluruhan skor yang diperoleh kelompok

t = skor maksimal

Tabel 4 Kriteria Hasil Presentase Skor ObservasiAspek Psikomotorik Siswa Presentase Yang Diperoleh Keterangan

66,68 ≤ q ≤ 100 Tinggi 33,34 ≤ q ≤ 66,67 Sedang 0 ≤ q ≤ 33,33 Rendah

Tabel diatas diadaptasi dari Suharsimi (2007).Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara kepada siswa, hal tersebut digunakan dalam penelitian selain untuk mengetahui respon siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hasil wawancara akan dituangkan dalam bentuk transkrip kemudian diolah dan dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan.


(53)

38 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Selintas tentang Setting

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus, setiap siklus terdapat 2 tahapan yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi (Kusumah 2010).

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA N 2 Ngaglik Sleman pada kelas X.3 semester genap dengan materi pencemaran lingkungan.

SMA N 2 Ngaglik Sleman ini adalah suatu sekolah negeri yang berada di bawah Dinas Pendidikan Provinsi DIY yang beralamatkan di Jl. Besi Jangkang Km. 2, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman 55581 telepon (0274) 896375/896376. Sebagai obyek penelitian ini adalah hasil belajar dan aktivitas siswa kelas X.3 SMA N 2 Ngaglik Sleman pada pokok bahasan pencemaran lingkungan.

B. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Deskripsi Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti terlebih dahulu mengurus perijinan kepada Kepala Sekolah SMA N 2 Ngaglik Sleman sebagai tahap awal untuk mengetahui informasi lebih lanjut perihal yang ingin peneliti ketahui. Setelah memperoleh ijin, peneliti bertemu dan melakukan diskusi dengan guru biologi SMA N 2 Ngaglik yaitu Ibu Hj. Fadjariyah S.Pd untuk mengetahui gambaran awal mengenai kondisi dan situasi pembelajaran di kelas X.


(54)

Dari hasil diskusi yang telah dilakukan peneliti dengan guru biologi di SMA tersebut, materi yang dipilih adalah materi tentang pencemaran lingkungan dengan hasil rata-rata perolehan nilai secara kognitif pada tahun ajaran 2011/2012 adalah 65,52 dengan KKM 75. Dari jumlah 32 siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 hanya sebanyak 37,03 (12 siswa) saja dan siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM sebanyak 62,965 (20 siswa). Banyaknya siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran belum dapat tercapai.

Selain tersebut diatas berbagai permasalahan juga dijumpai di SMA N 2 Ngaglik Sleman yakni guru masih mendominasi proses belajar sehingga interaksi aktif antara guru dan siswa masih sangat minim. Sekalipun siswa aktif hanya siswa tertentu saja artinya aktivitas siswa di kelas cukup rendah, penggunaan metode pembelajaran yang tidak variatif yakni menggunakan metode ceramah dan tanya jawab saja dan guru pun jarang memanfaatkan lingkungan sebagai bagian dari media pengetahuan sehingga siswa kurang dapat menerapkan konsep pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.

Setelah peneliti melakukan beberapa hal seperti yang sudah dijelaskan di atas, pada tahap ini peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian yaitu terdiri dari rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disesuaikan dengan tahapan-tahapan dalam model pendekatan STM, menetapkan instrumen pemantauan yaitu berupa format lembar observasi aktivitas siswa, lembar


(55)

wawancara, catatan lapangan, dan soal tes yaitu berupa pre-test, post-test serta lembar kerja siswa (LKS).

b. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan, sebelum peneliti memberikan tindakan menggunakan pendekatan yang dipilih, peneliti terlebih dahulu memberikan pre-test. Soal pre-test terdiri dari 20 soal pilihan ganda yang mencakup dua Kompetensi Dasar (KD). Soal nomor 1 sampai 10 merupakan soal yang mencakup KD 4.3 yaitu mengkaitkan hubungan kegiatan manusia dengan perusakan dan pemeliharaan lingkungan, sedangkan soal nomor 11 sampai 20 merupakan soal dengan KD 4.4 mendiskripsikan pemanfaatan daur ulang limbah untuk kepentingan kehidupan.

Soal pre-test diberikan pada tanggal 21 Februari 2013 jam kedua pukul 7.45 dengan waktu pengerjaan selama 15 menit. Dalam hal ini peneliti mengambil jam guru pada saat pelajaran Biologi. Soal pre-test diberikan di awal sebelum pemberian tindakan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan awal siswa tentang materi pencemaran lingkungan.

Dari hasil evaluasi soal pre-test yang diberikan diperoleh data yang disajikan dalam Tabel 5 berikut.


(56)

Tabel 5 Hasil Pre-test Siswa

No Hasil Belajar Nilai

1 Nilai Rata-rata 61,11

2 Nilai Tertinggi 85

3 Nilai Terendah 40

4 Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 75 6 5 Jumlah siswa yang mendapat nilai ≤ 75 21

6 % ketuntasan 22,22%

7 % ketidaktuntasan 77,78%

*) hasil pre-test secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 23

Menurut Tabel 5 di atas, nilai rata-rata siswa kelas X.3 SMA N 2 Ngaglik Sleman adalah 61,11 yang masuk ke dalam kategori baik dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 40. Nilai rata-rata yang diperoleh pada kedua kompetensi dasar yang diujikan belum mencapai KKM.

Pada pengerjaan soal pre-test ini, jumlah siswa yang hadir sebanyak 32 siswa (seluruh siswa hadir). namun yang terhitung hanyalah siswa yang selalu hadir pada setiap pertemuan hingga siklus berakhir saja yaitu terhitung 27 siswa yang mengikuti seluruh rangkaian acara, siswa yang nilainya mencapai KKM sebanyak 6 siswa atau 22,22% dari keseluruhan jumlah siswa dan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 21 siswa atau 77,78%.


(57)

Gambar 3 Proses pengerjaan pre-test

c. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan yaitu pada tanggal 13 Maret dan 14 Maret 2013 dengan SK 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem dengan KD 4.3 mengkaitkan hubungan kegiatan manusia dengan perusakan dan pemeliharaan lingkungan.

Siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 13 Maret 2013 dimulai pukul 10.50 WIB – 12.00 WIB. Pada setiap jam pelajaran, waktu dikurangi sebanyak 10 menit dikarenakan bersamaan dengan ujian kelas XII yang diselenggarakan sekolah sehingga waktu pertemuan hanya selama 70 menit saja. Jumlah siswa yang hadir adalah 31 siswa dari jumlah siswa keseluruhan adalah 32 siswa. Satu siswa tidak


(58)

dapat hadir dikarenakan sedang sakit. Materi siklus I yaitu tentang pencemaran/kerusakan lingkungan dengan menggunakan model pendekatan pembelajaran salingtemas. Adapun uraian pelaksanaan tindakan I secara rinci diuraikan sebagai berikut.

Terlebih dahulu peneliti melihat kesiapan siswa dilanjutkan menyapa dan bertanya tentang ketidakhadiran siswa. Selanjutnya pada tahap pertama yaitu tahap invitasi peneliti menyampaikan suatu masalah atau isu faktual yang tengah terjadi di lingkungan dengan menampilkan gambar-gambar tentang kerusakan lingkungan dan membacakan judul artikel serta menunjukan artikel melalui powerpoint. Judul artikel yang dibacakan adalah Pencemaran Lingkungan Memprihatinkan dan Pencemaran Sungai di Indonesia Meningkat 30 persen yang di ambil dari media online kompas. Kemudian guru bertanya kepada siswa atas tanggapan melihat fenomena-fenomena yang tengah terjadi di sekitar tersebut. Setelah itu peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran.

Gambar 4 Proses Invitasi Siklus I

Pembelajaran dilanjutkan pada tahap eksplorasi, pada tahap ini peneliti membagi siswa menjadi 6 kelompok setiap kelompok terdiri dari


(59)

5-6 orang siswa. Kelompok dibentuk sesuai dengan urut presensi siswa. Selanjutnya guru mengkondisikan siswa untuk duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Setelah itu peneliti membagikan LKS dan memberikan petunjuk mengerjakan LKS untuk dikerjakan. Pada tahap ini siswa diberikan kesempatan dengan mengkaji pustaka, internet, artikel dan lain sebagainya. Dalam hal ini peneliti mendampingi siswa dalam proses pengerjaan.

Gambar 5 Proses Eksplorasi Siswa Siklus I

Tahapan selanjutnya yaitu penjelasan dan solusi. Pada tahapan ini dari hasil eksplorasinya peneliti meminta siswa untuk maju ke depan mempresentasikan hasil diskusinya. Peneliti meminta 3 kelompok untuk melaporkan hasil diskusinya. Kemudian peneliti memberikan penjelasan dan penguatan mengenai pertanyaan yang diajukan siswa. Sebagai wujud kesertaan siswa dalam mengupayakan pemecahan masalah, peneliti menugasi siswa untuk membuat poster sebagai wujud realisasi.


(60)

Gambar 6 Proses Penjelasan dan Solusi Siswa Siklus I

Pada tahapan terakhir yaitu tahap aplikasi tindakan dilaksanakan pada pertemuan kedua yakni pada tanggal 14 Maret 2013 dari jam 7.35 - 8.15 WIB. Tahapan ini 3 kelompok lain yang belum maju diminta untuk mempresentasikan hasil aplikasi siswa dengan cara membuat poster lingkungan.


(61)

Gambar 8 Hasil Karya Poster Siswa Siklus I

Setelah presentasi selesai guru menekankan kembali jawaban-jawaban siswa dan meminta siswa merefleksikan apa yang sudah mereka peroleh. Selanjutnya peneliti memberikan post-test siklus I untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah kognitif siswa setelah diberikan tindakan. Dalam siklus I ini peneliti tidak mengajak siswa untuk menyimpulkan secara bersama-sama dikarenakan waktu yang tidak mencukupi.


(62)

d. Pengamatan/Observasi

Pada kegiatan berlangsung peneliti menemukan beberapa temuan yang disajikan melalui catatan lapangan yang mana dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 6 Temuan Siklus I

No Tahapan Kegiatan Catatan Lapangan 1 Invitasi Siswa masih ribut

2 Eksplorasi

Siswa menolak pembagian kelompok berdasarkan urut presensi

Pada saat pengamatan beberapa siswa masih belum bisa bekerja sama dengan kelompoknya.

3 Penjelasan dan Solusi

Pada saat kelompok lain

mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok lain cenderung ribut dan diskusi sendiri

4 Tindakan -

Temuan pertama pada tahap invitasi siswa masih cenderung ribut sendiri tetapi pada saat peneliti mulai menyampaikan isu-isu serta menampilkan gambar, kondisi kelas mulai kondusif dan perhatian siswa mulai terpusat.

Temuan kedua pada tahap ekplorasi adalah siswa cenderung sulit untuk menerima pembagian kelompok berdasarkan urut presensi. Namun, kondisi tersebut tidak berlangsung lama setelah guru memberikan


(63)

pengarahan, siswa mau diorganisasikan untuk duduk berkelompok sesuai urut presensi.

Temuan ketiga penjelasan dan solusi yaitu pada saat perwakilan kelompok sedang melaporkan hasil diskusinya di depan, kelompok lain cenderung ribut dan berdiskusi sendiri di luar konteks pembelajaran. Namun setelah guru membiarkan kondisi kelas diam sejenak kondisi kelas kembali kondusif.

e. Refleksi

Setelah dilakukan tindakan siklus I, maka peneliti mengadakan diskusi dengan guru mitra untuk merefleksikan dan menganalisis kegiatan tindakan dan hasil penelitian siklus I. Berdasarkan data penelitian yang diperoleh, peneliti dapat menentukan tahap mana saja yang perlu diperbaiki atau ditambah. Dari analisa hasil belajar siswa (kognitif) siswa dan aktivitas siswa (psikomotor) keduanya telah mencapai target yang ingin dicapai namun meskipun demikian pada saat proses pembelajaran peneliti menemukan beberapa masalah yang perlu diperbaiki pada pertemuan berikutnya, yaitu:

1) Karena pada saat pembagian kelompok secara urut presensi siswanya agak sulit dikondisikan peneliti mencoba pada siklus II untuk membebaskan anggota kelompok.

2) Peneliti harus bisa mengkondisikan siswa di kelas terutama pada tahap ekplorasi dan penjelasan.


(64)

3) Peneliti mengingatkan kembali kepada siswa agar lebih cermat dan hati-hati dalam membaca dan mengerjakan soal.

4) Peneliti menekankan kembali indikator-indikator yang paling banyak dijumpai kesalahan pada pengerjaan soal pre-test.

5) Peneliti tidak lupa untuk menyimpulkan materi secara bersama-sama. 2. Deskripsi Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan siklus II ini peneliti melakukan perbaikan dari permasalahan yang dijumpai pada siklus I yaitu guru membebaskan siswa dalam membentuk kelompok, mengingatkan kembali kepada siswa agar lebih cermat dan hati-hati dalam membaca dan mengerjakan soal serta menekankan kembali pada indikator-indikator yang paling banyak dijumpai kesalahan pada pengerjaan soal pre-test.

b. Tahap Pelaksanaan

Siklus II dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada Hari Rabu tanggal 3 April 2013 di kelas X.3 SMA N 2 Ngaglik Sleman di mulai pukul 12.00 WIB – 13.30 WIB. Materi siklus II yaitu KD 4.4 mendiskripsikan pemanfaatan daur ulang limbah untuk kepentingan kehidupan. Pada pertemuan siklus II, jam pelajaran tetap seperti biasanya yaitu 3x45 menit (2 kali pertemuan).

Pertemuan ketiga ini peneliti mengawali dengan menanyakan kabar siswa dilanjutkan dengan mengabsen siswa. Siswa yang hadir pada pertemuan ini adalah sebanyak 28 siswa saja karena 4 siswa yang lain


(65)

sedang mengikuti persiapan perlombaan dan mengikuti paduan suara di sekolah.

Kemudian guru mengajak siswa untuk mengingat kembali pelajaran yang lalu yang diberikan oleh siswa. Setelah itu pada tahap pertama yaitu invitasi, guru memotivasi siswa dengan menunjukkan gambar tentang sampah yang mencemari lingkungan dan tanya jawab dengan siswa sebagai wujud nyata permasalahan yang ada di lingkungan. Berikut tanya jawab yang dilakukan peneliti dengan siswa:

Peneliti : (guru menampilkan gambar tentang orang yang membuang sampah sembarangan dan bertanya) “pernahkah teman-teman melakukan hal tersebut?”

Siswa : “pernah”

Peneliti : (guru menampilkan gambar tantang sampah yang mencemari lingkungan dan bertanya) “apakah kalian suka jika rumah kalian dekat dengan areal sampah seperti gambar tersebut?”

Siswa : ”tidak”

Guru : “jika kalian tidak senang bagaimana agar sampah di sekitar kita tidak menumpuk?”

Siswa : “dibersihkan, dilakukan reuse, reduse, recycle, dilakukan pengelolaan”.


(66)

Peneliti : “baik jawaban kalian benar semua, bahwa salah satunya bisa diatasi dengan cara pengelolaan sampah sambil menampilkan artikel melalui powerpoint”.

Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Gambar 10 Proses Tahap Invitasi Siklus II

Pembelajaran dilanjutkan pada tahap ekplorasi yaitu pada tahap ini guru membagi siswa dalam 5 kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang siswa. Pada siklus ini guru membebaskan siswa untuk memilih anggota kelompoknya dan suasana cukup kondusif dan tidak terlalu lama untuk bergabung dengan anggota kelompoknya. Setelah itu guru membagikan LKS dan mendampingi siswa dalam melakukan diskusi kelompok.


(67)

Gambar 11 Proses Eksplorasi Siswa Siklus II

Tahapan selanjutnya adalah penjelasan dan solusi. Tahap ini guru meminta 2 kelompok untuk maju mempresentasikan hasil diskusi dengan kelompok. Setelah itu guru memberikan kesempatan terhadap siswa untuk bertanya. Kemudian setelah dua kelompok maju guru menjelaskan beberapa hal yang belum siswa pahami dan mengklarifikasi beberapa jawaban siswa. Setelah itu guru meminta siswa untuk merefleksikan pelajaran hari itu dilanjutkan secara bersama-sama untuk menyimpulkan pembelajaran dan sebagai aplikasi wujud nyata siswa untuk mengatasi permasalahan yang ada, guru menugasi siswa untuk membuat produk daur ulang limbah.


(68)

Gambar 12 Proses Tindak Lanjut Siswa Siklus II

Pada tahapan terakhir yaitu tahap aplikasi tindakan dilaksanakan pada pertemuan keempat yakni pada tanggal 4 April 2013 di mulai jam 7.45 - 08.30 WIB. Pada tahap ini kelompok yang lalu belum presentasi pada hari ini diminta untuk mempresentasikan hasil karyanya sebagai wujud aplikasi siswa. Siswa sangat antusias dalam mempresentasikan hasil karyanya.


(69)

Gambar 14 Hasil Karya Aplikasi Siswa Siklus II

Setelah presentasi selesai guru mencoba mengingatkan kembali pelajaran waktu lalu dengan melakukan tanya jawab dengan siswa dilanjutkan dengan memberikan soal post-test siklus II.


(70)

c. Tahap Pengamatan/Observasi

Berdasarkan data yang diperoleh dari temuan di lapangan, lembar observasi dan hasil evaluasi terdapat beberapa temuan yaitu sebagai berikut.

Tabel 7 Temuan Siklus II

No Tahapan Kegiatan Temuan di Lapangan

1 Invitasi -

2 Eksplorasi Beberapa siswa ada yang ribut

3 Penjelasan dan solusi -

4 Aplikasi Ketika siswa presentasi ada beberapa siswa yang ribut

Pada siklus II ini terdapat temuan yaitu pada tahap eksplorasi dan aplikasi ada beberapa siswa yang ribut tetapi setelah peneliti menegur mereka kembali kondusif dalam kelompok.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil yang diperoleh peneliti maka peneliti melakukan refleksi pembelajaran, yaitu:

1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan perbaikan dari siklus sebelumnya dengan cukup baik. Meskipun saat pembelajaran berlangsung masih ditemui beberapa siswa yang ribut. 2) Berdasarkan data hasil pengamatan siswa semangat dan antusias dalam

mengikuti proses belajar mengajar menggunakan pendekatan salingtemas.


(71)

3) Hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus I dan mencapai target yang diharapkan.

C. Analisis Hasil Belajar (Kognitif) 1. Siklus I

Berdasarkan evaluasi hasil test pada siklus I diperoleh analisa data yang disajikan dalam Tabel 8 Berikut.

Tabel 8 Hasil Belajar Post-Test Siklus I

No Hasil Belajar Nilai

1 Nilai Rata-rata 87,85

2 Nilai Tertinggi 100

3 Nilai Terendah 60

4 Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 75 23 5 Jumlah siswa yang mendapat nilai ≤ 75 4

6 % ketuntasan 85,18%

7 % ketidaktuntasan 14,82%

*) hasil post-test siklus I secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 24

Target yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah nilai rata-rata mencapai ≥75 dan ≥ 70% siswa mencapai nilai KKM 75. Dari tabel di atas, hasil menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang berhasil dicapai adalah 87,85 dengan ketuntasan klasikal 85,18% atau jumlah siswa yang tuntas adalah sebanyak 23 siswa. Walaupun pada siklus I target yang ingin dicapai telah tercapai namun untuk memantapkan hasil, peneliti melakukan rencana pelaksanaan siklus II selain dengan mengupayakan perbaikan-perbaikan agar hasilnya pun bisa lebih baik lagi.


(1)

(2)

Lampiran 30

HASIL WAWANCARA

Keterangan:

P : Peneliti

SI : Siswa Ke-1

S2 : Siswa Ke-2

S3 : Siswa Ke-3

Wawancara dengan siswa 1, siswa 2, siswa 3:

P : Apa saja yang kamu lakukan saat mengerjakan LKS yang diberikan oleh Guru?

SI : Dibaca, didiskusikan sama teman-teman terus cari-cari jawaban dari buku sama internet.

S2 : Dibaca, cari dari buku bacaan untuk menemukan jawaban yang tepat.

S3 : Mengerjakan, sesekali mambacanya tapi kurang tertarik sama IPA jadi saya pribadi jarang membacanya.

P : Apa saja yang terjadi saat anda berdiskusi dengan teman sekelompokmu?

SI : Ya kadang-kadang ada perbedaan pendapat saat bertukar pikiran tapi ya dicari jalan tengahnya bersama jawaban mana yang paling tepat.


(3)

S2 : Kadang ada yang diam saja, ada yang aktif, ada yang mengusulkan dan terjadi perdebatan pendapat.

S3 : Kadang ada perdebatan kecil saat kami berdiskusi dan bertukar pendapat tetapi karena kita malas berdebat kita dan jawaban diambil menurut keputusan terkuat.

P : Apakah anda memberikan pendapat saat berdiskusi dengan teman kelompok? Apa pendapat yang kamu berikan?

S1 : Iya saya meberikan pendapat seperti tentang pencemaran lingkungan dan memberikan jawaban dari hasil yang saya cari dari internet dan buku.

S2 : Iya saya memberi pendapat berbagai macam. Biasanya saya memberi saran untuk meringkas pemikiran yang terlalu menjabar.

S3 : Iya. Biasanya saya berpendapat untuk meringkas pemikiran agar tidka terlalu bertele-tele.

P : Apa saja yang kamu lakukan saat presentasi hasil diskusi berlangsung?

S1 : membacakan hasil diskusi, menjawab pertanyaan dan juga memeragakan hasil karya kami.

S2 : Membacakan hasil diskusi kami dan menulis jawaban di depan.

S3 : Hanya membacakan hasil dikusi kami.

P : Menurutmu bagaimana proses pembelajaran menggunakan tahapan-tahapan salingtemas?


(4)

S1 : Enak, santai, jadi lebih mudah dipahami, bisa belajar secara nyata dan bisa berkelompok dengan teman-teman.

S2 : Menyenangkan karena guru bisa mengikuti “suasana” siswa sehingga bisa meningkatkan mood belajar.

S3 : menyenangkan, lebih mudah dipahami, bisa langsung diterapkan.

P : Menurutmu, apa letak kelebihan proses pembelajaran dalam setiap tahapan salingtemas?

S1 : Bisa berkelompok dengan teman jadi bisa bertukar pendapat, bisa lebih aktif, bisa belajar secara langsung, mudah dipahami dan tidak jauh-jauh dari kehidupan sehari-hari.

S2 : Lebih ringkas tetapi tidak mengurangi komposisi yang diajarkan dan mudah dipahami karena tidak jauh dari kehidupan kita.

S3 : Kelebihannya belajarnya lebih leluasa dan terbuka.

P : Menurutmu, apa letak kesukaran proses pembelajaran dalam setiap tahap salingtemas?

S1 : ya kadang karena ada perdebatan jawaban itu aja dan karena tugasnya diberikan terlalu cepat.

S2 : Kadang ada anak diam saja jadinya kurang aktif pada saat presentasi.

S3 : Buat tugasnya seperti tugas membuat olahan dari sampah itu waktu yang diberikan terlalu singkat.


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENDEKATAN INQUIRY MENGGUNAKAN SUMBER BELAJAR LIMBAH PABRIK GULA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA N 1 JEKULO

0 37 197

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KELAS X SMA NUSANTARA LUBUK PAKAM T.P 2015/2016.

0 7 21

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN MELALUI STRATEGI Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Pada Materi Pencemaran Lingkungan Melalui Strategi Pembelajaran Examples Non Examples Pada Siswa Kelas VIIE Semester II S

0 1 12

Penerapan media pembelajaran audiovisual untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XB pada materi pencemaran lingkungan di SMA GAMA Yogyakarta.

0 1 163

Meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa kelas X.3 SMA N 2 Ngaglik Sleman melalui penerapan pendekatan saling temas pada materi pencemaran lingkungan.

0 0 2

Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Wates melalui penerapan pendekatan salingtemas pada materi sistem pernapasan.

0 0 2

Penerapan pendekatan salingtemas (sains-lingkungan-teknologi-masyarakat) dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi ekosistem kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul.

0 0 171

Penerapan pendekatan salingtemas (sains-lingkungan-teknologi-masyarakat) dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi ekosistem kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul.

1 1 171

Penerapan pendekatan salingtemas (sains-lingkungan-teknologi-masyarakat) dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi ekosistem kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul - USD Repository

0 1 169

Penerapan pendekatan salingtemas (sains-lingkungan-teknologi-masyarakat) dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi ekosistem kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul - USD Repository

0 0 169