40 kasus merupakan penyelidikan mendalam in-depth study mengenai suatu unit sosial
sedemikian rupa sehingga menghasilkan gambaran yang terorganisasikan dengan baik dan lengkap mengenai unit sosial tersebut Azwar, 2011:8.
Stake dalam Creswell, 2010:20 mengungkapkan studi kasus yaitu suatu strategi penelitian di mana di dalamnya peneliti menyelidiki secara cermat suatu
program, peristiwa, aktivitas, dan peneliti mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang
telah ditentukan. Tujuan penggunaan penelitian studi kasus dan dalam penelitian ini adalah
mempelajari secara intensif latar belakang, status terakhir dan interaksi lingkungan yang terjadi pada suatu satuan sosial seperti individu, kelompok, lembaga atau
komunitas Azwar, 2011:8. Selain itu, penelitian studi kasus biasa digunakan untuk menyelidiki banyak variabel dan banyak kondisi pada sampel yang kecil. Hal ini
sesuai dengan subjek dalam penelitian ini yang jumlahnya sangat terbatas.
3.3 Unit Analisis
Dalam penelitian kualitatif, keputusan tentang penentuan sampel, besarnya dan strategi sampling pada dasarnya bergantung pada penetapan satuan kajian
Moelong, 2007:225. Satuan kajian ini disebut juga dengan unit analisis. Unit analisis dalam penelitian kualitatif dimulai dari asumsi bahwa suatu konteks itu kritis
sehingga masing-masing konteks ditangani dari segi konteksnya sendiri. Tujuan unit analisis adalah untuk merinci kekhususan yang ada dalam
41 ramuan konteks yang unik dan untuk menggali informasi yang akan menjadi dasar
dari rancangan dan teori yang muncul Moleong, 2007:224 Unit analisis penelitian ini adalah bentuk-bentuk dan faktor delinkuensi pada
remaja putri sedangkan sub unit analisisnya adalah penjabaran dari unit analisis. Agar lebih mudah dipahami, unit analisis akan dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel 3.1 Unit Analisis Bentuk-bentuk dan Faktor Delinkuensi Pada Remaja Putri yang Ditinggal Ayah
Unit Analisis Sub Unit Analisis
Narasumber Primer
Sekunder Bentuk
Perilaku Delinkuensi
a perilaku yang menimbulkan korban fisik
b perilaku yang menimbulkan korban materi
c perilaku melanggar status d perilaku yang yang tidak
menimbulkan korban di pihak lain. √
√ √
√ √
√ √
√ Faktor-Faktor
Penyebab Delinkuensi
a Faktor Sosiologis -Latar belakang keluarga
- Komunitas dimana remaja berada - Lingkungan Sekolah
b Faktor Psikologis - Hubungan remaja dengan orang
tua -Faktor kepribadian
c Faktor Biologis - Genetik Keturunan
√ √
√ √
√ -
√ √
√ √
√ √
3.4 Sumber Data
3.4.1 Narasumber Utama Penelitian
Dalam penelitian ini, narasumber utama penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah remaja putri yang memiliki kecenderungan delinkuensi. Karakteristik
42 narasumber penelitian adalah remaja putri yang ditinggal oleh ayah dan diasuh oleh
ibu tunggal serta mengalami kecenderungan delinkuensi. Menurut Moleong 2007:133 ada dua langkah untuk memudahkan peneliti
dalam menemukan narasumber utama penelitian, yaitu: 1. Melalui keterangan orang yang berwenang
2. Melalui interview awal yang dilakukan oleh peneliti sendiri. Berdasarkan anjuran tersebut, peneliti melakukan beberapa langkah untuk
mendapatkan narasumber utama penelitian. Pertama, peneliti mencari keterangan dari orang-orang terdekat yang masih satu kecamatan yang sama mengenai subjek yang
sesuai dengan karakteristik penelitian, dari informasi orang-orang tersebut didapati ada dua subjek yang sesuai dengan karakteristik penelitian, yakni:
1. Remaja putri yang memiliki kecenderungan delinkuen 2. Ditinggal oleh ayah dan diasuh oleh ibu tunggal
3.4.2 Narasumber Sekunder Penelitian
Narasumber sekunder penelitian ini adalah orang-orang yang memiliki hubungan dekat dengan narasumber utama serta mengetahui secara jelas keseharian
aktivitas narasumber utama, yakni orang tua narasumber, anggota keluarga lain atau teman, dan tetangga. Dalam studi ini, narasumber sekunder akan membantu dalam
pemeriksaan kembali atas kebenaran informasi yang diberikan oleh narasumber utama.
43
3.5 Metode dan Alat Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai setting, berbagai sumber dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting
alamiah natural setting dan bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data bisa didapat dari sumber primer dan sumber sekunder. Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi dan wawancara, sedangkan alat pengumpul data yang digunakan sebagai pendukung penelitian yakni,
alat tulis, kertas, dan alat perekam suara bila narasumber mengijinkan.
3.5.1 Wawancara
Teknik pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara sebagai metode pengambilan data utama. Menurut Rahayu Ardani 2004:63
wawancara adalah percakapan langsung dan tatap muka face to face dengan maksut tertentu. Percakapan dilakukan oleh kedua pihak, yaitu pewawancara interviewer
yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Tujuan umum wawancara adalah untuk menggali
struktur kognitif dan dunia makna dari perilaku subjek yang diteliti. Jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara bebas
terpimpin atau semi-structured interviews. Dalam wawancara ini pewawancara membawa kerangka pertanyaan-pertanyaan interview guide untuk disajikan, tetapi
cara bagaimana pertanyaan-pertanyaan itu diajukan dan irama wawancara sama sekali diserahkan kepada kebijaksanaan pewawancara Rahayu Ardani, 2004:79.
44 Dalam penggalian data, peneliti melakukan indepth interview, yakni
wawancara langsung secara mendalam. Hal ini untuk menggali data lebih dalam sehingga didapatkan data sesuai fokus penelitian. Kemampuan peneliti tentunya
sangat dibutuhkan dalam proses wawancara mendalam karena kualitas penelitian sangat bergantung pada kemampuan peneliti untuk mengeksplor pertanyaan kepada
interviewee, maka penggalian data dilakukan secara terus menerus dan melihat hubungan-hubungan satu jawaban dengan serangkaian bidang penjelasan lain dalam
proses wawancara. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti agar data yang diperoleh sesuai
harapan adalah sebagai berikut: 1. Mencari informasi dari berbagai sumber mengenai hal-hal yang hendak diungkap
dalam proses wawancara, baik melalui studi pustaka maupun wawancara awal dengan informan sehingga terbentuklah suatu kerangka-kerangka pertanyaan
sebagai pedoman dalam mengumpulkan data terhadap responden penelitian. 2. Menjalin hubungan yang baik rapport dengan responden yang akan
diwawancarai. Peneliti perlu melakukan rapport terlebih dahulu agar responden dapat menerima kehadiran peneliti dan dapat memberikan jawaban sesuai dengan
pertanyaan penelitian sehingga didapat informasi yang adekuat dan objektif. Tujuan menjalin rapport adalah untuk menciptakan suasana saling menghargai,
mempercayai, memberi dan menerima, bekerjasama, memberi rasa aman dan perhatian.
45 3. Menciptakan kerjasama yang baik dengan responden penelitian. Pada awal
wawancara peneliti melakukan pembicaraan-pembicaraan yang sifatnya ramah tamah, kemudian mengemukakan tujuan dari penyelidikan dengan bahasa yang
mudah dimengerti dan menciptakan suasana bebas agar responden tidak merasa tertekan sehingga bersedia bekerjasama dengan peneliti sehingga dapat dengan
mudah menggali informasi dengan responden. 4. Penelitian menggunakan alat perekam sebagai media wawancara penelitian
terhadap responden. 5. Melakukan pencatatan terhadap hasil wawancara agar peneliti dapat mencatat
ekspresi responden ketika menjawab pertanyaan. Wawancara dilakukan kepada narasumber penelitian dan informan. Subjek
penelitian merupakan sumber data utama sedangkan informan digunakan sebagai cross check terhadap data-data yang diperoleh dari subjek penelitian.
3.5.2 Observasi
Selain menggunakan teknik wawancara, pengambilan data penelitian ini juga dilakukan melalui observasi. Observasi ini digunakan untuk melengkapi instrumen
utama pengambilan data. Tujuan dilakukannya observasi ini yakni untuk mendapatkan data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau
sebagai alat re-checking atau pembuktian terhadap informasiketerangan yang diperoleh sebelumnya Rahayu Ardani, 2004:1.
Patton dalam Rahayu Ardani, 2004:4 menyatakan beberapa hal yang
46 menjadikan observasi penting untuk dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang diteliti ada atau terjadi
2. Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan daripada pembuktian dan mempertahankan pilihan untuk mendekati
masalah secara induktif 3. Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh partisipan atau subjek
penelitian sendiri kurang disadari 4. Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang tidak
diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka dalam wawancara karena berbagai sebab.
5. Observasi memungkinkan peneliti bergerak lebih jauh dari persepsi selektif yang ditampilkan subjek penelitian atau pihak-pihak lain.
Oleh karena itu, peneliti menggunakan teknik wawancara dan observasi sebagai instrumen pengumpul data, harapan peneliti dengan mengkombinasika kedua teknik
tersebut supaya mendapatkan data yang luas dan mendalam dari sumber data.
3.6 Analisis Data
Patton dalam Moleong, 2007:280 menyatakan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan
satuan uraian dasar. Proses analisis data sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dan
47 dikerjakan secara intensif sesudah meninggalkan lapangan penelitian. Pekerjaan
menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga fisik dan pikiran peneliti. Selain menganalisis data, peneliti juga masih perlu
mendalami kepustakaan guna mengonfirmasikan teori atau untuk menjastifikasikan adanya teori baru yang mungkin belum ditemukan Moleong, 2007:281
Langkah awal yang perlu dilakukan dalam teknik analisis data adalah dengan membaca hasil catatan lapangan, mendengarkan rekaman wawancara, membaca
transkip wawancara untuk memahami tentang kasus yang tengah dikaji. Pada tahap ini, bila perlu ditambahkan beberapa catatan yang memang dibutuhkan. Catatan
tersebut dapat berupa kesimpulan sementara atau insight yang muncul begitu saja. Tahap selanjutnya adalah dengan menggunakan sisi lembar lain dari catatan lapangan
atau transkripsi yang bertuliskan tema, kata kunci, atau kata-kata teknik yang muncul. Kemudian dapat dilanjutkan dengan aktivitas analisis, yaitu membuat daftar seluruh
tema yang muncul dan mulai memikirkan seluruh hubungan yang mungkin ada diantara tema-tema yang muncul. Tahap yang terakhir, yaitu berdasarkan catatan yang
telah dimiliki, dilakukan pembuatan master pola yang ditemukan dan siap untuk dikemukakan sebagai hasil akhir studi.
3.7 Keabsahan Data