Pengertian Delinkuensi Delinkuensi Pada Remaja Putri

11

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Delinkuensi Pada Remaja Putri

2.1.1 Pengertian Delinkuensi

Kenakalan remaja atau biasa disebut delinkuen dengan istilah Juvenile berasal dari bahasa latin Juvenilis, yang artinya anak-anak, anak muda, ciri karakteristik pada masa muda, sifat-sifat khas pada periode remaja, sedangkan delinquent berasal dari bahasa latin delinquere yang berarti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas artinya menjadi jahat, nakal, anti sosial, kriminal, pelanggar aturan, membuat ribut, pengacau peneror dan lain sebagainya. Juvenile delinquency atau kenakalan remaja adalah perilaku jahat atau kenakalan anak-anak muda, merupakan gejala sakit patologis secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk kenakalan remaja yang berefek pengabaian sosial, sehingga mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang. Istilah kenakalan remaja mengacu pada suatu rentang yang luas, dari tingkah laku yang tidak dapat diterima sosial sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal. Kartono, 2014:7 Menurut etiologi dalam Basri, 1996:13 kenakalan remaja juvenile delinquency berarti suatu penyimpangan tingkah laku yang dilakukan oleh remaja hingga mengganggu ketentraman diri sendiri dan orang lain. Simandjuntak dalam Basri, 1996:13 memberikan pengertian sebagai perbuatan dan tingkah laku, perkosaan terhadap norma-norma hukum pidana dan pelanggaran terhadap kesusilaan 11 12 yang dilakukan oleh anak-anak. Sarwono 2002:253 menambahkan bahwa kenakalan remaja merupakan tingkah laku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana, bahwa kenakalan remaja suatu tindakan anak muda yang dapat merusak dan mengganggu, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Hurlock 2002:209 menyatakan kenakalan remaja adalah tindakan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh remaja, tindakan tersebut dapat membuat seorang individu yang melakukannya masuk penjara. Santrock 2007:255 juga mengungkapkan kenakalan remaja merujuk pada berbagai perilaku mulai dari perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial seperti berbuat onar di sekolah, status pelanggaran melarikan diri dari rumah, hingga tindakan kriminal seperti pencurian. Berdasarkan teori di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan delinkuensi adalah perilaku, aktivitas yang dilakukan oleh remaja yang menyimpang dari norma-norma masyarakat, melanggar hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku hingga tindak kriminal yang mengganggu ketentraman diri sendiri maupun orang lain.

2.1.2 Faktor-faktor Penyebab Delinkuensi