Dampak Penilaian Keadilan Distributif Kesempatan Kerja Bagi

97 Antiseden kedua yang berperan dalam penilaian keadilan distributif kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas berdasarkan hasil penelitian yaitu harapan. Harapan yang terungkap dalam penelitian ini antara lain harapan untuk dapat hidup sejahtera, status sosial serta kenyamanan hidup. Antiseden kedua tersebut ditemukan selaras pada keempat narasumber utama. Keempat narasumber utama mengaku dengan pekerjaan saat ini sudah dapat merasakan kesejahteraan serta kenyamanan hidup. Status sosial secara tidak langsung juga telah dirasakan oleh keempat narasumber utama dengan dapat diterima dengan baik di lingkungan kerja. Narasumber utama pertama menyatakan bahwa saat ini sudah memiliki perasaan tenang dan aman karena secara kebutuhan primer seperti rumah dan mobilitas semua sudah dimiliki. Narasumber utama kedua menyukuri penghasilan saat ini, selain itu Ks juga menyatakan bahwa saat ini selain bekerja juga masih memiliki waktu luang untuk kegiatan lain, seperti ke sawah. Narasumber utama ketiga mengungkapkan dari hasil pekerjaannya saat ini sudah mampu menguliahkan anak. Selain itu, Ad juga telah dapat membuktikan pada masyarakat dilingkungan asal tempat tinggalnya, bahwa tunadaksa juga dapat sukses. Peneliti menilai faktor tersebut menjadi salah satu penentu Ad menilai adil pada distribusi kesempatan kerja yang dirasakannya. Narasumber utama keempat mengungkapkan saat ini sudah bisa merasakan aman dan kenyamanan dalam hidup karena telah mampu memenuhi kebutuhan pokok.

4.5.3 Dampak Penilaian Keadilan Distributif Kesempatan Kerja Bagi

Penyandang Disabilitas 98 Temuan terakhir dari penelitian ini adalah dampak dari penilaian keadilan distributif kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas. Penilaian yang dimiliki oleh narasumber disadari atau tidak telah membawa dampak bagi narasumber tersebut. Berikut dampak tersebut diuraikan berdasarkan temuan dilapangan. Narasumber utama pertama, kedua, dan keempat menilai secara umum keadilan distributif kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas belum adil. Berdasarkan penilain tersebut ketiga narasumber menganggap ketentuan 1 bagi penyandang disabilitas dirasa belum adil dan harus ditingkatkan agar lebih banyak lagi penyandang disabilitas mendapatkan kesempatan. Narasumber utama kedua merasa bahwa peraturan pemerintah dan perundang-undangan belum ada sisi keadilannya bahkan menilai peraturan yang ada belum terlaksana. Hal senada disampaikan oleh narasumber utama keempat bahwa belum ada perhatian sama sekali untuk penyandang disabilitas. Dd merasa seakan-akan penyandang disabilitas diabaikan karena secara tenaga dianggap tidak mampu karena memilii kekurangan fisik. Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dampak dari penilaian tidak adil adalah merasa peraturan yang ada belum ada sisi keadilannya, merasa kesempatan yang ada kurang luas, merasa peraturan yang ada belum terlaksana, perasaan diabaikan serta merasa belum adanya perhatian. Dampak penilaian tersebut akan berbeda ketika melihat penilain kedua dari ketiga narasumber utama tersebut. Penilaian kedua yang dimiliki adalah secara pribadi menilai adil pada keadilan distributif kesempatan kerja berdasarkan kesempatan yang telah diperoleh dan pekerjaan yang dimiliki saat ini. Penilaian adil 99 akan membawa dampak positif bagi narasuber utama. Hal tersebut dapat dilihat dari temuan dilapangan berdasarkan pernyataan dari narasumber uatama. Berikut dapat dilihat dampak yang dirasakan oleh ketiga narasumber utama. Wn menilai pekerjaan saat ini sudah mampu mencukupi kebutuhan ekonomi dan sosial, Tercukupinya kedua kebutuhan tersebut menimbulkan perasaan aman, dan tenang pada Wn. Wn saat ini juga telah memiliki waktu luang untuk keluarga serta menikmati hidup. Wn mampu memandang kehidupan kedepan dengan positif. Wn saat ini hanya memiiki satu harapan yaitu segera memiliki anak. Ks dengan pekerjaannya saat ini sudah mampu mencukupi kebutuhan ekonomi serta membangun hubungan baik dengan teman-teman kerjanya sehingga secara tidak langsung Ks sudah bisa dikatakan sejahtera. Ks saat ini hanya berharap memiliki penghasilan tetap dengan punya toko atau bengkel sendiri, bahkan jika diberi modal Ks bisa membuka jasa jahit sendiri. Ks mengakui bahwa selama ini yang menjadi kendala adalah modal, karena jika berbicara mengenai kemampuan Ks mengakui bahwa setiap kegiatan yang dilakukan oleh orang normal Ks juga bisa mengerjakannya. Ks berprinsip bahwa semua itu tergantung niat hati, jika memiliki kemauan untuk mempelajari suatu pekerjaan pasti akhirnya bisa. Dd bersyukur dengan usaha saat ini sudah dapat memenuhi kebutuhan sehari- hari. Dd juga sudah memiliki perasaan aman dan nyaman dalam hidupnya. Dd memiliki harapan kedepan anak-anaknya agar dapat bersekolah sampai jenjang yang tinggi. 100 Dampak yang dapat dilihat pada narasumber utama ketiga akan berbeda karena Ad menilai secara umum dan pribadi bahwa keadilan distributif kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas sudah dirasakan adil. Ad merasa bahwa pemerintah dan perusahaan sudah memberikan kesempatan dan perhatian pada penyandang disabilitas. Ad bahkan menilai jika ada penyandang disabilitas yang mengalami kesulitan untuk bekerja di sektor informal maka yang perlu dipertanyakan adalah kemauan dan kemampua dari penyandang disabilitas itu sendiri. Penilaian adil pada Ad juga menumbuhkan perasaan berterima kasih pada pemerintah dan perusahaan yang telah mau menerima penyandang disabilitas. Dampak selanjutnya yang dapat dirasakan adalah Ad bisa dikatakan telah sejahtera secara ekonomi dan sosial, terbukti dari niat awal Ad mengajar di SLB Negeri Ungaran. Ad menerima tawaran untuk mengajar karena adanya keterpanggilan bukan semata-mata karena materi. Bukti lain yang bisa dilihat adalah harapan yag saat ini ingin diwujudkan oleh Ad. Harapan Ad kedepan adalah memiliki tempat untuk mencurahkan ilmu kepada siapapun, bukan hanya penyandang disabilitas saja. Ad menyampaikan, tempat yang tidak terlalu bagus yang terpenting layak dan di sana bisa menjadi tempat untuk belajar apapun seperti handicraft, membuat sangkar burung, serta mengukir. Harapan Ad untuk teman-teman penyandang disabilitas agar mempersiapkan diri dengan keterampilan sesuai keinginan dan kemauan mereka. Ad melihat banyak teman-teman penyandang disabilitas yang telah sukses dengan membuka usaha sendiri sesuai keterampilan yang dimiliki, sedangkan bagi yang ingin bekerja di 101 sektor formal maka persiapkan diri untuk bisa bersaing dengan masyarakat umum. Ad berkeyakinan jika ada penyandang disabilitas di daerah Kabupaten Semarang yang sampai saat ini tidak mampu berkarya di perusahaan adalah salah individu tersebut.

4.6 Kesimpulan Temuan Penilaian Keadilan Distributif