Perkembangan Penguasaan Gerak Dasar pada Fase Anak Usia Besar 6-14 Tahun

c. Ranah psikomotor Berkaitan dengan hasil belajar berupa kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek dan koordinasi syaraf. Kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian, dan kreativitas. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara ketiga ranah, ranah kognitiflah yang banyak dinilai karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai isi bahan pembelajaran. Hasil belajar afektif dan psikomotorik juga harus menjadi bagian dari penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah. Hasil belajar mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan materi permainan bulutangkis yaitu berupa kemampuan kognitif yang dimiliki siswa yang dapat diketahui melalui tes formatif. Dan hasil belajar afektif dapat diperoleh melalui pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa menggunakan lembar pengamatan aktivitas siswa. Serta hasil belajar psikomotorik siswa dapat diperoleh melalui tes ketrampilantes praktek.

2.1.4 Karakteristik Perkembangan Anak Sekolah Menengah Pertama

2.1.4.1 Perkembangan Penguasaan Gerak Dasar pada Fase Anak Usia Besar 6-14 Tahun

Sejalan dengan meningkatnya kemampuan tubuh dan kemampuan fisik maka meningkat pula kemampuan gerak anak besar. Berbagai kemampuan gerak dasar yang sudah mulai biasa dilakukan pada masa anak kecil semakin dikuasai. Peningkatan kemampuan gerak dapat didefinisikan dalam bentuk sebagai berikut: 1. Gerakan dapat dilakukan dengan mekanika tubuh yang semakin efisien, 2. Gerakan bisa semakin lancar dan terkontrol, 3. Pola atau bentuk gerakan bervariasi, 4. Gerakan semakin bertenaga Sugiyanto dan Sudjarwo, 1993:100. Berbagai gerakan yang mulai bisa dilakukan atau gerakan yang dimungkinkan bisa dilakukan apabila anak memperoleh kesempatan melakukannya, pada masa anak kecil adalah gerakan-gerakan jalan, mendaki, loncat, mencongklang, lompat tali, meyepak, lempar, menangkap, melempar bola, memukul dan berenang. Gerakan-gerakan tersebut mulai dikuasai dengan baik. Kecepatan perkembangannya sangat dipengaruhi oleh kesempatan yang diperoleh melakukan berulang-ulang dalam aktivitasnya. Anak-anak yang kurang melakukan aktivitas fisik akan mengalami hambatan untuk berkembang. Pada masa akhir besar, umumnya gerakan-gerakan seperti yang disebutkan diatas bisa dilakukan dengan bentuk gerakan yang menyerupai gerakan orang dewasa pada umumnya. Perbedaannya terletak pada pelaksanaan gerak yang masih kurang bertenaga. Hal ini disebabkan karena kapasitas fisik anak yang memang belum bisa menyerupaimenyamai fisik orang dewasa. Apabila ditinjau dari segi kebenaran mekanika tubuh dan kecepatan dalam melakukan berbagai gerakan, maka faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan gerak anak adalah faktor-faktor peningkatan koordinasi ukuran tubuh dan kekuatan otot. Ada berbagai macam tes yang biasa dilakukan untuk mengukur kemampuan gerak sekaligus mengukur kemampuan fisik. Perkembangan kemampuan gerak pada anak-anak bisa diketahui dengan cara, misal dengan menggunakan pengetesan atau pengukuran kemampuan lari, loncat, lempar. Tingkat pertumbuhan dan kematangan fisik dan fisiologis membawa dampak pada perkembangan kemampuan fisik. Pada masa anak besar terjadi perkembangan kemampuan fisik yang semakin jelas dalam kekuatan, fleksibilitas, keseimbangan, dan koordinasi Sugiyanto dan Sudjarwo, 1993:101. 2.1.4.3 Perkembangan Gerak Anak SMP Tahap perkembangan anak pada masa sekolah menengah pertama masuk dalam pertumbuhan tahap IV, yaitu dengan karakteristik: 1. Karakteristik Jasmani: a. Laki-laki ataupun putri ada pertumbuhan yang memanjang. b. Membutuhkan pengaturan istirahat yang baik. c. Sering menampilkan kecanggungan dan koordinasi yang kurang baik yang sering diperlihatkan. d. Merasa mempunyai ketahanan dan sumber energi yang tidak terbatas. e. Mudah lelah, tetapi tidak dihiraukan. f. Mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat. g. Anak laki-laki mempunyai kecepatan dan kekuatan otot yang lebih baik dari pada putri. h. Kesiapan dan kematangan untuk keterampilan bermain menjadi baik. 2. Karakteristik Psikis atau mental: a. Banyak mengeluarkan energi untuk fantasinya. b. Ingin menentukan pandangan hidupnya. c. Mudah gelisah karena keadaan yang remeh. 3. Karakteristik Sosial: a. Ingin diakui oleh kelompoknya. b. Mengetahui moral dan etik dari kebudayaannya. c. Persekawanan yang tetap makin berkembang. Keterampilan gerak telah siap diarahkan kepada permainan besar atau olahraga prestasi. Bentuk penyajian pembelajaran sebaiknya dalam bentuk bermain beregu, komando, tugas dan lomba. Perlu diketahui, bahwa untuk keperluan fantasi dan imajinasinya, kecepatan tumbuh serta kematangan sejenisnya banyak dibutuhkan energi dalam jumlah besar, maka terjadilah kemerosotan jasmani atau psikik. Keadaan anak pada masa pertumbuhan dan kematangan terjadi kemurungan dan fantasi yang berlebihan. Keadaan ini menyebabkan rasa tidak mampu, enggan bergerak dan mengelak terhadap pelajaran pendidikan jasmani. Oleh sebab itu, perlu dipikirkan pemberian jenis permainan yang rekreatif Sukintaka, 1992:45.

2.1.5 Pengertian Alat Bantu Pembelajaran

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA DENGAN MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS VIII A SMPN 19 BANDAR LAMPUNGTAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 13 57

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA DENGAN MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWAKELAS VIII A SMPN 19 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 8 62

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN GERAK DASAR SERVIS BACKHAND PENDEK MELALUI MODIFIKASI ALAT DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS PADA SISWA KELAS VIII D DI SMP NEGERI 1 NATAR TAHUN AJARAN 2011/2012

1 56 71

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR BACKHAND DALAM BULUTANGKIS DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VIII D SMP N 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

3 9 71

PENGARUH MODIFIKASI PERMAINAN BOLABASKET TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PERMAINAN BOLABASKET PADA SISWA KELAS VIII SMPN 3 LEMBANG.

0 2 31

PENERAPAN MODIFIKASI ALAT BANTU VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PENJAGA GAWANG PADA PERMAINAN SEPAKBOLA.

0 1 32

PENGARUH MODIFIKASI ALAT BANTU MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL PEMEBELAJARAN NECK KIP : Studi Eksperimen Siswa SMPN 1 Lembang Pada Tahun Ajaran 2013/2014.

0 6 34

PENERAPAN PEMBELAJARAN INOVATIF DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLAVOLI (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VIIB SMPN 1 Tersono, Kabupaten Batang, Tahun Ajaran 2012/2013).

0 0 12

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LEMPAR LEMBING CROSS STEP STYLE MELALUI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 3 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 17